Diki Arya Wijaya harus menelan pil pahit saat matanya melihat istrinya masuk ke dalam kamar hotel bersama laki laki lain yang ia tak kenal, dan betapa terkejutnya dia saat mengetahui apa yang di lakukan istrinya dengan laki laki itu di dalam sana membuat ia ingin membunuh keduanya saat itu juga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jero rina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32
Tak teras sudah seminggu sejak kejadian itu Diki belum lagi ketemu dengan Dian, dan itu sungguh menghancurkan mod Diki, semua pekerjaan Diki jadi tidak ada yang bener, Diki selalu marah marah tidak jelas, karna bayangan wajah Dian terus menari nari di kepalanya.
Dian pun juga merasakan hal yang sama dengan apa yang Diki rasakan, bahkan dua sampe sering di marahi atasannya karna pekerjaannya banyak yang salah.
Seperti hari ini, Dian yang melihat Diki di ruangan privat jadi salah tingkah sendiri dan mengantarkan makanan yang seharusnya buat meja sepuluh jadi di antar ke meja dua Lina yang berada tepat di jalan menuju ruang privat tempat Diki lagi meeting.
Lagi dan lagi, kejadian seperti itu sering terjadi seminggu belakangan ini dan membuat Dian hampir kehilangan pekerjaannya. Namun untung masih di belain oleh manager di sana sehingga Dian masih bisa selamat dari pemecatan.
Diki yang melihat sekelebat tubuh Dian di depan ruangan tempat ia meeting pun merasakan dadanya berdegup kencang, dan sukses membuat konsentrasinya pecah seketika.
"Permisi saya ke belakang sebentar, dan lanjutkan sama wakil saya." ucap Diki memotong percakapan Tomi yang menerangkan pembahasan dengan kliennya dan langsung pergi setelah mendapat persetujuan dari kliennya.
Tomi yang melihat raut wajah Diki langsung menghela nafas panjang, karna bukan kali ini saja Diki bersikap seperti ini, sudah seminggu ini Diki berprilaku aneh dan itu sungguh membuat pekerjaan Tomi jadi bertambah dan juga sangat repot akan permintaan Diki yang kadang tak masuk akal.
"Gue gak tau apa yang terjadi sama Lo bos, tapi gue akan lakuin apa saja agar bisa buat Lo bahagia." ucap Tomi dalam hati.
Tomi pun menyelesaikan urusannya dengan kliennya meski tanpa Diki, dan tak perlu waktu lama karna kesepakatan dua belah perusahaan telah terjalin.
Di kamar mandi Diki mengeram kesal karna lagi lagi ia tak dapat menahan perasaannya setiap melihat Dian, jantungnya berdetak lebih kencang dan membuat dadanya sesak karna susah bernafas.
"Apa yang sudah Lo lakukan pada diri gue sehingga sulit banget buat gue ngendaliin diri gue." ucap kesal karna tak mampu profesional saat sama klien pentingnya.
Dian yang di hukum membersihkan toilet oleh bosnya pun tak sengaja melihat Diki sedang ngomel di depan wastafel sehingga tak menyadari kalo dari tadi Dian sudah mendengar apa yang Diki ucapakan.
Deg..
Hati Dian begitu sakit saat mendengar ucapan Diki, Dian tau apa yang di maksud ucapan Diki, meski Dian belum pernah merasakan pacaran tapi Dian tau maksud dari ucapan Diki barusan, hati Dian bagai retak dalam sekejam dan tak menyangka jika laki laki yang ia suka sudah menyukai orang lain.
"Sesakit ini kah mendengar dia memikirkan orang yang dia suka." ucap Dian lirih memegangi dadanya yang sakit tapi tak berdarah.
"Tapi selama janur kuning belum melengkung kan masih bisa di salip ya, aku harus usaha masalah akhirnya dia sama yang lain atau aku yang penting usaha dulu." ucap Dian menyemangati dirinya.
"Tapi kalo dia gak suka aku gimana ding?" ucap Dian lagi.
"Ah bodo amat, yang penting usaha dulu." ucap Dian semangat dan tanpa pikir lagi langsung mendekati Diki yang masih menundukan kepalanya.
"Hay... tuan kita bertemu lagi.." sapa Dian ramah dan memberikan senyum termanisnya buat Diki.
"Mendengar suara Dian, seketika. Diki mengangkat kepalanya dan melihat di kaca Dian sudah berdiri tepat di belakangnya.
Deg... Deg.... deg....
Jantung Diki kembali berdetak bahkan lebih keras dari tadi yang hanya melihat Dian sekilas.
.
.
Bersambung....
Mak othor tunggu ya kunjungan nya..