NovelToon NovelToon
Dear, My First Love

Dear, My First Love

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Mafia
Popularitas:79.3k
Nilai: 5
Nama Author: Novi Zoviza

Sekuel(Emily:Ketika cinta harus memilih)

Maxime Alexander Lemos pria berusia 37 yang merupakan orang kepercayaan pimpinan mafia paling kejam di Jerman jatuh cinta pada seorang gadis namun cintanya harus kandas terhalang restu dari orangtua gadis yang ia cintai dan meninggalkan luka yang begitu mendalam hingga cinta itu berubah menjadi dendam. Ia pergi meninggalkan semuanya merelakan orang yang ia cintai menikah dengan pria pilihan orangtua.

Hingga berbulan lamanya dan keduanya kembali dipertemukan dengan keadaan yang berbeda.

Bagaimana kisah mereka, yuk simak!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Novi Zoviza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

29. Mulai menyelidiki

"Ada apa Max?," tanya Amelia saat melihat Maxime diam saja dan tampak melamun sembari memandangi ponselnya.

"Ah bukan apa-apa," kilah Maxime menggeleng dengan cepat. Belum waktunya Amelia tahu tentang Lucas.

Maxime kembali melanjutkan masakannya karena Amelia sepertinya percaya dengan jawabannya. Bukan maksudnya menyembunyikan kebenaran dari Amelia tapi ia berencana jika masalah ini selesai ia akan mengatakannya pada Amelia.

Sementara itu Amelia berusaha mempercayai jawaban Maxime meski ia merasa ada yang di sembunyikan Maxime darinya. Dan ia tidak mau memaksa jika Maxime sendiri tidak mau mengatakannya.

"Max... bagaimana kabar Emily?," tanya Amelia teringat akan teman baiknya itu yang juga adiknya Maxime.

Maxime menoleh pada Amelia dan tersenyum tipis."Emily baik dan beberapa bulan yang lalu ia sudah melahirkan anak kembarnya," jawab Maxime.

"Oh ya?. Apakah-- anaknya kembar sepasang?," tanya Amelia yang tampak begitu antusias mendengarkan jawaban dari Maxime.

Maxime menggeleng."Tidak. Anaknya dua-duanya berjenis kelamin laki-laki," jawab Maxime sembari mengaduk masakannya. Aroma masakan memenuhi area dapur.

"Wah... mereka pasti sangat tampan. Andai aku bisa menghubunginya sekarang. Tapi sayang aku tidak memiliki ponsel," ucap Amelia terdengar lirih. Semenjak ia dibawa Maxime ke Mansionnya, ia tidak tahu dimana keberadaan ponselnya.

"Amel, maaf untuk sekarang aku tidak bisa memberikan ponselmu. Tapi setelah semuanya selesai aku janji akan memberikan ponselmu dan kamu bebas mau mengubungi siapapun," jawab Maxime.

"Tapi aku ingin menghubungi Emily, Max," ucap Amelia.

Maxime mematikan api kompornya lalu menoleh pada Amelia yang duduk di kursi."Amel jika kau mengubungi Emily sekarang. Adikku itu pasti merengek ingin bertemu langsung denganmu, apalagi Yovan yang tidak pernah bisa menolak permintaan adikku itu. Sementara kau tahu sendiri kondisi kita disini bukan?," jawab Maxime dengan begitu hati-hati.

"Iya. Maafkan aku yang tidak memahami situasi," ucap Amelia dengan kepala tertunduk kebawah. Sejujurnya ia tidak ingin berada di situasi seperti ini, dulu ia datang ke negara ini hanya untuk menemui Maxime tapi malah berujung ia menjadi salah satu anggota mafia di negara ini.

Maxime menghela nafas beratnya. Ia tahu apa yang dirasakan Amelia. Dalam sekejap dunianya berubah, dulu ia gadis polos yang tidak tahu apa-apa akan dunia hitam tapi sekarang seperti ada beban berat yang ia tanggung setelah bergabung dengan Kakek Armand yang nyatanya hanya memanfaatkan kepolosan Amelia.

"Aku akan menyelesaikan semua ini dengan cepat. Tapi maaf aku tidak akan melibatkanmu dalam misiku kali ini," ucap Maxime yang sudah berdiri di hadapan Amelia.

Amelia mengangkat kepalanya dan mengadah menatap Maxime yang menatapnya dengan begitu dalam."Tapi aku ingin membantumu Max," jawab Amelia.

Maxime menggeleng pelan."Tidak Amel. Aku tidak akan membahayakanmu. Bagiku kau tetaplah Ameliaku yang polos yang tidak tahu apapun tentang dunia hitam," geleng Maxime menolak permintaan Amelia. Ia tidak akan membahayakanmu nyawa gadis yang ia cintai.

"Tapi--

"Ssst...aku tidak mau mendengar bantahan darimu. Jadi menurut lah, oke," ucap Maxime.

"Tapi berjanjilah agar kau berhati-hati Max," jawab Amelia yang sebenarnya begitu mencemaskan Maxime.

"Hehehe... ini sudah biasa bagiku Amel. Tapi aku janji akan berhati-hati," ucap Maxime yang melihat raut kecemasan di wajah sang kekasih.

"Oh ya ayo kita makan, kau pasti sudah lapar bukan. Masakanku sudah matang," sambung Maxime mengalihkan pembicaraan mereka.

Amelia mengangguk pelan, sejujurnya ia begitu sangat lapar sekali. Ia belum makan apapun sejak tadi pagi. Bahkan sekarang saja ia masih memakai pakaian semalam yang ia kenakan.

***

Maxime memasuki kamarnya yang berada di bangunan besar ini setelah meminta Amelia untuk beristirahat di kamar lain. Bangunan ini dibangun oleh Grandpanya untuk penyimpanan persenjataan dan menjadi markas tersembunyi dari musuh. Dan ia mengetahui markas ini dari surat yang ditinggal Grandpanya yang memintanya untuk datang kesini dan merahasiakan tempat ini dari siapapun.

Maxime mendudukkan bokongnya di bibir tempat tidur. Ia tengah menimbang usulan dari Damian yang memintanya untuk bergabung dengan Lucas untuk melawan Kakek Armand. Ia terpaksa bermusuhan dengan orang yang sudah ia anggap keluarga meski nyatanya ia hanya dimanfaatkan saja.

Maxime menghubungi seseorang yang ia percaya untuk menyelidiki kematian Grandpanya. Sebenarnya ia sendiri yang akan menyelidikinya tapi ia tidak memiliki waktu untuk itu karena masalah yang datang silih berganti.

"Bagaimana?," tanya Maxime saat panggilan terhubung. Ia berharap kali ia ada sebuah petunjuk dari orang kepercayaannya.

"Seperti dugaan anda, Tuan. Jika Tuan Lemos memang sengaja disingkirkan untuk perebutan kekuasaan".

Maxime mengepalkan kedua tangannya menahan emosinya yang mulai menguasainya. Ia tidak menyangka jika orang yang selama ini begitu ia hormati adalah musuh dalam selimut Grandpanya.

"Lalu apakah benar jika Grand--maksudku Tuan Lemos memang sudah tiada?," tanya Maxime.

"Kalau tentang itu aku sedang menyelidikinya Tuan, berikan saya waktu dua puluh empat jam untuk mencari tahu kebenarannya".

"Baiklah," angguk Maxime lalu mematikan panggilan teleponannya.

Maxime mengusap wajah dengan kasar, emosi hampir menguasainya. Dendam dan amarah kini menjadi satu, keinginannya untuk melawan Kakek Armand semakin besar.

"Kau pikir aku ini anak bodoh Armand?. Aku akan membuatmu menyesali semua perbuatanmu dengan caraku sendiri," batin Maxime dengan senyuman iblisnya.

Sementara itu di markas Kakek Armand tampak frustasi karena segala semua rencananya gagal total. Ia sudah sejauh ini dan ia tidak mau semuanya menjadi sia-sia. Lucas tahu rahasianya dan ia harus menghabisi pria tua itu dan ini dengan caranya sendiri.

Armand memasuki ruang bawah tanah yang begitu gelap dan sunyi. Hanya ada satu tawanannya disini dan ia menyekapnya selama puluhan tahun. Hanya dirinya sendiri yang tahu keberadaan tawanannya.

"Aku datang, bagaimana keadaanmu?. Apakah kau masih hidup?," tanya Armand saat ia membuka pintu ruangan dimana tawanannya ia pasung selama ini.

"Pengkhianat," jawab pria tua dengan rambut yang sudah panjang dan memutihkan. Tubuhnya tampak kurus dan kulit yang mulai keriput.

"Hahahaha... tidak, aku bukanlah pengkhianat. Tapi aku adalah malaikat maut mu. Aku mungkin saja saat ini dengan mudah menghabisi nyawamu tapi aku ingin kau melihat kematian cucumu ditangan sahabatmu sendiri," gelak Armand. Tawa pria itu menggema di ruangan itu.

"Armando... kau benar-benar keterlaluan. Kali ini rencanamu tidak akan berhasil," ujar pria tua itu.

Armand menghentikan gelak tawanya."Kita lihat saja nanti. Dan saatnya tiba kau akan melihat mayat cucumu dikebumikan," jawab Armand.

Armand segara meninggalkan ruangan itu dengan tatapan tajam penuh amarah. Ia tidak ingin rencananya kali ini kembali gagal. Dan untuk mewujudkan semuanya, ia harus menemukan Maxime dan juga Amora. Entah dimana keduanya bersembunyi saat ini dan akan ia pastikan jika keduanya akan kembali dibawa pimpinannya. Maxime tidak boleh tahu tentang Kakek kandungannya.

"Kakek...," seru Alvira.

Armand tampak terkejut melihat Alvira berdiri dihadapannya."Kau--apa yang kau lakukan disini?," tanya Kakek Armand dengan tatapan penuh selidik.

"Kakek dari mana?. Bukankah diruang bawah tanah tidak ada tahanan sama sekali?," tanya Alvira dengan penuh selidik.

"Aku-- hanya berjalan-jalan saja," jawab Kakek Armand berusaha berkilah.

"Apakah Kakek yakin?," tanya Alvira.

"Hm. Sudahlah, apakah kau sudah menemukan keberadaan Maxime dan Amora?," tanya Kakek Armand mengalihkan pembicaraan mereka.

"Belum Kek, mereka bagaikan hilang ditelan bumi,"jawab Alvira.

"Kalau begitu segara temukan mereka!," ucap Kakek Armand lalu melangkah meninggalkan Alvira.

"Kakek benar benar mencurigakan," gumam Alvira.

...****************...

1
Maya Lara Faderik
padan muka Laura tak sedar tua bangka ,..rasain itu syukurlah Lemos sudah tahu ,..apakah keputusan Lukas nanti ,..
..ingin menyakiti Amelia tapi terkena diri sendiri,Terjebak dengan ulahnya..sebab itu jangan iri dan dengki kan dah kena getah nya...
Lusi Hariyani
usir laura dr negara ini....he...he...
Ana
next kak
Ana
ckckck
Ana
serapat-rapatnya bangkai ditutupi maka akan tercium juga bau nya
Ana
granpa lemos sangat pintar, pasti tau
Ana
jahat banget😤
Ana
ckckck
Maya Lara Faderik
Rasailah Laura ,terlalu egois dan dendam tak beralamat,baguslah grandpa tahu ,kau mengakhiri hidupmu sendiri Laura ...Adakah patut ingin meracuni suami sendiri ,sudah ku bilang Laura sama kembarnya si Maureen itu sama jahat cuma bezanya si Maureen ni gila harta dan si Laura obses kerana cinta masa lalu.. penyesalan yang terlambat buatmu Laura jangan bagi ampun lemos untuk apa menahan wanita tua tak tahu diri ceraikan saja apalagi niatnya ingin membunuh MU untuk ambisi ,bodoh sekali kelakuan Laura ...
Apa pandangan MU Lukas cintakah,pada wanita tua lampir itu orang yang ingin mencelakai Cucumu juga ..
Max kau jangan mengiba pulak ,bukankah sudah kau mengancamnya namun apa dia peduli malah ingin meracuni grandpa MU sendiri ,
Bastian lelaki yang tidak pernah tegas kepada kedua wanita kembar lampir memiliki seorang ibu yg ingin meracuni suaminya sendiri... mereka tidak tahu berlatar belakang siapa Grandpa Lemos ....
"Musuh DaLaM SeLiMut"....
Dwi ratna
ternyata emng satu sumber mknan diperut emaknye, mauren sm Laura y sma² jahatny
Dwi ratna
ternyata emng satu sumber mknan diperut emaknye, mauren sm Laura y sma² jahatny
Lusi Hariyani
wah....laura cr mslh d indonesia bs deportasi km trs d lrng msk lg
Wiwin Zahira
mulai menegang kembali permasalahannya.....ternyata sifat Laura tidak jauh beda dengan kembaran nya hadehhh
Nana Meidian
alhamdulilah dulilah rencana nya gagal syukurin kamu Laura emang enak 👍
Ana
itu benar max
Maya Lara Faderik
seandainya Lukas tahu dan lemos apa akan terjadi ya ..ku berharap semoga lemos tidak salah faham dengan dendam Laura ..
Max jangan bertele tele lagi seharusnya berbincang dengan lemos dan Lukas mengenai Laura sebelum melangkah jauh ,..
Lestari Wati
thor up lg dong ceritanya udah g sbr pingin tau kelanjutan endingnya/Pray/
Izza Mahirotul Maulidya
Aku slalu Mengikuti karyaMu thor.. the best semua..
Novi Zoviza: terimakasih Izza mahirotul Maulidya atas dukungannya selama ini 🙏🙏🙏
total 1 replies
Ana
itu memang benar max
Ana
syafakillah kak, semoga cepat sembuh sehat kembali, thanks up nya 🙏 masih nyempetin buat up
Ana: sama-sama Kak
Novi Zoviza: terimakasih atas doanya kak Ana🙏🙏
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!