Takdirnya telah dicuri. Chen Kai, dulu jenius nomor satu di klannya, kini hidup sebagai "sampah" yang terlupakan setelah Akar Spiritualnya lumpuh secara misterius. Tiga tahun penuh penghinaan telah dijalaninya, didorong hanya oleh keinginan menyelamatkan adiknya yang sakit parah. Dalam keputusasaan, dia mempertaruhkan nyawanya, namun berakhir dilempar ke jurang oleh sepupunya sendiri.
Di ambang kematian, takdir mempermainkannya. Chen Kai menemukan sebuah mutiara hitam misterius yang menyatu dengannya, membangkitkan jiwa kuno Kaisar Yao, seorang ahli alkimia legendaris. Dari Kaisar Yao, Chen Kai mengetahui kebenaran yang kejam: bakatnya tidak lumpuh, melainkan dicuri oleh seorang tetua kuat yang berkonspirasi.
Dengan bimbingan sang Kaisar, Chen Kai memulai jalan kultivasi yang menantang surga. Tujuannya: mengambil kembali apa yang menjadi miliknya, melindungi satu-satunya keluarga yang tersisa, dan membuat mereka yang telah mengkhianatinya merasakan keputusasaan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kokop Gann, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tiga Pihak
Keheningan menyelimuti hutan. Satu-satunya suara adalah napas berat Chen Long dan Chen Hu, serta tetesan darah yang jatuh dari luka di dada Chen Long ke atas daun-daun kering.
"Dia di mana... di mana bajingan itu?!" bisik Chen Hu, memegang erat pedangnya. Punggungnya menempel erat ke punggung Chen Long. Mereka berdua tahu, dalam pertarungan di hutan lebat seperti ini, visibilitas adalah segalanya. Dan mereka baru saja kehilangannya.
"Diam!" bentak Chen Long. Dia menutup matanya, mencoba merasakan fluktuasi Qi sekecil apa pun di sekitar mereka. Tapi tidak ada apa-apa. Chen Kai telah menyembunyikan auranya dengan sempurna, berkat 'Sutra Hati Kaisar Naga Abadi'. Dia seperti batu atau pohon, menyatu dengan alam.
"Dia mungkin sudah kabur, Kakak!" kata Chen Hu, suaranya sedikit gemetar. "Dia tidak akan lari," kata Chen Long. "Darahku menetes di pedangnya. Dia tidak akan pergi jauh. Dia... dia sedang menunggu."
KRAK.
Suara ranting patah terdengar dari arah kiri mereka.
"Di sana!" teriak Chen Hu, dan tanpa berpikir dua kali, dia menebaskan pedangnya ke arah semak-semak, melepaskan gelombang Qi kecil yang merobek dedaunan.
Chen Long mengumpat. "Idiot! Itu mungkin tipuan!"
Saat perhatian mereka berdua terfokus ke kiri, Chen Kai meluncur turun dari dahan pohon di sebelah kanan mereka. Dia mendarat tanpa suara, seperti laba-laba yang turun dari benangnya.
Dia tidak ragu sedetik pun. Dia telah menunggu celah ini.
Seluruh Qi di tubuhnya meledak. Dia tidak menyerang Chen Long yang lebih kuat. Dia menyerang Chen Hu.
"Mati!"
Tebasan lurus yang sama. Sederhana, cepat, dan tanpa ampun.
Chen Hu, yang baru saja menyadari kesalahannya, berbalik dengan panik. Dia mencoba mengangkat pedangnya untuk menangkis, tapi dia terlambat.
"JANGAN HARAP!"
Raungan marah datang dari sisinya. Chen Long, yang menyadari tipuan itu sepersekian detik lebih cepat, telah melompat ke antara Chen Kai dan Chen Hu. Dia mengabaikan luka di dadanya dan mengayunkan pedang bajanya yang retak dengan sekuat tenaga, mengarah ke leher Chen Kai.
Dia mengorbankan pertahanannya untuk menyerang!
Ini adalah pertaruhan yang mematikan. Jika Chen Kai melanjutkan serangannya ke Chen Hu, pedang Chen Long akan memenggal kepalanya. Jika Chen Kai mencoba memblokir, dia akan kehilangan momentumnya dan akan menghadapi serangan gabungan dari dua lawan tingkat kelima.
Chen Kai membuat keputusan dalam sepersekian detik.
Dia tidak mundur. Dia tidak memblokir. Dia sedikit mengubah lintas serangannya.
Dia membiarkan pedang Chen Long yang retak itu menebas bahunya.
SREK!
Bilah itu merobek jubah birunya, menembus kulit dan otot. Rasa sakit yang luar biasa membakar bahu kirinya. Darah menyembur.
Tapi pada saat yang sama, 'Pedang Awan Mengalir' milik Chen Kai telah menyelesaikan lintasannya. Karena Chen Hu telah bergeser untuk bertahan, serangan itu tidak mengenai jantungnya.
Sebaliknya, pedang itu menusuk dalam-dalam ke paha Chen Hu.
"ARRRGGHH!!"
Chen Hu melolong kesakitan. Chen Kai memutar bilah pedangnya sebelum menariknya keluar, merobek arteri dan otot utama di kaki Chen Hu.
Darah menyembur deras dari luka Chen Hu. Dia langsung jatuh ke tanah, memegangi kakinya, wajahnya pucat karena syok dan kehilangan darah.
"HU!" teriak Chen Long ngeri.
Chen Kai terhuyung mundur, mencengkeram bahunya yang terluka parah. Rasa sakit itu hampir membuatnya pingsan, tapi dia mengertakkan gigi. Dia segera menggunakan tangan kanannya untuk menekan titik-titik akupunktur, memperlambat pendarahan.
"Bocah, kau gila!" seru Kaisar Yao. "Menukar luka untuk luka saat kau lebih lemah? Itu bodoh!" "Dia tidak akan bisa bertarung lagi," balas Chen Kai dalam hati, napasnya terengah-engah. "Satu lawan satu... lebih baik."
Chen Long menatap adiknya yang menggeliat kesakitan di tanah, lalu ke Chen Kai yang terluka tapi masih berdiri tegak. Mata Chen Long memerah karena amarah.
"Kau... KAU BERANI MELUKAINYA?! AKU AKAN MENGULITIMU HIDUP-HIDUP!"
Dia mengangkat pedangnya yang retak dan menyerbu ke arah Chen Kai. Tidak ada lagi strategi. Hanya amarah murni.
Chen Kai mengangkat 'Pedang Awan Mengalir' dengan tangan kanannya. Tangan kirinya lumpuh untuk sementara waktu. Dia bersiap untuk pertarungan terakhir.
Tapi saat Chen Long hendak mencapai Chen Kai, suara lain menginterupsi mereka.
GROOOOOWLL...
Itu adalah geraman rendah yang dalam, datang dari kegelapan di antara pepohonan. Suara itu begitu berat hingga membuat tanah sedikit bergetar.
Chen Long membeku di tempat.
Chen Kai juga menegang.
Lolongan serigala yang mereka dengar sebelumnya hanyalah lolongan biasa. Ini... ini berbeda.
Dari bayang-bayang di tepi ceruk, dua titik kuning bercahaya muncul. Itu adalah sepasang mata. Mata itu menatap tajam, bukan pada Chen Kai, tapi pada genangan darah segar di sekitar Chen Hu.
Perlahan, sosok itu melangkah keluar ke tempat yang sedikit terang.
Itu adalah serigala. Tapi serigala ini berukuran sebesar kuda poni. Bulunya sehitam malam, dan di dahinya ada tanda samar berwarna perak. Angin bertiup pelan di sekitarnya.
"Serigala Angin... Raja Serigala," bisik Chen Long, wajahnya lebih pucat daripada saat dia terluka.
Binatang iblis ini setidaknya berada di puncak Kondensasi Qi tingkat kelima, bahkan mungkin tingkat keenam. Itu jauh lebih kuat daripada serigala biasa.
Dan itu baru saja mencium bau darah.
Lolongan Chen Hu yang kesakitan telah menarik perhatian predator puncak di area itu.
Raja Serigala mengendus udara. Ia melihat Chen Hu yang terluka di tanah, lalu ke Chen Long yang berdiri di dekatnya, dan terakhir ke Chen Kai yang berdiri di dekat pohon, juga berdarah.
Tiga mangsa. Dua terluka, satu sehat.
"Sial... Sial!" Chen Long mengumpat. Dia melirik Chen Kai. "Kita harus bekerja sama! Bunuh binatang ini dulu!"
Chen Kai menyeringai dingin, darah menetes dari bahunya. "Bekerja sama? Bukankah kau baru saja akan mengulitiku hidup-hidup?"
"Jangan bodoh!" teriak Chen Long. "Binatang ini akan membunuh kita semua! Kita bunuh dia, lalu kita selesaikan urusan kita!"
Raja Serigala tidak memberi mereka waktu untuk berdebat. Dengan raungan yang memekakkan telinga, ia menerkam.
Targetnya bukanlah Chen Kai atau Chen Long.
Itu adalah mangsa yang paling mudah: Chen Hu, yang terbaring tak berdaya di tanah.
awas kalo sampai putus d tengah jalan critanya aku cari penulisnya wkwkwkw
ga terlalu cepat op
pelan berdarah tapi pasti
saya suka
byk bintang untuk penulis