Terlahir dengan kekuatan istimewa, akankah membuat hidup Angela jadi lebih bahagia? atau penuh dengan rintangan.
Mampukah Angela mengendalikan kekuatannya? ataukah kekuatan itu akan menghancurkan dirinya?
Ikuti terus kisah Angela hingga akhir ya ^^
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alisha Chanel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16
"Tentu saja boleh, Khalisa kan sahabat kau dari kecil. Masa kau tidak datang memberi dukungan di hari bersejarah dia." ujar Edward sembari mengelus puncak kepala Angela.
Apa yang diucapkan Edward seperti dejavu bagi Angela, karna gadis itu pernah berada disituasi seperti ini sebelumnya.
"Tapi ingat, pulangnya jangan malam-malam! Jam 22.00 malam kamu harus sudah sampai di rumah." Pesan pria berahang tegas itu.
"I-iya pah." Angela mengangguk patuh.
"Kejadian inikan terjadi saat aku akan pergi menemui Kenan di bioskop." Batin Angela sembari menajamkan ingatannya.
Kalau Angela tidak salah ingat kejadian ini terjadi sekitar 3 bulan yang lalu. Hari dimana dirinya resmi menjadi kekasih dari pria yang ia cintai selama ini.
Harusnya hari ini Angela dan Kenan merayakan hari aniversary mereka yang ke tiga bulan, tapi siapa sangka semuanya malah menjadi kacau seperti sekarang.
"Jadi aku benar-benar kembali kemasa lalu." Gumam Angela dengan mata berbinar.
"Kalau begitu aku bisa memperbaiki semuanya. Kenan tidak akan meninggal dan papa tidak akan marah padaku." Batin gadis berkulit putih itu antusias.
"Kau kenapa sayang?" Edward menatap heran pada sang putri yang terlihat sedang senyum-senyum sendiri.
"Tidak ada papa pah, aku sayang papa. Aku janji tidak akan membuat papa kecewa." ucap Angela sembari menghamburkan dirinya dalam pelukan sang papa.
"Hey, ada apa denganmu? Apa kau baik-baik saja?" Edward merasa heran dengan tingkah manja sang putri yang tidak seperti biasanya.
"Baik kok pah, bahkan sangat baik." jawab Angela dengan netranya yang berkaca-kaca. Edward mengusap puncak kepala Angela dengan sayang.
"Ini sudah malam, tidak baik untuk anak gadis sepertimu pergi ke luar rumah sendirian. Mau papa temani untuk menonton pertandingan Khalisa?" Edward menawarkan diri.
"Hem, tentu saja." Gadis bermata biru itu menganggukan kepalanya dengan patuh.
"Kalau begitu ayo kita pergi sekarang." ajak Edward. Pria itu terpaksa menunda pekerjaannya untuk memeriksa berkas yang sengaja ia bawa dari rumah sakit, hanya demi menemani sang putri.
"Ayo..." seru Angela. Ayah dan anak itupun pergi meninggalkan rumah sembari bergandengan tangan.
"Tunggu! Kalian mau pergi kemana?" tanya Emily saat melihat suami dan putrinya akan menaiki mobil.
"Kita akan menonton acara pertandingan pencak silat Khalisa mah. Hari ini Khalisa bertanding mewakili kota kita." jawab Angela apa adanya.
"Apa? Khalisa ikut pertandingan?" Tanya Emily antusias. Angela menganggukan kepalanya sebagai jawaban.
"Kalau begitu mama ikut. Mama juga ingin melihat pertandingan Khalisa. Pasti seru." cicit ibu dua anak itu.
***
30 menit kemudian. Keluarga Anderson sudah tiba di gor tempat berlangsungnya pertandingan yang akan Khalisa ikuti. Ketika dalam perjalanan, tak lupa Angela membatalkan janji bertemunya dengan Kenan. Walaupun Kenan terlihat sedikit marah dan kecewa, tapi Angela yakin ini adalah yang terbaik untuk mereka.
"Khalisa...Khalisa..." Angela dan Emily terus menyerukan nama Khalisa sepanjang berjalannya pertandingan.
Ibu dan anak itu tiada lelahnya memberi semangat pada Khalisa yang sedang bertanding di atas podium. Sedangkan Edward dan Jacob hanya menjadi penonton biasa saja. Namun mereka tetap bisa menikmati acaranya meski tak seheboh Angela dan Emily.
Akhirnya seluruh anggota keluarga Anderson ikut pergi menonton pertandingan pencak silat yang Khalisa ikuti, karna Jacob tidak mau ditinggal sendirian di rumah.
Bersambung.