NovelToon NovelToon
RUMAH EYANG

RUMAH EYANG

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Rumahhantu / Iblis
Popularitas:82.6k
Nilai: 5
Nama Author: Ratna Jumillah

"Kalo sudah malam, jangan keluar rumah ya ndok. Nanti di bawa kuntilanak!"
~~
"Masalah nya bukan di kamu, tapi di dia."
~~
"JADI SELAMA INI EYANG!??"

Dara, adalah seorang gadis yang baru saja lulus sekolah SMA, dia tidak langsung melanjutkan studi karena orang tua nya terkendala biaya. Dara lalu di titipkan pada Eyang nya yang Dara sendiri tidak pernah tau kalau dia punya eyang, dia di kirim ke kampung yang entah itu dimana.

Dan di sanalah Dara mengalami semua kejadian yang tidak pernah dia alami sepanjang hidup nya, dia juga mengetahui rahasia tersembunyi tentang keluarga nya yang tidak pernah dia sangka..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratna Jumillah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EPS. 24. Hari berkabung

Dara sudah bersiap untuk pergi ke pemakaman mang Nuri, dia menggunakan pakaian serba hitam dan sebuah kerudung panjang yang dia kalungkan di leher nya. Tapi dia masih memikirkan suara yang muncul di telinganya sebelum dia tidur tadi, sampai - sampai Dara tidak bisa tidur lama.

Dara mendengar suara deru mobil, dan dia yakin itu pasti Amar. Dara pun hendak keluar dari kamar nya tapi karena dia buru - buru dia pun tidak sengaja menjatuhkan sesuatu dari atas nakas dan menggelinding masuk kedalam kolong ranjang nya.

"Aduh, apa tadi yang jatoh." Gumam Dara.

Tapi karena buru - buru, akhir nya Dara memutuskan untuk nanti saja mengambil benda yang jatuh tadi. Dara lalu keluar kamar dan memang sudah masuk kedalam rumah Amar dan Kyai.

"Assalamualaikum, Ra." Salam Amar.

"Waalaikumsalam." Dara bergabung ke ruang tamu.

"Nak, hari saya tidak membawa orang, mereka sedang sibuk meruqyah di tempat lain." Ujar pak Kyai.

"Ooh, iya kyai nggak apa - apa. Mm, itu saya.." Dara jadi merasa tidak enak sekarang.

"Saya tau, Amar sudah memberitahu saya. Pergilah, saya akan di sini memantau sekitaran rumah kamu dulu." Ujar pak Kyai.

"Makasih banyak, pak Kyai." Ujar Dara, dia merasa lega.

"Amar, ati - ati nyetir nya.. Jangan ngebut." Ujar pak Kyai pada Amar.

"Iya pakde." Sahut Amar.

"Dara, air yang uti ku berikan jangan lupa di bawa.." Ujar Amar dan Dara mengangguk.

"Iya bang. Kalo begitu kami pergi dulu kyai, Assalamualaikum." Salam Dara.

"Waalaikumsalam." Sahut pak Kyai.

Dara dan Amar berjalan menuju mobil, dan saat Dara berjalan.. Pak Kyai memperhatikan sesuatu seperti menempel pada Dara. Sesosok perempuan tapi energi nya gelap..

Dara dan Amar masuk kedalamm mobil, Amar menyalakan mesin lalu melaju pergi dari pekarangan rumah Eyang. Mobil pun mulai menyusuri jalanan dan kebetulan Amar tahu daerah rumah tempat tinggal man Nuri, yang jarak nya tidak begitu jauh, tidak sejauh saat Dara menuju ke rumah mbah uyut.

Amar membuka laci di tengah antar jok dan mengambil sebotol minuman kemudian berwarna kuning pudar lalu memberikan nya pada Dara, Dara pun sedikit kebingungan dengan pemberian dadakan itu.

"Buat kamu dek, supaya suara kamu cepet baikan." Ujar Amar.

"Eh, makasih bang.." Ujar Dara.

"Itu dari uti, air madu sama apa abang nggak tau.." Ucap Amar sambil tersenyum.

"Waah, makasih banget.. nenek inget sama aku." Ujar Dara, Amar pun terkekeh.

"Kamu dateng dengan suara gaharmu dan wajah panik tentu uti nggak bakal lupa." Ucap Amar sambil terkekeh.

Mendengar itu.. Dara pun tersenyum kikuk dan malu sendiri sebab dia datang ke rumah Uti nya Amar dengan wajah yang kuyu, sembab, tubuh kotor dan basah, serta suara yang serak nyaris habis.. sungguh kesan pertemuan pertama terburuk bagi Dara.

"Hehehe.." Dara terkekeh.

"Abang becanda kok, uti nggak bilang gitu. Uti bilang kasian sama kamu, makanya dia bikin minuman itu.. cobain." Ujar Amar dan Dara mengangguk.

"Aku minum ya bang.." Ujar Dara dan Amar mengangguk.

"Hm..''

Dara meminum minuman itu dan rasanya memang enak, ada rasa madu dan entah apa bahan campuran lain nya, Bahkan Dara menghabiskan sampai setengah botol sampai Amar terkekeh..

"Makasih bang, titip bilang makasih juga buat uti nya abang, ya.." Ujar Dara.

"Iya.." Ujar Amar.

Dan tanpa terasa perjalanan mereka sangat lancar, beda dengan saat Dara pergi bersama mang Nuri, cuaca bahkan normal dan tidak turun hujan, hanya mendung. Dan tak lama kemudian mereka dekat dengan lokasi kecelakaan Dara dan mang Nuri.

Dengan mobil Amar, mereka menanjak tanpa ada hambatan sama sekali.. Amar pun menghentikan mobil nya di tempat yang sama saat dia menemukan Dara kemarin.

"Yuk, abang temenin kamu. Siram air ini ke tempat dimana mobil eyang kamu kecelakaan, dan.. pakdemu meninggal." Ujar Amar dan Dara mengangguk.

Melihat jalan itu saja hati Dara sudah bergemuruh, dia masih ingat dengan betapa mengerikan dan menegangkan nya kejadian kemarin yang akhir nya merenggut nyawa mang Nuri. Rasa nya tangis nya kembali ingin pecah tapi dia tahan..

Dara dan Amar pun turun dari mobil, dan dengan tangan gemetar Dara memegang botol berisikan air yang sudah di doakan oleh uti nya Amar. Amar tahu Dara pasti kembali terpukul, dia bisa melihat dari mata Dara yang memerah seperti menahan tangis nya.

"Dara.." Panggil Amar dan Dara mengangguk.

Mereka kemudian turun dari sana dan mendekati tempat kejadian perkara yang sudah menewaskan mang Nuri, Amar membantu Dara turun dari tebing dan kini mereka sudah berada di bawah, di tempat dimana Dara mendapati bahwa mang Nuri sudah tidak bernafas lagi.

"Kamu siramkan.." Ujar Amar dan Dara mengangguk.

Dara maju mendekat ke tempat dimana sebelum nya bangkai mobil eyang nya terbalik setelah kecelakaan, dengan sekuat tenaga dan sekuat hati Dara menahan tangis nya tapi tetap saja air matanya jatuh. Ingatan saat dia mengecek nadi mang Nuri masih terekam jelas..

"hiks.." Dara akhir nya tidak bisa menahan sesak di dada nya.

Dara jongkok dan menyiramkan air itu di titik dimana mang Nuri meninggal dunia, tangan nya gemetar karena semuanya masih tampak nyata di ingatan Dara.

'Selamat jalan pakde, maafin Dara udah bikin pakde pergi. Pakde adalah orang baik yang Dara temuin..' Batin dara.

"Maaf pakde.." Gumam Dara dengan tubuh berguncang.

Dan entah mengapa.. Amar yang berdiri di belakang nya ikut berkaca - kaca melihat Dara seperti itu, sampai akhir nya Amar membalikan badan nya membelakangi Dara, dan dengan tangan nya Amar terlihat menghapus air matanya.

"Hufffttt.." Amar sampai menghela nafas panjang, untuk mengendalikan dirinya.

Dara lalu memanjatkan doa di sana, dia berdoa dengan sungguh - sungguh untuk mang Nuri, dan setelah selesai.. Dara pun bangun dari jongkok nya dan berbalik..

Dara melihat punggung Amar yang menutupinya dari cahaya matahari, Dara merasa sangat beruntung bertemu dengan orang baik seperti Amar.

"Abang.." Panggil Dara, dan Amar tersentak kaget.

"Ya?" Sahut Amar dan berbalik menatap Dara.

"Udah selesai?" Tanya Amar dan Dara mengangguk.

"Ya sudah, yuk naik.." Ujar Amar dan mengulurkan tangan nya pada Dara.

Dara pun menyambut tangan Amar, dan mereka berdua naik bersama dengan Amar yang menggandeng tangan Dara agar Dara tidak jatuh terperosok kebawah lagi. Setelah sampai di atas, Dara melepaskan gandengan tangan nya dari Amar dan Amar tersenyum..

"Maaf ya.. Abang cuma jaga kamu." Ujar Amar.

Mendengar itu Dara tersenyum, bagi Dara Amar sangat baik.

"Nggak apa - apa, bang." Sahut Dara.

"Yuk lanjut jalan." Ajak Amar dan Dara mengangguk.

Mereka lalu melanjutkan perjalanan mereka, tidak sampai setengah jam mereka sampai di sebuah gang dan Amar berhenti di pinggiran jalan. Amar turun dari mobil dan kemudian tampak seperti sedang bertanya dengan warga yang ada di sana.

"Oohh almarhum mang Nuri?? Rumah nya di sana mas, yang cat nya ijo tosca. Dari sini mas lurus aja, nanti ada perempatan masih lurus, terus nanti ada warung sembako, nahh... di depan nya, mas." Ujar seorang bapak - bapak menjelaskan pada Amar.

"Tapi mobil ndak bisa masuk mas, sempit jalan nya. Kalo mau mas nya parkir di sebelah situ saja mas, ada lahan kosong." Imbuh bapak - bapak tadi.

"Ooh, iya pak. Makasih banyak ya pak." Ujar Amar dan bapak - bapak itu mengangguk ramah.

"Njeh mas, monggo." Sahut nya.

Amar pun kembali masuk kedalam mobil dan mobil itu pun maju sedikit menuju lahan kosong milik warga, setelah nya ia dan Dara bersiap turun..

"Ninu! Ninu! Ninu! Ninu!"

DEG!!!

Dara terkejut melihat sebuah ambulans berhenti tepat di depan pintu masuk gang, sudah pasti itu adalah..

"Pakde."

BERSAMBUNG

1
⍣⃝ꉣꉣAndini Andana
seru! menegangkan! lanjut kak Thor, ditunggu trs update nya 😚
⍣⃝ꉣꉣAndini Andana
marathon baca, akhirnya sampai juga disini... /Sleep/
Yuli a
bungkusan apa...itu, kok bisa diperebutkan antara manusia dan the myth..? kayak harta kirun aja... diperebutkan Sampek mempertaruhkan nyawa ..😭😭😭🤧🤧
Jati Putro
ada rahasia apa di rumah eyang Purwa ,
waktu keris hilang di bawa kabur bi Lastri di sana ,
skrg bungkusan merah juga ,
kira2 apa isinya
knp dara dan amar mudah terkecoh tipu muslihat setan
🍭ͪ ͩ💜⃞⃟𝓛 S҇ᗩᑎGGITᗩ
deg degan tapii nunggu up ...
duhh duhh
bang amar selamat kan dara
yulithong
hehhh lamanya terungkap....
neni nuraeni
iiiih greget bnget sih...up nya bnyakin dong seru nih,lgi" tegang" nya eh mlh bersmbung
⧗⃟ᷢʷ𝙵𝚑𝚊𝚗𝚒𝚊🦂🦂🦂
ihhh cuma satu bab... mana makin menegangkan... 😬😬😬😬😬
E7V1N
Bikin deg-degan ini 🤭
icha amelia
lagi dong thor
Hary Nengsih
tambah degdegan
让让
seru
Zuhril Witanto
akhirnya ketemu...
Zuhril Witanto
tegang nih takut ada yang ganggu
Zuhril Witanto
apa itu eyang putra
Rizky Ivan
seru thor lanjut
wasiah miska nartim
ruangan bawah tanah berguna buat ngumpet
☠ᵏᵋᶜᶟ Қiᷠnꙷaͣŋͥ❁︎⃞⃟ʂ⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔
hayuk cepetan di ambil
icha amelia
duh digantung nih
neni nuraeni
aduh penasaran...kanjut Kundang kah....😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!