Mencintainya adalah sebuah keputusan..
Sifat perhatian padaku menutupi pengalihannya...
Yang dia kira...dia yang paling disayang, menjadi prioritas utama, dan menjadi wanita paling beruntung didunia.
Ternyata semua hanya kebohongan. Bukan, bukan kebohongan tapi hanya sebuah tanggung jawab
.
.
.
Semua tak akan terjadi andai saja Arthur tetap pada pendiriannya, cukup hanya dengan satu wanita, istrinya.
langkah yang dia ambil membawanya dalam penyesalan seumur hidupnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lupy_Art, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 3
Madrid, Spanyol
pagi-pagi sekali Livia sudah bangun, ingin menjadi calon istri yang berguna... Livia segera pergi ke kamar calon suaminya mempersiapkan kebutuhan Arthur untuk ke kantor.
ceklek
Livia membuka pintu kamar Arthur pelan, masuk kedalam lalu menutup pintunya lagi.
melihat Arthur yang masih tertidur Livia langsung saja pergi ke kamar mandi menyiapkan air untuk Arthur, setelahnya mempersiapkan pakaian, dasi, serta sepatu.
Kaki Livia melangkah ke ranjang dimana Arthur masih tertidur, dilihatnya jam menunjukan pukul 06.35. mendudukan diri di sisi ranjang itu, tangannya bergerak mengusap rahang tegas milik Arthur...
"Ar...Bangunlah" bisiknya ditelinga Arthur.
Namun setelahnya....
"aaaak...." Livia terkejut karena tiba tiba Arthur menariknya sehingga kini tubuh Livia berada diatas Arthur, wajah mereka sangat dekat bahkan Arthur mampu mencium aroma lembut kekasihnya
Arthur mendekatkan wajahnya mengendus leher
kekasihnya, menghirup aroma menenangkan disana.
"mmh..." lenguhan Livia yang merasa geli
Perlahan berpindah mengecup kedua pipi, dahi, kedua mata Livia dan terakhir mendaratkan kecupan dibibir wanitanya...Livia yang merasakan benda kenyal dibibirnya itu mengerjapkan matanya berusaha menjauhkan wajahnya dari wajah Arthur
Namun Arthur malah menahan tengkuknya hingga ciuman itu semakin dalam.
Perlahan Arthur melumat bibir manis itu, Livia yang untuk pertama kalinya berciuman hanya diam saja karna tidak mempunyai pengalaman apapun tentang berciuman .
5 menit mereka berciuman...kini Arthur memindahkan posisinya, mengungkung Livia dibawahnya tanpa melepas ciumannya dan menahan badan dengan meletakan kedua tangan disisi tubuh livia
Merasakan perlakuan Arthur yang lembut, livia pun melingkarkan tangannya dileher kekasihnya membuat Arthur tersenyum dan semakin memperdalam lumatannya.
Lama mereka berciuman hingga tak menyadari Sarah memperhatikan mereka lewat celah pintu yang dibukanya, melihat adegan itu Sarah pun tersenyum lalu kembali menutup pintu pelan agar dua sejoli itu tidak terganggu.
Sebenarnya tujuan Sarah datang ke kamar Arthur ingin membangunkan putranya itu, namun putrinya sudah datang lebih dulu. Saat akan berbalik dia dikejutkan oleh kehadiran kevin yang sudah berdiri dibelakangnya sejak tadi Sarah menutup pintu..
"Astaga!..... Apa yang kau lakukan?" geramnya pelan pada kevin sambil menjewer telinga putra keduanya itu
"aw..aw...mom.. sssss...Sakit tau" pekiknya kesakitan. padahal sarah tidak terlalu kuat menarik telinganya, Kevin hanya melebih-lebihkan saja
"apa kamu ingin membuat mommy jantungan?" ujar sarah melepas jewerannya
"mana ada mom... Aku tadi memperhatikan dari jauh mommy sedang mengintip kamar kak Arthur, hayooo mommy ngapain?" tanya kevin menggoda mommynya masih sambil mengusap telinga yang masih kesakitan itu.
"ssst...jangan berisik kamu, ayo pergi dari sini" titahnya pelan sambil meletakan telunjuk didepan bibirnya
"hmm... Aku jadi penasaran deh" ucapnya sambil celingak celinguk menatap pintu kamar yang tertutup itu.
"ayo pergi dari sini atau mommy goreng ikan peliharaan kamu yang dikamar itu!" ancam sarah pada kevin, padahal ancaman itu hanya candaan untuk mentakut-takuti kevin saja
"mommy tidak asiiiik... Selalu menggunakan ikan peliharaanku sebagai ancaman, baiklah..baiklah.. aku akan pergi dari sini" ujarnya ingin protes anamun ia urungkan melihat pelototan dari mommynya, merasa sebal kemudian pergi meninggalkan depan kamar Arthur.
Sarah yang melihat itu geleng² kepala "ada ada saja" kemudian pergi menyusul kevin ke meja makan.
......................
Sementara itu, didalam kamar Arthur. Arthur dan Livia masih berbaring usai ciuman panas mereka tadi dengan Livia yang bersandar didada telanjang Arthur..
"Ar..." tanya Livia yang jarinya bergerak acak didada bidang kekasihnya
"Hm..." Arthur berdehem sambil memejamkan matanya
"Apa kamu tidak kekantor?..."
"Kamu terus bertanya hal yang sama setelah ciuman panas kita, aku masih bisa memenuhi kebutuhanmu 10 tahun kedepan jika 1 hari saja tidak kekantor... apa masih ingin ditanyakan, hm?" jawab santai Arthur yang masih memejamkan matanya.
"mmm...tidak, Ar... Apakah ciuman kita tadi yang pertama kali untukmu?" tanya Livia ragu²
Mendengar pertanyaan itu Arthur membuka matanya, " apa kamu ingin mendengar kejujuran yang membuatmu kecewa?...menurutku yang penting sekarang adalah kita menjalin hubungan serius dan kita akan menikah, itu artinya kamu milikku dan aku milikmu."
Livia hanya diam saja mendengar ucapan Arthur itu.
Tok... Tok... tok....
Mendengar suara ketukan pintu itu Arthur pun bangkit dan beranjak membuka pintu...
ceklek...
"Tuan muda, saya mengantarkan sarapan Tuan dan nona muda" ujar maid itu sambil memegang troli yang terdapat hidangan sarapan
"hm... pergilah" kata singkat Arthur sambil membawa troli itu masuk ke dalam kamar.
Livia yang masih duduk diatas ranjang yang melihat itu " pasti karna kita lama, mommy dan daddy sudah menunggu kita dari tadi" ucapnya seraya beranjak dari ranjang menuju sofa dan duduk de sebelah Arthur.
Arthur menarik pinggang Livia sehingga kedua tibuh mereka merapat, "mommy dan daddy pasti mengerti apa yang kita lakukan, makanya mereka tidak memanggil kita" kata² Arthur membuat pipi Livia merona.
"setelah ini bersiaplah" ujar Arthur
"mau kemana?" tanya livia
"Apa kamu bisa tidak bertanya.. turuti saja kata²ku" gemas Arthur mencubit pipi livia pelan.
...----------------...
Setelah menyelesaikan sarapan mereka dikamar dan bersiap-siap, kini mereka berada didalam mobil. Arthur menjalankan mobilnya sendiri tidak dengan supir namun tetap membawa bodyguard dibelakangnya.
Sebelah tangan nya menyetir dan satu tangannya lagi menggenggam tangan calon istrinya lalu mengecupnya sekilas.
"kita akan kemana Ar?"
"nanti kau akan tau" ucapnya masih menyetir dengan pandangan lurus ke jalan.
...
Akhirnya sampailah mereka ditujuan, Butik. Ya, Arthur mengajaknya kesana untuk melakukan fitting baju pernikahan mereka. Meski pernikahan mereka tertutup dan hanya dihadiri keluarga inti saja mencegah terjadinya sabotase dan melindungi identitas istrinya dari bahaya musuh, Arthur ingin memberikan yang terbaik untuk istrinya nanti.
"Selamat datang Tuan dan nona Moreno" sapa pemilik butik ramah yang bernama madam Glo. Livia membalas sapaan itu dengan senyuman diwajahnya
"Tunjukkan beberapa gaun yang aku minta kemarin!" titah Arthur pada madam Glo
"baiklah, ayo nona ikuti aku ke sebelah sana" ajak madam Glo mengarahkan mereka pada gaun² yang sudah disiapkan disana.
Livia tak bisa menyembunyikan senyuman bahagianya melihat jejeran gaun pernikahan yang akan ia kenakan nanti..
...----------------...
Setelah melakukan fitting... kini mereka akan kembali ke mansion dikarenakan Arthur harus mengurus masalah dipelabuhan setelah mendapatkan telpon dari asisten kepercayaannya tadi dimana tempat klan mafia nya mengirim barang ilegal diserang klan mafia lain
mobil memasuki pekarangan mansion dan berhenti didepan pintu besar itu,
saat hendak turun Livia kembali menoleh pada Arthur
"Ada apa?" menatap lekat kekasihnya
"berjanjilah untuk baik² saja, jangan terluka" pinta Livia sembari mengusap rahang tegas Arthur.. Lalu mengecupnya sebentar kemudian menjauhkan wajahnya
"aku tidak bisa menjamin, aku akan mengusahakannya" ujar Arthur meraih tengkuk Livia kemudian melumat sebentar bibir manis itu.
Setelah itu Livia turun dari mobil, dan Arthur melajukan mobilnya
livia menatap mobil yang mulai menghilang dibalik gerbang itu kemudian masuk kedalam
...
'ya tuan'
"jangan biarkan dia keluar sendiri, jangan sampai terluka sedikitpun. Kau tau kan apa yang terjadi jika tergores sedikit saja?.."
'ya tuan, saya paham' patuh bodyguard itu melaksanakan perintah bosnya
...
"kaaaaak.....!" Livia menoleh pada suara teriakan kevin yang menghampirinya dengan membawa aquarium kecil berisi banyak ikan hias didalamnya.
"eh...ada apa ini kenapa kau memberikannya padaku?" heran Livia mengangkat aquarium kecil itu karena kevin menyerahkan nya dengan tiba²
Kevin dengan tergesa², " kak tolong selamatkan ikan²ku dari mommy," belum menyelesaikan kalimatnya Sarah sudah datang menghampiri kevin dengan spatula ditangannya
"keviiin....! mau kemana kamu anak nakal?" berusaha meraih kevin yang terus menghindar dan berlindung dibalik tubuh Livia
"mom...kevin...kalian ini kenapa? Apa yang terjadi?"..heran Livia merasakan pusing karna kevin dan Sarah memutari tubuhnya kesana kemari, kevin yang terus menghindar dan Sarah yang terus meraihnya
"Stoop !" teriak Livia menghentikan keduanya namun setelah itu kevin mengambil aquarium dari tangan kakaknya dan berlari menuju kamarnya
"heeei...kemari kau anak nakal!" Livia menahan tangan mommynya
"mom...sudahlah nanti mommy kelelahan, memang apa yang dilakukan kevin? sebenarnya ada apa ini?"
Sarah yang masih dengan kekesalannya," anak nakal itu mengambil 2 pot tanaman kesayanganku tanpa sepengetahuanku..entah dibawa kemana tanaman itu"
"biar aku yang bicara dengannya nnti mom" ujar livia mencoba menenangkan Sarah
"bilang padanya, jika tanamanku tidak kembali maka ikan peliharaannya yang akan aku goreng" ucapnya kemudian berlalu menuju dapur
Livia yang melihat itu geleng² kepala...kemudian melangkahkan kakinya menuju kamar kevin