NovelToon NovelToon
My Toxic Boyfriend AIDEN

My Toxic Boyfriend AIDEN

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Ketos
Popularitas:442.1k
Nilai: 5
Nama Author: Yutantia 10

Spin off DELMAR

Gadis baik-baik, bertemu dengan badboy sekolah. Sepuluh kali putus, sepuluh kali juga balikan. Seperti itulah hubungan cinta antara Naomi dan Aiden. Perbedaan diantara mereka sangar besar, akankah cinta mampu mempersatukan mereka?

"Naomi hanya milik Aiden. Tidak ada yang boleh miliki Naomi selain Aiden. Janji," Aiden mengangkat kelingkingnya.

"Janji." Tanpa fikir panjang, Naomi menautkan kelingkingnya pada kelingking Aiden.

Janji gila itu, membuat Naomi selalu gagal move on.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KAKAK KELAS BERBAHAYA

Aiden dan kawan-kawannya yang baru masuk kantin, penasaran dengan keributan yang terjadi. Semua anak berkerumun, membuat dia tak bisa melihat langsung apa yang terjadi. Bisa dia denger, suara lantang Amanda, juga suara teman gengnya. Sepertinya ada masalah dengan kekasihnya tersebut. Beberapa siswa langsung memberi jalan saat dia dan teman-temannya mendekat.

Byurrr

"Shittt!" Aiden reflek mengumpat saat sebagian wajah dan dadanya terkena siraman es coklat.

Tak hanya Aiden yang syok, anak-anak lainnya juga langsung melongo melihat cowok paling ditakuti di sekolah itu diguyur es.

Naomi, gadis itu melongo saat sadar telah salah sasaran. Sebenarnya target utamanya adalah Amanda, tapi sayang gadis itu terlalu cepat menghindar dan akhirnya kena Aiden yang kebetulan ada tepat di belakangnya. Tubuhnya sedikit gemetaran melihat cowok yang dia siram mengepalkan kedua telapak tangan.

"Astaga, Sayang," Amanda segera mengambil tisu di kantong seragamnya untuk membersihkan wajah Aiden. Tapi cowok yang sedang kesal tersebut, menepis tangan Manda dengan kasar.

Dengan rahang mengeras, Aiden melepas atasan seragamnya. Badannya yang tegap, terlihat sangat jelas tercetak di kaos dalam berlengan warna putih yang dia pakai. Setiap hari, dia memang memakai kaos dalam saat sekolah. Dia membersihkan wajahnya dengan atasan seragam yang baru dia lepas, lalu melemparkan tepat di wajah Naomi.

Naomi reflek mengambil seragam yang menutupi wajahnya. Aura garang Aiden membuat dia takut, apalagi saat cowok itu mendekat.

"Bersihkan seragam gue sampai tak ada noda coklat sedikitpun." Perintah bernada intimidasi itu membuat Naomi berkeringat dingin. "Ingat, sampai bersih tanpa noda!" tekannya di dekat wajah Naomi. "Besok, gue mau seragam tersebut kembali ke gue seperti baru. Jika tidak.... " Dia tersenyum devil pada Naomi. "Lo akan dapat masalah besar."

Aiden pergi setelah itu, diikuti teman-teman serta Amanda and the geng.

Cella menarik tangan Naomi menuju toilet. Disana, dia membantu gadis itu membersihkan wajah dan hijabnya yang kotor.

"Nom, lo dalam masalah besar."

"Gak papalah, Cel, gue pakai hijab basah. Yang penting masih ada hijab yang menutupi kepala dan dada gue." Hijab yang sudah dia basuh dibagian yang kotor tersebut, dia kibaskan beberapa kali.

"Bukan masalah itu, Nom," Cella berdecak pelan.

"Lalu?"

"Kak Aiden. Lo tahu siapa cowok yang lo siram tadi? Dia Kak Aiden, cowok paling ditakuti di sekolah ini."

"Dia preman gitu, sampai ditakuti?"

Cella celingukan, memperhatikan sekeliling. Takut ada yang mendengar saat membicarakan cowok itu. Untungnya saat ini hanya ada dia dan Naomi di kamar mandi. Bel masuk sudah berbunyi, jadi semua siswa sudah pada kembali ke kelas.

"Dia itu, anak mafia," ucap Cella lirih.

"Mafia? Gak usah aneh-aneh deh, Cel. Mafia itu gak ada di kehidupan nyata. Lo kebanyakan nonton film sama baca novel deh kayaknya." Naomi memutar kedua bola matanya malas. Sejauh ini, dia memang tidak terlalu worry masalah seragam. Kalaupun nodanya tidak bisa hilang, dia bisa beli seragam baru untuk diberikan pada Aiden. Tabungannya lebih dari cukup kalau hanya untuk membeli sebuah seragam.

"Ya ampun, Nom, lo kok nyantai gini sih," Cella malah yang cemas maksimal. "Beneran, yang gue dengar, bokapnya Kak Aiden itu mafia. Dia punya bisnis club malam, diskotik, pub, dan masih banyak lagi, pokoknya yang berhubungan dengan dunia malam."

"Cel, club malam, diskotik, pub, emangnya itu beda ya?"

"Gue juga gak ngerti. Mana pernah gue masuk tempat-tempat kayak gitu. Tapi beneran, Nom, Kak Aiden itu bukan orang sembarangan, dia berbahaya. Bukan hanya masalah bisnis orang tuanya, tapi denger-denger,Kak Aiden itu ketua gengster. Katanya pernah ada adek kelas yang gak sengaja nginjek kakinya, dihajar sampai patah tulang. Sumpah, takut gue," Cella bergidik ngeri.

"Cel, lo nakut-nakutin gue tahu gak," wajah Naomi sedikit memucat.

"Lo harus hati-hati kalau berurusan sama dia, juga sama cewek tadi itu, Amanda. Dia ceweknya Kak Aiden."

Naomi yang tadinya biasa saja, jadi takut gara-gara cerita Cella. "Gue kok jadi ngeri gini ya, Cel."

"Berdoa aja, Nom, semoga besok saat lo balikin bajunya, masalah langsung selesai, gak diperpanjang. Lo kan rajin ibadah, pasti doa lo di denger Allah."

"Dari mana lo tahu gue rajin ibadah?"

"Nih," Cella menyentuh hijab Naomi. "Cewek berhijab kayak lo, pasti ahli ibadah."

Naomi menangis tanpa air mata. Siapa sih, yang mulanya membuat persepsi jika wanita berhijab, sudah pasti ahli ibadah? Padahal kenyataannya tidak seperti itu. Hijab itu wajib hukumnya bagi seorang muslimah, seperti itulah yang selalu diucapkan mamanya sejak dia kecil. Dulu, bahkan sebelum dia bisa sholat, dia sudah memakai hijab. Ya, dia memang berhijab sejak kecil, dia dan kakaknya sudah dibiasakan seperti itu oleh mamanya.

Dia sangat tidak setuju jika disebut ahli ibadah. Sholat 5 waktu memang tak pernah bolong, tapi hal-hal lain yang dilarang, masih sering dia lakukan, seperti hobi foto selfie, joged tok tok, dan lainnya. Gadis seusianya memang masih mudah terbawa pergaulan.

"Cel, kayaknya gue lagi dapat teguran dari Allah."

"Maksud lo?"

"Gue udah jadi anak yang gak nurut sama orang tua, gak mau dimasukin pesantren, makanya gue dihukum sama Allah sekarang."

...----------------...

Keesokan harinya, Naomi membawa seragam baru untuk diberikan pada Aiden. Noda coklat di seragam kemarin, tak bisa benar-benar hilang. Kalau dia nekat bawa itu, takutnya malah kena masalah. Jadi lebih aman, beliin seragam baru. Gak papa tabungannya berkurang, yang penting masalah kelar.

"Cel, temenin gue nyamperin Kak Aiden," pinta Naomi saat jam istirahat pertama.

"Gue takut, Nom."

"Please, Cel, cuma elo teman gue."

Kemarin, saat dia masuk kelas dengan hijab basah, semua orang memperhatikan dengan bisik-bisik. Ternyata berita tentang dia yang menyiram Aiden di kantin, sudah tersebar. Dan sudah bisa ditebak, anak-anak yang lain langsung jaga jarak, takut ikut kena masalah.

Dengan sangat terpaksa, Cella menemani Naomi ke kelas Aiden.

"Nom, gue takut," Cella memegang lengan Naomi. Bisa Naomi rasakan, kulitnya langsung dingin saat disentuh Cella. Temannya itu pasti sangat ketakutan.

"Ya udah, Cel, lo balik ke kelas aja. Biar gue sendirian." Naomi tak mau Cella ikut kena imbas masalahnya.

"Lo yakin, Nom?"

Naomi mengangguk. "Do'ain gue ya." Semalaman dia sampai gak bisa tidur. Pagi tadi, juga sempat minta maaf pada mamanya dan minta didoakan keselamatan. Kedengerannya lebay memang, tapi dia memang setakut itu.

Langkah kaki Naomi terhenti di depan kelas Aiden. Tarik nafas, buang, tarik nafas, buang, dia melakukan itu beberapa kali sampai ditegur seorang cowok.

"Nyari siapa lo?"

"Nya-nyari Kak Aiden," jawab Naomi gugup.

"Tunggu-tunggu," cowok itu mengerutkan kening sambil memperhatikan penampilan Naomi. Kemarin, dia ada di kantin saat peristiwa Naomi menyiram Aiden. "Lo, cewek kemarin di kantin?" Dia kurang yakin karena kemarin wajah Naomi kotor karena smoothies, tak seperti saat ini.

Naomi mengangguk pelan. Tangannya gemetaran, sampai-sampai rasanya paper bag yang dia pegang mau jatuh.

"Den, dicariin cewek kemarin." Teriak Jordan sambil menelengkan kepala ke dalam kelas.

Baru mendengar namanya saja, bulu kudu Naomi langsung merinding.

"Suruh masuk sama Aiden." Jordan mengarahkan jempolnya ke dalam kelas.

Dengan langkah yang cenderung dipaksakan, Naomi memasuki kelas Aiden. Kelas yang awalnya riuh, mendadak sepi karena kedatangannya. Apakah dia sedang masuk kandang singa sekarang? Atau kandang buaya, entahlah, yang pasti sama-sama bahaya.

Aiden tersenyum smirk sambil menatap Naomi yang berjalan ke arahnya.

Tampan sih, tapi tatapannya seperti elang, Naomi benar-benar takut.

"I-ini seragamnya, Kak." Dengan gemetaran, Naomi meletakkan paper bag di atas meja depan Aiden. "Sa-saya minta maaf soal kemarin. Permisi." Dia langsung balik badan karena ingin segera kabur.

"Tunggu!"

Mampus gue.

Naomi meremat rok abu-abunya. Saat ini, dia berharap punya jurus menghilang agar bisa lenyap dari sana.

"Sini."

Dengan sangat terpaksa, Naomi kembali balik badan. Dia melihat Aiden sedang membuka paper bag darinya.

"Ini... " Aiden mengendus bau seragam tersebut. "Baru?"

Naomi mengangguk pelan.

Aiden membuang seragam tersebut ke lantai, sampai-sampai Naomi melongo. Bukan murah harganya, dia beli yang kualitasnya paling bagus, tapi malah dibuang begitu saja.

"Gue mau seragam gue yang kemarin, bukan baru." Aiden berdiri, lalu menginjak seragam dari Naomi.

Brukk

Naomi mendorong Aiden hingga punggung cowok itu membentur meja. Dia menunduk lalu mengambil seragam yang sudah ada bekas tapak sepatu Aiden.

"Bisa gak, menghargai sesuatu?" bentak Naomi.

Aiden dan yang lainnya langsung melongo.

"Gue beli ini pakai uang tabungan. Harganya gak murah. Banyak di luar sana anak yang mau beli seragam tapi gak ada duit. Apa bedanya sih, seragam ini sama yang kemarin? Toh ini jauh lebih bagus karena baru. Gak gini juga kalau mau cari masalah. Gue udah berusaha untuk bertanggung jawab, kenapa masih dipersulit." Entah dapat keberanian darimana, Naomi sampai ngamuk-ngamuk pada Aiden.

"Lo bentak gue?" Aiden menunjuk dirinya sendiri. Dia tak percaya ada cewek yang berani membentaknya.

"A-aku... " Naomi seperti baru tersadar dengan apa yang barusan dia lakukan. Selama ini, dia memang paling benci dengan orang yang tidak bisa menghargai sesuatu. Di luar sana, banyak orang yang tidak beruntung, geram sekali kalau ada orang yang beruntung, tapi tidak bersyukur. Dia buru-buru kabur, lari tunggang langgang meninggalkan kelas Aiden.

1
Ayu Wulan Dari Aseng
Luar biasa
@Al🌈🌈
/Good/
Juniarsih Hariany
Luar biasa
Rika Hari
mantap rania
Anonymous
aiiii......tangging jawb lo...meleleh niy
Anonymous
gombalan Ai menakjubkan.../Drool//Drool/
Atma Inatun Nikhma
terima kasih.
Atma Inatun Nikhma
Luar biasa
Anonymous
aidennnnn..../Facepalm//Facepalm/
Lilyana R
laaaaah, tamat? ya. padahal masih kurang Thor.
tapi Gpp deh.
terimakasih atas cerita nya Thor, sukses selalu di karya2 berikutnyaa
Cahaya
Luar biasa
EsTefaYe
yaaah begitulah kalau sdh tdk dpt mengendalikan diri...jd yg sebenarnya sangat dicinta jd terlepas/Toasted//Toasted/
EsTefaYe
lucu nic...aq suka novel yg bikin ketawa /Grin/
DIAN DEWI
part termewek sih ini🥲
DIAN DEWI
mashaallah Ai🩷
Atmita Gajiwi
/Joyful//Determined//Kiss//Heart//Rose/
Hanisah Nisa
terbaik novelnya...
Nayla Alysia
kapan novel baru nya
Fitri Riyani
Luar biasa
Fitri Riyani
nyesek banget...
jadi nom nom
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!