NovelToon NovelToon
Mr. D

Mr. D

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / CEO / Nikah Kontrak / Anak Yatim Piatu / Percintaan Konglomerat
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: Nedl's

Menikah dengan pria yang bahkan belum pernah ia temui? Gila!

Ceira Putri Anggraini tak pernah membayangkan hidupnya akan berubah drastis dalam semalam. Dari seorang gadis yatim piatu yang berjuang di tengah kemiskinan, kini ia menjadi istri dari Daniel Dartanto, pria berusia 30 tahun yang kaya, dingin, dan penuh misteri.

Pernikahan ini terjadi karena utang budi. Tapi bagi Daniel, Ceira hanyalah kewajiban.

Satu atap dengan pria yang nyaris tak tersentuh emosi, Ceira harus bertahan dari tatapan tajam, sikap dingin, dan rahasia besar yang disembunyikan seorang Daniel.

Namun, semakin lama ia mengenal Daniel, semakin banyak pertanyaan muncul.

Siapa sosok yang diam-diam Daniel kunjungi di rumah sakit?
Kenapa hatinya mulai berdebar di dekat pria yang awalnya ia benci?

Dan yang paling penting—sampai kapan ia bisa bertahan dalam pernikahan tanpa cinta ini?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nedl's, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 14 Masa Lalu yang Kembali

Ceira akhirnya bisa pulang.

Setelah lebih dari seminggu terperangkap dalam dinding putih rumah sakit yang membosankan, hari ini ia bisa menghirup udara segar di luar sana. Ia menghela napas lega, duduk di tepi ranjang sambil melihat Gina yang tengah sibuk membereskan barang-barangnya.

“Ya ampun, Ceira, cuma seminggu lebih di rumah sakit, tapi barang-barangmu sebanyak ini,” gumam Gina sambil menggeleng-gelengkan kepala, melipat pakaian Ceira dan memasukkannya ke dalam koper.

Ceira tertawa kecil. “Apa boleh buat? Aku nggak bisa hidup dengan satu-dua barang aja Ma.”

Gina menghela napas sambil tersenyum, lalu menatap Ceira yang kini tengah memainkan ponselnya. “Daniel sebentar lagi datang. Tadi dia bilang masih ada pertemuan dengan dewan direksi.”

Ceira hanya mengangguk, tidak terlalu memikirkan ucapan Gina. Selama seminggu ini, tidak ada lagi telepon misterius, tidak ada ancaman, tidak ada gangguan aneh seperti sebelumnya. Itu membuatnya sedikit lebih tenang.

Namun, beberapa menit kemudian, ponsel Gina berdering. Wanita itu mengangkat teleponnya dan berbicara sebentar sebelum menghela napas panjang.

“Ada apa, Ma?” tanya Ceira, penasaran.

Gina menutup teleponnya dan menatap Ceira dengan ekspresi sedikit kesal. “Daniel nggak bisa menjemput kita. Dia bilang ada rapat penting lagi dan minta mama yang mengantarmu pulang. Tapi…” Gina mendesah, “…katanya lebih baik kita pulang ke rumah Mama saja, demi keamananmu.”

Ceira terdiam sesaat. Ia bisa memahami kekhawatiran Daniel, tetapi tetap saja, hatinya sedikit terusik. Daniel selalu seperti ini—terkadang terlalu berlebihan dalam melindunginya.

Gina, di sisi lain, langsung mengomel tanpa ragu. “Astaga, anak itu! Bisa-bisanya memilih kerja dibanding menjemput istrinya sendiri yang baru keluar dari rumah sakit? Mama benar-benar tidak habis pikir!”

Ceira terkekeh mendengar keluhan Gina, meskipun jauh di lubuk hatinya, ada sesuatu yang terasa aneh.

 Daniel benar-benar sangat sibuk? Mungkin dia memang tidak sepenting itu untuk mengalihkan Daniel dari pekerjaannya.

Ceira menggelengkan kepalanya, yasudahlah toh dia sudah terbiasa.

...----------------...

Di tempat lain, jauh dari ruang pertemuan dewan direksi, Daniel Dartanto baru saja mengakhiri panggilannya dengan sang ibu.

Namun, alih-alih berada di kantor seperti yang ia katakan, pria itu sebenarnya masih berada di rumah sakit. Langkahnya cepat dan mantap menyusuri lorong-lorong yang sunyi, dadanya berdegup keras saat ia semakin dekat dengan tujuannya.

Di hadapannya kini berdiri sebuah pintu kamar rawat inap dengan papan nama yang tertulis jelas:

Bunga Andiani.

Daniel menatap pintu itu dalam diam, mengatur napasnya. Tangannya terkepal di sisi tubuhnya, pikirannya berkecamuk.

Bunga…

Gadis yang sudah lama ia nantikan.

Gadis yang telah lama terbaring koma, tidak memberikan tanda-tanda kehidupan … hingga hari ini dia sudah sadar dari koma nya.

Daniel tidak tahu bagaimana seharusnya ia bereaksi. Apakah ia harus merasa lega? Senang? Atau justru khawatir?

Bunga adalah bagian dari masa lalunya—sebuah bagian yang selama ini ia pikir tidak akan pernah kembali.

Selama bertahun-tahun, ia hidup dengan perasaan bersalah karena tidak bisa melindunginya. Ia hidup dengan bayangan seorang gadis yang tertidur panjang tanpa kepastian kapan akan membuka matanya lagi.

Dan sekarang, Bunga sudah sadar.

Daniel menarik napas panjang, berusaha mengumpulkan keberanian sebelum akhirnya mendorong pintu dan melangkah masuk.

Ruangan itu sunyi, hanya terdengar suara mesin medis yang berbunyi pelan.

Dan di sana, di atas ranjang putih itu, Bunga Andiani duduk dengan tubuh lemah. Wajahnya masih terlihat pucat, tetapi matanya terbuka—mata yang sudah bertahun-tahun tidak melihat dunia.

Mata yang kini menatapnya.

“Daniel…” suara Bunga terdengar lemah, tetapi cukup untuk membuat Daniel terpaku di tempatnya.

Dadanya berdegup lebih kencang.

“Aku…” Bunga mencoba berbicara lagi, tetapi suaranya terputus. Air mata perlahan menggenang di matanya. “A-aku… aku pikir aku tidak akan pernah melihatmu lagi.”

Daniel menelan ludah, berusaha mencari kata-kata yang tepat. Namun, tenggorokannya terasa kering.

Gadis itu … benar-benar sadar.

Perasaan yang menghantam dadanya begitu rumit—senang, terkejut, sekaligus cemas.

Daniel berjalan mendekat, lalu duduk di tepi ranjang, menatap gadis itu dengan ekspresi yang sulit diartikan. “Bunga … bagaimana perasaanmu?”

Bunga tersenyum lemah. “Aku … Ini masih terasa seperti mimpi. Semuanya terasa samar. Aku tidak tahu sudah berapa lama aku tertidur.”

Daniel menghela napas. “Lama. Sangat lama.”

Bunga menatapnya, lalu mengangkat tangannya yang kurus, mencoba menyentuh wajah Daniel. “Kamu … tidak berubah.”

Daniel terdiam, membiarkan tangan Bunga menyentuh pipinya. Sentuhan itu terasa asing, tetapi juga familiar.

Bunga tersenyum tipis. “Kamu masih Daniel yang sama. Tapi … ada sesuatu yang berbeda.”

Daniel tidak menjawab.

Bunga menatapnya dalam-dalam. “Kamu … sudah menikah, ya?”

Daniel tersentak. “Dari mana kamu tahu?”

Bunga tersenyum kecil, tetapi matanya berkabut. “Aku bisa melihatnya. Ekspresi matamu. Ada seseorang yang kini mengisi hidupmu, kan?”

Padahal Bunga berbohong, dia tahu itu semua dari Mommy nya. Ada sedikit perasaan nyeri di hati ketika mendengar mommy berkata jika Daniel sudah menikah. Dia tidak terima, tapi mau bagaimana lagi. Dia akan berusaha untuk mengerti keadaan ini.

Daniel menatapnya lama, lalu mengangguk pelan. “Ya.”

Bunga menelan ludah, lalu memalingkan wajahnya. “Aku mengerti.”

Keheningan menyelimuti mereka.

Ada banyak hal yang ingin Daniel katakan, tetapi lidahnya terasa kelu.

Bunga masih di sini, di hadapannya. Gadis yang dulu pernah ia jaga, gadis yang ia pikir telah pergi selamanya, kini kembali.

Namun, hidupnya sudah berubah.

Ada Ceira.

Ada perasaan yang mulai tumbuh di antara mereka.

Bunga menghela napas panjang, lalu kembali menatap Daniel dengan senyum tipis. “Aku senang kamu bahagia, Daniel.”

Daniel tidak tahu harus berkata apa.

Tapi satu hal yang ia tahu…

Hidupnya kini semakin rumit.

Dan ini baru permulaan.

Bunga menatap Daniel dengan sorot mata yang lembut, meskipun ada kepedihan yang tersembunyi di dalamnya. Ia menarik napas pelan sebelum akhirnya berkata, “Daniel, aku ingin kamu melupakan semua yang pernah terjadi. Kita nggak bisa kembali ke masa lalu, dan aku nggak pengen menjadi bayang-bayang di hidup kamu lagi. Kamu sudah punya seseorang di sisimu sekarang, jadi jalani hidupmu dengan bahagia bersama istrimu.” Suaranya terdengar tulus, meskipun ada sedikit getaran di sana.

Daniel membuka mulutnya, ingin mengatakan sesuatu, tetapi Bunga lebih dulu melanjutkan, “Terima kasih karena selama ini kamu sudah menungguku, menjaga harapan itu meskipun mungkin kamu sendiri nggak sadar. Aku menghargai semua yang pernah ada di antara kita, baik yang indah maupun yang menyakitkan. Itu bagian dari hidup kita, tapi sekarang… kita harus melangkah maju.” Tatapan matanya penuh keikhlasan, meskipun hatinya masih menyimpan perasaan yang sulit diungkapkan.

Daniel menatap Bunga dalam diam, merasakan beratnya kata-kata yang baru saja diucapkan gadis itu. Ada sesuatu di dalam dirinya yang ingin menolak, tapi di saat yang sama, ia tahu bahwa Bunga benar. Hidup terus berjalan, dan ia tidak bisa terus terjebak dalam bayang-bayang masa lalu. Dengan helaan napas panjang, Daniel mengangguk pelan. “Aku mengerti,” katanya lirih. Mungkin ini akhir dari satu kisah lama, tetapi juga awal dari lembaran baru dalam hidupnya.

BERSAMBUNG....

1
seftiningseh@gmail.com
menurut aku novel nya bagus bgt aju aika bgt sama prolog nya bikin penasaran dan dari Simpsons nya juga bikin penasaran bgt
maka nya aku baru baca prolog nya

oh ya kak jangan lupa baca novel aju judul nya Istri kecil tuan mafia
Lalaluna: terimakasih kak, okaiii siap kak🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!