NovelToon NovelToon
My Little Happiness

My Little Happiness

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / Dokter Genius / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Murni
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: Gabijh1799

Setelah sekian lama dipertemukan kembali dia insan yang telah lama berpisah, berjalannya kisah mereka diiringi dengan berbagai macam rintangan yang mengharuskan mereka tetap bersama

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gabijh1799, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

4

"Loh..."

"Kamu..."

Mereka berdua sontak kaget dan terdiam disana beberapa detik, dan tiba-tiba di dalam rumah ada orang yang menghampiri mereka.

"Kak siapa sih kok lama ban..." Sebelum menyelesaikan ucapannya, orang itu terhenti melihat siapa yang ada di depan pintu

"Loh bos?" Ucap orang itu

"Elo" Jinan kenal dengan orang baru saja sampai

"Lo kenal sama dia?" Bisik orang itu

"Kenal lah kak Cindy dia kan pembimbing gw" orang itu memperkenalkan Jinan

"Berarti dia..."

"Iya dokter Jinan dia pembimbing gw"

"Kamu tinggal disini?" Tanya Jinan pada Cindy

"I...iya pak" jawab Cindy dengan gugup

"Berarti orang baru itu kamu?" Tanya Jinan yang menanyakan tentang orang baru yang baru masuk di apartemen

"Iya pak" Cindy menganggukkan kepalanya

"Ohh gitu, ini ada cemilan sedikit sebagai perkenalan yah" Jinan memberikan bingkisan pada Cindy

"Iya pak terimakasih" Cindy menerima bingkisan itu

"Makasih ya bos" Zee juga berterimakasih pada Jinan

"Diem Lo, sini ikut gw" Jinan langsung memanggil Zee dan menjewer telinganya

"Ehh pak, Zee mau dibawa kemana?" Tanya Cindy yang bingung

"Mau ada yang saya obrolin sama dia" ucap Jinan sambil membawa Zee

"Hmm iya deh pak gpp, salam kenal ya pak sebagai tetangga" salam Cindy

"Iya salam kenal juga" jawab Jinan

Jinan menarik Zee ke kamar apartemennya dan Cindy juga masuk ke dalam kamar apartemennya membawa bungkusan yang diberikan Jinan.

"Lo kenapa ngga bilang dia tinggal disini?" Tanya Jinan dengan nada sedikit kesal pada Zee

"Lah kan bos ngga nanya ya gw ngga bilang" jawab Zee yang apa adanya

"Ya gw kan juga ngga tau, berarti yang Lo bilang mau nyari apartemen buat dia bukan Lo?" Tanya Jinan yang mengingat dulu Zee pernah bilang padanya

"Bukan lah bos kan gw masih ada rumah ortu masa gw beli apartemen" jawab Zee membela diri

"Iya juga sih, ya udah deh sana balik lagi salam buat Cindy" Jinan mempersilahkan Zee untuk kembali ke Cindy

"Iya bos"

Akhirnya Zee diperbolehkan pergi dan juga masuk kembali ke dalam kamar Cindy untuk membantunya membereskan barang-barangnya.

"Akhirnya gw bisa Deket lagi sama Lo cin" batin Jinan menghembuskan nafas pelan

"Gw harus ngapain yah biar ngga canggung?" Batin Jinan memikirkan apa yang harus dilakukan hingga dia ketiduran di sofanya.

*

Beberapa jam kemudian Jinan terbangun dari tidurnya, sambil mengusap matanya dia melihat jam dinding di ruang tamunya.

"Hmmm udah jam 5 aja" batin Jinan sambil mengubah posisinya ke posisi duduk

"Gimana kalo gw undang dia makan malem di rumah gw yah?" Batin Jinan sambil memikirkan sesuatu

Tiba-tiba ada suara ketukan yang terdengar dari pintu kamar Jinan, dengan kesadaran yang masih belum pulih Jinan berjalan dan membukakan pintu itu.

"Permisi pak, saya mau memberikan ini pada bapak sebagai salam kenal balik saya ke bapak" salam Cindy sambil membawa bingkisan pada Jinan

"Iya makasih ya cin" Jinan menerima bingkisan itu

"Iya pak, kalo gitu saya permisi" pamit Cindy yang gugup bertemu dengan Jinan agar dirinya bisa cepat-cepat pergi

"Ehh sebentar" panggil Jinan menahan Cindy

"Iya pak kenapa?" Cindy menengok ke Jinan

"Kamu malam ini sibuk ngga?" Tanya Jinan

"Ngga sih pak cuman mau beresin kamar lagi pak"

"Gimana kalo kita makan malem bareng di kamar saya?" Tanya Jinan pada Cindy, dan itu membuat Cindy merasa semakin gugup dan juga bingung ingin menjawab apa pertanyaan itu

"Gimana cin?" Tanya Jinan lagi yang melihat Cindy belum menjawab pertanyaannya

"Eeee... Lain kali aja pak" jawab Cindy yang harus menolak makan malam mereka

"Ok kalo gitu laporan magang kamu lain kali aja ya" ucap Jinan sambil melipat kedua tangannya di dadanya dan sambil menampilkan ekspresi sombongnya

"Iya pak iya aku mau" dengan terpaksa Cindy menerima tawaran itu daripada laporannya menjadi korban

"Nah gitu dong ayo masuk" Jinan tersenyum licik namun dihatinya sangat gembira

Dengan wajah cemberut, Cindy masuk sambil menghentakkan kakinya karena kesal dengan Jinan karena dia diancam jika dia tidak menuruti apa yang dia katakan maka laporan hasil magangnya tidak akan diberikan.

"Kamu mau makan apa cin?" Tanya Jinan baru saja menutup pintu dan duduk di sofa

"Terserah bapak" jawab Cindy memasang wajah cemberutnya

"Lah kok gitu, kamu lagi pengin makan apa?" Tanya Jinan lagi agar Cindy menjawab pertanyaannya

"Kan bapak yang ngajak jadi terserah bapak" Cindy semakin kesal dengan Jinan

"Hmm ya udah deh saya masak dulu yah ngga usah cemberut gitu nanti cantiknya ilang loh hehe" ucap Jinan sambil mengacak rambut Cindy dan langsung pergi menuju dapur

"Pak Jinan!!!" Teriak Cindy

Selagi Jinan memasak, rasa kesal Cindy kalah dengan rasa penasarannya dengan Jinan dan dia penasaran siapa Jinan sebenarnya apakah dia mengenalnya sebelumnya.

Cindy berjalan mengelilingi kamar Jinan sebentar disekitar ruang tamu yang terhubung dengan ruang kerjanya. Saat dia sedang melihat rak buku Jinan, dia tanpa sengaja melihat ada sebuah buku yang terbuka berisi foto-foto Jinan dan dia berinisiatif melihat. Namun pada saat dia ingin membuka halaman foto pada saat Jinan kecil Jinan memanggil Cindy.

"Cindy masakannya udah mau jadi bantu bentar yuk" panggil Jinan

"Iya pak sebentar"

Dengan terpaksa Cindy menunda melihat foto-foto itu dan menuju dapur membantu Jinan, mereka memasak dengan canggung karena ini pertama kalinya mereka memasak bersama.

"Cin tolong ambilin garam disana" pinta Jinan yang masih fokus memasak

"Dimana pak?" Tanya Cindy yang bingung dimana tempat bumbu

"Disan..."

Pada saat Jinan ingin menunjukkan tempat bumbunya, tanpa sengaja mereka saling bertatapan satu sama lain dan membuat mereka terdiam beberapa detik namun Jinan tersadar dari lamunannya karena teringat dengan masakannya dan dia langsung mengambil garam di rak bumbu.

Beberapa saat kemudian mereka menyelesaikan masakannya, Jinan memasak masakan rumahan seperti sayur sop, tempe goreng, tahu goreng, dan sambal.

Mereka membawa hasil masakan mereka dan menaruhnya di meja makan, setelah itu mereka makan bersama.

"Gimana laporannya kamu lancar?" Tanya Jinan disela-sela makan mereka

"Alhamdulillah pak cuman dari bapak aja belum saya input" jawab Cindy

"Ohh gitu" Jinan menganggukkan kepalanya sambil melanjutkan makannya

"Kapan pak?" Tanya Cindy

"Apanya?" Jinan menaikkan alisnya

"Laporannya pak biar saya bisa nyicil" jawab Cindy maksud pertanyaan Cindy tadi

"Hmmm saya belum ada mood bikin laporannya kamu" jawab Jinan dengan entengnya

"Lah kok gitu pak" Cindy mulai memasang wajah memelas

"Nanti saya usahakan tapi ada syaratnya"

"Apa pak?"

"Nanti deh bilangnya sekarang kita makan aja" Jinan kembali melanjutkan makannya

"Emang ish ini orang kalo bukan penanggung jawab laporan gw, udah operasi mulutnya kesel banget" batin Cindy sambil melihat Jinan

"Halo Cindy" ucap Jinan yang melihat Cindy masih memperhatikan dirinya

"Ehh iya pak"

"Itu dimakan ngapain liat saya, iya sih saya ganteng tapi jangan gitu juga liatnya" ucap Jinan dengan percaya dirinya

"Iya pak maaf" Cindy langsung mengalihkan pandangannya ke makanan yang ada di depannya

"Kepedean banget sih ni dokter, beneran deh gw mau operasi mulutnya" batin Cindy

Mereka melanjutkan makan mereka setelah perdebatan kecil tadi, setelah selesai makan Cindy memutuskan untuk pulang agar dirinya bisa membersihkan dirinya, sholat dan istirahat setelah membereskan barang-barangnya di rumah barunya.

"Pak saya permisi dulu yah dan terimakasih juga atas makanannya" pamit Cindy dan berterimakasih juga

"Iya sama-sama tapi enak ngga masakan saya?" Tanya Jinan

"Enak pak" jawab Cindy dengan gugup

"Alhamdulillah kalo gitu nanti saya masakin kamu setiap hari" ucap Jinan tersenyum manis pada Cindy

"Hahh ngga usah pak ngerepotin bapak aja" tolak Cindy yang tidak enak

"Udah gpp sebagai tetangga yang baik harus memiliki hubungan yang baik juga" ucap jinan sambil mengacak rambut Cindy

"Pak rambut saya berantakan" Cindy memasang wajah cemberutnya

"Hehehe maaf yah kamu ngegemesin soalnya" Jinan tersenyum manis padanya

"Saya permisi pak" Cindy langsung keluar dari kamar Jinan dan masuk ke dalam kamarnya.

"Ada-ada aja kamu cin, kamu ngga berubah dari dulu" batin Jinan dan kemudian dia masuk ke dalam kamar apartemennya

"Duhh gimana gw kok jadi gini ke pak Jinan, ngga gw harus profesional ini gw sama dia cuman hubungan klien dan pengacara ngga ada yang lain" batin Cindy sambil merapikan rambutnya

Cindy bergegas untuk mandi dan setelah itu sholat, kemudian dia memutuskan untuk istirahat karena waktu sudah menunjukkan malam hari dan juga ingin melupakan kejadian hari ini.

***

Alhamdulillah akhirnya bisa update lagi nih, gimana ada yang masih ngikutin cerita Cinan ngga nih hehehe...

Mohon maaf ya semua updatenya agak lama, sekarang author mau nyoba nyari kegiatan baru nih biar bisa menghabiskan waktu author dan juga bisa nyari inspirasi juga...

Semoga kalian sehat semua yah dan jangan lupa jaga kesehatan juga yah...

Dan semoga kalian suka part kali ini dan jangan lupa untuk vote, komentar, dan share ya...

Thanks for reading...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!