NovelToon NovelToon
Prince Gubee (Pangeran Pengubah Takdir)

Prince Gubee (Pangeran Pengubah Takdir)

Status: tamat
Genre:Fantasi / Sci-Fi / Tamat / Reinkarnasi / Mengubah Takdir / Epik Petualangan / Dunia Lain
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: R M Affandi

Gubee, Pangeran Lebah yang ingin merubah takdirnya. Namun semua tidaklah mudah, kepolosannya tentang alam membuatnya sering terjebak, dan sampai akhirnya menghancurkan koloninya sendiri dalam pertualangan ini.

Sang pangeran kembali bangkit, mencoba membangun kembali koloninya, dengan menculik telur calon Ratu lebah koloni lain. Namun, Ratu itu terlahir cacat. Apa yang terjadi pada Gubee dan Ratu selanjutnya?

Terus ikuti ceritanya hingga Gubee terlahir kembali di dunia peri, dan peperangan besar yang akan terjadi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon R M Affandi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pasukan Katak Dari Sungai Rhine

Musim gugur telah datang. Pepohonan hutan gunung Alpen yang biasanya hijau kini berubah menjadi hamparan warna kuning keemasan, jingga, dan merah menyala. Udara sejuk khas pegunungan menyelimuti, terasa segar dengan aroma dedaunan yang mulai gugur. Di antara pohon Pinus dan Oak,daun-daun berjatuhan lembut membentuk karpet alami di tanah, menciptakan suara gemerisik jika terinjak.

Berbagai jenis serangga di hutan itu, terlihat sangat sibuk mengumpulkan nektar untuk persiapan di musim dingin. Mereka berkerumun pada bunga-bunga mekar yang masih terlihat segar. Semut-semut bergerombol di tanah, mengangkut makanan ke sarang mereka.

Laba-laba menenun jaring mereka di antara ranting-ranting yang mulai rontok, memanfaatkan kesempatan terakhir untuk menangkap mangsa sebelum musim dingin tiba. Dan di bawah daun-daun yang jatuh, kumbang dan serangga kecil lainnya mulai mencari tempat berlindung, bersembunyi di celah-celah batang kayu untuk bertahan.

Di hari berikutnya, hujan tiba-tiba turun. Selama tujuh hari berturut-turut, hujan deras mengguyur hutan yang ada di pegunungan Alpen. Hujan itu merupakan pertanda bahwa katak-katak hijau di sungai Rhine telah melakukan perjalanan menuju danau yang ada di tengah hutan.

Langit kelabu tanpa jeda, awan-awan tebal menyelimuti puncak-puncak pegunungan yang tajam dan tertutup salju. Pepohonan pinus dan Oak yang menjulang tinggi dibasahi oleh tetes-tetes air hujan yang meresap hingga ke akar-akarnya.

Kabut tebal menyelimuti seluruh hutan, menyerap suara alam, dan hanya menyisakan gemuruh halus hujan yang beradu dengan daun-daun dan tanah. Sungai-sungai kecil meluap, airnya yang jernih menjadi lebih deras, melintasi celah-celah sempit di antara bebatuan yang licin.

Pada hari pertama, hujan masih terasa ringan, seakan hanya sentuhan lembut di atas kanopi pohon. Namun, semakin hari, intensitasnya bertambah, membawa angin dingin dari puncak gunung Alpen yang tertutup salju abadi.

Udara semakin lembap dan sejuk, menciptakan aroma tanah basah yang kental. Di beberapa tempat, kabut tebal menutupi pandangan, membuat hutan tampak lebih misterius, dengan hanya sesekali memperdengarkan suara samar-samar dari hewan-hewan yang berlindung di bawah naungan pohon. Semakin lama, genangan air terbentuk di tanah hutan, sementara dedaunan yang gugur menciptakan aliran air kecil yang mengalir dengan lembut di antara akar-akar yang terjal.

Pada akhir minggu, hujan mulai mereda, menandakan katak-katak dari sungai Rhine telah sampai pada tujuannya. Mentari mulai bersinar, namun belum pulih seperti di hari, sebelum hujan panjang itu terjadi.

Pada hari itu, Gubee dan para Peri lebah telah berada di depan batu zambrud. Mereka sedang mengamati apa yang terjadi di hutan gunung Alpen. Batu zambrud di depan mereka menampakkan suasana danau lendir abadi yang ada di tengah hutan.

Di permukaan danau itu, ada ribuan katak-katak hijau dari sungai Rhine yang terlihat sedang berendam, berlindung dari cahaya matahari. Sehingga dari kejauhan, air danau itu terlihat menghijau seperti ditumbuhi oleh hamparan lumut subur.

“Pertempuran besar akan segera terjadi! Akan banyak korban yang berjatuhan di hutan Gunung Alpen!” ujar Peri lebah tertua menyaksikan pemandangan itu.

“Siapakah yang akan memenangkan pertempuran ini?” tanya Gubee.

“Sulit diprediksi! semua tergantung sebanyak apa Kunang-kunang tua berhasil mengumpulkan koloninya.

“Kenapa pertempuran ini bergantung pada kunang-kunang?” Penjelasan Peri lebah tertua terdengar aneh bagi Gubee. “Apa yang dapat dilakukan oleh kunang-kunang dalam pertempuran ini? Mereka bukan lawan sebanding dengan katak pohon!

“Mereka telah merubah rencana penyerangan. Awalnya mereka akan melakukan penyerangan di siang hari, namun karena katak-katak pohon akan berada di dahan pohon di waktu siang, mereka merubah rencana itu, karena mereka tidak akan mungkin bisa memanjat seperti katak pohon. Sementara koloni lebah yang dulunya direncanakan untuk mengusik katak-katak pohon agar turun dari dahan pohon, tidak lagi ada bersama mereka. Albee telah mati, dan kau juga telah berada disini. Jadi, tidak ada lebah yang akan membantu penyerangan itu!

“Jadi, kunang-kunang yang akan mengusik mereka untuk turun?

“Bukan! Kunang-kunang tidak punya sengat seperti lebah Gubee! mereka tidak akan terusik. Itu sama saja dengan memberikan mereka makan siang!

Gubee tersenyum, tersipu malu menyadari pemikirannya yang tak memahami keadaan. “Lalu, apa yang akan dilakukan kunang-kunang?” tanyanya lagi.

“Malam ini mereka akan merencanakan penyerangan.

“Malam ini? Bukankah itu akan menguntungkan para katak pohon? Penglihatan mereka akan lebih tajam di waktu malam!” ujar Gubee menyela.

“Mungkin itu memang menguntungkan bagi katak pohon. Tapi hanya pada waktu itulah mereka akan turun untuk mencari makan. Daun-daun pepohonan hutan yang telah gugur akan membuat mereka kesulitan mencari makan, jika terus berada di atas pohon. Mau tidak mau, mereka harus merayap di tanah yang masih hijau untuk mencari serangga.

“Tapi katak hijau juga agak kesulitan melihat di waktu malam!” Gubee kembali menyela penjelasan Peri lebah tertua. Apa yang dikatakan oleh Peri lebah tertua itu bertentangan dengan pemikirannya.

“Karena itulah kunang-kunang yang awalnya tidak terlalu penting dalam penyerangan ini, menjadi sangat penting! Cahaya kunang-kunang yang akan membantu para katak hijau untuk melihat di waktu malam. Jika kunang-kunang tua berhasil membawa jutaan kunang-kunang, maka perperangan antara katak hijau dan katak pohon akan dimenangkan oleh katak hijau.

“Tubuh katak hijau dari sungai Rhine yang lebih besar dari katak pohon, akan membuat katak pohon kewalahan melawan katak hijau. Ditambah lagi kondisi katak pohon yang sedang kelaparan di waktu malam, akan sangat menguntungkan katak hijau. Sedangkan saat ini, katak hijau bisa mengisi perut mereka dengan memakan siput dan ikan-ikan kecil yang ada di danau tempat mereka bersembunyi,” urai Peri lebah tertua yang ternyata selalu mengikuti setiap peristiwa yang terjadi di hutan gunung Alpen.

Gubee mulai mengerti apa yang dimaksud oleh Peri lebah tertua. Semua yang dijelaskan oleh Peri lebah tetua saat itu, mulai terasa masuk akal baginya. “Bolehkah aku melihat koloniku?” tanya Gubee kemudian.

Peri lebah tertua menyentuh batu zambrud. Seketika, batu itu menampakkan keadaan di sarang lebah tempat koloni Gubee berada. Di dalam sarang itu lebah-lebah tampak penuh aktivitas, bergerak cepat dari satu tugas ke tugas lainnya.

Di tengah hiruk pikuk sarang, Handbee terlihat sedang berkerja sama dengan ratusan lebah pekerja membuat madu untuk persiapan musim dingin. Beberapa lebah pekerja lainnya terlihat terbang keluar masuk dari pintu sarang, membawa nektar bunga untuk dijadikan madu.

Di dalam kamar Ratu lebah, lebah pekerja juga tampak sedang membersihkan rak-rak tempat penyimpanan telur, memberikan makan larva, dan juga melayani Ratu lebah. Suara dengungan sayap mereka mengobati kerinduan yang terbesit di hati Gubee.

Gubee tersenyum bahagia memandangi apa yang ada di depannya itu. Batu zambrud yang ada di istana peri lebah selalu mengobati kerinduannya pada koloni yang belum bisa ia lupakan. Dan Peri lebah tertua yang bijaksana, selalu mengabulkan keinginan Peri lebah yang baru terlahir itu.

Lanjut Bab 36

1
Idayati Taba atahiu
bagus ceritanya
Robi Muhammad Affandi: terimakasih kakaka.. 😊
total 1 replies
wekki
👌
Marissa
Cerita dongeng tapi buat yang udah remajaa... gaya bahasanya tinggi wkwkwk lanjut gass
Robi Muhammad Affandi: terimakasih/Smile/
total 1 replies
Robi Muhammad Affandi
Bosan dengan cerita drama ceo? mari kembali ke masa kecil, sejenak masuk ke dunia para serangga di hutan Alpen
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!