NovelToon NovelToon
CINTA YANG LAIN

CINTA YANG LAIN

Status: sedang berlangsung
Genre:Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: Dezzweet

No time for love.

Tidak ada cinta dalam hidupnya. Itu yang ditetapkan oleh Karen selama ini. Ia tidak ingin jatuh cinta untuk kedua kalinya, cukup ia merasakan sakitnya jatuh cinta sekali saja dalam hidupnya. Karen tidak ingin kembali merasakan perasaan yang sudah susah payah ia kubur dalam-dalam.

Namun, semuanya berjalan tidak sesuai keinginannya. Ketika Eros yang awalnya tidak pernah meliriknya sama sekali menjadi agresif selalu mengganggu hari-harinya yang tenang. Cowok itu datang dengan sejuta rahasia yang membuat Karen merasa ini bukan pertanda baik. Eros mengatakan jika cowok itu menyukainya, memaksanya untuk menjadi kekasih cowok itu. Tetapi, karena prinsip Karen yang tidak ingin jatuh cinta lagi. Karen dengan keras menolaknya, bahkan tidak segan untuk mengucapkan kata-kata hinaan untuk Eros.

Eros tidal nyerah juga, cowok itu tetap memaksa Karen untuk menjadi pacarnya. Apakah Karen menerima Eros? Atau justru terus-menerus menolak Eros? Lalu, apa yang terjadi pada masa lalu

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dezzweet, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 003 PARKIRAN SEKOLAH

Bel istirahat telah berbunyi dari lima menit yang lalu, namun ketiga gadis itu masih betah berada di dalam kelas. Padahal biasanya mereka akan terburu-buru keluar dari kelas untuk pergi ke kantin, bahkan saat bel istirahat belum berbunyi mereka sudah keluar.

"Laper banget gue!" Seyra menyentuh perutnya dengan dramatis.

"Bukan cuma lo, Sey. Gue juga laper," kata Karen lesu.

"Lo laper?" tanya Rachel tak percaya. "Lo udah sarapan, anjir!"

Karen mendengus kesal. "Lo tau gue, Chell. Gue orangnya gampang laper."

"Lo bukan orang yang gampang laper, tapi emang porsi makan lo aja yang besar," ucap Seyra ketus.

"Udahlah gak usah ribut, mending lo berdua ikut gue!" Karen mulai beranjak berdiri dari duduknya.

"Mau kemana?" tanya Rachel yang sejak tadi diam.

"Minta duit ke Abang gue." Karen tersenyum manis pada kedua sahabatnya. "Abang gue gak pelit, kalo dapet kita bagi tiga."

Seyra dan Rachel saling pandang, lalu keduanya ikut tersenyum manis menatap Karen. Mereka mengacungkan kedua jempolnya, ketiganya keluar kelas dengan langkah riang.

"Apa lo liat-liat? Mau gue colok mata lo!" sembur Seyra garang saat ada seorang siswi menatap mereka dengan sinis.

Siswi tersebut membuang wajahnya ke samping, lalu buru-buru pergi dari sana.

"Sinting emang! Pake acara natep sinis ke kita segala, gak tau kalo perut kita lagi kosong gini!" ucap Rachel kesal.

"Udahlah, ntar kita kasih pelajaran ke dia!" usul Karen yang diangguki kedua sahabatnya.

"Bentar, deh." Seyra menghentikan langkahnya, membuat Rachel dan Karen ikut  berhenti.

"Apa?" tanya Rachel bingung.

"Lo mau ketemu Abang lo? Maksud lo Bang Daren?" Seyra menatap Karen dengan kedua alis menyatu.

"Iyalah," jawab Karen santai.

"What are you kidding?!" Pekik Rachel nyaris berteriak.

"Lo kenapa, sih?" Karen berdecak kesal pada kedua sahabatnya yang bersikap aneh.

"Lo mau nemunin Abang lo di kantin belakang sekolah, dong!" Seyra menatap Karen kesal. "Gue gak mau ketemu sama geng Ravegaz."

"Gue juga males ketemu mereka!" Rachel juga ikut-ikutan Seyra. "Bukan males, sih, tapi lebih ke malu. Di sana banyak cowok, kita bertiga cewek."

"Siapa yang ngomong kalo kita banci?" balas Karen seraya melipatkan kedua tangan di depan dada.

"Lagian, ya, lo berdua lebay banget, deh. Ngapain pake acara malu segala, biasanya aja lo berdua suka malu-maluin!"

Seyra menampol pelan mulut Karen, membuat gadis itu meringis pelan.

"Sakit bego!" umpat Karen menyentuh bibirnya yang habis ditampol Seyra.

"Mulut lo kalo ngomong gak pernah difilter, ya?" Rachel berkacak pinggang menatap Karen dengan sinis. "Bukan kelakuan lo aja yang kaya setan, ternyata mulut lo juga!"

"Sesama setan gak boleh saling maki!" Setelah itu Karen segera berlari menghindari amukan dari Rachel yang sudah seperti nenek lampir.

Seyra menghela nafas pelan, lalu bergumam dengan pelan. "Kayanya cuma gue yang waras." Lalu, ia mulai berjalan mengikuti kedua sahabatnya yang saat ini kejar-kejaran di koridor.

***

"Woi! Si Boss nyebat mulu kagak bosen-bosen!" celetuk Gibran menatap Eros yang asik menyesap rokoknya sambil duduk santai di atas motor miliknya.

"Ngaca, anjir! Lo juga nyebat bangke!" Sean melempar Gibran menggunakan bekas bungkus permen pada Gibran yang sedang asik menyalakan rokok menggunakan pematik.

Gibran hanya terkekeh saja.

"By the way, kelas dua belas belum keluar?" tanya Daniel sambil memakan pilus.

"Belum," jawab Gara singkat.

"Tumben Big Boss masuk kelas kagak bolos. Dapet hidayah dari mana dia?" Big Boss yang dimaksud Sean adalah Daren. Karena cowok itu merupakan pendiri Ravegaz, yang saat ini berada di bawah pimpinan Eros.

"Nyokapnya ngomel lagi, tadi aja nelponin terus-terusan cuma buat ngingetin Bang Daren biar gak bolos!" jelas Gibran sambil mengepulkan asap rokoknya.

"Eh, itu si Karen, kan?" tanya Sean yang melihat sosok Karen berdiri tidak jauh dari mereka.

"Iya!" Daniel berdiri dan melambaikan tangannya pada Karen. "Karen!! Sini!"

Gibran melotot melihat Daniel yang berteriak memanggil adik dari pendiri. Apalagi melihat gadis itu yang berjalan ke arah sini bersama kedua sahabatnya yang berada di belakangnya.

"Ada apa?" tanya Karen saat berada di hadapan Daniel.

"Lo dicariin, tuh!" ucap Daniel sambil senyam-senyum. Matanya melirik Eros yang santai dengan rokoknya.

"Sama siapa?" Karen melirik kedua sahabatnya, lalu kembali menatap Daniel yang tersenyum menggoda padanya.

"Tuh, sama Eros!" Bukan Daniel yang ngomong, melainkan Sean sambil bersorak meledeki Karen dengan Eros.

Eros yang namanya disebut oleh Daniel seketika menoleh, menatap Karen yang juga sedang menatapnya. Tatapan keduanya bertemu, saling bertatapan cukup lama seperti ada benang merah yang menyatukan tatapan keduanya. Karen segera memalingka wajahnya, memutuskan tatapan  itu terlebih dahulu.

"Cieee-cieee," goda Daniel melirik keduanya yang hanya diam.

"Karen, si Boss follow Instagram lo, ntar besok tinggal follow hati lo," ucap Sean mendapatkan sorakan dari Gibran dan Daniel.

"Udah gue duga, Ka," bisik Seyra pelan. Karen hanya menyenggol pelan lengan Seyra, menyuruh gadis itu untuk diam.

Tidak ada kata yang keluar dari mulutnya, gadis itu berbalik menarik tangan kedua sahabatnya untuk berjalan mengikutinya. Gara yang tidak tahu apa-apa menatap Eros meminta penjelasan.

"Lo punya hubungan sama Karen?" tanya Gara cukup penasaran. Setahunya, Eros itu sama seperti dirinya yang tidak pernah tertarik dengan yang namanya cewek. Tapi, yang baru saja ia dengar membuatnya terkejut. Eros follow instagram cewek? Ini hal langka, sejak kapan Eros tertarik pada seorang gadis? Terlebih gadis itu merupakan Karen yang merupakan adik dari pendiri Ravegaz.

"Lo gak tau, Gar? Sahabat lo ini lagi kasmaran, anjir! Dia follow  Instagram Karen, terus Eros DM Ig-nya Karen." Daniel si biang gosip mulai beraksi, ia sangat heboh dengan gosip ini apalagi yang menjadi topik utamanya merupakan cowok dingin seperti Eros. "Dia DM gini, 'Di follback, ya, cantik!'."

Gibran tertawa terbahak-bahak mendengar gaya gosip yang diperagakan oleh Daniel. Sedangkan Sean sudah berlagak ingin muntah, mendengar nada suara Daniel yang mirip Om-om yang sedang menggoda seorang gadis.

"Brisik!" sentak Eros menatap tajam Daniel. Membuat cowok berwajah sangar itu kicep seketika.

Muka aja yang sangar, kelakuannya kaya cewek kerjaannya cuma gosip- cibir Sean dalam hati.

"Lo suka sama dia?" tanya Gara yang belum puas jika Eros belum menjawabnya sendiri.

"Bukan urusan lo!" balas Eros ketus.

Gara terkekeh pelan.

"Sejak kapan?"

"Gue bilang bukan urusan lo!" tekan Eros tanpa menatap wajah Gara.

Sedangkan di sisi lain, Karen yang saat ini berdiri di dekat mobil hitam milik kakaknya, Darell. Terdiam membisu, kedua sahabatnya sampai terheran-heran.

"Karen, lo baper, ya?"

Plak

Karen menampar mulut kurang ajar Seyra, membuat cewek itu berteriak kesal padanya.

"Lo apa-apaan, sih? Sakit anjing!" maki Seyra mengusap bibir seksinya yang kebas.

Rachel sudah tertawa terbahak-bahak, melihat bibir Seyra yang seperti habis disengat lebah.

"Bodo amat! Gue gak peduli! Lagian mulut lo kurang ajar banget. Siapa yang baper, anjir?" sentak Karen sambil melototkan kedua bola matanya garang.

"Lo lah! Siapa lagi?" Enteng Seyra sambil menatap bibirnya melalu cermin kecil yang selalu setia dibawa kemana-mana. "Yang baru aja digodain itu lo, Karen."

"Fix Eros suka sama lo," kata Rachel dengan yakin.

"None of my bussines," ucap Karen seraya memutar kelereng matanya malas.

"Terserah lo, sayang. Sekarang lo mungkin bisa ngomong kaya gini, tapi asal lo tau aja Eros orangnya pemaksa," bisik Seyra di akhir kalimat.

"Tau dari mana lo?"Rachel yang mendengar bisikan Seyra menatap cewek itu penasaran.

"Tau lah. Orang cowok gue satu kelas sama Eros, dia sering cerita tentang anak Ravegaz kalo di kelas itu gimana," jelas Seyra dengan bangga.

"Kok, lo gak cerita, sih, ke gue?" Rachel menghentak kakinya kesal.

"Emang apa pentingnya buat lo?" Bukan Seyra yang bertanya sarkas, melainkan Karen membuat Rachel bungkam.

1
Elok Pratiwi
tidak suka cerita yg menggunakan kata lo and gue ... tidak menarik
sakura
...
Choi Jaeyi
hai kak, cerita kamu bagus bgt semangat trus ya nulisnya
mampir juga ya ke novel pertamaku, mari kita saling mendukung sesama penulis baru🤗🌷
Siti Nina
oke 👍
dezzweet: terima kasih banyak sudah menyempatkan waktu untuk baca karya saya
total 1 replies
Yusuo Yusup
Terima kasih sudah menghibur! 😊
dezzweet: kembali kasih, kak
total 1 replies
Rubí 33-12
Membuat rasa penasaran
dezzweet: wah terimakasih sudsh mampir, kak. selamat datang di cerita saya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!