Pertanyaan “Kapan nikah?” pasti sering muncul ketika bertemu dengan keluarga besar atau teman lama, salah satunya pada momen kumpul keluarga atau reuni sekolah.
Pertanyaan ini sering menjadi m0mok bagi sebagian orang terutama kaum hawa. Dapat memicu munculnya rasa cemas dan stres dalam lingkungan sosial atau pergaulan. Tak terkecuali bagi seorang wanita berusia tiga puluh tahun bernama Yumna Salsabila.
Terlebih ibunya menuntut Yumna untuk segera menikah. Dikarenakan Salwa, adik Yumna, juga berencana menikah dengan kekasihnya.
Hidup Yumna mendadak jungkir balik saat kedatangan mantan playboy kelas kakap bukan kelas bulu, bernama Alden Pratama Bentley. Lelaki blasteran yang satu ini telah jatuh hati pada Yumna sejak pertama kali mereka berjumpa. Sementara Yumna belum bisa dengan cepat naik pelaminan bersama Alden karena ada bias di masa lalu yang ia pendam.
Bagaimana jungkir balik cinta Yumna ? Simak kisah mereka💋
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Safira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3 - Kedatangan Alden ke Bandung
Pertanyaan yang menjadi m0mok bagi sebagian orang terutama kaum hawa, kini mencuat dari bibir Salwa yang tertuju pada Yumna. Pertanyaan yang dapat memicu munculnya rasa cemas dan stres dalam lingkungan sosial atau pergaulan. Tak terkecuali bagi seorang Yumna Salsabila.
Walaupun hal ini bukan terjadi untuk pertama kalinya. Sudah sering ia menerima pertanyaan tersebut baik dari Salwa, ibunya maupun rekan-rekan di tempat kerjanya.
Alhasil sering membuat Yumna stres dan paling malas untuk ikut acara reuni maupun kumpul keluarga. Lebih baik ia dikejar target menyelesaikan laporan keuangan yang rumit setiap menjelang tutup buku daripada target kapan menikah.
"Kenapa diam? Malu ya, enggak laku." Salwa pun mengejek Yumna.
"Kalau kamu mau menikah ya menikah saja. Tak perlu ngurusin kapan aku nikah," jawab Yumna.
"Ibu enggak akan merestuiku nikah kalau Mbak Yumna gak nikah duluan. Sampai sini paham, siapa yang bikin susah hidup orang?" sindir Salwa membalas Yumna.
Apa yang dikatakan Salwa sebagian ada benarnya. Bu Ratih memang melarang Salwa melangkahi kakaknya. Sehingga Yumna harus menikah dahulu daripada adiknya.
"Kamu enggak perlu cemas, aku akan segera nikah kok. Jadi setelah aku nikah, kamu bisa bebas kapanpun mau menikah sama pacarmu itu!" seru Yumna.
"Yang benar, Yum?" Bu Ratih begitu terkejut mendengarnya. Sampai-sampai ia berdiri dari sofa ruang tamu dan memandang wajah putri sulungnya yang tengah berdiri menatap Salwa.
"Iya, Bu. Ada pria yang sudah melamarku. Cuma aku belum kasih jawaban. Jika ibu merestuinya, aku akan menikah dengannya."
Salwa begitu heran mendengar ucapan Yumna barusan pada ibunya. Sungguh ia tak percaya jika sang kakak yang dijulukinya pera_wan tua, ada lelaki yang berniat melamarnya.
"Siapa laki-laki itu? Apa aku kenal?"
"Dia bukan orang sini,"
"Orang mana, Yum?" tanya Bu Ratih.
Lalu ketiganya pun memilih duduk bersama di ruang tamu. Kali ini mereka berbincang dengan kepala dingin dan berusaha memukul mundur emosi yang beberapa saat lalu mencuat.
Yumna pun bercerita singkat tentang Alden sebagai sosok pria yang melamarnya. Alden adalah sahabat Langit, suami dari Nanda saat ini.
Keluarga Yumna tentu tahu sekilas tentang Nanda. Dikarenakan Yumna dan Nanda bersahabat sejak menimba ilmu di UGM sekaligus teman satu kos yang sama ketika menjadi mahasiswi.
Akan tetapi, Yumna hanya bercerita jika Alden bekerja di salah satu hotel yang berada di Bali. Ia tak menyampaikan perihal rumah, mobil dan sebagainya yang dimiliki Alden.
"Jadi, dia sudah yatim piatu?" tanya Bu Ratih.
"Iya, Bu. Orang tua Alden sudah meninggal,"
"Terus gak ninggalin warisan sama pacarmu itu?" seru Salwa.
"Gak ada. Alden, orang yang sederhana. Walaupun agak narsis dan suka ceplas-ceplos," jawab Yumna.
Ia tak ingin memperlihatkan harta Alden pada keluarganya. Sebab, Yumna sendiri menilai Alden bukan dari hartanya. Baginya, harta atau uang bisa dicari bersama ketika nanti mereka berumah tangga. Tak perlu mengandalkan warisan dari orang tua.
"Bule keeree kok dipacarin," sindir Salwa. "Mending pacarku, Mas Romeo. Sudah ganteng, tajir, jabatannya manajer perusahaan properti terus mamanya punya salon kecantikan ternama di Jakarta," sambungnya.
Yumna tak menggubris sindiran Salwa barusan.
"Suruh pacarmu itu datang ke sini, Yum. Buat kenalan sama kita semua dan segera meresmikan hubungan kalian ke jenjang selanjutnya," tutur Bu Ratih.
"Iya, Bu. Nanti aku bilang ke dia," ucap Yumna.
"Jangan lama-lama. Biar Mbak segera lepas dari jabatan pera_wan tua dan rencana pernikahanku dengan Mas Romeo enggak kacau cuma gara-gara nunggu Mbak Yumna nikah duluan,"
Yumna hanya mampu mengelus dadanya karena menahan rasa sakit akibat ucapan sang adik. Ada sejumput rasa kecewa di hatinya karena setiap Salwa memojokkan dirinya, ibunya jarang sekali membelanya.
Salwa selalu menjadi anak kesayangan ibunya. Hanya mendiang ayahnya yang selalu berlaku adil baik padanya maupun ke Salwa.
☘️☘️
Keesokan harinya, Bu Ratih dan Salwa begitu terkejut hingga terpelongo melihat kedatangan seorang pria bule berpostur tubuh tegap hingga menjulang tinggi ke atas bukan melebar ke samping.
Bahkan punggungnya selebar pagar kabupaten ketika mereka menyuruh Alden untuk masuk ke dalam rumah. Parasnya sungguh tampan nan rupawan. Tak perlu diragukan lagi secara fisiknya. Ya, dia adalah Alden Pratama Bentley.
Semalam, Yumna menghubunginya. Ia menceritakan singkat, jika Alden memang serius padanya maka segera melamarnya di depan sang ibu di Bandung. Keduanya memang sudah resmi menjadi sepasang kekasih. Walaupun baru seumur jagung, belum ada genap satu bulan ini.
Tanpa basa-basi, Alden langsung memesan tiket pesawat tanpa memberitahukan Yumna terlebih dahulu. Alden berangkat dengan penerbangan paling pagi dari Bandara Ngurah Rai, Bali, menuju Bandara Kertajati, Jawa Barat. Setelah itu ia menaiki taksi online dari Bandara Kertajati ke rumah orang tua Yumna.
Kini ketiganya sudah duduk di ruang tamu.
"Yumna mana, Bu?" tanya Alden usai memperkenalkan diri sebelumnya. Sebab, sejak tadi ia tak melihat kekasih hatinya itu. Padahal ia tengah rindu berat.
"Yumna lagi pergi ke pasar. Sebentar lagi juga pulang kok. Nak Alden mau minum apa?" tawar Bu Ratih.
"Oh enggak perlu repot-repot, Bu. Karena saya ke sini bukan untuk minum atau basa-basi. Saya berniat melamar Yumna, putri sulung ibu yang cantik jelita dan telah membuatku jatuh cinta." Alden langsung to the point.
Bu Ratih seketika tersenyum tipis mendengar gaya Alden berbicara. Romantis tapi lucu dan menggemaskan. Ada rasa bahagia hinggap di benak Bu Ratih karena Yumna sudah punya calon suami sehingga tak perlu dilangkahi oleh Salwa.
Keluarga Yumna tak tahu jika calon menantu yang ada di hadapannya sekarang ini adalah seorang mantan casanova yang sudah melanglang buana dari Kutub Utara hingga ke Kutub Selatan, dari Barat ke Timur hingga ke Tenggara. Sudah seperti kincir angin bukan mata angin lagi.
Bahkan sudah menembus cakrawala sur_ga dunia yang tak terhitung berapa banyak jumlahnya. Akan tetapi, senakal-nakalnya Alden di zaman baheeuula, ia belum pernah tidur dengan seorang pera_wan. Dominan mantan pacarnya di masa lalu sudah tidak gadis lagi.
Jadi, jika ditanya bagaimana rasanya pecah pera_,wan ?
Alden tak tahu. Karena ia belum pernah merasakannya.
Sebab prinsipnya, ia tak mau merusak wanita yang masih suci.
Tatapan menelisik secara tajam dilakukan oleh Salwa pada Alden. Sebab, ia curiga jika Alden hanyalah pria bayaran seperti di novel-novel halu yang pernah ia baca. Seorang pria bayaran yang tampan, kelihatan berduit, gaya parlente dan berpura-pura jadi calon suami kakaknya.
Ia sangat tahu pergaulan Yumna dan teman-teman sang kakak. Yumna dikenal sebagai pribadi yang tertutup, walaupun selalu ceria pada banyak orang di sekitarnya. Jadi, ia masih tak percaya jika Alden adalah benar-benar kekasih sekaligus calon suami sungguhan untuk Yumna.
"Apa modalmu menikahi kakakku?" tanya Salwa secara tiba-tiba pada Alden.
Bersambung...
🍁🍁🍁