NovelToon NovelToon
THE BROTHER'S SECRET DESIRE

THE BROTHER'S SECRET DESIRE

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Terlarang / Obsesi / Keluarga / Romansa / Pembantu / Bercocok tanam
Popularitas:861.6k
Nilai: 5
Nama Author: Mae_jer

Area khusus Dewasa

Di mansion kediaman keluarga Corris terdapat peraturan yang melarang para pelayan bertatapan mata dengan anak majikan, tiga kakak beradik berwajah tampan.

Ansel adalah anak sulung yang mengelola perusahaan fashion terbesar di Paris, terkenal paling menakutkan di antara kedua saudaranya. Basten, putra kedua yang merupakan jaksa terkenal. Memiliki sifat pendiam dan susah di tebak. Dan Pierre, putra bungsu yang sekarang masih berstatus sebagai mahasiswa tingkat akhir. Sifatnya sombong dan suka main perempuan.

Edelleanor yang tahun ini akan memasuki usia dua puluh tahun memasuki mansion itu sebagai pelayan. Sebenarnya Edel adalah seorang gadis keturunan Indonesia yang diculik dan di jual menjadi wanita penghibur.

Beruntung Edel berhasil kabur namun ia malah kecelakaan dan hilang ingatan, lalu berakhir sebagai pembantu di rumah keluarga Corris.

Saat Edell bertatapan dengan ketiga kakak beradik tersebut, permainan terlarang pun di mulai.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tangan atau lidah?

Tubuh Edel kini polos, tak mengenakan apa-apa lagi. Tak ada lagi sehelai benang pun di tubuhnya. Seperti malam terakhir Basten menelanjanginya, malam ini sama. Kedua tangannya berusaha menutupi bagian inti tubuhnya atas dan bawah sambil menggigit bibirnya malu. Malu karena saat ini lelaki yang berdiri di depannya tengah menatapnya tampang yang lapar.

Seringainya membuat Edel merinding. Ia tahu sebelumnya ia memang pernah di sentuh, Basten sudah melakukan hal yang tidak senonoh padanya. Dan dia tahu harusnya dia marah, berteriak, minta tolong, serta memohon agar laki-laki itu memberinya belas kasihan, agar laki-laki itu tidak menyentuhnya. Tetapi, seperti yang lelaki itu katakan, tubuhnya terlalu jujur.

Saat dia mulai di sentuh, Niat awal Edel yang ingin menolak itu perlahan-lahan runtuh, seperti dinding rapuh yang retak sedikit demi sedikit. Setiap kali tatapan Basten menusuk tubuhnya, ia merasa seperti terbakar, seolah udara di sekitarnya ikut memanas. Kedua tangannya yang gemetar berusaha menutupi dirinya, namun jelas itu percuma. Pandangan lelaki itu terlalu tajam, terlalu lapar, seakan menelanjangi Edel sekali lagi meski tanpa menyentuhnya.

Ketika jemari Basten terulur, menyentuh perlahan lengannya, sebuah desiran kuat langsung menyusup ke dalam kulit Edel. Gadis itu menarik napas cepat, hampir seperti tercekik. Basten menariknya dan mendorongnya perlahan ke kasur besar milik pria itu.

Edel berbaring terlentang di hadapannya. Kedua kakinya ia rapatkan serapat mungkin dengan tangan yang masih menutupi apa yang ingin dia tutupi. Sungguh, telentang tanpa sehelai benang seperti ini di hadapan seorang pria sungguh membuat jantungnya berdegup kencang sampai nafasnya sesak.

Ia melihat lelaki yang masih berdiri di atas sana membuka jas dan kemejanya. Celana ia biarkan masih melekat di tubuhnya. Mata Edel langsung menyapu perut rata dengan otot-otot yang membentuk indah di tubuh Basten. Ia sempat-sempatnya masih berpikir apa saja yang pria itu makan hingga badannya indah sekali. Edel menelan salivanya.

Ketika ia sadar apa yang baru saja dia pikirkan, gadis itu cepat-cepat membuang pikiran nakalnya itu jauh-jauh dan membuang muka.

Tubuh Edel bergetar, entah karena dingin atau karena tatapan Basten yang menusuk hingga ke dasar hatinya. Ia menggigit bibir, mencoba menahan suara yang ingin keluar dari kerongkongannya. Napasnya tersengal, pendek, seolah udara di ruangan itu tiba-tiba menipis.

Basten menunduk, tatapannya tak pernah lepas dari Edel yang terbaring kaku.

"Percuma menutupi apa yang sudah ku lihat, dan ku rasakan." suaranya rendah, dalam, dan terdengar seperti bisikan yang menggema di telinga Edel. Jemarinya bergerak, menyingkirkan perlahan tangan Edel dari buah dadanya.

Gadis itu memalingkan wajah, matanya terpejam rapat. Ia ingin menyangkal, ingin berkata bahwa ia tidak menginginkan semua ini, tapi lidahnya kelu. Yang ada hanya denyut jantung yang semakin menggila. Ia membenci kenyataan itu. Membenci tubuhnya sendiri.

Basten mendekat, tubuh tegapnya menunduk hingga bayangannya menelan Edel. Aroma maskulin yang samar menusuk hidungnya, membuat gadis itu makin gelisah. Edel merasakan kasur di bawah punggungnya bergeser sedikit ketika pria itu menumpukan satu tangannya. Terlalu dekat. Terlalu panas.

"Lepaskan aku tuan muda ..." bisik Edel akhirnya, meski suaranya hampir tak terdengar. Itu lebih seperti rintihan lemah daripada perlawanan sungguhan.

Basten terkekeh rendah, seolah menikmati ekspresi malu-malu  yang memancar dari Edel.

"Lepaskan?" ia mengulang senyum nakalnya. Jemarinya mengusap pipi Edel perlahan, menyusuri garis rahangnya yang halus.

"Kalau benar kau ingin aku berhenti, katakan dengan lantang. Dorong aku, teriak … aku akan berhenti.'

Edel membuka matanya. Pandangan mereka beradu, matanya penuh keraguan, sementara tatapan Basten dipenuhi api yang tak mau padam. Bibir Edel terbuka, hendak berkata, tapi suaranya hilang. Tangannya terangkat sedikit, ingin mendorong, tapi justru terhenti di udara.

Basten menyeringai tipis.

"Lihat? Kau bahkan tak bisa menolak." pria itu sudah menindih tubuhnya. Lalu Edel merasakan tangan yang besar itu mengusap payudaranya, dan menggesek putingnya.

Tubuh Edel yang masih sangat sensitif bergetar. Basten lagi-lagi tersenyum. Jemarinya bermain lebih nakal, memilin, memutar dan mencubit dan menggaruk-garuk benda berbiji itu. Membuatnya menjadi tegang dan keras.

"Mmhh ..." mata Edel berubah sayu dan sesekali mulutnya terbuka. Rintihan pelannya membuat Basten semakin semangat menggerakkan jemarinya.

"Tu-tuan muda ..."

"Hmm?" Basten menatapnya.

"Ja-jangan di gituin, ge-geli ..." Edel menahan rasa geli dan sensasi aneh yang muncul dari permainan Basten, namun ia tidak menyangkal ada kenikmatan yang tidak dapat dia jelaskan di sana.

"Tu-an muda, tolong jangan ga-garuk be-gitu ..." tubuh Edel makin bergetar.

Basten tersenyum menyeringai. Ia justru makin bersemangat menggoda.

"Garuk begini maksudmu?" ibu jarinya makin menjadi menggaruk pucuk merah muda yang mengeras itu dengan cepat.

"Ahh ..." Edel membusungkan dadanya, makin tersiksa akibat ulah Basten. Pria itu sungguh pandai membuatnya tidak berdaya di bawah kungkungannya.

Setelah puas bermain-main di atas, jemari pria itu turun perlahan menyusuri perut Edel. Edel menahan nafas menahan rasa geli bercampur nikmat itu. Nafasnya tercekat saat jemari pria itu mencapai titik yang paling intim dari tubuhnya.

Edel menahan lengan pria itu kuat-kuat sambil merapatkan kakinya serapat mungkin. Sayang sekali usahanya sia-sia, Basten memaksa melebarkan kakinya.

"Kau mau dengan tangan atau lidah?" pria itu bertanya sebelum melanjutkan permainannya. Edel tidak menjawab. Dia malu. Dia sekarang seperti orang bodoh. Tidak tahu harus bagaimana.

"Jawab aku, swetty." suara rendah Basten benar-benar bikin perempuan yang mendengarnya tidak dapat menolaknya. Sayangnya suara yang penuh sensual seperti itu tidak pernah dia perdengarkan ke wanita lain. Edel satu-satunya perempuan yang akan mendengar suara rendahnya yang amat menggoda.

Edel masih tidak menjawab, jelaslah dia malu. Buat apa coba di kasih pilihan kalau ujung-ujungnya dia bakalan tetap di bikin melayang.

Drap... Drap ...

Saat Basten ingin melanjutkan permainannya, ia mendengar ada langkah kaki. Sangat pelan, tapi Basten bisa mendengarnya. Ia juga memiliki insting yang sangat kuat. Tangannya menutupi mulut Edel.

Langkah kaki itu mulai terdengar jelas. Suara lantai kayu berderit pelan, seolah seseorang berusaha hati-hati agar tak ketahuan. Edel langsung menegang, napasnya tercekat. Ia buru-buru menarik selimut untuk menutupi tubuhnya, meski tangannya gemetar hebat.

Basten mengerutkan kening, wajahnya berubah dingin. Tatapannya melirik sekilas ke arah pintu kamar, lalu kembali menatap Edel.

"Tetap di sini," bisik Basten. Suaranya tegas, nyaris tak terdengar, namun mengandung perintah yang tak bisa dibantah.

Edel ingin bicara, ingin bertanya siapa yang datang, tapi suaranya lenyap di kerongkongan. Rasa takut bercampur malu membuat dadanya sesak.

Pegangan pintu kamar bergetar. Ada seseorang di balik sana. Edel menahan napas, jantungnya berdegup kencang. Sementara Basten, dengan langkah cepat meraih pakaian Edel di lantai dan kembali ke gadis itu.

"Pakai kembali bajumu." bisiknya. Ia ikut membantu Edel memakai pakaian saat gadis itu bangun.

1
Miss Typo
kapok sukurin kapok sukurin tuh Lady Corris, kau selalu menghina Edel alias Putri Fiora bahkan tadi menampar nya sangat kencang, awas Raja murka Putri kesayangan nya di perlakukan kayak gitu.

aku suka, suka bgt bab ini, kalau gak malam gini baca sambil bilang yes yes yes gak ditahan bisa kenceng suara ku, sayangnya dah mlm bacanya hehe

makasih author yg baik hati dan tidak sombong 🙏🫰
werenacopuys_
gak sabar ngeliat nyaa 😼
Miss Typo
Basten pokoe love love love deh, jadi garda terdepan untuk Edel. terkejutlah semua yg ada disitu, ibunya makin murka tuh dgn Edel
Dewi kunti
tetap ap tetapi 🤭
Miss Typo
Basten istri tercinta mu di tampar okeh ibumu dan dia skrg ketakutan karna ada Lusinda si Mak Lampir
Intan Nurwulan
Hukum sajah lady corris yg sombong itu
nyaks 💜
rasain kau Lady sombong 🤣🤣
lestari saja💕
hemmmm.....pura2 kena ayan aja deh dadipada minta maaf,mana udah hina2 lagoii
nyaks 💜
kasian yg lagi layu sebelum berkembang 😂😂
nyaks 💜
ahaiii 🤣🤣
lestari saja💕
kebongkar bobrokmu lusinda
nyaks 💜
yuhuuuuuuuuu
lestari saja💕
aku berharap lady jurik kena serangan ayan🤣🤣🤣🤣biar kejang2
nonoyy
akhirnya part yg dinantikan
bayangin muka lady corris wkwkw 😆
Sleepyhead
I will sit nice and watching Lady Corris regreted.... 😂
Sleepyhead: Yeah, i totally agree, I think the appropriate punishment for Lady Corris is to have her bow down and slap her own face, because she dared to doubt a princess Fiora 😂
total 2 replies
Rara Nospan
seru pokoknya, aku suka🤩
Anonymous
edel ini sebenarnya anak kandung raja atau bukan sih? tolong bantu jawab guys😭
Daneen
Mampussss kau lady corris
Dian Rahmawati
mampos Lady corris dan lusinda
strawberry 🍓
kesiaaaan deh lu corris ..
rasain noh 💩💩💩🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!