Bagaimana jika takdirMu telah diatur?
Akan kah kita bisa mengubahnya?
Arumi,,
Gadis muda yang berusaha untuk mengubah arah hidupnya setelah banyak mengalami sakit dan kerasnya hidup.
namun akankah arah yang dia tuju dapat dicapai atau malah harus menerima suratan takdir yang sudah digoreskan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nona yeppo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
jalan pintas
" Tekun dalam berproses kelak mendapat kemenangan"
***
Waktu berlalu, hari berganti serta bulan menyusul saling berkejaran, mengungkap lagi satu fakta yang tak kalah menyakitkan.
Dimana rasa mual yang dirasakan Arumi selama ini merupakan sebuah efek psikologis yang dapat berubah menjadi racun dalam darahnya jika dibiarkan terus menerus.
Meningkatnya hubungan baik antara Arumi dan Ardian tidak serta merta menjadi akhir dari penderitaan Arumi. Namun dapat disimpulkan bahwa suatu saat ia percaya akan ada waktu dimana ialah yang tampil sebagai pemenangnya.
Semua hanya butuh kesabaran dan keteguhan hati. Tidak ada yang namanya sia-sia dalam sebuah pengorbanan.
***
Berita baik akhirnya datang dari pihak kepolisian yang mengungkap pembunuhan Hendra atmaja. Dikatakan bahwa benar korban telah diracun melalui kaki tangan tersangka yang ternyata adalah suami Angie adik kandung korban sendiri.
Dan setelah diselidiki dengan matang oleh nenek Maryam, kepulangan Rangga yang secara mendadak juga merupakan sebagian dari rencana hito suami Angie.
Kepada pihak berwajib, nenek meminta kasus ini biarlah diselesaikan secara kekeluargaan. Nenek tidak ingin aib keluarga dipertontonkan ke publik.
Sungguh pelik permasalahan orang kaya, yang secara perlahan telah merasuk kedalam kehidupan baru Arumi.
***
Sera yang semenjak kepergiannya keluar negeri tidak sekalipun memberikan kabarnya, bak hilang ditelan bumi. Kesibukan Ardian bekerja sambil menempuh pendidikan juga seolah tidak memberi nya waktu untuk memikirkan hubungan percintaannya.
Hari-harinya yang selalu dipenuhi oleh wajah Arumi membuatnya nyaman dengan kehadiran nya. Sifat Arumi yang baik dan lembut membuat mereka semua merasan nyaman, kecuali ibu sarah.
Entah apa yang ada didalam benak nya, ibu sarah tidak pernah menunjukkan tanda bahwa ia menyukai kehadiran Arumi. Akan tetapi nenek menenangkannya, .
"mertuamu sangat menyukai sera, jadi mungkin ia berpikir kamu merebut Ardian dari sera. sejujurnya nenek tidak menyukai sera, karena ayahnya juga adalah orang yang serakah akan kekuasaan. "
Arumi juga tidak terlalu mempermasalahkan hal tersebut, mengingat ia dan Ardian suatu saat akan berpisah. Jadi tidak perlu masuk terlalu dalam.
***
Suatu malam dihari sabtu, Ardian mengajak Arumi makan malam romantis seperti kata insan muda. Arumi tertawa, "kita juga masih muda, namun sudah menikah, heheh"
Arumi yang tertawa lepas tak luput dari pandangan Ardian, ia ikut tersenyum.
"Seandainya kita lah yang jadi pemeran utama nya", ucapnya didalam hati.
Perlakuan manis Ardian yang semakin hari kian manis, sepertinya membuat sang gadis perlahan lupa dengan kak gery-nya.
Pernah suatu hari nenek merasa curiga pada Arumi yang selalu pulang malam kerumah. dan hal itu lah yang menjadikan Rara menggantikan Arumi untuk mendampingi Gery mengajar privat.
Sebenarnya ada berita baik, dimana Gery dan kekasih nya itu nyatanya telah putus, Rara kurang tahu jelasnya penyebab mereka putus, namun ia sengaja menyembunyikan hal itu dari Arumi, karena ia sudah melihat hubungan Arumi dan Ardian yang semakin dekat saja.
***
Kembali ke acara malam malam romantis.
Mereka yang sedang asyik menikmati hidangannya, tiba-tiba Ardian nyeletuk sambil mengeluarkan sebuah cincin dari kantongnya.
"inisial nama kita sama" katanya.
celetukan itu kembali menerbitkan senyum dibibir Arumi. Menurutnya jika sedang bersantai, Ardian sangatlah manis. Ia malah takut jika seperti ini ia akan merasa nyaman dengan Keberadaannya.
Ardian lalu menyodorkan cincin itu ketangan Arumi. sebagai hadiah karena sudah bekerja keras selama ini.
Ardian hanya iseng, saat berada disebuah mall, netra nya menangkap sepasang suami istri yang sedang membeli perhiasan. Lalu ia teringat Arumi yang tidak pernah ia berikan apapun. Maka timbullah niat terpujinya untuk memesankan sepasang cincin pasangan lengkap dengan inisial nama mereka berdua.
Diberikan hadiah mewah nan mahal begitu, malah membuat Arumi heran sekaligus ragu. Namun karena ini hari yang spesial, ia akan menerimanya.
"Terimakasih, ini indah sekali, aku bingung harus membalasmu bagaimna", gurau Arumi.
" Suatu saat berikan aku juga hadiah". Ardian balas bergurau.
Tetapi Ardian berharap itu bukan hanya gurauan semata. Akhir-akhir ini Ardian menyadari ada yang aneh dengan perasaannya. Ia masih ragu antara nyaman dan kasihan atau malah cinta. Yang jelas ia ingin selalu melihat senyum Arumi,
juga tingkahnya yang polos kadang konyol itu.
Perasaannya itu kian terlihat jelas ketika suatu hari disekolah, praktek olahraga sedang berlangsung, dimana Arumi mendapat perhatian dari seorang teman laki-laki dikelasnya. Lelaki tersebut memberikan air minumnya disaat Arumi sedang kehausan, mereka sama sekali tidak punya hubungan, semua nya berjalan begitu saja karena wajar jika teman sekelas saling berbagi. Namun akan lain tanggapan dari orang yang sedang cemburu seperti Ardian ini.
Terlihat jelas gurat kecemburuan diwajah Ardian. Ia tiba-tiba kesal, membanting sebuah benda dengan keras sambil mencuri pandang si gadis yang mengalihkan dunianya itu.
Arumi yang seolah paham dengan tingkah aneh laki-laki aneh itu perlahan-lahan mendekat. Ketika jarak mereka hanya beberapa jengkal saja, Ardian berbisik,
"jangan menerima apapun pemberian laki-laki lain", aku cemburu"
Ardian yang jelas-jelas menyatakan keadaan hatinya membuat Arumi merona malu,
"ini tidak boleh terjadi, ingat sera dan perjanjian kita".
Arumi menjawab didalam hatinya, namun tersenyum simpul dihadapan Ardian.
***
Saat jam istirahat berlangsung, Arumi menyampaikan kegundahan hatinya pada sahabatnya Rara.
" kamu lah pemenangnya sekarang", sekali saja egois lah untuk dirimu sendiri"
Itu adalah jawaban yang diberikan oleh Rara.
bersambung...
s'moga berujung indah