Bagaimana perasaan jiwamu jika dalam hitungan bulan setelah menikah, suami kamu menjatuhkan talak tiga. Lalu mengusirmu dan menghinamu habis-habisan.
Padahal, wanita tersebut mengabdi kepada sang suami. Dia adalah Zumairah Alqonza. Ia mendadak menjadi Janda muda karena diceraikan oleh suaminya yang bernama Zaki. Zaki menceraikan Zumairah karena ia sudah bosan dan Zumairah adalah wanita miskin.
Bagaimana nasib Zumairah ke depannya? Apakah dia terlunta-lunta atau sebaliknya? Yuk, cap cus baca pada cerita selanjutnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu Sekti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pecah
"Pokoknya kamu harus mengganti kemeja saya. Atau kalau tidak, kamu mencuci piring selama satu bulan di sini. Kamu hanya dapat makan dan minum sepuasnya tanpa saya gaji! Jika syarat itu tak bisa kamu penuhi maka, kamu harus mengganti kemeja saya!"
Pria bertubuh atletis berwajah rupawan itu meminta ganti rugi kepada Zumairah karena kemejanya yang sudah terkena noda. Jika ia tidak sanggup, ia harus bekerja selama sebulan. Dan ternyata pria tersebut adalah pemilik dari Restoran tersebut .
"Baik. Saya mau bekerja mencuci piring di sini. Yang penting saya bisa melunasi hutang Anda," jawab Zumairah dan mulai menatap pria yang kini meminta ganti rugi.
"Oke. Mari saya antar ke belakang!"
Kemudian Zumairah mengekor dan berhenti di sebuah tempat untuk mencuci piring. Di situ sudah banyak sekali tumpukan piring, gelas, nampan dan peralatan lainnya.
"Mbak Mira, dia pekerja baru di sini, tugasnya hanya mencuci peralatan makan di sini. Tolong diawasin agar bekerjanya benar! Ketika sudah jam 16.00 sore, ia boleh pulang."
Pemilik Restoran tersebut meminta salah satu karyawannya yang bernama 'Mira' untuk mengawasi Zumairah dalam bekerja karena pria itu super sibuk.
"Siap, Bos. Saya akan mengawasi dia. Tetapi, dia boleh melayani para tamu ya, Bos Arga? Soalnya tamu saat ini membludak karena ini hari Minggu."
Mira ingin Zumairah juga melayani para tamu karena sebenarnya di Restoran tersebut butuh karyawan banyak.
"Oke nggak papa, asalkan dia berani dan cekatan silakan saja, tetapi saya harap dia bekerja dengan baik. Oke, saya pergi dulu karena urusan saya masih banyak."
Bos yang bernama Arga tersebut pergi untuk sementara karena ia seorang pengusaha yang tidak hanya mengurusi Restoran. Usahanya juga bergerak di bidang properti yang pelanggannya sudah sampai ke Luar Negeri.
'Ya Tuhan. Karyawan yang di kasir sama yang di sini beda. Yang dikasir sadis banget padahal juga butuh karyawan. Semoga ini menjadi awal rezekiku. Saya harus bekerja secara profesional,' batin Zumairah yang segera mencuci peralatan makan yang sudah menggunung tinggi. Ia sangat bersyukur mendapat pekerjaan walau sementara tidak dibayar. Dengan hati-hati ia membersihkan piring dan peralatan lain hingga bersih dan mengkilap.
Krucuk! Krucuk! Krucuk!
Sesuatu di dalam perutnya berbunyi. Seluruh badannya penuh dengan keringat. Saat itu, ia merasa sangat lapar dan haus sekali, tetapi ia malu untuk meminta. Ia berusaha menyelesaikan pekerjaan. Akhirnya selama setengah jam, ia berhasil menyelesaikan tugasnya.
Setelah selesai ia mulai mendekati Mira dan tugas apa yang diberikannya lagi. Ia terpaksa menahan lapar dan haus demi cita-citanya.
"Mbak, cuciannya sudah selesai. Tugas apalagi yang harus saya kerjakan?" tanya Zumairah kepada karyawan yang bersama Mira sambil menahan lapar.
Mira sedang menggoreng daging ayam yang sudah diberi bumbu kuning di sebuah penggorengan berukuran jumbo.Ternyata Mira adalah salah satu koki di Restoran tersebut.
"Oh. Sudah ya. Kamu minum dulu di sana. Terserah kamu mau minum es atau yang lainnya. Atau kamu makan dulu. Sepertinya kamu pucat sekali. Saya nggak mau disalahkan jika kamu pingsan. Ngomong-ngomong, nama kamu siapa? Biar saya enak manggilnya."
Ternyata Mira adalah karyawan yang baik dan tidak sombong. Mira menunjuk sebuah ruangan khusus yang berisi masakan untuk dimakan para karyawan Restoran tersebut.
"Alhamdulillah, Mbaknya baik sama saya. Nama saya Zumairah. Kebetulan saya belum makan dan minum. Saya permisi untuk ke sana dulu."
Mira mengangguk dan tersenyum kala mendengar jawaban dari Zumairah. Mira merasa iba melihat wajah pucat milik Zumairah yang sepertinya mengalami beban hidup yang besar.
Dengan cepat Zumairah meneguk air mineral yang berada di Dispenser. Kemudian ia mengambil nasi putih dan mengguyurkan sayur bening beserta sambal dan tempe mendoan. Ia hanya mengambil makanan yang berada didekatnya karena ia harus bekerja kembali.
'Ya Tuhan. Alhamdulillah, dalam kesulitan ini, hamba masih diberi nikmat sehat dan masih bisa makan dan minum. Betapa tadi, perut ini sangat melilit. Jika Mas Zaki tidak sekejam ini sama saya, mungkin kelaparan ini tak akan terjadi,' batin Zumairah sambil memakan masakan yang telah ia ambil.
Tujuh menit kemudian. Ia telah selesai makan. Ia sangat bersyukur masih bisa makan dan minum. Di luaran sana masih banyak anggota kelaparan.
Setelah selesai makan, Zumairah mendekati Mira dan membantu Mira untuk memotong bumbu dan sayuran.
"Zumairah? Tolong bawa nampan berisi rendang daging ini menuju 'Pantry', tetapi kamu harus hati-hati dengan yang namanya Lina. Kamu harus siap jika dia galak ketika ada karyawan baru di sini."
Mira memerintahkan Zumairah untuk mengantar menu masakan di 'Pantry' karena Mira sanagt sibuk dan tidak bisa ditinggal begitu saja.
"Oke."
Dengan cepat Zumairah membawa nampan tersebut menuju 'Pantry'.
"Maaf, Mbak, ini nampannya ditaruh di mana ya?"
Saat sampai di 'PANTRY', Zumairah segera bertanya kepada para karyawan tersebut.
"Hah? Kamu bekerja di sini? Siapa yang nyuruh kamu bekerja di sini? Masakan ya ditaruh di sana dong? Masak di mata gue! Karyawan bodoh kok disuruh kerja di sini!"
Seorang wanita yang berpostur tubuh standar wanita Indonesia menjawab pertanyaan dari Zumairah dengan nada angkuh dan menghina. Ia terkejut kala Zumairah bisa bekerja di situ. Ia adalah Lina.
Tanpa menjawab cercaan dari wanita itu, Zumairah langsung meletakkan nampan yang ia bawa di dalam etalase yang berada tidak jauh darinya. Setelahnya itu ia hendak berbalik untuk menemui Mira kembali untuk melakukan tugas selanjutnya.
Namun, saat ia hendak berbalik, wanita sadis itu mencekal lengan Zumairah dengan kuat.
"Mau kemana lo! Kamu mau balik ke belakang? Tuh, ada karyawan yang ngantri, dilayanin tuh. Di sini saja kerepotan, kamu malah bantuin di belakang. Enakan Mira dong?"
Wanita berwajah tirus dan licik itu menyuruh Zumairah untuk membantu melayani pelanggan yang datang. Tidak lama, Zumairah menurut apa kata wanita itu. Ia kemudian membawa selembar menu untuk dibawa kepada salah satu pelanggan yang mengantri.
Sontak, Zumairah terkejut kala yang hadir di Restoran tersebut adalah Zaki dan Naura. Sungguh suasana yang sangat menyebalkan bagi Zumairah. Mau tak mau ia harus melayaninya.
"Mau pesan apa Mbak dan Mas ini!"
Zumairah berpura-pura tidak tahu kepada kedua pelanggan tersebut. Ia sudah menyiapkan kuping yang tebal jika sesuatu terjadi.
"Oh. Jadi si kucel sekarang ada di sini. Kasihan sekali. Hanya menjadi pelayan restoan. Ya iyalah. Muka kucel cocoknya jadi pelayan. Kalau gue ogah. Gue maunya jadi ratunya Mas Zaki saja. Iya 'kan Mas?"
Nauta seketika melihat Zumairah sedang melayani dirinya dan Zaki. Kesempatan Naura untuk menghina habis-habisan Zumairah yang masih berdiri di sampingnya.
"Huft. Kenapa dunia itu begitu sempit. Di mana-mana selalu ada kamu. Sungguh membosankan. Jadi nggak mood makan di sini. Tapi, ini kan Restoran paling rekomendasi kalau ditinggalin. Naura, cepat kamu mau pesan apa? Jangan ladenin dia terus!"
Dengan malas Zaki menyuruh Preti untuk memesan masakan yang sudah tertera di buku menu masakan.
"Ehm. Gue pesen steak sapi panggang sama jus avokado. Kamu mau pesan apa, Sayang?"
Sambil melirik ke arah Zumairah, menu masakan tersebut ia berikan kepada Zaki.
"Saya bakso dan es jeruk saja," jawab Zaki yang bermuka ketus dan sangat tidak enak melihat Zumairah yang melayani dirinya.
"Baik, saya akan segera pesankan," jawab Zumairah dengan nada profesional.
"Halah, jangan sok-sok.an profesional deh? Pelayan saja belagu!"
Naura masih tidak suka dengan gaya profesional seorang Zumairah. Yang pada aslinya Zumairah sangat geregetan dan panas hati saat Naura menghina dan menikung suaminya hingga ia harus bersusah payah mencari pekerjaan kembali.
Akhirnya, Zumairah pergi ke 'PANTRY' untuk memesan masakan yang telah dipesan oleh Zaki dan Naura.
***
Sepuluh menit kemudian, menu masakan sudah tersaji. Tidak lama, Zuma mulai memberikan menu masakan tersebut di tempat di mana Zaki dan Naura berada.
Saat akan sampai di tempat tersebut tiba-tiba terjadi sesuatu.
Pyar!
Pyar!
"Ya Tuhan. Kenapa bisa begini?"
Netra Zumairah mulai berkaca-kaca dan hatinya sangat gundah gulana saat itu. Makanan dan minuman yang telah dipesan oleh Zaki dan Naura terjatuh. Mangkuk, piring beserta gelas yang dibawa Zumairah jatuh dan pecah berkeping-keping.
Masakannya tumpah ruah menjadi satu dengan minuman tersebut. Kaki jahil milik Naura berusaha menghalangi Zumairah yang sedang melangkah.
"Apa? Masakan kami jatuh? Dasar karyawan nggak becus! Kalau nggak becus bekerja itu jangan bekerja di sini! Malu-maluin tahu!"
Tetiba, kebetulan pemilik Restoran tersebut datang. Ia adalah Arga Dinata. Seorang pengusaha kaya raya idaman para wanita.
"Maaf, ada apa ini? Kenapa makanan dan minuman ini jatuh berantakan?" tanya Arga dengan wajah yang mempesona.
"Itu Mas, karyawan kamu nggak becus. Bawa makanan segitu aja jatuh. Pokoknya kami minta ganti rugi!"
Naura berdiri dengan angkuhnya dan meminta ganti rugi atas makanan yang ia pesan kini malah jatuh, hancur berantakan dan hanya menjadi sampah yang berserakan.
"Benarkah kamu menumpahkan pesanan para pembeli kami! Cepat jawab!"
Dengan muka dingin Arga bertanya kepada Zumairah yang tegak berdiri dan terlihat tatapan tajam dan tak gentar sedikitpun.
Jawaban apa yang akan diucapkan oleh Zumairah? Apakah dia masih disalahkan?