Allesia Cestaro adalah gadis seorang siswi kutu buku sekolah yang mengalami sebuah tragedi di malam perpisahan sekolah. Ia sengaja di beri racun gairah oleh teman-temannya untuk sekedar menjadikan momen perpisahan yang unik.
Tidak di duga ia akan di selamatkan oleh pria nomor 1 di sekolah dengan kekayaan keluarga mencapai triliunan, ia adalah Zigga Wirelless Allison.
Zigga membawa Allesia menjauh dari anak-anak nakal menggunakan mobilnya ke sebuah pinggiran sungai besar yang berada di sudut kota.
"Kamu tidak pernah minum, kenapa minum?" tanya Zigga.
"Calista bilang kalo ingin mendapatkan kamu aku harus bisa minum!" jawabnya malu-malu.
"Tolong aku?" lanjutannya dengan lirih gelisah.
"Dasar wanita bodoh!" Zigga melepaskan kemeja putihnya. "Alle, ingat satu hal, aku akan menolong mu tetapi aku tidak akan bertanggung jawab apapun yang terjadi ke depan!?" tegas Zigga.
Bagaimana nasib Alle selanjutnya, tragedi kenikmatan akankah membawa malapetaka atau keindahan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mamaperi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Keluarga yang berpengaruh
Alessia masih terpaku dan dengan gugup menghapus semua foto-foto Zigga yang ia peroleh dari IG[Instagram] dan juga hasil dari curi-curi. Rasa malu membuatnya ingin segera melompat dari atas gedung hotel yang cukup tinggi.
"Bagaimana caranya dia bisa tahu kata sandi ponselku, apa dia ahli hacker? Ini memalukan sekali..Hua...!" Alessia sangat grogi, beruntung sekolah telah usai dan tamat, jadi dia tidak perlu melihat wajah Zigga.
Alessia teringat oleh ibunya dan berniat untuk menelponnya, tidak diduga Zigga sudah memberi pesan kepada ibunya semalam.
-"_Ibu, aku menginap di rumah Callista karena ini malam terakhir kami bersama"-_
Isi pesan.
"Ya ampun, Zigga sangat pandai bersandiwara dan berbohong ternyata." Alle mendelik tak percaya. "Tapi syukurlah Zigga memberi pesan, jika tidak maka tidak tahu apa yang harus aku jawab jika ibu menanyakan kemana aku semalam tidak pulang. Huft!" Allessia menghela nafas lega.
Setelah membersihkan tubuhnya dan mengganti pakaiannya kini Alessia sangat percaya diri untuk keluar dari kamar hotel. Dia tersenyum malu-malu sebab Zigga memberikannya pakaian yang sangat tertutup sehingga tidak memampangkan tanda-tanda lak nat yang sudah ia berikan.
"Ini sempurna!" Alle merasa puas dengan penampilannya.
Di dalam lift Alessia diam-diam tersenyum mengingat sikap Zigga yang sangat baik padanya. Ia pikir Zigga akan melupakan dirinya begitu saja namun tidak percaya ia kembali meskipun hanya untuk mengantarkan baju dan uang sebagai ganti rugi.
Setelah Alessia pikir-pikir seharusnya Zigga tidak perlu ganti rugi sebab itu bukan kesalahannya. Bahkan Zigga sangat berjasa bagi Alessia sebab jika Zigga tidak membawanya pergi entah apa yang akan terjadi kepadanya yang pasti akan habis di lahap oleh teman-temannya yang sangat lak nat.
Setelah lift terbuka tiba-tiba saja Alessia terpaku ketika melihat Prilliya dan Zigga bersama dengan keluarga besarnya sedang berdiri di depan lift, mereka bersiap untuk sarapan di hotel tersebut di mana letak restorannya berada di lantai atas.
Melihat keluarga besar yang sangat berpengaruh di kota tersebut membuat nyali Alessia yang sedang memikirkan Zigga langsung menciut seketika.
Prilliya menatap tajam ke arah Alessia sebab baju yang di gunakan olehnya adalah baju yang menjadi rebutan antara ia dan Zigga saat di butik langganan keluarga mereka tadi.
Zigga mengatakan pada Prilliya jika baju itu untuk hadiah seseorang, Prilliya mengira jika itu akan di berikan pada kakak perempuannya Zigga bernama kak Jennifer Allison, tidak di duga jika baju akan di berikan kepada Alessia.
Prilliya sangat geram dan murka sekali sehingga rasa panas mencuat seperti bara api.
Alessia menunduk dan keluar dari lift, namun karena Alessia menunduk ia tidak memperhatikan wajah licik Prilliya yang ingin berbuat sesuatu.
Prilliya sengaja mengambil bedaknya yang limited edition dan pura-pura bercermin dan dengan sengaja menabrakkan dirinya ke arah Alessia dan menjatuhkan bedaknya.
PRANG!
Semua orang menatap ke arah Alessia dan juga Prilliya dan juga benda yang jatuh yang sudah berantakan.
"Oh my God! Kamu gak punya mata ya!" bentak Prilliya memekik.
Alessia sangat gugup dan ketakutan sampai-sampai ia langsung membisu seketika.
"Sayang, ini adalah bedak yang mami belikan untukmu dari Prancis dan itu limited edition dan hanya 50 pcs di dunia, dan sekarang bedak itu sudah tidak di produksi lagi karena memang bahan-bahannya sangat langka karena di buat dari bahan alami. Dan... Dan sekarang dia berantakan di lantai... Hah!?
Ibu dari Prilliya yang bernama Nutthana Domani melotot tidak percaya.
"Iya Mami, gara-gara perempuan ini, dia jalan gak pakai mata!" imbuh Prilliya berakting.
"Mami, sudahlah."
Seorang pria berusia 50 tahun bernama Domani Allison, ayah dari Prilliya mencoba untuk menghalau keributan.
"Thana, kita pergi sekarang, lupakan ini?"
Seorang wanita yang sangat elegan maju untuk memegang tangan nyonya Nutthana, dia adalah nyonya Eveline Dutro. Istri dari kakak pertama yaitu Tuan Dutro wireless Allison, ayah dari Zigga Wireless Allison.
Nama induk dari dua keluarga berpengaruh ini adalah Allison. Ciri khas di keluarga tersebut adalah nama belakang yang sangat berpengaruh bagi mereka. Bahkan nama Allison sendiri sudah di klaim secara resmi dan tidak ada yang boleh seseorang memiliki nama tersebut di kota tersebut.
Anggota kantor sipil sudah menghandle dan sudah di pastikan jika tidak akan ada nama serupa Allison di kota tersebut. Bahkan, saking spesialnya nama tersebut bahkan istri-istri mereka pun tidak di bolehkan untuk menggunakan nama tersebut, hanya keturunan darah Allison yang di bolehkan menggunakan nama tersebut.
"Tapi kakak Eveline, ini adalah powder limited edition, kak!?" Nyonya Nutthana terlihat masih tidak terima.
"Saya akan menggantinya, sekarang ayo kita bergegas!" Suara khas seorang pemimpin selalu dengan mudah membicarakan soal uang karena mereka adalah pencipta uang sesungguhnya.
Nyonya Nutthana tidak bisa berkutik lagi jika kakak pertama sudah angkat bicara. Meskipun akhirnya melepaskan Alessia, namun tatapannya sama seperti anaknya Prilliya, sangat tajam dan penuh dendam.
Sebelum lift tertutup Alessia yang sadar diri langsung membungkuk dan meminta maaf.
"Tuan dan Nyonya, saya sungguh minta maaf?" ucap Alessia namun keluarga Allison tidak akan menghiraukan itu.
Ketika pintu lift akan tertutup Alessia mengangkat kepalanya dan menatap mata Zigga yang memperhatikan dirinya dengan dingin. Alessia sendiri tidak dapat menebak apa sebenarnya yang Zigga pikirkan tentang dirinya.
Entah mengapa Alessia sangat takut jika Zigga salah paham padanya dan mengira jika dirinya memang sengaja menjatuhkan bedak milik Prilliya.
"Nona, mari ikut dengan kami?"
Tiba-tiba seorang manager hotel datang kepadanya dan mengajak Alessia keruangannya.
"Nona, boleh perkenalkan siapa anda?" tanya seorang manager itu tersenyum dan lemah lembut.
"Nama saya, Allessia." Jawabnya.
"Nama lengkapnya?" manager itu benar-benar terlihat sangat ramah.
"Allessia Cestaro." jawabnya.
"Baik, kami sudah menemukan identitas anda dan kami sudah mem-blacklist nama anda sehingga anda tidak akan di perbolehkan untuk mengunjungi beberapa hotel ternama di kota ini seperti hotel Allison, hotel DWR, dan hotel ini. Mohon kerjasamanya agar tidak menimbulkan keributan ke depannya." ucap manager dengan sopan dan lemah lembut namun cukup membuat hati Allessia terasa teriris memilukan.
Dengan menahan gemetar tangan yang gemetar. "Baik, pak, Saya sangat mengerti akan kesalahan saya. Saya akan segera pergi dari sini," jawab Alessia memaksakan senyumannya.
Perlahan tapi pasti akhirnya Allessia dapat keluar dari hotel mewah yang membuatnya hampir mati karena jantungan.
Di dalam bus kota Alessia terus memperhatikan cek yang Zigga berikan padanya. Cek dengan jumlah uang yang sangat fantastis Alessia bingung akan digunakan untuk apa kedepannya.
_Aku akan menyimpan uang ini dan akan mengembalikannya di waktu yang sudah tepat. Zigga, sekali lagi terima kasih karena kamu sudah menyelamatkan aku, suatu saat aku akan membalas budi untuk kebaikan mu ini. Dan untuk Prilliya, jika aku datang kembali namun kau sudah berubah maka aku akan memaafkanmu, namun jika aku kembali tetapi sikapmu masih kejam seperti ini, maka aku akan tetap membalasmu suatu hari nanti_
Allesia memikirkan banyak hal tentang balas dendam. Jelas jika ingin melawan keluarga Allison ataupun orang kaya kita harus memiliki skil yang bisa menebak tepat sasaran, jika tidak maka sama saja menginjakkan kaki ke duri.