Raden Tresnoka Herlambang Agung memiliki perasaan lebih dari saudara kepada adik angkatnya yang bernama Rindu Hagika Agung. Namun Rindu sangat menghindari hubungan dengan kakaknya itu lebih dari saudara karena tidak ingin mengecewakan orang tua yang telah membesarkannya yaitu orang tua Noka. Saat pulang dari luar negeri selepas menyelesaikan pendidikan S2 di New York, niat Noka ingin menyatakan cinta kepada Rindu malah dikenalkan dengan kekasih adik angkatnya itu. Murka lah Noka hingga kehilangan akal dan mengambil keperawanan sang adik angkat. Bagaimana respon orang tua mereka? Bagaimana Rindu bisa menerima Noka kembali setelah merusak dirinya dan cintanya kepada sang kekasih? Lanjutan Novel "TRESNO KARO KOWE" , anak pertama Saka dan Fina bersama anak angkat mereka.
#konfliketika
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SariRani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SECOND LEAD (RADA & TARA) 1
Noka dan Rindu bak dua manusia yang sedang menikmati kebahagiaan berdua dalam awal pernikahan mereka. Dunia serasa milik mereka pokoknya , wajarlah pengantin baru 🤭
Di Jepang, Noka sudah menyiapkan jadwal honeymoon bersama sang istri. Rindu pun mengikuti apa yang telah direncanakan oleh suaminya dan ia pun ikut menambahkan beberapa kegiatan baru yang belum ada di jadwal Noka.
Honeymoon keduanya bertepatan di awal tahun sehingga mereka merasakan musim dingin di Jepang.
Noka dan Rindu bukan pertama kalinya ke Jepang karena beberapa kali sudah datang ke negeri Matahari Terbit ini bersama keluarga maupun travelling sendiri.
Tapi perjalanan ini menjadi pertama kalinya untuk mereka berangkat bersama sebagai suami istri.
...----------------...
Sambil menunggu Noka dan Rindu pulang dari Honeymoon, mari kita lihat hubungan second lead dari novel ini 🙌🏻
Pesawat kelas eksekutif untuk Saka, Fina, Rada dan Naka akhirnya sampai di bandara Soekarno Hatta setelah melewati perjalanan udara selama hampir 2 jam dari Bali.
Mereka pun di jemput oleh kendaraan keluarga dengan supir pribadi untuk pulang ke rumah. Namun Rada memilih naik taxi untuk menuju rumah produksi Hampers Dream Cakes mengecek usaha rumahannya itu.
Karena hari sudah siang, ia berencana membelikan makan siang untuk tim produksinya.
Ia pun berhenti di sebuah warung mie ayam dan menyuruh supir taxinya menunggu meskipun argo masih berjalan.
"Bang.. bungkus mie ayam 10 ya" ucap Rada pada penjual.
"Siap neng. Tunggu ya, ini juga ada mas dokter yang pesen lumayan banyak, habis ini mau diambil" sahut penjual.
"Oh..iya bang.. gapapa saya tunggu.. mie ayam abangnya enak sih" ucap Rada ramah penjual pun tersipu malu.
"Hehe makasih banyak neng. Duduk dulu ya, biar saya siapkan" ujar penjual lagi.
Rada pun berbalik arah dan duduk di kursi kosong sambil memainkan ponselnya.
Beberapa menit kemudian, ada seorang pria berjas putih datang di warung mie ayam.
"Bang, pesenan saya sudah selesai?" tanya pria itu.
Deg.
Rada seperti tidak asing dengan suara ini. Ia pun mengangkat wajahnya dan menatap punggung si pria.
"Di...dia..ngapain beli mie ayam disini?" batin Rada.
"Oh bentar mas dokter, tinggal 2 lagi. Duduk dulu ya" sahut penjual.
"Oke deh bang" ucap pria yang dipanggil penjual mas dokter lalu berbalik arah berniat untuk duduk.
Namun matanya terbelalak saat melihat wanita yang sudah duduk didepannya dan menatapnya dengan tajam pula.
"Ka...kamu" lirih Tara gugup. Yap, Mas Dokter ini adalah Tara, mantan kekasih Rindu.
"Loh, abang sama nengnya udah kenal? Wah cocok banget" celetuk penjual.
"Eheem, kami cuma kenal biasa, bang" sahut Rada.
Tara masih berdiri membeku didepan wanita yang sudah membuatnya mengalami malam panas untuk pertama kali.
"Duduklah, jangan berdiri terus, ada pembeli yang datang lagi" tegur Rada dengan nada datarnya dan benar saja dibelakang Tara saat ini ada orang yang memesan mie ayam juga.
Tara dengan ragu ragu pun duduk di kursi samping wanita itu.
Mereka bersikap canggung satu sama lain. Tapi Rada memulai percakapan.
"Bagaimana perasaan mu mengetahui mantan kekasih sudah menikah? Apa kamu menyesal melepaskan Rindu untuk abangku?" pancing wanita itu.
Tara menoleh kesamping menatap Rada dengan tatapan yang sulit diartikan. Rasa gugupnya saat ini malah berubah menjadi rasa panas menjalar ditubuhnya.
Menatap wajah Rada yang terlihat cantik siang ini, membuat memori beberapa bulan lalu kembali muncul di bayangannya.
"Aku tidak boleh terlihat sebagai pria lemah didepan wanita yang kuinginkan. Tidak mendapatkan adiknya, aku akan mendapatkan kakaknya" batin Tara.
"Hmmm, aku tidak menyesal dengan keputusan yang telah dibuat. Termasuk..." sahut Tara lalu tiba tiba mendekatkan kepalanya ditelinga Rada dan berbisik.
"Termasuk menghabiskan malam bersamamu" lirihnya, membuat Rada langsung mendorong tubuh Tara dan berdiri.
PLAK!!
Suara tamparan ini membuat penjual dan pembeli lainnya terkejut.
"Kalau jadi cowok yang sopan sama wanita, bisa bisanya melakukan pelecehan di tempat umum seperti ini!" seru Rada dengan wajah memerah karena marah atau bisa juga karena merasakan hembusan nafas dari Tara membuat tubuhnya bereaksi.
"Ka..kamu menamparku?" ucap Tara tidak percaya dengan apa yang telah ia terima.
"Kamu pantas mendapatkannya!" sahut Rada lalu wanita itu berjalan mendekati penjual mie ayam.
"Bang..pesenanku tadi tolong tetap bikinkan ya, nanti biar diambil gosend. Maaf kalau saya bikin keributan" ucapnya.
"Ga..gapaaapa neng. Makasih udah pesen disini lagi, ditunggu abang gosendnya buat ambil ya, mungkin 15 menit lagi udah siap" sahut Penjual jadi ikut gugup.
Rada langsung berjalan keluar warung dan menuju taxi, tapi saat akan masuk taxi, tangannya dicekal oleh Tara.
"Kamu harus tanggung jawab sudah menamparku!" seru Tara.
Rada langsung menepis tangan yang mencekalnya.
"Hah? Tanggung jawab? Hahahahaa, kita sudah sepakat melupakan malam itu tapi kamunya malah mengungkit ulang. Kita tidak ada hubungan dan aku tidak ingin memiliki hubungan apapun denganmu" jelas Rada.
"Tapi aku ingin memiliki hubungan denganmu, kita bisa memperbaiki pertemuan pertama menjadi lebih baik" sahut Tara.
"Tidak, terima kasih. Bagiku, kamu hanya pria brengsek yang tidak bisa dipercaya omongannya" ujar Rada lalu ia langsung masuk kedalam taxi tanpa ditahan lagi oleh Tara.
Taxi mulai berjalan kembali dan meninggalkan mas dokter di pinggir jalan.
"Hmmm, wanita ini begitu berani dan terlihat kuat jika dibandingkan dengan Rindu. Aku semakin tertarik dengannya. Aku akan mendapatkan wanita itu" gumam Tara.
"Mas Dokter, pesanannya udah selesai!" seru Penjual mie ayam membuat Tara kembali ke warung dan mengambil pesanan.
Ia pun kembali ke rumah sakit menaiki motornya.
Dalam taxi, Rada terlihat begitu kesal dengan pria yang barusan bertemu.
"Ck, kok bisa ketemu dia lagi? Dasar pria buaya darat!" gerutu Rada lalu didalam kekesalannya ini selama perjalanan, akhirnya dia sampai juga di rumah produksi usahanya.
"Berapa pak biaya taxinya?" tanya Rada.
"146 ribu, mbak" jawab supir taxi jujur sesuai nominal yang tertera si argometer taxi.
Rada yang melihat angka itu pun tersenyum puas. Lalu ia mengeluarkan 2 lembaran uang berwarna merah dan ia berikan kepada supir taxi.
"Ini buat bapak, gak usah di kembalikan" ucap Rada.
"Makasih mbak, makasih banyak" sahut supir taxi terlihat gembira.
"Pertahankan kejujuran bapak ya, karena kejujuran bapak, InsyaAllah rejeki bapak semakin barokah" ujar Rada lalu keluar taxi bertepatan dengan Bela, sang asisten keluar rumah produksi.
"Mbak Rada sudah datang" sapa Bela.
"Iya nih, aku langsung kesini karena mau lihat pesanan hampers yang modifikasi untuk persiapan Ramadhan" ujar Rada.
"Ayo masuk mbak, udah hampir jadi sih nyusunnya tapi kayak ada yang kurang gitu" sahut Bela.
Lalu mereka berdua pun masuk rumah produksi Hampers Dream Cakes.