Masa depan bisa berubah, itulah yang di alami seorang pemuda yang masih duduk di kelas 12 sma, karena menolong seorang siswi dari sekolah lain yang dia lihat di dalam mimpinya tertabrak mobil di persimpangan, dia harus di keluarkan dari sekolah dan di paksa menikahi siswi itu karena terlibat skandal.
Tapi ketika dia hidup bersama istrinya dan berada di dalam bahaya, dia mengetahui kalau kemampuan melihat masa depannya adalah sebuah sistem yang sudah menyertai dirinya sejak dia lahir. Berkat sistem itu, dia berhasil membawa istrinya melarikan diri ke ibukota.
Di sanalah dia baru mengerti asal usul dirinya juga istrinya. Dia memulai hidupnya di ibukota setelah mengetahui siapa dirinya, dia juga berniat menuntut balas kepada orang yang membuat dirinya sendirian tanpa keluarga dan yang mencelakai orang orang terdekat nya termasuk teman masa kecil nya. Ikuti terus kisahnya.
Genre : fiksi, fantasi, drama, sistem, komedi, tragedy.
Mohon like dan komen ya. khusus dewasa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mobs Jinsei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 5
Setelah itu, ibu Intan, pak Tedjo, pak Budi dan bu Frida minta kepada Adam, Aulia, Farrel dan Dina keluar dari ruang kepala sekolah karena mereka ingin berdiskusi mengenai Adam dan Aulia dengan kedua orang tua Aulia. Farrel dan Dina berjalan di belakang Adam dan Aulia yang berjalan berdampingan di depan mereka.
“Um...nama kamu Aulia ya, sori ya,” ujar Adam.
“Kenapa kamu minta maaf, bukan salah kamu, aku yang harusnya minta maaf, papa dan mama ku itu ketakutan reputasi papa jadi jelek, maaf kamu jadi terlibat urusan keluarga ku,” ujar Aulia.
“Kamu tidak salah, yang salah yang membuat video itu dan mengedit wajah kita,” ujar Adam.
“Gue tahu kira kira siapa,” ujar Farrel.
Adam dan Aulia menoleh melihat ke belakang, mereka melihat Farrel yang baru saja mengatakan kira kira tahu siapa pelakunya.
“Siapa Rel ?” tanya Adam.
“Si Riko, kemarin pas lo udah jalan, gue dan Dina mampir beli cemilan dulu buat nyokap si Dina karena gue mau ke rumahnya, bener ga Din ?” tanya Farrel.
“Iya, makanya gue bisa yakin itu editan kan, waktu itu Riko ga sendirian, dia kayaknya ngajak cewe dari sekolah ini juga,” jawab Dina.
“Gitu, tapi kenapa pake muka gue dan dia ?” tanya Adam sambil menunjuk ke arah Aulia.
“Itu yang gue ga tau, kalo lo sih jelas ga punya musuh Dam, cuman lo gimana ?” tanya Farel kepada Aulia.
Aulia terdiam, dia menunduk dan tidak berani menatap wajah Farrel, kemudian Farrel menoleh melihat Dina dan mengangguk, Dina langsung maju mendekati Aulia,
“Lo tenang aja, kita semua teman disini,” ujar Dina.
Aulia menoleh melihat Dina, dia juga menoleh melihat banyak siswi yang menatap dirinya dari dalam kelas dengan tatapan meremehkan dan menghina.
“Gue...di buli di sini,” ujar Aulia perlahan.
Mendengar ucapan Aulia, tentu saja Adam, Farrel dan Dina menjadi kaget, mereka langsung menoleh melihat para siswi di dalam kelas yang langsung mengalihkan tatapan mereka dan menoleh ke arah lain ketika pandangan mereka bertemu. Namun ada satu siswi yang menatap tajam ke arah Aulia dan Adam dengan senyuman sinis, kemudian siswi itu duduk kembali di kursinya.
“Kayaknya mereka beneran senang melihat lo dalam kondisi gini Lia, lo kenal ga siapa cewe itu ?” tanya Dina sambil melirik siswi yang duduk belakangan.
“Iya, dia Jihan, saudara tiri gue, dia sih ga pernah membuli gue, malah kadang dia suka belain gue,” balas Aulia.
“Tapi mukanya kayak seneng gitu,” ujar Farrel.
“Dia malu, udah pasti, udah deh yu, keluar dan ga usah di bahas lagi,” ujar Aulia.
“Iya bener, mending kita cepet keluar (menoleh melihat Farrel) trus nih ya, seandainya bener si Riko yang berbuat begitu kemarin di perpus, kenapa dia pake muka gue ?” tanya Adam.
“Yah lo sendiri tau kan, yang punya masalah ama lo kan cuman si Riko, gara gara waktu itu dia ngedeketin cewe yang kebetulan punya masalah ama lo,” ujar Farrel.
“Siapa ? Nina ?” tanya Adam.
“Yap, siapa lagi, lo inget kan yang dia nyamperin lo di lapangan waktu itu, di depan gue lagi,” jawab Farrel.
“Iya inget, waktu itu kan....ah enggak (mana mungkin gue bilang, gue mencegah Nina yang mau membuli Dina karena dia naksir ama si Farrel karena gue mimpi Dina jadi celaka dan koma) pantes dia tadi pagi deketin gue dan sok akrab ama gue,” ujar Adam.
“Gue rasa ya itu sih, lo tenang aja, gue dan Dina bakal cari tau siapa pelaku nya walau kira kira kita udah tahu, jujur gue ama Dina juga kaget pas liat video itu kemarin, ada nomer tak di kenal ngirim ke grup sekolah,” ujar Farrel.
“Iya, makasih ya Rel,” ujar Adam.
Akhirnya mereka keluar dari gedung sekolah, Farrel dan Dina berlari kembali ke sekolah, meninggalkan Adam dan Aulia di depan gerbang. Adam melihat Farrel dan Dina berlari bergandengan tangan menuju sekolahnya dan kian menjauh, dia tidak ingin kembali ke sekolahnya dan memutuskan untuk pulang ke kos nya. Tapi tiba tiba, Aulia memegang lengan kemejanya,
“Um...kamu di sini dulu aja ama aku mau ga ?” tanya Aulia.
“Sori deh, aku udah puyeng banget nih (melihat wajah Aulia yang cantik dan nampak sedih) ya udahlah, aku juga bingung musti ngapain,” jawab Adam.
“Makasih ya,” balas Aulia.
Tiba tiba seorang wanita yang berbaju rapi keluar dari mobil di belakang mobil polisi dan menghampiri keduanya yang sedang berdiri di depan gerbang.
“Maaf mba Aulia, mba di minta masuk lagi ke dalam,” ujar sang wanita.
“Iya, bu Danita, makasih,” ujar Aulia.
Aulia berjalan masuk ke dalam meninggalkan Adam sendirian, namun tiba tiba Danita juga menegur Adam,
“Anda juga di minta masuk mas,” ujar Danita.
“Oh...ok,” balas Adam.
Adam melangkah menyusul Aulia masuk ke dalam, setelah kembali ke ruang kepala sekolah, keduanya di minta duduk berdampingan,
“Begini, Adam, Aulia, setelah berbicara dan berdiskusi, dengan berat hati, saya selaku kepala sekolah dari sekolah wanita dan pak Tedjo sebagai kepala sekolah dari sekolah campur, memutuskan untuk mengeluarkan kalian dari sekolah, mohoh maaf sekali kalau hasilnya menjadi seperti ini,” ujar bu Intan.
“Jleger,” kepala Adam dan Aulia terasa seperti tersambar petir, keduanya terdiam dengan mulut menganga karena kaget, tapi Adam segera sadar dan berdiri,
“Saya tidak salah bu, kenapa saya harus di keluarkan dari sekolah, saya tidak berbuat apa apa,” teriak Adam.
“Kamu bisa buktikan ? semua sudah jelas, mengerti,” teriak ayah Aulia yang juga ikut berdiri.
“Maaf sekali Dam, kami tidak bisa membantu mu kali ini,” ujar Budi.
“Ibu minta maaf Dam,” tambah Frida.
“Sekarang, saya selaku orang tua Aulia, akan menikahkan Aulia dengan Adam dan setelah itu kalian berdua saja, saya dan keluarga tidak ikut campur lagi dengan urusan kalian,” ujar sang ayah.
“Jleger,” petir kedua menyambar kepala Adam dan Aulia, kali ini keduanya hanya bisa diam dan tidak bisa berkata apa apa karena mereka tahu kalau mereka protes pun akan percuma. Adam sangat geram, kedua tangannya mengepal namun dia tidak berani bertindak, Budi yang duduk di sebelahnya, memegang tangan Adam, langsung saja Adam menangis tersedu sedu. Di barengi Aulia yang juga menangis di sebelahnya.
“Klek,” tiba tiba pintu ruang kepala sekolah di buka, semua mata menoleh melihat ke pintu, seorang pria paruh baya bertubuh gempal dan berkepala botak masuk ke dalam,
“Maaf saya terlambat,” ujar sang pria.
“Oh anda om nya Adam ya, silahkan duduk,” ujar pak Tedjo yang mengenal pria paruh baya itu.
Sang paman berjalan melewati Adam dan menatap tajam kepada Adam, dia duduk di sebelah Budi yang berada di tengah antara dirinya dan Adam. Setelah menceritakan semua kejadiannya, Adam melihat paman nya malah tersenyum,
“Ok, silahkan saja, saya mewakili orang tuanya yang sudah tiada, setuju menikahkan dia dengan anak anda,” ujar sang paman.
Tentu saja Adam tidak merasa heran karena sang paman sebenarnya sangat ingin menyingkirkan dirinya dari kehidupan nya dan sekarang adalah kesempatan bagus baginya untuk lepas dari dirinya.
“Baiklah, kalau begitu para pihak sudah setuju, lalu kalian bagaimana ?” tanya Intan kepada Adam dan Aulia.
“Mereka setuju, benar tidak pak Kuswoyo,” ujar sang paman.
“Benar, mereka sudah setuju,” balas Kuswoyo, ayah dari Aulia.
“Kalau saya tidak setuju bagaimana ?” tanya Adam.
“Hah...kamu tidak setuju setelah melakukan hal ini (memperlihatkan smartphone nya yang sedang memutar kembali video nya) tahu tidak, seluruh karyawan kantor ku membicarakan hal ini, bahkan ada yang bertanya kepada ku, dia keponakan mu kan pak ? coba, apa kamu ga bikin malu aku, selama ini aku membiayai sekolah mu dan kos kosan mu kan, kamu sudah menodai nama papa mama mu di surga ngerti,” ujar sang paman.
“Om jangan bawa bawa papa dan mama, lagipula itu perusahan papa, om yang mengambil alih secara paksa,” teriak Adam.
“Anak ini,” teriak sang paman sambil berdiri dengan wajah yang merah padam.
“Sudah pak Prasetyo, di bawa santai aja, kalau dia tidak mau, berarti dia memperkosa anak ku dan aku akan jebloskan dia ke penjara,” ujar Kuswoyo.
Aulia langsung memegang tangan Adam, dia tahu apa yang terjadi kalau sampai Adam di masukkan penjara oleh ayahnya, Adam tidak akan keluar lagi dari penjara walau masa hukumannya sudah habis. Melihat Aulia memegang tangannya, Adam menoleh melihat wajah Aulia yang tersenyum terpaksa sambil meneteskan air mata. Adam tidak bisa berkata kata lagi dan menunduk pasrah. Akhirnya Adam pun di anggap setuju dan rencana pun move on untuk menikahkan keduanya secara diam diam.