NovelToon NovelToon
Cinta Untuk Sekali Lagi

Cinta Untuk Sekali Lagi

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Cinta Murni
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Aninda Peto

Aulia Aisha Fahmi Merupakan sepupu Andika, mereka menjalin cinta tanpa sepengetahuan orang tua mereka. Andika adalah cinta pertama Aulia dan ia begitu mencintainya. Namun, kejujuran Andika pada ayahnya untuk menikahi Aulia ditentang hingga Andika perlahan-lahan hilang tanpa kabar.

Kehilangan Andika membuat Aulia frustrasi dan mengunci hatinya untuk tidak menerima pria lain karena sakit di hatinya begitu besar pada Andika, hingga seorang pria datang memberi warna baru di kehidupan Aulia... Akankah Aulia bisa menerima pria baru itu atau masih terkurung dalam masa lalunya.

Penasaran dengan kisah selanjutnya, yuk ikuti terus setiap episode terbaru dari cerita Cinta untuk sekali lagi 😍

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aninda Peto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CHAPTER 3

Seiring berjalannya waktu, dua anak manusia itu sudah saling menerima satu sama lain, tak ada hubungan yang mengikat mereka, tak ada ucapan ikatan yang dikeluarkan dari mulut pria itu. Namun, sikap dan tindakannya menggambarkan bahwa dirinya adalah milik perempuan muda itu. Pria itu seperti kembali pada masa pubernya, merasakan kembali asmara yang bergejolak di jiwanya, sampai mengekang gadisnya untuk menutup mata pada pria lain, ia sedang haus akan cinta, haus akan kasih, hingga merasa takut akan kehilangan kekasihnya itu.

Perempuan polos itu sedang terjerat oleh cinta yang baru pertama ia rasakan, hingga dirinya tak mampu mengendalikan hasrat keji yang memberontak saat ini, ia telah dikendalikan oleh cinta yang berhasrat sampai lupa, bahwa dirinya mungkin akan merasakan kekecewaan.

Dua anak manusia itu, tidak lagi memedulikan norma dan hukum kehidupan, mereka tengah dibutakan oleh nikmatnya surga dunia tanpa memedulikan lengkara yang sedang menanti. Mereka lupa bahwa mereka seperti bentala dan nabastala yang tidak akan pernah menjadi amor fati, mereka aksa yang akan selamanya menjadi misteri.

Suatu ketika, Aulia berjalan-jalan sore seorang diri, menikmati sandyakala hingga baskara tenggelam di balik gunung dan digantikan oleh bulan. Perempuan itu berdiri di tengah pantai sembari menatap langit yang dipenuhi gemintang. Ia tidak tahu bahwa ada seseorang yang sedang merasakan renjana di dalam sebuah gubuk. Puas ia menikmati malam, ia pun beranjak pergi dari tempat kakinya berpijak, perlahan-lahan menjauhkan diri dari pantai itu.

Aulia telah sampai di rumahnya, ia pun masuk dengan perasaan tenang, kemudian menuju dapur untuk mengambil segelas air. Namun, dihentikan oleh seseorang, tangannya ditarik ke sebuah sudut pintu dan menekannya ke tembok. Tatapan pria itu begitu menusuk jantungnya, membuatnya sedikit ketakutan akibat cengkeraman tangan yang menyakitinya.

"Mengapa kau pergi begitu lama? Apa yang kau lakukan di luar sana? Apakah kau sedang menjalin kasih dengan seseorang sampai selarut ini kau pulang ke rumah?" Pertanyaan intimidasi terdengar cukup jelas ditelinga Aulia. Perempuan itu merintih tapi tak dipedulikan oleh Andika, seakan tengah dirasuki oleh Iblis sampai tak memiliki welas asih pada perempuan muda itu.

"Aku hanya menikmati bulan seorang ini, membayangkan pria lain tidak pernah terlintas dalam pikiranku, apalagi harus menjalin kasih. Aku sungguh kesakitan, bisakah kau melepas ku?" Jawabnya pelan dengan air mata yang sudah mengalir, membasahi pipinya.

"Tahukah engkau, di setiap detik berlalu hati ini seperti dirajam oleh duri-duri kerinduan. Kau pergi tanpa mengabari ku, apakah kau sedang berencana membunuhku? Tidakkah kau merasakan ketidakberdayaan ku tanpa dirimu, hatiku seperti jelaga yang habis terbakar" Tuturnya dengan bulir air mata yang mengalir dari sudut matanya. Aulia merasa bersalah telah melukai pria itu.

"Aku minta maaf. Percayalah kau adalah seseorang yang akan terus hidup dalam aksaku, bahkan jika daksaku menjadi sebuah debu sekali pun, perasaan terhadapmu akan selalu sama. Saat ini, besok dan selamanya"

Perasaan keduanya seperti sudah terjalin berabad-abad lamanya, seperti sepasang kekasih yang telah melalui segala macam penderitaan, sampai membangun hubungan yang sangat kuat. Entah apakah kisah mereka akan terus amerta? atau seperti kisah bulan dan matahari yang tak akan bersatu.

Aulia pun kembali ke kamarnya, kedua orang tuanya sudah terlelap sejak beberapa waktu yang lalu, menyisakan dua sejoli yang sulit memejamkan mata.

Di sebuah rumah, dua sepasang kekasih itu saling menahan rindu tersekat oleh ruang yang membuat mereka kehilangan kebersamaan. Sekat itu menjadi batasan untuk mereka tidak bertemu karena waktu telah malam.

Di sisi lain, Andika menatap langit-langit kamar, dengan posisi tangannya bersandar di atas dahinya, ia terlihat seperti meratapi sesuatu yang membuatnya menjadi begitu sedih, kala ia teringat beberapa hari yang lalu ia menelepon ayahnya dan mempertanyakan sesuatu.

Kilas balik

Andika harus berjalan menuju pantai yang jaraknya satu kilo meter dari rumah yang ia tempati sekarang, untuk mencari jaringan karena di kampungnya masih sangat kesulitan untuk mengakses internet. Sore itu ia sangat bersemangat untuk menyampaikan perihal penting mengenai perasaanya, apalagi usianya saat ini sudah tidak muda lagi, dan ia sangat mendambakan seorang istri.

Tibalah ia di pantai, sangat banyak orang di sana. Beberapa orang menyapanya dan berbicara singkat dengannya. Setelah menemukan jaringan, Andika pun menghubungi nomor ayahnya, bunyi gawainya berdering menandakan bahwa sambungan teleponnya telah masuk ke notifikasi gawai ayahnya.

Tiba-tiba suara berat dari ujung telepon terdengar, Andika menyapanya dengan halus dan menanyakan kabar ayahnya itu.

"Ayah, aku menyukai seorang perempuan di sini" Setelah sekian lama berbasa-basi akhirnya ia memberanikan diri untuk menyampaikan niatnya itu.

"Siapa perempuan yang kau sukai?" Terdiam sejenak untuk menarik napas, kemudian mengembuskan perlahan-lahan.

"Dia Aulia ayah, sepupuku... Aku sangat mencintainya"

"Anak pamanmu?" Andika mengiyakan. Dari balik telepon terdengar napas berat yang menandakan ketidaksetujuan dari ayahnya membuat Andika gulana dan menatap jauh ke laut lepas.

"Kamu tidak bisa bersama dengannya, carilah perempuan lain yang bukan dari sepupu pertamamu. Dia adalah keponakan ayah dan ibumu, dalam hukum adat persaudaraan seperti itu tidak diperkenankan untuk menikah, kalian sudah seperti saudara kandung, itulah sebabnya pernikahan antara sepupu pertama sangat di larang keras" Jelas pria paruh baya itu.

Andika merasa kakinya lemas ketika mendengar penjelasan ayahnya, bibirnya membisu dan merasakan sakit yang teramat dalam di relung hatinya.

"Baiklah, aku akan mencari perempuan lain" Setelah mengucapkan kalimat yang memberatkan hati, ia menutup teleponnya. Ada kegelisahan dalam jiwanya tatkala ia mengatakan kalimat itu, ia tidak ingin menjadi penghianat dalam cinta yang telah dirajutnya bersama, apalagi telah membangun kenangan indah dan telah melewati batas-batas cinta yang tak seharusnya mereka lakukan. Namun, karena renjana yang telah membara membuat matanya gelap dan melakukan hal itu bersama Aulia, yang seharusnya ia jaga sampai ia benar-benar menikahinya.

Andika sungguh menyesal, di lain sisi hatinya benar-benar terjatuh pada pesona Aulia, ia tak bisa berpaling walau tak bersama dengannya, jiwanya telah diberikan sepenuhnya pada perempuan yang menjadi sepupunya itu. Biarkan daksanya dimiliki oleh perempuan lain tetapi tidak dengan atmanya.

"Tuhan, mengapa Engkau memberikan takdir sejahat ini kepada kami, dia adalah perempuan yang ku pilih untuk menjadi kekasih hidupku, merajut cinta bersama dan menjalani kehidupan dengan santai bersamanya. Namun, kini cintaku dipatahkan oleh amor fati fana yang yang tak akan pernah bisa relakan" Setitik air mata mengalir dari sudut matanya. Pria itu mengambil guling dan memeluknya sangat erat membayangkan bahwa ia sedang memeluk kekasihnya itu. Sangat sakit yang dirasanya sampai air matanya jatuh tanpa sadar.

Berjuta untaian rindu, berbisik menyerbu kalbu. Rintihan kasih yang telah menjadi belenggu, menyimpan kesedihan mereka, berlari dari rasa denial meninggalkan tempat sendu yang menyimpan rindu.

.

.

.

Lanjut part 4

1
Agus Tina
Baguus
Aninda Peto: makasih kak
total 1 replies
Dair Kasma
suka paragraf pertama
Dair Kasma
lanjut
Dair Kasma
aku suka kata diksi yang digunakan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!