Axelo kembali ke masa lalu untuk memperbaiki semua kesalahan pada istrinya, tapi semua tidak mudah karena....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Atika Azizah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tiga
Seminggu telah berlalu Axel bagaikan mayat hidup, dia berusaha mencari keberadaan Arzuna dia ingin tahu dimana makam istrinya hanya itu tapi sepertinya takdir tidak merencanakan itu.
Axel selalu menatap sedu pintu mansion nya biasanya jika dia membuka pintu itu dia akan di sambut dengan senyum manis Azura namun kini tak ada lagi senyum sambutan itu, dulu jika ia akan pergi ke kantor Azura sudah ada di meja makan menyediakan sarapan dan akan memberikan dirinya bekal namun selalu ia tolak.
Kini setelah sang empu tiada rasanya mansion ini seperti rumah tak berpenghuni dan sudah sejak seminggu dia tidur di kamar Azura, bau khas Azura pun masih tercium disana.
"Sayang maaf...maaf...andai aku bisa memutar waktu...aku akan melakukan hal yang kamu mau..hiks" ucapnya sambil memandang foto Azura.
Kegiatan Axel seminggu ini hanya seperti itu dia selalu menangis dengan memandang foto Azura.
Brak
Pintu kamar itu terbuka dengan kasar, tapi itu tidak mengejutkan Axel sudah di bilang bukan jika Axel seperti mayat hidup dan dia hidup seperti tanpa jiwa.
"Axel" ucap Kai. Namun tak ada respon dari Axel.
"Ck, lo mau sampai kapan begini? Lo sama aja nyiksa diri lo" ucap Kai.
Kai menatap horor Axel "Hahahha" tiba-tiba Kai tertawa namun sama sekali tidak berpengaruh pada Axel. "Liat lo sekarang, benar bukan? Lo tuh udah ketergantungan sama Azura, lo udah terbiasa dengan Azura dan semua yang lo lakuin pasti ada Azura, tapi sekarang lihat hahahha lo kayak mayat" ucap Kai.
Axel tetap tak bergeming dia diam memandang foto Azura dan foto USG. Kai menatap tak percaya Axel yang masih diam setelah dia berbicara panjang kali lebar, Kai geleng-geleng kepala "Gue udah ketemu lokasi Arzuna" ucap Kai.
Sontak Axel berdiri dan memegang kedua pundak Kai " Dimana?"
"Njir sakit" rintih Kai melepaskan cengkraman Axel.
"Dimana cepat katakan?"
"Iya iya, dia ada di Bandung"
"Bandung? DIEGO SIAPKAN MOBIL" ucap Axel berteriak.
Kai menutup telinga karena teriakan Axel "Astaga kuping gue" ucapnya mengelus-elus telinganya. Axel pergi keluar di ikuti oleh Kai, mereka masuk kedalam mobil Axel lalu melaju dengan kecepatan tinggi.
"Gila lo kalau mau mati jangan ngajak gue " ucap Kai karena Axel menyetir mobil dengan kecepatan di atas rata-rata dan itu pun selalu menyalip beberapa kendaraan di depannya.
Pada akhirnya mereka sampai di tempat yang di katakan oleh Kai dengan selamat. Axel keluar dari mobil dan masuk ke dalam perkarangan rumah, namun tentu nya tidak mudah Axel di halang oleh beberapa penjaga di sana.
"Maaf tuan, anda ada urusan apa kesini?"
"Dimana Arzuna?" tanya Axel.
Penjaga itu mengerutkan kening "Tuan Arzuna sedang tidak ada di mansion" jawab penjaga itu.
"Ck tidak, saya tahu dia ada di dalam ARZUNA KELUAR LO, JANGAN JADI PENGECUT BERSEMBUNYI DI DALAM, ARZUNA SIALAN KELUAR" teriak Axel.
"Pak anda jangan membuat keributan disini, sebaiknya anda pergi dari sini" usir penjaga itu.
"Dengar ini, saya tidak akan pergi sebelum Arzuna keluar" ucap ngotot Axel. Kai yang melihat itu menggelengkan kepala.
"Dasar tidak waras" gumam Kai.
Axel terus saja beradu mulut dengan penjaga bahkan pertengkaran mereka di lihat oleh sang pemilik rumah di atas balkon sambil menghimpit sebatang rokok.
"Untuk apa dia kemari?, apa dia belum puas?" gumam laki-laki itu.
Mematikan rokok dan membuangnya di tempat sampah, laki-laki itu masuk kedalam dia akan menemui pria tidak waras itu.
"ARZUNA KELUAR LO, DIMANA AZURA?" teriak Axel.
"Apa maksud mu tuan Axelo Roland Alexis?" tanya seseorang yang baru saja keluar dari mansion itu.
Axel melihat Arzuna dengan tajam "Dimana Azura?" ulangnya.
Arzuna terkekeh "Apa kau sedang bercanda? Bukan nya kau sendiri yang telah membunuh dia" jawab tenang Arzuna.
"Jangan menyangkalnya, setidaknya kasih tahu gue dimana makam Azura" ucap Axel lirih.
"Zun gue tahu gue selama ini salah dan gue sadar, gue mau minta maaf sama Azura jadi kasih tahu gue dimana makam Azura" lanjutnya.
"Heh maaf, kau sudah terlambat dan karena ulah mu itu saya harus kehilangan kesayangan saya"
Axel menunduk Arzuna benar dia sudah terlambat "Tapi se.."
"Tapi apa hah? Dengan kamu meminta maaf kamu bisa mengembalikan Azura? Tidak bahkan maaf mu itu tidak berguna lagi sekarang" potong Arzuna.
"Dengar ini saya tidak akan melepaskan orang yang telah menyakiti kesayangan saya, dan.." Arzuna menggantung ucapanya.
Meneliti Axel dengan seringai iblis "Kamu datang sendiri pada kematian mu"
Deg
Axel tak menyangka bahwa Arzuna sebegitu cinta pada Azura, kenapa dia bodoh?, jika dulu dia membiarkan Arzuna menikah dengan Azura entah apa yang terjadi dengan dirinya.
"Kalian bawa dia ke ruang bawah tanah" titah Axel.
"Baik tuan" mereka menyeret Axel dan Axel sendiri pasrah saja dia diseret, jujur dia ingin menyusul istri yang telah dia sia-sia kan.
Kai yang melihat Axel di seret pun melebarkan matanya, lalu berlari kearah mereka "Mau di bawa kemana dia?" tanya nya.
"Siapa kamu?" tanya Arzuna.
Kai melirik Arzuna " Wah parah lo gak inget gue?, gue kai Kaidan sohib kalian" jawab Kai tak terima.
Arzuna diam "Saya tidak peduli, kau sama saja dengan dia" ucapnya meninggalkan Kai yang melongo dengan jawab Arzuna.
"Lah terus Axel gimana?" tanya Kai entah pada siapa.
Di ruang bawah tanah, kedua tangan Axel di ikat pada tiang yang bersebrangan. Axel menunduk dia tidak tahu apa yang akan di lakukan oleh Arzuna pada dirinya. Saat ini pikirannya penuh dengan Azura dan Azura.
Arzuna datang dengan tatapan dingin "Pergi" ucapnya datar.
"Heh lihat sekarang kau seperti mayat hidup" ucap Arzuna.
"Dimana Azura?" tanya lemah Axel.
"Kenapa? Kenapa lo baru tanya Azura sekarang saat dia udah pergi sialan" keluar sudah emosi Arzuna bahkan dia menggunakan lo-gue.
"Maaf" hanya kata itu yang bisa Axel katakan.
"Maaf? Maaf lo gak bisa kembalikan Zura"
"Benar, ini salah gue harusnya gue paksa Zura biar gak nikah sama lo, dan dengan begitu sekarang Zura pasti masih hidup" lanjut Arzuna.
"Dan apa yang di lihat Zura di lo?"
Ctar
Entah sejak kapan Arzuna memegang pecut itu.
Ctar
"Ini untuk lo yang selalu pukul Zura"
Ctar
"Ini buat lo yang selalu nampar Zura"
Ctar
"Dan ini untuk perselingkuhan lo"
Ctar
Ctar
"Bahkan ini belum seberapa dengan apa yang lo kasih pada Zura, bajingan"
Dor
Arzuna menembak Axel di bagian kaki, tak ada ringisan tak ada rintihan karena Axel telah mati saat dia menyadari bahwa Azuranya telah tiada dan Azura orang yang berharga untuk dirinya.
Dor
Sekali lagi tembakan itu di layangkan pada perut Axel.
"Lo belum bisa ketemu Zura karena penderitaan lo disini belum selesai" ucap Arzuna.
Tiga hari Axel berada di ruang bawah tanah itu, dan tiga hari pula dia tidak makan atau minum bahkan luka di tubuhnya pun tidak di obati. Mereka seakan lupa jika ada nyawa yang terperangkap disana.
Tap!
Tap!
Tap!
Suara langkah kaki mendekati Axel.
"Cukup kuat juga ternyata, baiklah karena kamu ingin bertemu dengan Zura dengan senang hati aku mempertemukan kalian" ucap Arzuna.
Dor
Arzuna menembak Axel di jantungnya, "Te...rima..kasih" ucap Axel terbata.
Arzuna menatap miris Axel kenapa ada manusia bodoh seperti dia?, sebenarnya Arzuna tidak tega melakukan itu tapi saat mengingat jika Axel lah penyebab adiknya tiada ia buta akan semua.
"Jika ada kesempatan kedua...saya tidak akan membiarkan kamu menikahinya bahkan memiliki cinta Zura"
Tbc....
Smngttt....🌹🌹🌹
ada jg yg bkl saingan sm axel....jd biarin aja dia brjuang,tnggal nnti dkung kputusan azura dia bkln mlih spa....sbg kk' sm shbtnya,yg pnting sllu dkung dia apa pun yg trjdi....ok....