Geng motor
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayliz_Mavka97, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
FALL IN LOVE?
..."Am I falling in love?"...
...~ Arzhelio Attalix Javernest R. ~...
Bel jam istirahat membuat semua murid JIS keluar dari kelas mereka masing-masing untuk menuju Kantin, untuk mengistirahatkan otak sekaligus mengisi perut.
"Gila Bu Karin hobi banget deh, ngasih ulangan mendadak dan susah, mana otak gue lagi ngeleg," ucap Keyvara.
"Gimana nggak ngeleg, kalau dipikiran lo cuma Abang Farel doang. Iya, nggak Shei?" goda Jeslyn menaik turunkan alisnya.
Blush!
Wajah Keyvara langsung memerah saat nama sang kekasih disebut oleh Jeslyn.
"Omo berarti benar ya', dari tadi lo mikirin Abang Farel. Lihat deh, baru disebut namanya doang udah buat pipi lo berubah bak kepiting rebus gini," tambah Nana ikut menggoda Keyvara dan mencolek pipinya.
Sheina melihat Keyvara yang menunduk malu karna godaan kedua sahabatnya.
"Yah maklum aja lah! Namanya juga masih anget-angetnya kaya teh panas, toh baru official," ucap Sheina ikut menggoda Keyvara.
"Yaakk! Kalian menyebalkan," teriak Keyvara dengan kesal berjalan keluar Kelas dengan menghentakkan kakinya dan cemberut.
Sheina, Nana, dan Jeslyn saling tos dan terkekeh melihat Keyvara.
Keyvara terus berjalan sambil mengomel tidak jelas, dia hampir saja menabrak tiang Sekolah yang ada di hadapannya jika tidak ada Kenzo yang menahan lengan adiknya.
Arzhel dan para sahabatnya berjalan keluar dari Kelasnya, Kenzo melihat Keyvara lewat di hadapan mereka dengan mengomel tidak jelas.
Kenzo tersentak kaget saat melihat adiknya hampir menabrak tiang, dia berjalan cepat ke arah Keyvara.
Kenzo menahan lengan adiknya.
Keyvara menoleh, "Apa?" tanya Keyvara.
"Lihat depan lo!" jawab Kenzo dingin.
Keyvara melihat ke arah depan, dia terkejut saat melihat tiang Sekolah yang beberapa centi lagi dari wajahnya.
Arzhel, Daren, Reyhan, dan Zayden berjalan ke arah Kenzo, dan Keyvara berdiri.
"Astaga Key, gue tau lo lagi falling love, tapi nggak gitu juga kali. Masa iya, lo jalan nggak lihat situasi, sampai hampir nabrak tiang segede gaban kaya gini," celetuk Daren menggoda Keyvara.
"Ya maklumi aja lah, namanya juga lagi falling love. Bawaanya, apa yang dilihat itu cuman love love doang," tambah Reyhan ikut menggoda Keyvara.
(jatuh cinta - cinta cinta)
Keyvara melotot mendengar ucapan keduanya.
"Ck apaan sih, nggak gitu konsepnya ya! Gue itu lagi kesal sama Sheina, Nana, dan Jeslyn, makanya gue nggak fokus jalan," kesal Keyvara.
"Tinggal jujur aja kali, kalau emang di mata lo cuma ada wajah Abang Farel seorang, tiang aja lo anggap wajah Abang Farel, makanya lo mau cum-cum'an sama itu tiang, ya kan?" goda Jeslyn yang baru saja bergabung dengan Keyvara.
Mata Keyvara melotot mendengar godaan dari sahabatnya itu, "NGGAK YA, GUE NGGAK GITU!" teriaknya dengan kesal pada mereka.
"Ah masa sih, kok gue nggak percaya. Tinggal jujur aja sih Neng, gwenchana gwenchana," tambah Nana ikut menggoda Keyvara.
(tidak apa-apa)
"YAAKK, kalian menyebalkan, iihh..." teriak Keyvara kesal, Keyvara berjalan meninggalkan mereka.
Jeslyn dan Nana bertos ria melihat Keyvara yang pergi dengan kesal.
Sheina hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan kedua sahabatnya yang menggoda Keyvara.
"Ayo," ajak Sheina.
"Sheina cantik mau ke mana?" tanya Daren.
Arzhelio yang mendengar Daren memanggil Sheina cantik langsung merubah mimik wajahnya menjadi sangat datar, entah kenapa Arzhel tidak menyukai ada yang memuji gadisnya secara terang-terangan di hadapannya.
Gadisnya?
Yups... Arzhel sudah mengklaim Sheina sebagai gadisnya sejak pertemuan pertama mereka di Bandara.
Bukan Sheina yang menjawab tapi, "Kita mau ke Kantin lah, ya kali mau ke Kuburan, kan nggak lucu," celetuk Nana.
"Ya ampun, Nana imut lo diam aja bisa nggak sih, nyeletuk aja kayak burung beo," kesal Daren.
Mata Nana yang sipit melotot, "Apa lo bilang, wah siålån! Lo nyamain-nyamain gue sama burung beo. Gue cantik-cantik gini masa lo sama-samain sama burung beo sih, huh!" teriak Nana dengan kesal.
'Imut dan menggemaskan,' puji Zayden dalam hati melihat Nana.
"Lo..." ucapan Daren terpotong.
"Cabut!" titah Arzhel dingin.
Sheina menoleh ke arah Arzhel, dia menatap Arzhel dengan bingung.
"Anggota baru kah?" tanya Sheina penasaran dalam hati.
"Ayo Shei," ajak Jeslyn menarik tangan Sheina.
Sheina tersentak, tapi dia tetap berjalan mengikuti langkah kaki Jeslyn.
Sheina baru pertama kali bertemu Arzhel, karna selama ini dia hanya biasa melihat Kenzo, Reyhan, Zayden, dan Daren saja.
Sampai di depan pintu Kantin mereka dapat protes dari Keyvara.
"Ck kalian lama banget sih, gue sampai lumutan nunggui lo semua," protes Keyvara kesal.
"Lah, gue pikir lo udah masuk duluan," jawab Nana.
"Ayo, nanti kursinya full," ajak Sheina berjalan masuk ke dalam Kantin.
Saat Sheina masuk ke dalam Kantin ternyata semua kursi sudah full terisi. Sheina berbalik badan dan berjalan keluar kembali, saat dia berbalik, Sheina bertemu Keyvara dan yang lainnya.
Sheina memang berjalan lebih dulu, sedangkan para sahabatnya masih berada di depan pintu masuk Kantin.
Keyvara yang melihat Sheina, "Kenapa balik Shei?" tanyanya.
"Kursinya full, kita ke kantin bawah aja," ajak Sheina.
"Ikut gue," ajak Arzhel menarik pelan tangan Sheina menuju ruangannya.
"Eh ... eh ... mau ke mana?" Sheina bertanya namun Arzhel tidak menjawab, dia hanya menarik pelan tangan Sheina ke arah ruangan khusus miliknya.
Hal itu membuat semua sahabat Arzhel saling tatap, mereka merasa heran atas tindakan bosnya yang tiba-tiba, Kenzo menatap kepergian sepupunya tersenyum miring, atas sikap Arzhel yang sangat langka itu.
***
Mereka sampai di pojok kanan Kantin yaitu ruangan khusus Arzhel, saat ini mereka sudah duduk di kursi masing-masing dengan posisi Arzhel dan Sheina berhadapan.
Arzhel memiliki ruangan khusus agar tidak ada yang mengganggunya saat makan, Arzhel yang tidak suka dengan keributan menyuruh sang Papi membuat ruangan tersebut.
Mereka saat ini sedang memesan makanan melalui tab yang ada di meja.
Canggih bukan?
Sekolah JIS memang sekolah yang memiliki fasilitas canggih ala-ala drama gitu, setiap meja makan yang di Kantin, tersedia tab canggih untuk memesan makanan. Jadi semua murid tidak perlu repot-repot lagi untuk berdiri memesan makanan mereka.
Bukan hanya itu, di kantin JIS juga tersedia berbagai macam makanan, bahkan ada dua kantin yang berbeda.
Di lantai 2 Sekolah JIS yaitu kantin khusus makanan lokal, sedangkan di lantai 3 adalah kantin khusus untuk makanan ala Barat, Korea, Jepang, Itali, dan makanan luar Negeri lainnya.
Bahkan di Kantin Sekolah mereka tersedia makanan vegetarian, semua makanan itu dimasak oleh koki yang berpengalaman, diawasi langsung oleh ahli gizi yang memang dipekerjakan pihak sekolah untuk menjaga kesehatan anak-anak yang bersekolah di sana, agar mencegah adanya kejadian keracunan makanan.
Saat ini Arzhel, Sheina, dan para sahabatnya sedang berada di kantin lantai 3.
Sheina menoleh ke kanan kiri dengan wajah bingung karna saat ini mereka ada di ruangan khusus milik Arzhel dan para sahabatnya.
"Ini ruangan khusus anak The King Devil's, Shei," jelas Daren yang melihat Sheina kebingungan.
Sheina baru pertama kali masuk ke ruangan itu, tentu saja dia bingung. Dia biasanya hanya makan di meja biasa, sama seperti murid yang lainnya.
Sheina mengangguk mendengar ucapan Daren.
"Lah iya ya, gue baru sadar kalau kita ada di ruangan khusus kalian," ujar Keyvara baru memperhatikan sekitarnya.
"Ruangannya nyaman ya," ucap Nana melihat ke sekeliling ruangan.
"Hm benar banget, nggak berisik juga," tambah Jeslyn.
Sheina dan Keyvara mengangguk mengiyakan ucapan kedua sahabatnya.
"Psstt... tumben banget si bos mau ngajak orang lain masuk ke dalam ruangan ini, selain kita dan anak² TKD yang lain," bisik Daren ke Zayden.
"Lo benar, gue juga tadi sempat kaget. Apalagi lihat si bos pegang tangan Sheina dan narik dia masuk ke ruangan ini," balas Zayden berbisik.
Arzhel dan Sheina yang memiliki pendengaran yang tajam mendengar bisikan keduanya.
Sheina menatap Arzhel, pandangan mata keduanya bertemu.
Deg! Deg! Deg!
Detak jantung mereka berdua berdetak cepat seirama.
'Kenapa jantung gue berdetak cepat saat bertatapan dengan Sheina?' tanya Arzhel dalam hati.
'Cuma gadis kecilku yang bisa membuatku tertarik dan betah menatapnya dalam waktu yang lama, tapi sekarang perasaan ini muncul untuk pertama kalinya setelah sekian lama,' tambah Arzhel dalam hati.
'Am I falling in love?' lanjut Arzhel dalam hati.
(Apa aku jatuh cinta?)
'Kayaknya memang iya, this first time, jantung gue berdetak begitu cepat hanya karna menatap seseorang,' ujar Arzhel dalam hati masih menatap Sheina.
(Ini pertama kalinya)
'Lo pelaku jantung gue berdetak secepat ini, jadi lo harus tanggung jawab, baby,' tambah Arzhel dalam hati, tersenyum smirk.
Sheina tersentak melihat senyum smirk Arzhel, dia mengalihkan pandangannya dan menunduk.
'Kenapa dia tersenyum seperti itu?' tanya Sheina dalam hati.
'Kenapa juga jantung gue jadi maraton kaya gini?' tambah Sheina dalam hati.
Saat Sheina masih melamun, Arzhel tiba-tiba mengulurkan tangannya.
Sheina mendongak menatap Arzhel dengan alis berkerut.
"Hm?" Guman Sheina bingung.
"Arzhelio," ucap Arzhel dengan wajah datar dan dingin.
Sheina mengerjapkan matanya berkali-kali, lalu dia memiringkan sedikit kepalanya, "Lo ngajak gue kenalan?" tanyanya dengan polos.
Mode polos + cute on!
Arzhel menggigit kecil bibir bagian dalamnya, Arzhel mencoba menahan diri dengan tingkah polos, lucu, dan menggemaskan Sheina, lalu dia mengangguk sebagai jawaban.
Bukan hanya Arzhel yang merasa Sheina terlihat menggemaskan tapi semua orang yang ada di sana juga.
"Ya ampun Sheina cantik, lo cute banget deh, jadi pengen cubit, gemessss banget gue," celetuk Daren.
Arzhel yang mendengar celetuk Daren langsung menoleh dan menatap tajam ke arah Daren.
Glek!
Daren meneguk ludah kasar mendapat tatapan tajam dari Arzhel, dia mengangkat kedua jarinya ke arah Arzhel.
Arzhel kembali menatap Sheina.
"So?" tanya Arzhel melirik tangannya yang masih melayang di udara menunggu Sheina membalas uluran tangannya.
(Jadi?)
Sheina menatap tangan Arzhel, lalu dia membalas uluran tangannya.
"Shaenetta," jawab Sheina dingin.
Arzhel tersentak sebentar, saat mendapat balasan uluran tangan dari Sheina, hati Arzhel berdesir saat tangan mungil nan mulus milik Sheina bersentuhan dengan tangannya, dia merasa aliran darahnya mengalir dengan cepat.
Arzhel terdiam saat merasakan perasaan aneh saat tangannya bersentuhan dengan tangan Sheina, 'Perasaan yang sama, seperti pertemuan pertamaku dengan gadis kecilku, secepatnya gue harus cari tau soal ini. Gue, harap lo memang dia Shei,' harapnya dalam hati.
Arzhel mengangguk, "Nama yang cantik, seperti orangnya." Pujinya dengan nada dingin menatap Sheina dengan intens.
Blush!
Wajah Sheina merona mendengar pujian Arzhel.
'Astaga apa-apaan gue, masa cuma pujian kayak gini wajahku langsung merona sih. Biasanya, gue sering dengar pujian kayak gitu, tapi gue biasa aja. Tapi kenapa sekarang berbeda? Jantung gue, kenapa jadi jedag jedug kaya gini?' ucap Sheina dalam hati bingung dengan apa ia alami.
Arzhel mengusap tangan mungil Sheina dengan ibu jarinya.
'Mulus banget,' puji Arzhel dalam hati.
Arzhel merasakan detak jantungnya berdetak cepat, 'Kayaknya sekarang aku yakin, aku memang jatuh cinta sama kamu, Shei,' ungkapnya dalam hati.
'Kalau kamu memang bukan dia, artinya aku harus melupakan semua hal soal dia. Karna hatiku sudah memilihmu, Shei! You are mine, only mine, apapun yang terjadi aku nggak akan pernah lepasin kamu, Sheina,' tegas Arzhel dalam hati.
(Kamu milikku, hanya milikku)
Arzhel menatap Sheina dengan tatapan dalam, "Welcome to my world Shaenetta," tambahnya dalam hati tersenyum penuh arti.
Kenzo yang duduk di sebelah Arzhel melirik, "Gue harap Sheina bisa jadi sumber kebahagian buat lo, Zhel," ucapnya dalam hati, tersenyum tipis.
Ting!
Lonceng yang ada di meja makan mereka berbunyi, menandakan pesanan mereka sudah jadi. Kantin Sekolah JIS memang sangatlah canggih desainnya seperti ala Restoran Jepang, makanannya berjejer di atas "kaiten-zushi (Sushi di atas ban berjalan)"
Sheina tersentak saat mendengar bunyi lonceng, dia melepas tangannya dari tangan Arzhel.
Sheina mengambil makanan itu satu persatu dan menaruhnya di meja makan. Setelah makanan itu semua tersaji, mereka makan dengan tenang.
Kecuali Arzhel yang sesekali melirik ke arah Sheina, membuat gadis cantik itu makan dengan gugup tapi masih bersikap santai.
"Ck kenapa dia natap gue turus sih? Jangan gugup Shei, lo harus stay cool, calm down ok," ujar Sheina dalam hati.
(Tetap tenang, tenang ok)
Sheina melanjutkan makannya dengan tenang, meskipun dia gugup karna Arzhel sering meliriknya tapi dia bersikap biasa saja seolah tidak terjadi apa pun.
'Kayaknya mata aku hobi banget natap kamu Shei, rasanya enggan untuk mengalihkan perhatian aku ke arah lain,' ucap Arzhel dalam hati tersenyum melihat Sheina makan dengan lahap.
***
Mereka semua selesai makan, jam istirahat pun berakhir, para siswa siswi yang ada di sana berjalan masuk ke kelas masing-masing.
Kecuali Arzhel, dan para sahabatnya, saat ini mereka mengantar Sheina dan ketiga sahabatnya kembali ke kelas mereka.
Sampai depan kelas XI IPS 2.
"Beb, aku masuk dulu yah, kamu juga masuk kelas sana," pamit Jeslyn pada Reyhan.
"Iya sayang, kamu belajar yang rajin," jawab Reyhan mengacak rambut Jeslyn.
"Ish ... rambut aku jangan dirusak dong," ujar Jeslyn cemberut.
Reyhan terkekeh dan merapikan rambut Jeslyn lagi.
"Hareudang hereudang, panas panas," ucap Daren melihat keromantisan Reyhan dan Jeslyn.
"Ck mending lo masuk, Jes. Lo, nggak capek apa tiap hari romantisan mulu, gerah banget gue ngeliat kalian berdua," decak Daren dengan kesal melirik sinis keduanya.
"Benar itu, hargai kita dong yang jomblo ini," ucap Zayden membenarkan ucapan Daren.
Nana melirik sinis keduanya, "Bilang aja lo berdua iri sama mereka," cibirnya.
Zayden menatap Nana, "Emang lo nggak iri? Lihat mereka kayak gitu?" tanyanya pada Nana.
"Iri sih," guman Nana dengan cemberut.
Zayden terkekeh mendengar gumanan Nana.
"Gue mah biasa aja, lagian kita udah sering melihat keromantisan mereka yang nggak tau tempat! Iya nggak Shei?" ucap Keyvara menoleh ke sebelahnya.
"Lah, si Shei mana?" tanya Keyvara melihat Sheina sudah tidak ada di sebelahnya.
"Dia udah masuk dari tadi," jawab Kenzo melihat ke dalam kelas.
Sheina sudah duduk dengan tenang di bangkunya.
Beberapa menit yang lalu, waktu mereka sampai di depan kelas XI IPS 2, saat Jeslyn dan Reyhan sedang romantisan, Sheina mengangguk sebentar ke arah Arzhel dan Kenzo untuk berpamitan. Lalu dia masuk ke dalam kelasnya tanpa menunggu sahabatnya.
Arzhel sejak tadi terus menatap Sheina, dia tidak mengalihkan pandangannya sedikit pun. Dia terus mengawasi pergerakan Sheina.
Di dalam kelas, Sheina yang memiliki insting yang tajam sadar kalau Arzhel terus menatap dirinya.
'Dia kenapa? Terus natap gue kayak gitu? Apa karna gue makan banyak di kantin tadi? Eh tapi kan, dia yang nawarin buat bayar bukan gue,' ucap Sheina dalam hati heran dengan sikap Arzhel yang terus memperhatikan dirinya.
Saat di kantin tadi Arzhel yang membayar makanan mereka semua.
"Astaga, anak itu kebiasaan langsung masuk aja, nggak ngajak-ngajak," ucap Keyvara melihat Sheina duduk tenang di kursinya.
"Masuk sana!" titah Kenzo dingin.
"Oke gue masuk dulu. Bye bye, jangan kangen my brother," pamit Keyvara berjalan masuk dan melambai tangannya ke arah Kenzo dan Arzhel.
(selamat tinggal - abang)
Kenzo hanya memutar bola mata malas dengan sikap kembarannya, sedangkan Arzhel tidak peduli dia hanya menatap Sheina.
Arzhel fokus on Sheina!
"Terkadang gue heran dan bertanya-tanya, apa Keyvara dan Kenzo beneran saudara kembar? Atau bukan? Soalnya sikap mereka bertolak belakang banget, yang satunya dingin kayak kulkas berjalan," ucap Daren melirik Kenzo. "Yang satunya lagi bar² plus cerewet," tambahnya menatap Keyvara.
"Hm gue juga," ujar Reyhan.
"Mereka kembar tidak identik, jadi pantas kalau sikap mereka berdua berbeda," jelas Zayden.
Saat Keyvara sampai dalam kelas, dia menutup pintu kelasnya.
Arzhel terus menatap Sheina bahkan saat Keyvara menutup pintu kelasnya dia tetap berdiri di sana.
Kenzo yang melihat saudaranya itu masih menatap ke arah kelas Sheina, dia menepuk bahu Arzhel.
"Tertarik?" tanya Kenzo dingin.
"Maybe," jawab Arzhel dingin.
(Mungkin)
Kenzo tersenyum tipis dan mengangguk mendengar jawaban Arzhel.
Ketiga sahabat Arzhel yang mendengar hal itu juga ikut tersenyum tipis, mereka bersahabat dengan Arzhel dari kecil jadi mereka tau sifat Arzhel yang notabenenya anti perempuan, akhirnya bisa tertarik dengan seseorang, itu adalah hal yang langka.
"Pesona Sheina memang nggak main-main, sampai buat si bos kutub tertarik," ceplos Daren dengan asal.
Arzhel menoleh menatap Daren dengan wajah datar, dingin, dan tatapan tajam.
Glek!
Daren meneguk ludah kasar mendapat tatapan tajam tajam, "Hehehe santai bos, natap gue jangan gitu-gitu amat kali! Nanti Sheina bisa kabur loh," ucapnya mengangkat kedua jarinya.
"Pfft mampus," guman Reyhan dan Zayden menahan tawa melihat Daren.
"Mau tetap disini? Atau balik ke kelas?" tanya Kenzo.
"Cabut!" titah Arzhel dingin.
Mereka berlima berjalan dengan cool meninggalkan kelas Sheina untuk kembali ke kelas mereka.
*
*
*
▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎
To Be Continued
Semangat 💪🙂✨🙏
Semangat 💪🙂✨
Semoga Harimu Selalu Bahagia 🙂✨🙏
Selamat Hari Minggu 🙂🙏✨
Semangat 💪🙂✨
Semoga Harimu Selalu Bahagia 🙂✨🙏
Selamat Hari Sabtu 🙂🙏✨
Semangat 💪🙂✨
Semoga Harimu Selalu Bahagia 🙂✨🙏😇
Semangat 💪🙂✨
Semoga Harimu Selalu Bahagia 🙂✨🙏😇
Semangat 💪🙂✨
Semoga Harimu Selalu Bahagia 🙂✨🙏😇
Selamat Hari Selasa 🙏😇
Semangat 💪🙂✨
Semoga Harimu Selalu Bahagia 🙂✨🙏
Selamat Hari Sabtu 🙂✨🙏😇
Selamat hari jum'at ❤️❤️😊
Thanks 🙏🏻🙏🏻❤️❤️😊😊
Semangat 💪🙂✨
Semoga Harimu Selalu Bahagia 🙂✨🙏😇
Selamat Hari Juma't Thor 👍🙂🙏✨
Semangat 💪🙂✨
Semoga Harimu Selalu Bahagia 🙂✨🙏
Selamat Hari Kamis🙂🙏👍
Semangat 💪🙂✨🙏
Semangat 💪🙂✨
Semoga Harimu Selalu Bahagia 🙂✨🙏😇