Jingga yang sedang patah hati karena di selingkuhi kekasihnya, menerima tantangan dari Mela sahabatnya. Mela memintanya untuk menikahi kakak sepupunya, yang seorang jomblo akut. Padahal sepupu Mela itu memiliki tampang yang lumayan ganteng, mirip dengan aktor top tanah air.
Bara Aditya memang cakep, tapi sayangnya terlalu dingin pada lawan jenis. Bukan tanpa sebab dia berkelakuan demikian, tapi demi menutupi hubungan yang tak biasa dengan sepupunya Mela.
Bara dan Mela adalah sepasang kekasih, tetapi hubungan mereka di tentang oleh keluarganya. Mereka sepakat mencari wanita, yang bersedia menjadi tameng keduanya. Pilihan jatuh pada Jingga, sahabat Mela sendiri.
Pada awalnya Bara menolak keras usulan kekasihnya, tetapi begitu bertemu dengan Jingga akhirnya dia setuju.
Yuk, ikuti terus keseruan kisah Jingga dan Bara dalam membina rumah tangga. Apakah rencana Mela berhasil, untuk melakukan affair dengan sepupunya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yaya_tiiara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3 : Menolak kerjasama
Mela keukeuh dengan pendiriannya, begitu pun Jingga yang mempertahankan keinginannya.
"Kenapa sih lo, nolak maksud baik gue?" tanya Mela, tak habis pikir dengan alasan sahabatnya. "Bara itu orangnya baik juga humble, pas untuk di jadikan calon suami di bandingkan dengan Randy."
"Baik apanya?" tanya Jingga, menyangkal penilaian Mela. "Gue kalo di kantor, habis di marahin dia. Padahal salah gue gak fatal, cuma suka sedikit telat kalo buat laporan aja."
"Wajarlah Bara marah, lo gak profesional. Mentang-mentang kerja di perusahaan milik sepupu gue, lo seenak jidat bikin laporan."
"Hehe!" Jingga terkekeh, melupakan kesedihannya. "Tapi gue tetep gak mau berhubungan dengan cowok, yang namanya Bara Mahendra. Meskipun, dia sepupu tersayang lo" ucap Jingga to the poin. "Lagipula, kenapa lo yang bernafsu jodohin gue dengan dia?"
"Karena gue gak ingin, Bara di miliki wanita lain" ucap Mela, sembari menundukkan kepalanya.
"Apa maksud lo, ngomong kayak gitu?" tanya Jingga semakin heran.
"Karena keluarga Bara berencana menjodohkan dia, dan gue gak setuju."
"Iya, tapi kenapa? Lo, jangan bikin gue mati penasaran."
"Sebab gue cinta sama Bara, kami saling mencintai!"
"Haha!" Jingga tertawa terbahak-bahak. Ia sungguh heran dengan sahabatnya itu, yang bisa-bisanya jatuh cinta dengan orang semacam Bara Mahendra. "Lo gak salah minum obat, kan!? Lo gak demam, atau menderita penyakit lainnya."
"Gue waras, Jingga!" geram Mela.
"Kalo lo memang sehat, gak mungkin jatuh cinta sama sepupu sendiri. Pikirin apa kata keluarga besar lo?"
"Itulah sebabnya, gue minta lo menikah dengan Bara. Supaya hubungan kami, gak terendus keluarga."
"Gue tetep ogah, nikah sama sepupu lo! Lebih baik resign dari kerjaan, daripada tiap hari ketemu dia. Di kantor aja gue males liat muka Bara, apalagi mesti dua puluh empat jam setiap hari natap wajahnya." tutur Jingga meledak-ledak.
"Lo, benar-benar gak setia kawan" keluh Mela frustasi.
"Udah gak jamannya setia kawan, buktinya kekasih gue juga di embat sahabat sendiri."
"Itu bukan gue, Jingga! Jangan samakan dengan si Putri, yang emang dasarnya pelakor."
"Dah, jangan bahas lagi dia! Mending kita nikmati dulu makanan, yang udah gue pesan" saran Jingga, ketika melihat pesanannya sudah datang.
Saat tengah menikmati minumannya, Randy datang tergopoh-gopoh. Ia sudah terlihat rapih, tidak seperti tadi yang hanya memakai kaos dan celana bokser.
"Jingga sayang, aku minta kamu percaya bahwa kejadian tadi akibat ulah Putri. Aku di beri minuman yang berisi obat kuat, hingga terjadilah peristiwa itu."
"Halah basi!" potong Mela keras. "Gue pernah liat lo berdua masuk hotel melati, sewaktu menemui klien yang berminat membeli salah satu apartemen milik Bara" lanjutnya, membuat wajah Randy memerah seketika.
"Bohong lo, Mela!" tangkis Randy. "Malah gue mergokin lo bersama Bara, liburan di bali tahun baru kemaren."
"Berisik kalian berdua! Emang dasar kalian manusia-manusia sampah, yang gak guna" ucap Jingga emosi. "Lo lagi Mel, laki bekas di kasihin gue."
Dengan langkah lebar, Jingga meninggalkan keduanya. Maksud hati ingin mencari solusi terbaik untuk hubungannya bersama Randy, tetapi malah mendapat permintaan yang tak masuk akal.
Di pintu menuju keluar wanita muda itu berpapasan dengan Putri, yang menyusul Randy ke cafe. Tatapan mereka saling bersirobok, memancar sinar kebencian dari keduanya. Jingga menabrakkan bahunya, pada tubuh berisi Putri yang menghalangi jalannya.
"Aww!" pekik Putri keras.
"Lebay lo!"
"Dasar cewek bar-bar, pantes aja Randy ninggalin lo" cibir Putri.
"Randy ninggalin gue itu, karena lo ngasih sesuatu yang gak boleh di miliki sebelum waktunya."
"Sok suci, banget!"
"Daripada lo, yang murahan!"
"Aargh, Jingga!"
Sambil melambaikan tangan dan menempelkan pada bibirnya, Jingga memberikan kiss bye sebagai isyarat perpisahan. Ia memang malas dan muak berurusan lagi dengan Putri maupun Randy, apa yang disaksikannya tadi secara live cukup membuat pertahanannya runtuh. Cita-cita membentuk keluarga samawa, pupus sudah. Yang tertinggal hanya sisa-sisa puing berserakan, tanpa dapat di satukan lagi.
Setelah memesan taksi online, Jingga meneruskan perjalanannya. Kali ini, ia akan mengunjungi makam orang tuanya. Mereka meninggal dunia ketika Jingga berusia tujuh tahun, dalam sebuah kecelakaan beruntun yang terjadi di malam tahun baru. Memang peristiwa itu terjadi sudah lama, tapi rasa kehilangannya seperti baru kemarin.
"Ma, Pa, aku datang" ucap Jingga, sambil mengelus batu nisan ke duanya satu persatu. "Ma, hati ku sakit sekali" isaknya tak tertahankan. "Lelaki yang dulu pernah aku bawa kehadapan kalian, telah mengingkari janji."
Walaupun berusaha bersikap tegar di hadapan sahabat juga mantan kekasihnya, tak urung begitu tiba di makan ke dua orangtuanya Jingga menangis tergugu. Menumpahkan segala keluh kesahnya, yang terasa menghimpit dadanya.
Angin sepoi-sepoi yang bertiup perlahan, seperti ikut merasakan kesedihannya. Membelai rambut hitamnya yang terurai, dan memberikan kesejukan di hatinya.
Jingga segera tersadar dari tangisnya, ia lalu membacakan untaian doa bagi kedua orangtuanya. Tidak seharusnya ia meratapi dirinya, lebih baik mengirimkan doa untuk mereka. Setelah selesai mengadukan nasibnya pada mendiang orangtuanya, Jingga beranjak meninggalkan pemakaman umum dengan langkah gontai.
Taksi online yang dipesannya masih terparkir, karena ia meminta sang sopir untuk menunggu. Begitu melihat Jingga, lelaki paruh baya itu kembali memasuki mobil dan menjalankannya tanpa bertanya.
"Pak, tolong antarkan saya ke panti asuhan kasih ibu" ucap Jingga memberitahu tujuan selanjutnya.
"Siap Non!"
Jingga menikmati pemandangan dari kaca jendela mobil yang tertutup, ia menatap keluar sambil menyandarkan kepalanya di kursi jok belakang. Hari ini begitu cepat berlalu, ia menyalakan gawainya yang tadi di stel mode silent. Banyak panggilan tak terjawab dari Randy, dan ada pop up WhatsApp dari Bara Aditya menanyakan keberadaannya. Ia mengabaikan semua pesan-pesan yang masuk, dan lebih senang menikmati lalu lintas di luar sana.
Tiba-tiba gawainya berbunyi nyaring, menjerit-jerit meminta perhatiannya. Jingga melihat nama Bara sebagai pemanggilnya, tapi dengan cepat ia me-reject panggilan. Lalu memasukkan kembali hapenya, setelah sebelumnya mematikan data. Jingga pikir Bara pasti akan menanyakan padanya, kenapa tidak hadir dalam meeting tadi siang dan menghilang tanpa kabar berita.
"Maaf Non, sudah sampai" suara Pak sopir menyadarkan Jingga, kalo mobil sudah berhenti tepat di depan tujuan.
"Oh ya, makasih Pak. Saya sudah transfer pembayarannya, dan sesuai kesepakatan ada tambahan biaya selama bapak menunggu." ucap Jingga, sambil memperlihatkan nominal angka yang tertera pada gawainya.
"Iya Non, ini sudah masuk" balas Pak sopir sumringah, mendapatkan bonus yang cukup lumayan besar.
"Terimakasih ya, pak!" ujar Jingga, membuka pintu mobil lalu keluar.
"Sama-sama, Non!"
Taksi yang ditumpanginya segera berlalu, meninggalkan kepulan asap dibelakangnya.
...****...
Lanjut Ka Author jangan patah semangat..
Lanjut ka n ttp semangat 💪
kasian Jingga dah di hianati pacar sekarang suami'y
Lanjut Ka Author ttp semangat 💪
I like❤👍
menurut aku nie novel sangat bagus... aku suka tokoh Jingga yg tegas tak banyak drama kumenangis membayangkan...🤣ini mah berbeda tak sperti kbanyakan novel" lain yang hobi mainkan air mata..
Semangat Ka author moga success🏆💪
Sama Laki'y jga kaya punya rencana tidak baik..
Lanjut ka....
Lanjut ka Author ttp semangat