NovelToon NovelToon
Lonceng Cinta

Lonceng Cinta

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Nikah Kontrak / Cinta Seiring Waktu / Angst / Romansa / Slice of Life
Popularitas:7.2k
Nilai: 5
Nama Author: Mbak Ainun

Alya harus menjalani kehidupan yang penuh dengan luka . Jatuh Bangun menjalani kehidupan rumah tangga, dengan Zain sang suami yang sangat berbeda dengan dirinya. Mampukah Alya untuk berdiri tegak di dalam pernikahan yang rumit dan penuh luka itu? Atau apakah ia bisa membuat Zain jatuh hati padanya?

Penasaran dengan cerita nya yuk langsung aja kita baca....

yuk ramaikan....

Update setiap hari....

Sebelum lanjut membaca jangan lupa follow, subscribe, like, gife, vote and komen ya...

Buat yang sudah baca lanjut terus , jangan nunggu tamat dulu baru lanjut. Dan buat yang belum ayo buruan segera merapat dan langsung aja ke cerita nya, bacanya yang beruntun ya, jangan loncat atau skip bab....

Selamat membaca....

Semoga suka dengan cerita nya....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mbak Ainun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6

Bibir Farah terbuka lebar melihat banyaknya masakan di atas meja, sedangkan sang ibunda juga sama. Kelopak mata wanita paruh baya itu berkedip 2 kali, mengedar menatap keseluruhan hidangan, membuat air liur mereka menetes kala aroma harum masuk ke dalam paru-paru.

"Wah! Ada apa ini, Ma? Kok ada banyak masakan mengiurkan begitu? Apakah hari ini lagi ada perayaan sepesial?" tanya Farah pada sang ibunda.

Gadis remaja itu langsung saja menyelonong duduk di kursi yang biasa ia tempati, sedangkan Soraya masih berdiri, termenung. Apakah sang suami sudah merekrut tukang masak dari Sumba? Masakannya beragam menyamai rumah makan. Dengan penataan yang cantik, menggugah selera. Tapi itu tidak mustahil, tepukan di sisi punggung telapak tangannya menyandarkan Soraya. Kepala Soraya menunduk, melirik si bungsu.

"Kok malah bengong, Ma?" Farah keheranan melihat sang ibu.

"Oh? Ah, gak." Soraya menjawab pelan.

Ia menarik kursi untuk duduk, derap langkah kaki mendekati ke arah meja makan. Mengalihkan perhatian ibu dan anak itu, di sana terlihat Usman tengah berbincang kecil dengan Zain. Langkah kaki keduanya, berhenti di belakang kursi masing-masing.

"Eh, makan enak kita hari ini," tutur Usman sang kepala keluarga.

"Iya, Pa! Aromanya saja bikin cacing di perut langsung demo, ayo duduk Papa! Aku lapar nih," celetuk Farah pada sang ayah.

Usman mengangguk, ia duduk di kursi diikuti oleh Zain. Farah tidak bisa berdiam diri, langsung menyendok nasi ke piring kosong yang sudah ditata di atas meja. Begitu pula dengan Soraya, Usman mengerutkan dahinya.

Rasa-rasanya ada yang kurang namun, di meja makan sudah ada semua anggota keluarganya. Lantas siapa yang membuat hati Usman mengganjal, perempuan tua itu datang dengan ayam pop diletakkan di atas meja.

"Lahap banget, Nyonya dan Non Farah makannya. Enak banget ya, masakannya Nyonya muda," celetuk Rukmini.

Ibu dan anak itu mengangguk cepat, meneguk makanan yang sudah halus dikunyah. Namun, serentak keduanya menoleh ke arah sang pembantu tua itu.

Usman baru ingat, si sulung sudah menikah. Di rumah besar ini ada menantunya, Usman menoleh ke samping. Di mana Zain makan dengan khidmat tak memikirkan di mana Alya, seolah-olah Zain tidak begitu memikirkan apapun itu.

"Eh? Nyonya muda? Siapa?" tanya Soraya.

Ia lupa akan menantu yang tadi malam baru datang, menantu yang sama sekali tidak pernah dianggap oleh Soraya. Menjadi bagian dari keluarga mereka, perempuan kampung yang sama sekali tidak memenuhi standar menjadi menantu di rumahnya.

Zain bersikeras untuk menerima perjodohan itu, lantaran tanpa harta keluarga dari ayah mertua, Soraya. Mereka semua bukan siapa-siapa, dan tak akan pernah menjadi ара-ара.

"Ya Allah, Nyonya. Menantu Nyonya sendiri, masa lupa. Nyonya Alya, istrinya Tuan Zain. Selesai salat subuh, Nyonya muda sudah ada di dapur. Bantuin kami semua masak, ini semua Nyonya muda yang bikin. Kami cuma bantuin menggoreng, membasuh peralatan masak yang kotor. Nyonya muda hebat banget, Nyonya masaknya, pegerakan sigap. Kayak orang sudah terlatih," puji Rukmini pada istri tuan mudanya.

"What? Si kampungan yang masak? Semua ini ?" Farah menyela.

Rukmini mengangguk. "Iya, Non! Nyonya muda yang masak."

Decitan kaki kursi membuat pandangan semua mata tertuju pada si bungsu, gadis itu langsung saja memasang ekspresi sebal. Ia tidak suka dengan Alya-sangat.

"Mau ke mana?" tegur Usman pada sang putri.

"Makan di luar, Pa! Masakannya gak enak. Terlalu kampung di lidahku," jawab Farah santai.

Gadis remaja cantik itu bergerak melangkah pergi begitu saja, bersisian dengan Alya. Tak lupa ia menyenggol dengan sengaja bahu Alya, Usman berdecak sebal melihat tingkah laku sang putri.

"Alya! Ayo, ke sini. Makan bersama," titah Usman dengan ekspresi wajah dan intonasi nada bersahabat.

Alya mengangguk, gadis yang sudah rapi dengan jilbab biru, gamis biru, dan kaus kaki membungkus telapak kakinya hingga betis. Mendekati meja makan, ia duduk di samping sang suami.

"Makanlah," sambung Usman pada Alya.

Alya mengangguk kecil, kepalanya menoleh ke arah lorong ruangan tengah. Di mana kaki Farah melangkah, ekspresi Farah pun tadi tampak tak baik. Rukmini bergerak meninggalkan meja makan, melangkah ke arah dapur. Menyisakan keluarga Abdullah itu, di sana.

Soraya menghela napas kasar, ingin seperti Farah. Meninggalkan meja makan akan tetapi, makan di atas meja. Sayang sekali untuk Soraya lewatkan, mengingat nafsu makan Soraya menurun beberapa hari belakangan. Lantaran memikirkan harta keluarga yang jatuh ke panti sosial, Soraya tak bisa hidup tanpa harta berlimpah ruah.

Wanita paruh baya yang tampak sangat modis, dari ujung rambut sampai ujung kaki itu mendapat perawatan mahal. Menunjang penampilannya untuk awet muda, menikah dengan Usman. Selain karena Usman di masa muda sangat gagah, juga karena harta kedua orang tua Usman yang dinilai tak akan habis 7 turunan.

***

"Jauh-jauh!" titah Zain pada sang istri.

Alya mundur 2 langkah ke belakang, menatap Zain dengan ekspresi lelah. Meskipun demikian, Alya tak pernah berhenti mengulas senyum lembut untuk sang suami kala mata mereka bersitatap.

Zain mengikat dasi, menatap tampilan necisnya di cermin besar itu. Alya tetap setia berdiri di belakang Zain, sekali ia melirik cermin. Zain merasa risih dipandangi oleh sang istri, wanita yang ingin sekali Zain buang jauh-jauh. Kalau bukan karena warisan, malas sekali Zain melihat wajah jelek Alya.

"Ada, apa?" Zain melirik sang istri dari balik cermin.

Alya yang baru saja menundukkan pandangan matanya, kini terangkat menoleh ke depan. Ada yang ingin Alya bahas dengan Zain, sudah 2 bulan Alya ada di rumah Zain.

Mereka tak tidur di atas kasur yang sama, Zain akan melemparkan Alya selimut tebal dan bantal. Tidak peduli mau Alya tidur di atas sofa, atau di lantai kamar mereka sekalian pun. Yang jelas, Zain tak ingin satu ranjang dengan Alya.

"Apakah Mas punya waktu, sebentar?" tanya Alya lembut.

Zain membalikkan tubuhnya, menghadap ke arah Alya. Alya menatap lambat wajah Zain, pria berkulit putih pucat satu ini sulit untuk Alya mengerti.

"Ngomong aja!"

"Sekarang?"

"Tahun depan," ketus Zain.

"Ya, sekarang Alya. Jangan membuang waktu pengusaha sepertiku, aku ada rapat penting pagi ini. Katakan cepat," lanjut Zain.

Alya menghela napas berat. "Mas! Apakah aku boleh minta izin keluar rumah nanti siang."

Sebelah alis mata Zain terangkat tinggi ke atas, ada apa dengan wanita kampungan satu ini. Kalau mau keluar ya, tinggal keluar rumah. Kenapa harus izin segala? Zain tak mengerti. Haruskah Zain tahu semua yang gadis satu ini lakukan?

"Kalau mau keluar rumah, ya, silakan aja. Ngapain harus lapor segala, kita gak lagi di lapang militer," sahut Zain ketus.

Zain melangkah meninggalkan ruang ganti pakaian, Alya harus memiliki stok sabar yang banyak untuk menghadapi sang suami. Dengan sikap semena-mena, serta marahnya saat diminta untuk salat bersama.

1
Merah Mawar
bBgus
Merah Mawar
okeu
Annisa Rahman
Mari mari yuk mampir kesini ditinggu kedatangannya
bolu
selama baca dari chapter 1-22 jalan ceritanya sangat bagus dan fresh, tolong secepatnya update chapter ya kak ✨🌼
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!