NovelToon NovelToon
Ketika Istriku Berbeda

Ketika Istriku Berbeda

Status: tamat
Genre:Cintapertama / Berbaikan / Cinta pada Pandangan Pertama / Tamat
Popularitas:1.6M
Nilai: 4.9
Nama Author: Muhammad Yunus

"Mas kamu sudah pulang?" tanya itu sudah menjadi hal wajib ketika lelaki itu pulang dari mengajar.

Senyum wanita itu tak tersambut. Lelaki yang disambutnya dengan senyum manis justru pergi melewatinya begitu saja.

"Mas, tadi..."

Ucapan wanita itu terhenti mendapati tatapan mata tajam suaminya.

"Demi Allah aku lelah dengan semua ini. Bisakah barang sejenak kamu dan Ilyas pulang kerumah Abah."

Dinar tertegun mendengar ucapan suaminya.

Bukankah selama ini pernikahan mereka baik-baik saja?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muhammad Yunus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Beda.

"Hassan!" Hassan memutar tumit, ketika mendengar seruan Abahnya yang memanggil namanya.

Pemuda yang hampir satu Minggu tidak pulang itu menemukan kedua orang tua angkatnya berdiri tak jauh darinya.

Kiai Ahmad Sulaiman yang lebih dulu menghampiri, membuat Hassan sedikit malu, sebab membiarkan orang yang lebih tua mengalah pada yang muda.

"Mari pulang bersama." tawarnya pada sang putra yang kini lebih memilih menjauh.

"Abah, Hassan ada hal yang.."

"Besok, Ahad, Hassan. Abah lebih tahu kegiatanmu."

Hassan menunduk malu.

Kiai Ahmad Sulaiman meraih pundak putranya.

"Kamu kecewa sama Umi?" tanya Pak Kiai. Hassan menggeleng pelan.

"Kamu tahu, betapa sayangnya umi sama kalian, kamu tega membiarkan umimu nangis sepanjang malam? Dia rindu sama putranya yang kecewa, tapi dia juga khawatir jika membiarkan kalian bersama, kalian justru tidak bahagia." tutur Kiai Ahmad Sulaiman yang membuat Hassan melihat pada Umi Zalianty yang ikut melihatnya dari tempatnya berdiri.

Mata beliau berkaca-kaca. Hassan merasa perkataan Abahnya tidaklah bohong. Hassan tahu uminya tidak bermaksud menyakiti hatinya.

"Pulanglah, Nak. Kita bahas lebih dalam soal perasaanmu." Hassan mengangguk setuju, matanya tak melepas pandangannya pada Umi Zalianty yang menangis di sana.

Ah, Hassan jadi merasa bersalah, tidak seharusnya dia merasa paling tersakiti, disana ada ibu yang selama ini mengurusnya tanpa pamrih.

"Maafkan, Umi." Dalam dekapannya, punggung Umi Zalianty bergetar. Hassan juga meminta maaf karena sadar jika kepergiannya semakin menambah beban orang tuanya.

Dalam perjalanan menuju kediaman Kiai Ahmad Sulaiman, Umi Zalianty tak melepaskan genggaman tangannya pada Hassan.

Sebenarnya tidak ada maksud untuk menolak perasaan Hassan pada Dinar. Tapi mengingat Dinar lupa pada semua, Umi Zalianty takut langkah Hassan memilih Dinar akan sangat berat.

Hassan juga putranya. Dia ingin melihat anak-anaknya bahagia. Tapi jika kebahagiaan Hassan adalah Dinar. Maka yang bisa ia lakukan adalah merestui.

"Assalamualaikum..." ketiganya masuk kedalam rumah yang selama ini penuh canda tawa dan kebahagiaan.

Sepi.

Hanya ada mba Tutik yang menyambut mereka.

"Dimana Dinar, Mbak?" tanya Hassan.

"Di kamar, Dinar tidak pernah beranjak dari kamarmu." bukan Tutik yang menjawab, melainkan Umi Zalianty.

Hassan kaget, Hassan pikir Dinar berada di kamarnya sendiri, tapi ternyata justru di kamarnya. Bukan Hassan tidak suka, tapi merasa aneh saja.

Melihat pada Abah dan Uminya, Hassan akhirnya izin menemui Dinar.

Hassan melangkah dengan tak sabaran, begitu sampai di depan kamar yang selama ini ia tempati. Hassan gegas mengetuk pintunya.

"Masuk saja , Mah. Dinar lagi rebahan." suara yang amat sangat dirindukannya terdengar. Tapi mendengar kata rebahan, jantung Hassan bergemuruh.

Hassan perlu waktu sejenak untuk menenangkan detak jantungnya, sebelum akhirnya memutar kenop pintu.

"Assa.." salam Hassan tak tuntas sebab pemandangan di atas kasur membuat tubuhnya mematung seketika.

Disana, di atas kasurnya. Seorang wanita dengan kaos oblong miliknya dan celana motif bunga-bunga sedang bobok cantik dengan tap ditangan.

Dinar melihat padanya, dan langsung tersenyum. "Aku kira tadi, Mama. Ternyata kamu." ucap Dinar yang semakin membuat Hassan terheran-heran.

Tadi, karena penampilan Dinar yang tanpa hijab, kini sebutan kamu untuknya.

"Masuk saja, punggungku sakit kalau kelamaan duduk."

Benarkah dia Dinar yang sama? Tutur bahasa dan cara bicaranya sangat berbanding terbalik.

"Malah bengong!" tegur Dinar yang membuat Hassan menoleh.

Dinar sudah duduk bersandar di kepala tempat tidur, seperti menunggunya untuk bicara, mau tidak mau Hasan melangkah masuk dengan membiarkan pintu kamar terbuka.

"Ngomong -ngomong hubungan kita apa? Aku udah tanya Mama dan Papa, katanya kamu bukan Kaka aku, mereka minta aku tanya sama kamu."

Hassan menelan ludah. Mama, Papa? Semua benar-benar tak sama.

"Yang aku lihat dari album foto, kita sangat dekat. Apa kita sepasang kekasih?"

Andai saja Hassan sedang meminum sesuatu, sudah dipastikan dia langsung tersedak saat ini juga.

Sepasang kekasih?

Bibir kecil itu mencabik. "Salah ya? Tunangan? Atau.... Istri?" Pekik Dinar kemudian.

Hassan bukan lagi kaget, tapi syok.

"Ya Tuhan... Kita sepasang suami istri?" bukan lagi pertanyaan pelan, tapi setengah teriak. Hassan sampai kaget.

"Dinar, tenang!" pinta Hassan.

"Ya Tuhan...Aku benar-benar tidak mengingat apapun, bahkan pada suamiku sendiri." wajah itu berubah sendu.

"A-aku bukan suamimu." tutur Hassan, "Tapi seseorang yang ingin meminang mu menjadi istri." Hassan segera meralat.

Mata Dinar berkedip-kedip lucu, ada rasa gemas dan juga nelangsa yang dirasakan Hassan secara bersamaan.

"Syukurlah, aku akan sangat merasa bersalah jika sampai melupakan suamiku, tapi melihat tidak ada album foto pengantin di sini, aku yakin kita masih belum menikah." wajah putih itu merona.

Lagi-lagi perasaan sedih menyusup di hati Hassan. Bagaimana jika suatu hari nanti Dinar mengingat Irham dan Ilyas? Bisakah kelak Dinar memaafkannya?

Di samping pintu yang terbuka itu, ada Kiai Ahmad Sulaiman dan Umi Zalianty yang mendengar suara Dinar dan Hassan.

Masa Iddah Dinar sudah lewat. Sudah empat bulan sepuluh hari lebih Irham tiada. Tapi ke khawatiran mereka justru di hari mendatang. Andai Tuhan memulihkan ingatan Dinar. Akankah Hassan hari itu sudah dapat merebut hati Dinar, atau justru membuat Dinar kecewa nantinya.

Mereka saling pandang. Mungkin yang perlu mereka lakukan adalah mendukung keinginan Hassan.

"Jadi, kita sebenarnya saling mencintai, ya?" Hassan tidak sempat menghindar saat tangan kecil Dinar sudah berada di dadanya.

Gemuruh di jantungnya semakin menggila, sebab tangan kecil itu menempel di sana.

"Detak jantungmu kuat sekali."

Ya Allah..kuatkan iman hamba Mu.

"Di-dinar jangan begini.." Hassan mencoba melepaskan tangan Dinar di dadanya, tapi Dinar kembali meletakkan tangannya lagi.

"Aku harus panggil kamu apa?" bulu mata lentik itu mengerjab- ngerjab cantik. Harum nafas Dinar membuat bulu kuduk Hassan berdiri. Wajah mereka hanya berjarak lima senti, demi apapun Hassan grogi.

"Kamu kayak artis Korea yang sering ku tonton beberapa hari ini, emmm.. " Dinar tampak berpikir. "mirip Kim Soo-hyun."

Hassan ternganga.

Dinar berbinar.

Siapa Kim Soo-hyun?

Apa dia memiliki wajah tampan? Atau justru sebaliknya.

Google mana google? Hassan perlu Googling.

"Jadi masih mau lanjut nggak nikahin aku? Aku bosen woe, dilarang kemana-mana, kata mereka tu, takut ada yang nanya-nanya tentang hari kemarin atau lampau, nanti aku pingsan lagi."

Tidak mendengar dengan jelas ucapan Dinar berikutnya, karena Hassan sedang menghafal nama artis yang Dinar samakan dengan wajahnya.

Semoga tidak jelek-jelek amat.

Nanti Hassan akan segera Googling untuk mencari tahu rupa artis tersebut.

Allahuakbar...

Hassan terjingkat saat Dinar memukul lengannya.

"Pikir-pikir dulu kalau mau melanjutkan rencana pernikahan kita, aku lagi begini, jangankan ingat apa saja rencana kita di masa depan, ingat sama kamu saja tidak. Pasti sulit untuk kamu, aku kayak gini .."

"Akan ku minta izin pada Abah, jika kamu setuju aku mau menikahi mu secepatnya."

Hassan gegas meninggalkan kamar, dia tidak sanggup terlalu lama di sana, Dinar yang ini sangat berbeda.

1
Cinta Salsabila
saya suka ceritanya 👍👍👍👍
nietta harry
sholat berjamaah berdua?? bukankah Dinar dlm masa nifas setelah melahirkan...???
Lilan
pernah ada d posisi Dinar.. kuat Dinar kami bisaa
Lilan
sampai bab ini nyesek banget, ngebayangin ada diposisi Dinar mungkin aku gak sanggup.🙏🙏
Hera
wuuiih sad ending Dinarnya 😢😭
Hera
👍🏻👍🏻👍🏻
Tri Utari Agustina
Ceritanya bagus banget Thor semoga bermanfaat novel bagi pembaca
Sandisalbiah
𝚋𝚎𝚗𝚎𝚛𝚊𝚗 𝚜𝚊𝚍 𝚎𝚗𝚍𝚒𝚗𝚐...
Sandisalbiah
𝚍𝚞𝚕𝚞 𝙳𝚒𝚗𝚊𝚛 𝚢𝚐 𝚊𝚖𝚗𝚎𝚜𝚒𝚊 𝚜𝚊𝚖𝚙𝚊𝚒 𝚕𝚞𝚙𝚊 𝚜𝚎𝚐𝚊𝚕𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚍𝚊𝚗 𝚋𝚎𝚐𝚒𝚝𝚞 𝚒𝚗𝚐𝚊𝚝𝚊𝚗 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚔𝚎𝚖𝚋𝚊𝚕𝚒 𝚍𝚐𝚗 𝚔𝚎𝚓𝚊𝚖 𝚍𝚒𝚊 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚑𝚞𝚓𝚊𝚝 𝚜𝚞𝚊𝚖𝚒𝚗𝚢𝚊.. 𝚔𝚒𝚗𝚒 𝚐𝚊𝚗𝚝𝚒𝚊𝚗 𝙷𝚊𝚜𝚊𝚗 𝚢𝚐 𝚑𝚒𝚕𝚊𝚗𝚐 𝚒𝚗𝚐𝚊𝚝𝚊𝚗, 𝚊𝚙𝚊 𝚍𝚒𝚊 𝚋𝚊𝚔𝚊𝚕 𝚐𝚊𝚗𝚝𝚒𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚖𝚋𝚞𝚊𝚗𝚐 𝙳𝚒𝚗𝚊𝚛 𝚍𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚒𝚔𝚞𝚝𝚒 𝚔𝚎𝚖𝚊𝚞𝚊𝚗 𝚒𝚋𝚞 𝚔𝚊𝚗𝚍𝚞𝚗𝚐𝚗𝚢𝚊? 𝚔𝚘𝚗𝚏𝚕𝚒𝚔𝚗𝚢𝚊 𝚐𝚊𝚔 𝚓𝚊𝚞𝚑² 𝚍𝚊𝚛𝚒 𝚔𝚎𝚌𝚎𝚕𝚊𝚔𝚊𝚊𝚗 𝚍𝚊𝚗 𝚊𝚖𝚗𝚎𝚜𝚒𝚊 𝚓𝚞𝚐𝚊 𝚔𝚎𝚖𝚊𝚝𝚒𝚊𝚗 𝚒𝚗𝚒.. 𝚍𝚛 𝙸𝚛𝚑𝚊𝚖 𝚍𝚊𝚗 𝙸𝚕𝚢𝚊𝚜..
Dewa Rana
kok dinar gak pegang uang sedikitpun
Tri Utari Agustina
Bikin emosi aja Irham rasakan suami Ratih datang dengan emosi
Tri Utari Agustina
Rasakan Eliyas istri pergi gimana rasanya istrinya
Sandisalbiah
𝚔𝚎𝚙𝚞𝚝𝚞𝚜𝚊𝚗 𝙷𝚊𝚜𝚊𝚗 𝚜𝚞𝚍𝚊𝚑 𝚋𝚎𝚗𝚊𝚛, 𝚕𝚎𝚋𝚒𝚑 𝚋𝚊𝚒𝚔 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚑𝚒𝚗𝚍𝚊𝚛𝚒 𝚝𝚎𝚛𝚓𝚊𝚍𝚒𝚗𝚢𝚊 𝚖𝚊𝚜𝚊𝚕𝚊𝚑, 𝚊𝚙𝚊 𝚕𝚊𝚐𝚒 𝚒𝚗𝚒 𝚋𝚎𝚛𝚑𝚞𝚋𝚞𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚍𝚐𝚗 𝚘𝚛𝚐 𝚝𝚎𝚛𝚍𝚎𝚔𝚊𝚝𝚗𝚢𝚊
Sandisalbiah
𝚜𝚊𝚝𝚞 𝚛𝚞𝚋𝚊𝚑 𝚋𝚎𝚝𝚒𝚗𝚊 𝚋𝚎𝚛𝚑𝚊𝚜𝚒𝚕 𝚖𝚎𝚖𝚋𝚞𝚊𝚝 𝚐𝚎𝚐𝚎𝚛 𝚜𝚊𝚝𝚞 𝚙𝚘𝚗𝚍𝚘𝚔 𝚙𝚎𝚜𝚊𝚗𝚝𝚛𝚎𝚗.. 𝚑𝚎𝚋𝚊𝚝 𝚜𝚎𝚔𝚊𝚕𝚒 𝚒𝚗𝚒 𝚋𝚎𝚝𝚒𝚗𝚊 𝚢𝚐 𝚐𝚊𝚔 𝚋𝚎𝚛𝚊𝚔𝚑𝚕𝚊𝚔.. 𝚑𝚒𝚍𝚞𝚙 𝚕𝚊𝚐𝚒.. 𝚍𝚒𝚊 𝚓𝚞𝚐𝚊 𝚍𝚊𝚕𝚊𝚗𝚐 𝚍𝚒 𝚋𝚊𝚕𝚒𝚔 𝚙𝚎𝚗𝚞𝚜𝚞𝚔𝚊𝚗 𝚊𝚢𝚊𝚑 𝙳𝚒𝚗𝚊𝚛.. 𝚑𝚊𝚒𝚜𝚑𝚑
Sandisalbiah
𝚔𝚎𝚗𝚢𝚊𝚝𝚊𝚊𝚗 𝚗𝚢𝚊 𝚖𝚎𝚖𝚊𝚗𝚐 𝚊𝚍𝚊 𝚜𝚎𝚋𝚊𝚐𝚒𝚊𝚗 𝚘𝚛𝚐 𝚢𝚐 𝚋𝚒𝚜𝚊 𝚖𝚎𝚗𝚌𝚎𝚗𝚊𝚑 𝚜𝚎𝚝𝚒𝚊𝚙 𝚔𝚊𝚕𝚒𝚖𝚊𝚝 𝚍𝚐𝚗 𝚋𝚎𝚐𝚒𝚝𝚞 𝚖𝚞𝚍𝚊𝚑 𝚝𝚙 𝚜𝚎𝚋𝚊𝚐𝚒𝚊𝚗 𝚕𝚊𝚐𝚒 𝚖𝚎𝚖𝚊𝚗𝚐 𝚑𝚊𝚛𝚞𝚜 𝚙𝚎𝚕𝚊𝚗 𝚍𝚊𝚗 𝚕𝚊𝚖𝚋𝚊𝚝 𝚋𝚞𝚊𝚝 𝚖𝚎𝚖𝚊𝚑𝚊𝚖𝚒 𝚜𝚎𝚝𝚒𝚊𝚙 𝚔𝚊𝚕𝚒𝚖𝚊𝚝 𝚃𝚑𝚘𝚛... 𝚜𝚊𝚖𝚊 𝚜𝚎𝚙𝚎𝚛𝚝𝚒 𝚖𝚎𝚖𝚊𝚑𝚊𝚖𝚒 𝚔𝚊𝚝𝚊² 𝚍𝚕𝚖 𝚑𝚊𝚍𝚒𝚜𝚝 𝚍𝚊𝚗 𝚒𝚜𝚒 𝙵𝚒𝚛𝚖𝚊𝚗 𝙰𝚕𝚕𝚊𝚑, 𝚔𝚞𝚍𝚞 𝚙𝚎𝚕𝚊𝚗 𝚍𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚞𝚕𝚊𝚗𝚐 𝚋𝚎𝚋𝚎𝚛𝚊𝚙𝚊 𝚔𝚊𝚕𝚒 𝚞𝚝𝚔 𝚖𝚎𝚖𝚊𝚑𝚊𝚖𝚒 𝚊𝚛𝚝𝚒 𝚍𝚕𝚖 𝚔𝚊𝚕𝚒𝚖𝚊𝚝 𝚒𝚝𝚞 𝚍𝚊𝚗 𝚒𝚝𝚞 𝚏𝚊𝚔𝚝𝚊 𝚋𝚊𝚑𝚠𝚊 𝚜𝚎𝚋𝚊𝚐𝚒𝚊𝚗 𝚘𝚛𝚐 𝚖𝚎𝚖𝚊𝚗𝚐 𝚊𝚍𝚊 𝚢𝚐 𝚋𝚎𝚐𝚒𝚝𝚞 𝚕𝚊𝚖𝚋𝚊𝚝 𝚋𝚞𝚊𝚝 𝚖𝚎𝚗𝚌𝚎𝚛𝚗𝚊 𝚖𝚊𝚔𝚗𝚊 𝚢𝚐 𝚝𝚎𝚛𝚔𝚊𝚗𝚍𝚞𝚗𝚐 𝚍𝚕𝚖 𝚔𝚊𝚕𝚒𝚖𝚊𝚝² 𝚝𝚛𝚜𝚋𝚞𝚝.. 𝚖𝚊𝚊𝚏 𝚝𝚑𝚘𝚛
Sandisalbiah
𝚊𝚔𝚞 𝚔𝚊𝚗 𝚔𝚎𝚙𝚘 𝚓𝚞𝚐𝚊 𝚍𝚐𝚗 𝚒𝚜𝚒 𝚝𝚞𝚕𝚒𝚜𝚊𝚗 𝙳𝚒𝚗𝚊𝚛, 𝚔𝚘𝚔 𝚐𝚊𝚔 𝚍𝚒 𝚋𝚊𝚐𝚒 𝚝𝚊𝚞 sih😔
Sandisalbiah
𝚓𝚊𝚍𝚒 𝚜𝚎𝚋𝚎𝚗𝚊𝚛𝚗𝚢𝚊 𝚜𝚎𝚕𝚊𝚖𝚊 𝚒𝚗𝚒 𝚖𝚎𝚛𝚎𝚔𝚊 𝚒𝚗𝚒 𝚜𝚊𝚕𝚒𝚗𝚐 𝚓𝚊𝚝𝚞𝚑 𝚌𝚒𝚗𝚝𝚊 𝚝𝚙 𝚔𝚛𝚗 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚒𝚛𝚊 𝚖𝚎𝚛𝚎𝚔𝚊 𝚜𝚊𝚞𝚍𝚊𝚛𝚊 𝚜𝚎𝚙𝚎𝚛𝚜𝚞𝚊𝚞𝚊𝚗 𝚖𝚊𝚔𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚔𝚎𝚍𝚞𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚜𝚊𝚕𝚒𝚗𝚐 𝚖𝚎𝚗𝚞𝚝𝚞𝚙𝚒 𝚙𝚎𝚛𝚊𝚜𝚊𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚛𝚎𝚔𝚊
Sandisalbiah
𝚏𝚒𝚛𝚊𝚜𝚊𝚝 𝚢𝚐 𝚍𝚒𝚛𝚊𝚜𝚊𝚔𝚊𝚗 𝙳𝚒𝚗𝚊𝚛... 𝚑𝚒𝚗𝚐𝚐𝚊 𝚒𝚊 𝚝𝚎𝚛𝚞𝚜 𝚖𝚎𝚖𝚊𝚗𝚍𝚊𝚗𝚐 𝚛𝚞𝚖𝚊𝚑 𝚖𝚊𝚜𝚊 𝚔𝚎𝚌𝚒𝚗𝚢𝚊 𝚜𝚎𝚋𝚎𝚕𝚞𝚖 𝚋𝚎𝚛𝚊𝚗𝚐𝚔𝚊𝚝
Fitri Yah
ya Allah semoga novel ini sampai kepembaca yg lain, jujur saja Thor beberapa hr ini sy baca smua novel membosankan udh lama off dr novel tp Alhamdulillah sy Nemu yg bener" bagus islami yg g terlalu fanatik ada lucu dikit
linanda eneste
dy belajar agama kan ya? tugas suami ya direpotkan istri lah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!