Tertukar itu kadang terjadi pada barang bawaan ditengah keramaian. Ada juga pada hal lain ditengah-tengah jumlah yang lumayan banyak. Tetapi kali ini, yang tertukar itu pasangan. Lho kok bisa? mbuh.. semua berawal dari jalan-jalan bareng.
Intinya, percikan api tumbuh karena melihat kelebihan pasangan teman yang menggoda iman ketika mereka lagi liburan bersama. Kedua insan itu menemukan sesuatu menarik di diri orang lain yang tidak mereka temukan pada pasangannya.
Keputusan untuk berselingkuh pun terjadi karena rasanya begitu indah. Cuma untuk senang-senang katanya, yang pada akhirnya kedua orang itu sadar bahwa tak selamanya selingkuh itu menyenangkan. Mereka mengalami kehancuran karena balasan dari orang yang tersakiti.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zenun smith, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Yang Tersembunyi
Sayang, jaket favorit aku dimana?" Galang bertanya pada istrinya yang asyik main hp diatas tempat tidur.
"Di.. kamu terakhir ngelepasnya dimana hayo?" Melvi malah balik bertanya karena sesungguhnya emang dia nggak tahu. Melvi wanita pekerja yang diberi kebebasan cuma-cuma oleh Galang.
Mau masak silahkan, nggak ya gapapa. Pekerjaan rumah di handle sama jasa bersih-bersih. Anak belum punya karena belum dikaruniai. Soal urusan Galang, dari pakaian sampai makan, Galang termasuk suami yang mandiri lantaran apa-apa sendiri.
Ngambil baju sendiri.
Ngambil makan sendiri.
Galang nggak protes minta diperlakukan layaknya istri kepada suami pada umumnya. Dia sayang banget sama Melvi makanya si istri nggak dituntut apapun yang sekiranya Melvi keberatan buat menjalankannya. Yang penting ada satu syarat yang harus dipegang teguh kalau mau terus dicintai ugal-ugalan sama seorang Galang, yaitu 'harus setia'.
"Oke udah ketemu."
"Okeh kalau begitu, boleh aku kembali bermalas-malasan lagi?"
"Boleh."
"Makasih cinta, muach.. muach.. " Melvi cium telapak tangannya sendiri, terus niup seolah-olah kaya ada debu lope-lope di tangannya biar beterbangan ke Galang. Galang hanya tersenyum tipis lalu melanjutkan cari kaus kaki.
Malam ini Galang ada urusan pekerjaan tentang proyek yang sangat menguntungkan. Galang punya perusahaan, namanya PT. Rawa Intan Makmur. Tapi perusahaannya belum berskala besar. Omset kotornya baru di angka milyaran saja. Parahnya, Melvi nggak tahun soal itu. Dia hanya tahu Galang sering pergi meninggalkannya yang gak mengenal waktu. Mau pagi, mau siang, mau tengah malam kadang-kadang Galang langsung main pergi aja.
Melvi malah nyangkanya si suami kerja yang nggak halal karena kelakuan dan tampang Galang yang urakan. Walaupun mikirnya begitu, Melvi tetap suka duitnya Galang. Penampilan Galang emang nggak mirip kaya direktur. Orang kalau lihat penampilan Galang justru kaya pengangguran.
"SAYAANG..KESINI DULU SEBENTAR." Panggil Galang dari ruang walk in closet.
Melvi bangun dari rebahannya, buru-buru menghampiri sumber suara.
"Ada apa cinta?"
"Aku mau pergi ke luar kota. Pulangnya aku nggak bisa pastikan kapan. Nanti kalau aku dapat duit, kamu aku transfer lagi."
"Iya Mas, terimakasih banyak, banyak, banyak. Jangan lupa have fun sama teman-teman ya."
Galang mengangkat jempol sebagai tanda oke dari kalimat yang dilontarkan Melvi. Kemudian dia pergi dengan seorang lelaki, yang Melvi tahu itu bestinya Galang dari jaman sebelum menikah.
...***...
Sepeninggal Galang, Melvi betul-betul jadi si pemalas yang ogah beranjak dari kasur barang sedetik pun. Tidur ya enggak, main hp juga sudah bosan. Tapi ada yang ditunggu-tunggu Melvi sejak tadi, yaitu detikan waktu.
Melvi nungguin jam satu malam yang mana waktu tersebut rutinitas ia mencurahkan hati kepada Adrian. Iya Adrian, suaminya Aira. Konon katanya, jam-jam segitu adalah waktu pamungkas untuk masuk ke hati seseorang dengan cara menghiburnya.
Adrian menghibur Melvi yang sedang kesepian.
Galang sangat percaya dengan Melvi, makanya dia masang CCTV hanya di bagian beranda rumah. Di kamar, Melvi berani menghubungi Adrian karena sudah kode mereka berkomunikasi. Selain dari jam satu malam, nggak boleh saling menghubungi sebelum mereka menemukan cara lain agar bisa berkomunikasi disepanjang waktu.
"Maaaass... "
"Iya."
"Suamiku keluar kota, tapi pulangnya gak tahu kapan. Kesempatan yang bagus buat kita ketemu Mas, banyak yang mau aku ceritakan tentang kesedihan ku selama ini. Aku juga dua hari lagi mau ulang tahun."
Adrian diseberang sana memantau situasi. Aira sudah terlelap jadi ia mengendap-endap mencari spot yang enak teleponan sama istri orang.
"Oh ya, bagus dong. Nanti pas kamu ulang tahun kita ketemuan, sekalian aku mau kasih kado spesial."
"Wow, kado apa tuh? jadi penasaran xixixxi."
"Rahasia dong. Jadi gak boleh sedih lagi ya, aku akan selalu ada buat kamu." Adrian memberi Melvi perhatian yang wanita itu gak bisa dapetin dari Galang.
"Terimakasih kamu selalu ada buat aku Mas. malam ini aku cantik nggak?"
"Cantik banget say." Mata Adrian disuguhkan pemandangan indah dimana bukan hanya tersuguh paras cantik terawat, juga Melvi sengaja memakai gaun tidur bersama Galang. Leher jenjang mulus dan buah ranum yang mengintip membuat Adrian menelan ludah. Sudah tak dapat jatah, eh malah tambah panas gara-gara beginian. Semakin pusing saja kepala Adrian.
"Kamu juga ganteng banget malam ini. Muka kamu kenapa sayang, kok gelisah gitu?" tanya Melvi pakai nada yang manja.
"Gak apa-apa. Cuma sedikit pusing hehe. Maklum sudah beberapa hari Aira lagi halangan."
"Oooooh. Maaf bukannya aku murahan atau gimana ya Mas, selama ini kamu yang selalu bantu aku. Sekarang apa kamu mau aku bantuin biar--"
"Enggak Mel." Adrian langsung menyelak karena tahu maksudnya Melvi itu apa. Melvi sendiri melongo sama reaksi Adrian yang terlihat gugup.
"Oke baiklah." Melvi jadi semakin penasaran dengan Adrian.
"Mel, meskipun aku begini, rasa sayang aku tetap buat Aira. Aku nggak mau kehilangan dia makanya kontak fisik kita jangan berlebihan. Oh iya sama satu lagi, mungkin setelah pertemuan kita dua hari kedepan sebaiknya komunikasi kita di kurangi. Aira sudah mulai skeptis sama aku."
"Iya Mas, aku ngerti hubungan ini cuma buat have fun aja dari penatnya dunia. Dari kekosongan dan kehampaan yang kita miliki. Jalani saja keindahan ini, sampai pasangan kita udah mulai curiga baru kita akhiri. Begitu kan Mas?"
"Iya benar sayangku."
"Siapa yang kamu bilang sayangku? bukannya kamu sayang bangetnya sama Aira?"
"Iya sih." Adrian nyengir garuk-garuk kepala.
"Huuh, terus sama aku nggak dong?"
"Sayang juga tapi sedikit."
"Dih!"
"Hahaha"
Melvi dan Adrian tertawa tanpa dosa. Adrian melihat jam tangan sudah dua puluh menit mereka melakukan video call. Dia segera pamit pada Melvi.
"Aku tutup dulu ya, nanti kita video call lagi."
"Hmm, gak mau. Masih kangen tauu."
"Jangan gitu sayang, udah malam juga kamu kasihan belum bobo."
"Yaudah, cium dulu atuh biar kangennya terobati."
Adrian menuruti kemauan Melvi dengan mencium layar hp nya.
"Okeh. Nanti yang langsung juga ya."
Adrian terkekeh. Gara-gara Melvi minta yang langsung juga, jadilah terbayang waktu mereka ciuman. Hubungan mereka sudah sampai icip-icip bibir.
"Iya, apa sih yang nggak buat kamu."
.
.
Bersambung.
enanti
ini detail penyakit melvi apaannn.. gimana....
terhuraku gak cantikk
mau kasian tapi gimana yaa.. keterlaluan juga sih si adrian
Seorang Melvi yang melihat suami Aira lebih segalanya dari suaminya sendiri, begitu pula Adrian, melihat Melvi lebih oke dari bininya sendiri. ternyata oh ternyata... menyesal kemudian tidaklah berguna.
Tapi syukurlah, Adrian dan Melvi akhirnya bisa saling menerima untuk hidup bahagia diakhir kebersamaan mereka.
Semangat dan sukses selalu buat kak Zenun😍😍😍
Semangat terus yaaa idolaku ❤️❤️