Saudara Tiri Tapi Pacaran

Heran, itulah reaksi Andara saat Rezaldi bilang putus kepada Della dengan enteng.

Aldi tidak main-main, bahkan kesempatan terakhir untuk Della jauh-jauh hari, telah dia sia-siakan begitu saja.

Kecemburuan berlebihan dari Della lah yang membuat Aldi murka. Bahkan lebih murka lagi Della menyebut kata yang tidak pantas untuk Venera.

"Al" Cegah Venera sebelum Aldi melangkah lebih jauh lagi. "Biarin aja, watak nya emang sulit di kontrol jadi untuk apa diperdebatkan" Ucap Venera dengan nada halus.

"Perkataan tidak mencerminkan pelajar sama sekali" Gumam Aldi, dia langsung kembali duduk setelah banyak dilihat siswa dan siswi di area kantin.

"Eh Ra lu gak apa-apa kan?" Tanya Andara yang barusan saja datang.

"Gak apa-apa Dar" Jawab Venera.

Andara langsung tegak, lalu menatap Della yang dari tadi merengek memohon untuk tidak putus.

"Lu gak denger apa kata Venera, Del?" Kata Andara dengan tatapan sengit.

Della bahkan sampai lupa kalau Venera adalah saudara tiri dari Aldi, dengan bodoh nya dia mengucapkan kata sarkas kepadanya, jelas itu membuat Aldi marah besar.

Aldi yang sudah muak menatap wajah Della, langsung pergi membawa Venera ke suatu tempat. Venera langsung menolak dengan halus.

"Sorry Al, aku mau di kantin dulu sama temen" Kata Venera, Rezaldi menghening dan terus menatap Venera dengan wajah datar.

Netranya sedikit keatas untuk menatap wajah Della yang lagi tertunduk "Pergi kamu"

Della menggeleng kepala dengan wajah melas "Kasih kesempatan terakhir Al, please gue gamau putus" Kata Della.

"Ayo Al maafin aja"

"Kasian tuh cewek lu, masa lu tegas sih"

Dan masih banyak lagi cibiran dari murid sekitar yang mengarah ke arah Rezaldi.

Venera yang tadinya menolak halus, begitu mendengar cibiran dari murid-murid langsung paham maksut dari Aldi— alasan kenapa dia ingin membawa Era pergi dari kantin.

Karena Aldi sadar diri, dialah orang yang paling mencolok di sekolah ini sebagai seorang ketua OSIS.

Aldi mengambil roti bakar yang sudah dia pesan dan pergi meninggalkan kantin.

"Guys, maaf ya gue tinggal, gue mau nyusul saudara gue dulu" Kata Venera berpamitan kepada ketiga teman nya yang sedang asik memakan bakso urat, termasuk Andara disana yang ikut mengangguk kepala.

Diruangan OSIS, itulah yang Aldi tuju dia masuk dan di susul oleh Venera.

Ruangan tampak sepi, karena anggota lain masih beristirahat di kantin sekolahan.

Aldi yang baru saja duduk tiba-tiba dikejutkan dengan kehadiran Venera disana.

"Kenapa lu kesini Era? Bukan nya tadi gak mau ikut gue pergi dari kantin?" Kata Aldi dengan nada pelan, menatap wajah Venera yang sedang mengembangkan senyuman.

"Enggak, gue sudah paham apa maksut lu Al, karena dulu waktu gue sekolah di bandung, gue punya mantan pacar ketua OSIS, dan gue juga ikut merasakan ribet nya jadi dia" Jawab Venera, tanpa disuruh Aldi duduk, dia lancang duduk di kursi yang ada di ruangan OSIS itu.

"Oh gitu" Jawab Rezaldi dengan wajah datar.

"Iya, gue ngaku sih, waktu pertama kali kakek bilang lu ketua OSIS, gue langsung ke kamar, karena dia mengingatkan gue pada orang itu" Kata Venera. Dia berbicara namun pandangan matanya sedang menatap ke bawah.

"Jadi lu ada rasa trauma ya?" Tanya Aldi.

"Heum.. Tapi setelah kenal lu, rasa trauma gue hilang Al, aku taunya ketua OSIS bakal tidak punya hati, dan elu nunjukin ke gue kemarin (waktu nolong gue di pasar), kalau ketos juga manusia yang punya hati nurani" Jawab Venera

Aldi mengerut kening, dia sangat tidak paham dengan perkataan Venera yang asal ceplos.

"Dan jujur dari hati gue, lu keren dan gue jatuh cinta sama lu" Kata Venera, singkat padat dan jelas.