NovelToon NovelToon
Aerin

Aerin

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Wanita
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Bungapoppy

menceritakan seorang gadis yang memiliki sifat ceria dan keluarga yang bahagia. seketika hilang dan sirna begitu saja setelah kepergian dari mamahnya. kasus misterius yang membuat mamahnya harus merengut nyawa secara tidak wajar. dan bernekad ingin mencari siapa dalang pembunuhan mamahnya yang misterius
"Mah". Panggilnya dengan suara bergetar
"Mamah,.... Mah bangun mah". Tangis Aerin mulai pecah dia langsung mengambil alih kepala mamahnya dan ditaruh diatas pangkuan nya
Baju seragam putih nya pun mulai berubah menjadi merah karna darah.
"Mah bangun... MAMAHH!!". Teriak histeris Aerin
Tubuhnya begitu gemetar saat melihat dengan dekat darah segar yang terus mengalir dari tangan dan dadanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bungapoppy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 03

...Jika hidup mu penuh luka siapa kah yang akan kau salah kan?. Semesta yang tak adil pada mu, atau takdir yang jelas-jelas sudah menentukan jalan mu. Atau justru kau akan menerima setiap luka yang dunia beri pada mu?...

...Selamat datang dicerita ku, mohon dukungan kalian. jangan lupa like,komen dan vote nya yah teman-teman. Selamat membaca😚...

Akhir pelajaran kelas 11

Beberapa bulan berlalu yang Aerin jalanin semuanya tampak hambar. Perubahan dalam sikap Aerin yang sangat jauh berbeda 180 derajat dari biasanya.

Dia benar-benar menjadi anak yang pendiam, suka menyendiri, tak banyak bicara, bahkan senyumannya pun sudah jarang terlihat.

Aerin sudah tak memiliki selera untuk tertarik pada apapun. Tapi bohong jika Aerin menyukai ini semua, kesepian dan kesedihan kini menjadi teman barunya. Hanya saja Aerin sudah tak mau memaksa orang untuk bersamanya,dia sadar jika dia hanya orang susah yang akan mempermalukan orang yang dekat dengannya.

Perlahan Aerin bisa beradaptasi dengan kesepiannya saat ini, lama kelamaan kesendirian adalah hal yang lebih baik untuknya.

Hari demi hari. Menit demi menit. Waktu demi waktu semua akan terus berjalan, jam terus berputar, perputaran dunia terus berjalan tak melihat kita sedih atau senang.

Dan sudah hampir setengah bulan ini pun Aerin merasakan juga perubahan dari sang papah. yang jarang sekali pulang dan menanyakan kabar tentangnya, dan tak jarang pula papah memarahinya.

Jika Aerin bertanya tentang papahnya atau protes karna jarang pulang, papahnya pasti akan memarahinya dan selalu berkata, dia sibuk dan beralasan pula kerjanya ini untuk masa depan Aerin.

Sepulang sekolah Aerin mendatangi makam mamahnya, memang seminggu belakang ini dia selalu berkunjung.

"Assalamualaikum mah". Salam nya pada sebuah kuburan.

"Mamah apa kabar, udah 4 bulan kepergian mamah, tapi Aerin masih aja sedih mah. Maaf mah kalo Aerin belum bisa nemuin siapa dalang dalam kematian mama, tapi Aerin janji pasti Aerin tangkep dan hukum dia seberat beratnya". Aerin bermonolog sambil mengusap batu nisan

"Mah, sebentar lagi Aerin kelas 12, katanya mamah mau liat Aerin lulus SMA, tapi kenapa mamah bohong". Lirihnya.

Matanya mulai berkaca-kaca, dadanya yang sesak begitu terasa lagi.

Airmatanya lolos keluar begitu saja tapi dengan sekuat tenaga Aerin menahannya.

Dia kembali menatap nisan itu dengan tersenyum getir dan mata memerah yang terus saja mengeluarkan airmata

"Mah, sekarang papah sukses mah, berkat doa mamah, proyek papa berhasil dan sekarang papah Udah punya mobil sendiri dan beliin Aerin barang² bagus, tapi-" ucapnya tergantung dia menundukan wajahnya beberapa detik lalu mengangkatnya lagi dengan mengusap kasar airmatanya

"Tapi Aerin sedih disaat papah sukses justru mamah udah gak ada. Papah juga sekarang berubah mah, papah jarang pulang, papah sering marahin Aerin".

Beberapa jam berlalu Aerin pulang kerumah dengam keadaan sudah gelap.

Sesampainya dirumah Aerin melihat mobil papahnya yang ternyata sudah pulang.

Baru Aerin selangkah masuk dia langsung dikejutkan oleh suara papah yang begitu kuat seperti sedang marah.

"Dari mana kamu baru pulang?" Tanya tama dengan emosi

"Habis dari makam mamah". Jawabnya singkat lalu melangkah pergi meninggalkan papah nya

"Mau sampe kapan kamu terus kunjungi makam mamah kamu, hah!? Mau sampe kapan kamu kaya gini terus Aerin? Sudah berbulan-bulan kepergian mamah kamu tapi kamu masih sangat sedih? Gimana mamah kamu mau tenang Aerin kalo kamu sampe sekarang masih tangisi kepergian mamah kamu?" Tanya tama dengan suara oktaf tinggi

Aerin enggan menoleh dia menundukan kepalanya dengan tangan mengepal kuat dibawah

Tama mengela nafas berat saat tak ada respon apapun dari putrinya.

"Papa cuman mau bilang, kalo tahun ajaran kamu kelas 12 nanti kita akan pindah kejakarta dan papah juga akan daftarkan kamu kesekolah baru". Ucapnya tiba-tiba.

Aerin kaget dia langsung berbalik dan menatap pria paru baya itu dengan mata merah dan tatapan tajam.

"Maksud papa apa?" Tanya Aerin sedikit ketus

"Bulan besok kita bakal pindah, termasuk rumah dan sekolah kamu". Ucapnya santai

"Gak! Aerin gak mau pindah! Aerin gak mau pindah pah, Aerin gak mau jauh dari mamah". sarkas Aerin yang tiba-tiba

"Keputusan papah udah bulat, papah terpaksa pindah karna pekerjaan papah dipindahkan kejakarta!". Jawab nya tegas

"Kalo gitu papah aja yang pergi! Sampai kapan pun Aerin gak mau ninggalin mamah! Titik!!" Aerin langsung pergi kekamarnya meninggalkan papahnya.

"AERIN!! Teriak pak tama dengan kesal

"AERIN PAPAH BELUM SELESAI BICARA!!"

"Aish! Anak itu,sekarang benar-benar keras kepala". Gumam tama sambil menduduki dirinya disofa dengan menyenderkan kepalanya dengan mata terpejam.

"Maafin aku Rika, bukannya aku mau ninggalin kamu, cuman pekerjaan aku dipindahkan, ini juga untuk masa depan anak kita, tapi aku akan berusaha untuk sering² menjengukin kamu". Batin Tama dengan mata terpejam.

Brak!

Aerin menutup pintu dengan cara membantingnya hingga mengeluarkan suara yang kencang.

Dia menangis sejadi-jadinya, menyenderkan tubuhnya dipintu, dengan perlahan dia jatuh terduduk dilantai.

"Mamah"... Tangisnya

"Aerin gak mau ninggalin mamah". Tangisnya tersedu-sedu, wajahnya ditangkup oleh tumpuan tangan yamg ditaruh diatas lututnya.

Aerin merogoh tasnya lalu mengeluarkan handphone, dia mengutak Ngatik kan ponselnya untuk menghubungi seseorang.

"📞Halo Rin kenapa sayang?" Tanya seseorang dari ujung telpon saat sambungan diangkat

Dengam sesegukan Aerin menceritakan semuanya pada bibi nya itu.

"📞Mba sangat mengenal papah kamu Aerin, jika dia sudah memberi keputusan itu gak bakal bisa diganggu. Saran mba kamu ikutin apa yang diucapkan papah kamu. Pekerjaan papah kamu juga penting kan, ini juga demi masa depan kamu". Ucap mba Lusi dari ujung telpon

"Tapi mba, kalo Aerin pergi itu tandanya Aerin harus ninggalin mamah".

"📞Aerin gak ninggalin mamah, karna mamah selalu ada dihati Aerin". Keduanya terdiam

"📞Aerin dengerin mba. Kamu harus bangun sayang, bangun dari keterpurukan kamu, bangun dari kesedihan kamu sayang. Bagaimana pun kamu harus terus menjalani hidup kamu, bukankah semua orang juga akan meninggal hanya saja mamah kamu terlebih dahulu dipanggilnya. Dan mau sampai kapan terus menangisi kepergian mamah kamu, ingat! Itu juga bakal bikin mamah kamu sedih dan gak tenang sayang, kamu mau?" Ucap Lusi

Aerin terdiam ntah apa yamg sekarang dia fikirkan.

"Aerin paham mba, cuman Aerin masih belum iklas". Jawabnya pelan

"📞Mba tau, tapi bagaimana pun kamu masih punya kehidupan, menangisi sesuatu yang sudah pergi itu gak akan bikin mereka kembali lagi, justru akan membuat mereka gak tenang dialam sana, kamu paham kan maksud mba apa?"

"Iya mba".

"📞Yaudah mba tutup dulu yah, karna mba juga masih ada kerjaan".

Sambungan terputus dari sebelah pihak. Aerin menatap ponsel nya seperdetik dengam helaan nafas panjang.

****

Satu bulan berlalu Aerin dan papah pindah meninggalkan kota bandung, kota kelahiran Aerin dan juga kota tempat dimana mamahnya dimakamkan. Terlalu banyak kenangan dalam rumah ini, namun dengan keterpaksaan Aerin harus meninggalkan nya termasuk sekolahnya yang dimana tinggal satu tahun lagi.

"Sudah siap sayang?" Tanya Tama pada Aerin yang sedari tadi menatap rumahnya.

Aerin menoleh,dia menghela nafas panjangnya sebelum menjawab yang begitu berat untuk dia lontarkan. "Iya pah". Singkatnya

Aerin dan papah menghampiri makam istri dan mamah nya terlebih dahulu untuk berpamitan.

"Mah, Aerin pergi dulu yah, nanti Aerin usahain bakal sering² kok jengukin mamah". Ucapnya menatap batu nisan

"Syaang aku ijin pindah yah dan bawa anak kita, karna bagaimanapun pekerjaan ini aku lakukan untuk masa depan Aerin". Ucap pak Tama

"Ayo sayang". Ajak tama

Beberapa jam sudah terlewat, akhirnya mereka sampai dikota jakarta. Aerin diam sepanjang perjalanan, dia yang selalu menatap keluar jendela mobil menatap Gedung² yang menjulang tinggi terlihat.

Hingga tiba mobil mereka memasuki komplek yang dimana isinya orang² berduit saja.

"Ayo turun sayang". Ajak pak Tama

Aerin mengangguk, dia turun dari mobil lalu menatap rumah besar dengan gerbang tinggi yang ada didepannya.

Ruamh yang sangat terlihat jauh berbeda dari rumah sebelumnya.

"Kita pindah kesini pah?" Tanya Aerin datar dengan menoleh pada papah yang ada disampingnya.

"Iya sayang,gimana suka gak?" Tanya pak tama dengan tersenyum

"Tapi apa papah sanggup bayar nya?" Tanya Aerin lagi

"Tenang ini rumah sudah papah lunasin jadi ini adalah rumah kita sendiri bukan ngontrak ataupun milik orang lain".

Aerin yang masih tercengang, tetap mengikuti langkah kaki papah nya

Saat masuk Aerin melihat beberapa pria yang seumuran dengan papahnya memakai seragam hitam lalu beberapa wanita berpakaian seperti seorang maid.

"Pah mereka siapa?" Tanya Aerin

"Mereka adalah orang yang papah panggil untuk bekerja dirumah kita jadi kalo kamu ada apa² tinggal minta sama bibi".

"Selamat datang tuan,selamat datang non". Sapa semuanya dengan serempak

"Perkenalkan non nama saya tuti, enon bisa pnggil saya bi tuti". Ucap salah satu dari mereka

Satu persatu semua pekerja memperkenalkan diri mereka pada Aerin.

"Sini non bibi bantuan bawa tas nya". Ucap bi Tuti sembari mengambil koper dan tas yang dipegang oleh Aerin

Beberapa jam Aerin selesai membereskan kamarnya dengan dibantu oleh bi tuti. Menurut dia, dia lebih senang jika bersama bi tuti dan tak terlalu percaya pada pekerja lainnya.

"Sudah selesai non,apa ada lagi yang pengen bibi bereskan?" Tanya bi tuti

"Gak ada kok bi udah selesai, makasih yah bi". Ucap Aerin dengan tersenyum kecil

"Baik non, sekarang bibi mau ijin kebawah yah mau nyiapin makan malam". Aerin hanya mengangguk

Aerin menatap bi Tuti keluar kamar, lalu dia berjalan menuju balkon yang ada dikamarnya.

Aerin berdiri dibalkon sembari menatap langit-langit yang ke orenan.

"Mah, sekarang papah sudah bisa berikan rumah besar, dan bahkan papah udah bisa menggaji beberapa pekerja. Andai mamah ada Aerin pasti bakal seneng banget". Monolog nya

****

Seminggu berlalu sudah tahun awal pelajaran kelas 12.

"GAVIOOOONN!!!" Teriak wanita paru baya menggema ke seluruh rumah sambil menuruni anak tangga.

Seorang lelaki berseragam SMA menghentikan larinya saat sudah mendengar suara wanita menggema keseluruhan sudut rumah. Jika dia sudah mendengar suara seperti itu tandanya dia tak bisa berkutip atau tidak dia akan membangun macan yang sedang tertidur.

"GAVI!" Dia menoleh malas pada wanita itu dengan terpaksan untuk tersnyum.

"Ada apa sih mami ku, cintanya Gavi". Ucapnya sedikit mengalem

"Aawww". Dia mengaduh saat perut ya dicubit begitu saja

"Mam kok dicubit sih?" Tanyanya

"Kemaren kemana aja kamu, mami tau kamu kemaren bolos kan terus semalem pulang jam hah?" Tanya wanita itu

"Yaampun mam, ya aku pulang kaya biasa lah".

"Biasanya itu jam berapa?" Wanita itu mulai kesal

"hehe, Jam 2 pagi". Jawabnya sambil cengengesan

Wajahnya ibunya memerah karna geram, dia kembali mencubit perut putranya itu hingga meringis kesakitan.

"Denger yah pokoknya mami gak mau denger lagi tentang laporan kamu bolos. Kamu tau kan itu sekolah punya deddy kamu malu dong masa anak pemilik sekolah sukanya bolos. Dan mami juga udah suruh semua guru buat pantau kelakuan kamu jadi gak bisa seenaknya". Ucapnya dengam sedikit nada tinggi

"Kalo sampe mami denger kamu bolos lagi mami cabut fasilitas kamu!" Ancamnya

"Loh gak bisa gitu dong mi. Lagian akutuh gak bolos, kemaren itu aku ada hal penting". Ucapnya berusaha meluruskan

"Hal penting apa sampe kamu kamu bolos sekolah. Sekarang mami gak peduli yang penting mami mau kamu gak bolos lagi, kalo sampe mami tau kamu bolos lagi fasilitas kamu...?". Ucapnya dengan mengelabui putranya

"Yaahh mi gak bisa gitu lah". Rengeknya

"Terserah, kalo itu semua gak mau terjadi, cukup kamu turutin semua permintaan mami". Ucapnya tersenyum meledek

Dengan helaan nafas berat. "Iya iya aku janji gak bakal bolos lagi". Katanya dengan keterpaksaan

Wanita itu tersenyum. "Gitu dong kan baru anak mami yang ganteng".

"Yaudah aku berangkat sekolah". Ucapnya sedikit lesu

"Inget ucapan mami kalo kamu sampe bolos lagi yahh!" Teriaknya pada putra sulung nya yang sudah pergi keluar

Pria itu menaiki motor sport hitamnya dan tak lupa memakai helm full face.

Dia keluar dari gerbang besar yang dibukakan oleh penjaga satpamnya.

"Pagi den". Sapa satpam tersebut pada anak majikannya

"Pagi pak". Jawabnya

Sampai didepan gerbang dia dikejutkan oleh 4 teman perintilannya. Yaitu, Alvin,Gerry,Aidan,Dan keano.

Mereka adalah sahabat Gavion disekolah karna kedekatan mereka sedari awal masuk smp. 5 laki laki yang sefrekuensi dan sama kocaknya membuat mereka semakin akrab

"Pagi Gavion!". Seru mereka secara kompak

"Buset, suara loran ngalahin toak mesjid tau gak". Celtuk Gavi

"Yaelah Gav segitunya". Ucap Alvin

"Udah ah yuk berangkat". Ajaknya pada ke4 temennya.

Gavion melajukan motornya lalu disusul oleh yang laiinya.

Sesampainya mereka memasuki gerbang sekolah, semua murid meminggir untuk memberikan jalan pada ke 5 superstar SMA Lentera Bangsa.

Gavion dan ke 4 teman-temannya memang sangat terkenal diSMA nya, bahkan mereka mendapat julukan dari siswa lain Superstar SMA Lentera Bangsa. Bukan hanya ketampanan nya saja yang mereka memiliki tapi karna kekuasaan orangtua Gavion jugalah yang menjadi mereka ditakuti dan disegani. Masing-masing dari mereka memiliki fans nya tersendiri dari SMA Lentera Bangsa.

"Yaampun bukannya itu ka Gavi, ganteng bangeeetttt". Seru salah satu siswi dengan heboh

"Liat-liat kak Alvin astaga bikin meleleh".

Ucapan kehebohan dari beberapa siswi bagai sarapan pagi bagi Gavion dan teman-temannya.

"Ka Gavi hari ini ganteng deh". Puji adik kelas dengan centil

"Ohh makasih, lu juga cantik". Goda Gavion

"AAAA OH MY GOOD, KAK GAVI PUJI GUE CANTIKK". hebohnya berkoar bagai kesetanan

Begitulah sifat Gavion yang selalu membaperkan para siswi dan tak beda jauh pula ke 3 temannya, hanya Keano yang normal diantara mereka ber4. Keano memiliki sifat yang dingin dan cuek juga tak memperdulikan siswi jika ada yang memujinya. Lalu bagaimana Keano bisa gabung dengan mereka? Jawabnya adalah karna Keano termasuk orang yang tampan dan suka motor juga seperti Gavion dan lainnya.

Sebanyak godaan dan rayuan mereka untuk meminta Keano bergabung yang susah sekali dimintainya akhirnya dia mau dan sampai sekarang mereka bersahabat.

Mereka yang masih terduduk diatas motornya sambil melirik genit pada para siswi.

"Eh liat kesana geh". Tunjuk Aidan kearah gerbang

"Liat apaan?" Tanya Alvin sambil melihat apa yang di tunjuk Aidan

"Itu loh cewek yang lagi berdiri dideket mobil terus kaya lagi ngobrol sama orang didalemnya.cewek yang pake cardigan coklat itu nah". Aidan yang sedikit kesal

"Ohhh iya gua liat,emang kenapa?" Tanya Gerry

Aidan menepuk jidatnya. "Emang lu gak sadar kalo tuh cewek kayanya anak baru,soalnya gua baru liat". Ucap Aidan

"Mungking, tapi kalo diliat² dari jauh keliatan cantik, manis lagi". Seru Alvin

"Lu kalo liat yang cantik aja seger mata lu". Cibir Gerry menyonyorkan jidat Alvin

Kringg ...

"Udah! cewe aja lu yang dipikir, denger tuh udah bel". Seru Gavi lalu berjalan duluan meninggalkan teman-temannya yang masih duduk dimotor.

"Sayang gak papa kan, kalo papah anter nya sampai sini aja, nanti mang yono jemput kamu papah udah bilang kok jam pulang kamu yah". Ucapnya yang terduduk dikursi mengemudi

Aerin sedikit merunduk untuk melihat kedalem. "Iya pah". Singkatnya

"Yaudah kalo gitu papah pergi dulu yah". Aerin menatap mobil yang dikemudi papahnya mulai mejauh dari gerbang sekolah.

Aerin menghela nafas nya panjang sebelum melangkah kan kakinya.

Dilorong sekolah banyak sekali siswa yang mengintip dari kaca. Aerin yang berjalan seperti kebingungan tiba² dia berpapasan dengan guru.

"Permisi bu, maaf ruang guru dimana yah?" Tanya Aerin pada guru yang berpapasan dengannya.

"Kamu siswa baru itu yah?" Tanya dengan tersenyum

"Iya bu". Singkat Aerin

"Mari ibu antar". Aerin mengikuti langkah guru tersebut

"Maaf bu,ini siswi pindahan kemarin yang ayah nya baru mendaftarkan". Ujarnya kepada guru yang sedang duduk menatap laptop

Tok tok..

"Permisi bu". Sapa kepala sekolah pada guru yang sedang mengajar dikelas

"Iya bu masuk".

Semua murid menatap lekat pada siswa yang ada dibelakang kepala sekolahnya itu

"Ini bu saya bawa murid pindahan yang kemarin". Kata nya

"Dan saya permisi dulu,ini saya serahkan muridnya ke ibu". Ucapnya lagi lalu pergi keluar meninggalkan kelas.

"Perhatian anak-anak sekarang kalian kedatangan temen baru". Seru bu guru menggema seluruh kelas

"Ayo nak perkenalkan diri kamu".

"Selamat pagi semua, perkenalkan nama Saya Aerin pindahan dari bandung". Singkat Aerin memperkenalkan dirinya

"Yasudah sekarang Kamu duduk disamping claudia itu yah". Tunjuk buguru pada kursi yang ksong di belakang baris ketiga

Semua murid terus menatap Aerin yang memang dari tadi Aerin tak ber ekspresi, untuk memperkenalkan dirinya saja pun terlalu singkat dan tak ada senyum sedikitpun yang dia ngembangkan diwajahnya.

"Halo Aerin gua Claudia". Ucap seseorang yang duduk disampingnya

"Hmm". Wajah cludia berubah saat mendapat responan dari Aerin yang begitu dingin

Kring.....

"Baik anak-anak sekarang kalian boleh istirahat, ibu permisi". Ucapnya berlalu meninggalkan kelas

"Rin mau ikut kekantin gak?" Ajak claudia

"Gak makasih". Tolak Aerin

claudia memanyunkan bibirnya. "Yaudah". Pergi nya cludia bersama 2 orang yang tadi duduk didepan mereka.

Aerin menghela nafas panjang,dia menyenderkan tubuhnya ke kursi sambil mendengarkan musik menggunakan earphone yang dia pasang ditelinganya.

"Aduhh pengen ke kamar mandi lagi". Gumam dia yang tiba-tiba perutnya mules

Aerin keluar kelas untuk mencari kamar mandi, karna sekolahnya yang begitu luas dan diapun masih sangat baru jadi masih belum tau tempat² tertentu yang ada sekolah.

"Maaf toilet dimana yah?" Tanya Aerin pada siswa yang sedang asik mengobrol didepan kelas

"Lurus aja nanti ada kok didepan tanda toilet wanita". Tunjuknya membuat Aerjn mengangguk paham

... Thanks untuk para pembaca aku, see you next bab selanjutkan yah. Jangan lupa vote,like, dan komen yah, biar makin semangat Hehe😁...

1
Soraya
ditunggu updatenya ya thor lanjut
Soraya
bukannya Aerin dh cerita sama sara klo mamahnya dh meninggal
Soraya
blum terungkap simuka topeng
Soraya
satu vote buat author
Soraya
masih misteri
Soraya
knp Aerin manggilnya mbak ke lusi knp bukan tante kn adik nya papahnya, oya emangnya kematian mamahnya Airin gak diperiksa polisi
Nur Haeni: diperiksa kok kk di awal bab malah, cuman emang di persingkat aja 🙂
total 1 replies
Soraya
boleh ga sih q curiga sama lusi atas kematian mamahnya Airin
Nur Haeni: boleh gak ya🤭
total 1 replies
Soraya
mampir thor
lizhaa🌼
kpn up kak seru nih!
Nur Haeni: ditunggu ya kk😘
total 1 replies
lizhaa🌼
semangat kak!
Christina Molondoi
Luar biasa
Christina Molondoi
Lumayan
kawaiko
Menghanyutkan banget.
pizza
Mantap dong!
Donny Chandra
Meresap dalam hati
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!