Jo Wira, pemuda yang dikenal karena perburuan darahnya terhadap mereka yang bertanggung jawab atas kematian orang tuanya, kini hidup terisolasi di hutan ini, jauh dari dunia yang mengenalnya sebagai buronan internasional. Namun, kedamaian yang ia cari di tempat terpencil ini mulai goyah ketika ancaman baru datang dari kegelapan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon orpmy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Layar Status
_____________________________________________
Joko Wira Diraja
Ras: Manusia
Rank: Pejuang
Level: 15
Job: None
Status: Sehat
Atk: C+
Def: C
Spd: C+
Mag: F+
Luck: B
Energi Spiritual: S
Garis Darah:
Darah Manusia 94%
Darah Beruang Tanah 6%
Gelar:
(Dungeon Conqueror) (Master Qigong) (Serial Killer) (Combat Creator) (Good Master) (World Terror) (Revenger) (First Awakener)
Keahlian:
[Manipulasi Ki] [Seismik Sens] [Rosasinsin] [Samber Gledek] [Wesi Yo Wesi] [Tak Ngasosek] [Raksanjukel Martial Art] [Tamer] [Master Combat Tactics] [Aura Master] [World of Terror] [Reaper]
_____________________________________________
Wira menatap layar status di hadapannya dengan dahi berkerut. Beberapa gelar dan keahlian terdengar begitu mengerikan.
‘Serial Killer? World Terror? Ini berbahaya, jika ada yang melihatnya, masa laluku bisa terbongkar,’ batinnya sambil menghela napas panjang.
"Tapi yang lebih penting, bisakah aku merubah namaku pada layar status?." Wira merasa tidak nyaman menggunakan nama aslinya.
Setelah mulai tenang, Ia mencoba memproses semuanya. "Ini seperti novel fantasi yang pernah kubaca. Sistem muncul ketika dunia dilanda kiamat monster. Jangan-jangan... dunia ini benar-benar menuju kiamat?"
Belum sempat ia mencerna sepenuhnya, tiba-tiba tanah bergetar hebat. Batu-batu berjatuhan dari langit-langit gua, seakan-akan dungeon akan runtuh seketika.
"AAARRRGH! APA INI?!" teriaknya panik, ekspresi wajahnya berubah menjadi kombinasi antara takut dan putus asa.
Wira segera memerintahkan ketiga peliharaannya untuk segera meninggalkan Dungeon. Tapi seketika notifikasi sistem muncul di hadapannya yang membuatnya mengurungkan niat untuk kabur.
Ding!
[Dungeon telah kehilangan intinya. Dungeon akan runtuh dalam 20 menit]
Mata Wira membelalak. Dengan cepat, ia menoleh ke altar tempat Dungeon Core sebelumnya berada. Dia segera mengambilkan Core itu, meletakkannya kembali ke altar. Dalam hitungan detik, getaran pun berhenti.
Ding!
[Inti Dungeon telah dikembalikan. Dungeon kembali normal]
Wira jatuh terduduk, nafasnya terengah-engah. "Hampir saja... Aku tidak bisa kehilangan tempat ini."
Ia menatap Dungeon Core yang bersinar lembut di altar. Di satu sisi, ia tahu bahwa inti ini sangat berharga untuk penelitiannya. Tapi jika ia mengambilnya, dungeon ini akan hancur dan itu berarti kehilangan sumber daya penting seperti batu bara dan material tempa.
‘Mengambil Dungeon Core atau membiarkannya di sini...?’ pikirnya sambil menggigit bibir. ‘Pilihan yang sama-sama berisiko.’
Namun, sebelum ia bisa membuat keputusan, notifikasi baru muncul dengan suara nyaring.
Ding!
[Selamat! Anda telah diangkat menjadi Dungeon Master!]
[Mendapatkan pekerjaan: Dungeon Master]
Tiba-tiba, ledakan kembang api berwarna-warni memenuhi udara. Cahaya cerah menyilaukan seisi dungeon. Semua itu berasal dari core Dungeon yang seakan menyambut pemimpin baru tempat itu.
"Eh?"
Wira hanya terdiam. Mulutnya terbuka, tetapi tak ada kata yang keluar.
‘Dungeon Master? Sekarang... apa lagi?'
***
Berikut adalah versi perbaikan dari teks yang lebih menarik, jelas, dan mudah dipahami:
---
Dungeon Master
Rank: ★★
Deskripsi:
Dungeon Master adalah individu yang memiliki kendali penuh atas sebuah dungeon. Dengan job ini, seseorang dapat memanipulasi struktur dungeon, mengontrol monster, serta mengatur jebakan dan sumber daya. Dungeon Master bertanggung jawab menjaga stabilitas dungeon dan memanfaatkan kekuatannya untuk keuntungan strategis atau pribadi.
***
“TIDAAAAAAK!”
Wira berguling-guling di lantai dengan ekspresi marah sekaligus putus asa, pemuda itu terus berteriak seperti anak kecil yang tak dibelikan mainan. Tangannya mengepal, wajahnya memerah, dan air ingus frustasi mulai mengalir.
“Aku tidak mau pekerjaan sampah ini!” serunya, memukul-mukul lantai dengan kesal.
Kinta, Sumba, dan Malika hanya bisa menatap tuan mereka dengan bingung. Ketiga makhluk itu saling berpandangan, seakan bertanya-tanya apakah Wira sedang kerasukan atau hanya kehilangan akal sehatnya.
Bagi Wira, pekerjaan Dungeon Master adalah mimpi buruk. Meski dalam game Paradox Relm pekerjaan ini terkenal langka dan diincar banyak pemain, kenyataannya sangat berbeda baginya.
Pekerjaan ini memang menawarkan keuntungan besar di awal, seperti material melimpah dan poin pengalaman tinggi. Fitur eksklusif seperti Dungeon Store juga memungkinkan Dungeon Master membeli berbagai fasilitas, mulai dari monster, item, jebakan, hingga penambahan lantai dungeon.
Terlihat seperti keuntungan besar jika memiliki job ini. Namun, ada satu masalah besar yang membuat Wira muak.
“Dungeon Store cuma bisa dipakai kalau ada pengunjung yang masuk ke dungeon! Dan jika mereka mati di dalam, baru deh mendapat poin yang banyak!” Wira meninju lantai lagi. “Jadi aku harus jadi semacam tuan rumah yang nungguin tamu mati dulu? Ini sungguh menyebalkan!”
Masalah utamanya adalah ketergantungan pada pengunjung. Jika tidak ada yang masuk ke dungeon, perkembangan job ini akan stagnan. Ditambah lagi, kekuatan Dungeon Master hanya efektif ketika berada di dalam dungeon. Begitu keluar dari sana? Job ini jadi tak lebih dari beban.
“Dan yang paling menyebalkan dari semuanya, job ini merubah permainan menjadi seperti game tower defense!” Wira memejamkan mata dengan frustrasi. “Aku harus menjaga Dungeon Core dari serangan pengunjung. Mana seru coba? Aku benci game kayak gitu!”
Dengan kepalanya yang masih menempel di lantai, Wira mendesah panjang. Rasanya seperti terjebak dalam situasi tanpa jalan keluar.
“Kenapa harus aku...”
Terbesit di pikiran Wira untuk menghancurkan Dungeon Core agar ia bisa melepaskan diri dari pekerjaan yang tidak diinginkannya sebagai Dungeon Master.
Namun, ingatan tentang risiko yang datang bersamaan dengan itu membuatnya ragu. Dalam Paradox Relm, seorang Dungeon Master akan terbunuh jika Dungeon Core dihancurkan. Meskipun Dungeon Master akan kembali respaw layaknya pemain normal. Tetapi di dunia nyata?
"Ya, aku tidak berniat mencari tahu apakah aku bisa respawn setelah mati atau tidak." Dengan berat hati, Wira memutuskan untuk menerima nasibnya sebagai Dungeon Master.
Meski begitu, Wira tetap akan mencari cara agar bisa mendapatkan job lain yang lebih cocok dengannya.
***
Setelah resmi menjadi Dungeon Master, Wira mendapati dirinya mampu mengendalikan seluruh struktur goa tambang sesuai keinginannya. Dengan cepat, ia mengubah sebuah ruang rahasia menjadi zona aman, tempat di mana Kinta dan Malika bisa berevolusi dengan tenang.
Langkah selanjutnya, Wira berencana menjalin kerja sama dengan para Kobold dan Troll yang sebelumnya diperbudak oleh Orc. Keberadaan mereka di dungeon dapat dianggap sebagai 'pengunjung,' yang berarti selama mereka tinggal di sana, Dungeon Poin akan terus bertambah.
"Pertama-tama, mari bersikap baik dengan memberi mereka makanan." Wira membuka Dungeon Store dengan niat membeli bahan makanan. Namun, wajahnya seketika memerah karena amarah saat melihat saldo Dungeon Poin yang kosong melompong.
"Sialan! Aku hanya diwariskan ampasnya saja!" Umpatnya. Dengan terpaksa Wira harus membagi persediaan makanannya sendiri untuk menarik hati para budak.
Namun, sebelum meninggalkan ruang rahasia bersama Sumba, sebuah pemikiran terlintas di benaknya. 'Monster yang diciptakan oleh dungeon dapat hidup dengan menyerap energi dungeon. Tapi Kobold dan Troll berbeda. Mereka adalah makhluk luar yang membutuhkan makanan nyata untuk bertahan hidup.'
"Kalau begitu, pasti para Orc menyimpan cadangan makanan untuk mereka." Sadar akan hal itu, Wira mulai mencari ruang penyimpanan. Dengan otoritas barunya sebagai Dungeon Master, ia bisa dengan mudah melacak lokasi yang dia cari.
Ketika sampai di ruang penyimpanan, matanya berbinar melihat tumpukan besar daging monster yang memenuhi sudut-sudut ruangan.
"Ini cukup untuk membuat mereka bertahan setidaknya tiga hari," gumamnya puas.
Setelah itu Wira bersiap untuk kembali menemui Konjing guna bernegosiasi, tapi langkahnya mendadak terhenti. Seismik Sense miliknya aktif tanpa disadari, memberi tahu bahwa ada ruangan tersembunyi di balik dinding ruang penyimpanan.
"Sungguh, tempat ini benar-benar labirin penuh rahasia," pikir Wira sambil mendekati dinding tersebut.
Di hadapannya, sebuah mekanisme kunci khusus tampak rumit. Namun, dengan otoritas Dungeon Master, ia tidak butuh kunci untuk membuka segala segel di goa ini.
"Open Sesame!" Serunya keras sambil mengangkat kedua tangan tinggi di udara. Sumba yang melihat itu menganggap Wira semakin aneh.
Dengan suara berderak pelan, dinding itu bergeser ke samping, mengungkapkan sebuah ruang penuh harta karun yang berkilauan di bawah cahaya obor.
Mata Wira membelalak, senyum lebar merekah di wajahnya.
"Jackpot!" serunya penuh semangat.
Tanpa sadar, nasib buruknya sebagai Dungeon Master mulai terasa tidak seburuk yang ia kira.
mohon berikan dukungannya