Cristian Agung Jaya si pria tampan yang di juluki dengan CEO gila pemilik salah satu perusahaan terbesar di Asia. Gila yah benar-benar gila, dia sangat antusias untuk membuat para pekerjanya pusing bahkan hampir terkena struk ringan. Namun kegilaannya di balas lebih gila lagi oleh seorang wanita yang baru saja bergabung di perusahaannya miliknya. Wanita cantik pemilik nama Naila Cynthia ini justru berbeda dari pekerja lainnya yang takut menghadapi Cristian, dia bahkan melakukan segala kegilaan untuk membalaskan semua keluhan pekerja di perusahaan besar itu. Kalau mau tahu kelanjutan ceritanya mari di baca.....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon asrwi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Si berkas yang menumpuk
Tak terasa jam sudah menunjukan pukul 7 malam, namun Thia belum berniat untuk pulang kerumah, dia masih lebih nyaman jika berada di kedai kopi milih Aisha, melayani pelanggan dan membantu sahabatnya itu dia rasa lebih baik daripada harus pulang kerumah.
Coffe shop milik Aisah malam itu sangat ramai pelanggan, sehingga Aisha dan staf nya mengalami sedikit kewalahan jadi dengan hati yang baik Thia pun memutuskan membantu para pelayan. Dia sangat telaten dalam mengantar berbagai jenis pesanan dari pelanggan.
Bahkan tak jarang para pria pria disana menggodanya dengan meminta nomor handphone, namun Thia sendiri menanggapi candaan candaan itu dengan rumor nya juga.
Sungguh suasana yang dapat mengobati luka hati Thia, kalau saja dia menetap dan bertahan di kantor tadi pagi pasti dia sudah bolak-balik 10 kali dari toilet karena menangis akibat perbuatan si CEO itu.
Tepat pukul 9 malam karena jarak rumah Thia agak jauh dari lokasi coffe shop itu dia pun memutuskan untuk pulang, Aisha sebenarnya sudah menyuruhkan pulang sedari tadi namun Thia menolak.
"Sha, gue balik yahhh, semangat!!!" Katanya memberikan semangat pada temannya itu.
"Oke Thia, makasih banyak yahhh, hati-hati kalau udah sampai jangan lupa kabarin gue yahhh" ucap Aisah
Setelah itu Thia langsung bergegas menuju rumahnya karma takut ketahuan kalau dia membolos hari ini.
Sesampainya di rumah dia hanya mendapati Mami nya sedang menonton di ruang tv, dia hanya menyapa dan mencium mami nya lalu berpamitan untuk naik ke lantai 2 dengan alasan akan segera istirahat.
Maminya hanya berdehem karna tahu kalau putrinya itu pasti sudah lelah dengan aktivitas nya hari ini.
Thia masuk ke dalam kamarnya dan langsung melemparkan dirinya ke atas kasur empuk miliknya. Dia menghadap kearah atap kamarnya lalu membayangkan bagaimana nasib nya besok dan drama apalagi yang akan terjadi antara dia dan Tian besok.
"Hufffffffff, rasanya gue mau Gilak kalau ngebayangin wajah pria itu" ucapnya mengeluh
"Kenapa yahh gue harus magang di situ, apa gak boleh di tempat lain aja, atau kalau boleh di perusahaan papi aja" ucapnya berbicara sendiri seperti orang yang benar-benar terlihat stress.
Setelah beberapa saat termenung dan meratapi nasibnya kelamaan, dia tertidur pulas tanpa mandi sama sekali, tampak nya dia sangat kelelahan menjadi waiters tadi.
Malam itu harapan Thia hanya ada satu, dia ingin memimpikan keindahan hidup di esok hari, ketakutan nya untuk datang ke kantor sebenarnya sangat menggebu-gebu apalagi dia bolos bekerja semalam.
Hari pun sangat cepat berlalu dan berganti, malam telah di gantikan cahaya cerah pagi hari dengan hembusan udara yang baru pula.
Thia yang sedang menyikat giginya terlihat lesu didepan cermin, pikirannya sudah membayangkan perkataan-perkataan kotor dari mulut sang CEO itu.
"Pasti gue dimaki maki nanti" ucapnya dalam hatinya. Kemudian Thia kembali bergegas untuk berangkat ke kantor.
Syukurnya pagi itu papi nya belum berangkat sehingga Thia masih mendapatinya di meja makan.
Dengan semangat dia mencium pipi papi dan maminya.
"Pagi papi,, pagi mami"
"Pagi sayang gimana 2 hari ini? Seru tidak?" Tanya papinya
"Emmmm gak ada yang istimewa sih Pi, soalnya anak papi ini malah ngadapin harimau lapar" ucap nya
"Hahahha kamu harus sabar namanya juga proses nanti juga kamu bakal tau kok" kata papi nya
"Iya piii, semoga aja yahh amanah selama 1 tahun ini" ucap Thia tak bersemangat, dia melanjutkan aksi sarapannya yang memakan beberapa lapis roti untuk mengisi perutnya agar siap berperang hari ini.
Setelah selesai sarapan dia pun pamit dan berangkat menuju kantor kematian.
"Gue gak boleh lengah, gue harus lebih brani ngadapin itu cowok, gak boleh nangis gak boleh nangis!!!!! Lo jangan nangis hari ini dan Lo harus memancarkan aura baru seorang Thia" ucapnya menyemangati dirinya sebelum berangkat.
Setelah merasa agak tenang dia pun melajukan mobilnya kearah perusahaan itu.
Tanpa butuh waktu lama dia sudah sampai di kantor, dan dengan aura barunya dia menyapa beberapa orang yang berpapasan dengannya.
"Itu anak magang yang jadi asisten pak Tian kan?" Tanya seorang karyawan
"Iyahhh benar, kok dia udah beda aja yah hari ini lebih Fress gitu, padahal semalam nangis" sambung temannya
"Namanya juga masih pagi, nanti juga bakal nangis lagi, udah ahh jangan bahas soal itu nanti ada yang dengar trus ngadu kita lagi yang berurusan sama pak Tian" sambung yang lainnya.
Thia yang sudah siap bertempur pun dengan gegas menuju ke ruangan nya dan ruangan Tian.
Dia berharap atasannya itu belum datang, ketika sudah sampai di depan ruangan nya tanpa mengetuk Thia langsung masuk.
Dan yahhh tidak sesuai dengan yang dia harapkan Tian justru sudah tampak sibuk di meja kerja.
"Sepagi ini dia udah disini? Trus dia istirahat nya kapan coba??" Tanya Thia dalam hatinya.
"Ehhhh bapak udah disini ternyata, selamat pagi pak Tian" sapa nya dengan penuh ramah
"Hemm pagi!" Jawab Tian ketus
Tanpa menjawab lagi Thia langsung menuju ke meja kerjanya dan dia sudah membayangkan betapa membosankan nya dia hari ini.
Tanpa mengganggu pekerjaan Tian dia pun memilih untuk membaca baca beberapa dokumen yang ada di komputer di depannya.
Setidaknya dia memiliki pengetahuan dari apa yang dia baca daripada harus menunggu si CEO itu mengajarinya.
Setelah beberapa jam asik dengan pekerjaannya masing-masing, Tian berjalan kearah meja kerja Thia.
"Ini berkas yang harus Lo cek sesuaikan semuanya dengan file yang udah gue share ke Gmail komputer ini" Pintah nya
"Ouhhh baik pak, terimakasih untuk arahannya" ucap Thia dengan senang hati
"Ingat hari ini harus udah selesai, pisahkan dokumen yang tidak sesuai" ucap nya lagi
"Hah? Hari ini pak?" Tanya Thia
"Hemmmm" jawabnya cuek
Thia langsung lemas melihat tumpukan berkas yang ada di meja nya saat ini.
"Gue sih bosan banget gak ada kerjaan tapi kenapa harus sebanyak ini coba" keluh nya lagi.
Namun setelah itu dia langsung bergerak dan mulai mengerjakan pekerjaan nya sesuai perintah Tian. Sementara tanpa memberitahu Thia, Tian pergi begitu saja membawa beberapa berkas namun jas nya masih tinggal disana, oleh sebab itu Thia berpikir bahwa Tian pasti akan kembali lagi.
Dengan semangat pun Thia mulai memeriksa sati per satu berkas, dan berniat saat Tian nanti kembali semua berkas itu sudah beres.
Hari itu semua karyawan sedikit lega karena tak melihat kejadian di dua hari berturut-turut saat Thia menangis. Mereka berharap agar tidak terjadi lagi hal tersebut pada Thia, apalagi Thia masih menjadi anak magang yang harus di ajari dan diarahkan dalam melakukan pekerjaannya.
kalau ada waktu luang mampir ya di novel aku juga.
"aku dan teman kamarku."