NovelToon NovelToon
Just You

Just You

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Gabijh1799

Pertemuan tanpa sengaja menjadi bibit cinta tumbuh dibumbui oleh perjalanan karakter yang penuh rintangan serta persahabatan antar karakter yang membuat kisah mereka lebih berwarna

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gabijh1799, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

35

Setelah pertemuannya dengan Gracia membuat Salim termenung dengan ucapan Gracia sebelumnya karena memang dia memberikan apa yang menurutnya Okta akan bahagia namun dia tidak mengonfirmasikan apakah Okta bahagia dengan itu.

Saat Salim dengan termenung di rumahnya, Okta datang dengan misi meminta restu untuk meminang Gracia, tetapi dari yang Okta lihat opanya sedang merenungi sesuatu jadi dia tak langsung membahas itu.

"Opa" sapa Okta

"Ehh kamu Ota" sahut Salim

"Opa kenapa kok bengong?" Tanya Okta duduk bersama dengan Salim

"Ehh ngga opa lagi rindu Oma mu saja" jawab Salim yang merindukan istrinya

"Udah opa, ikhlasin aja kan opa udah memberikan yang terbaik sebelum Oma ngga ada" Okta berusaha untuk membujuk Salim agar mengikhlaskannya

"Tapi opa ngerasa ada yang masih mengganjal di hati opa" balas Salim merasa itu tak wajar

"Apa itu opa? Barangkali dengan opa cerita bisa buat opa lega" Okta memberikan kesempatan Salim untuk bercerita

Dengan berat hati Salim menceritakan kenapa dirinya membenci orang keturunan Chinese sampai dia tak merestui hubungan Okta dengan Gracia, tetapi ada yang belum salin ceritakan yaitu bahwa Oma nya sempat membujuk Salim agar berdamai dengan itu agar dia tak diliputi rasa benci yang mendalam apalagi dengan kondisi Salim setelah kejadian itu kembali naik dan dia bertemu juga dengan orang Chinese yang baik-baik.

Tetapi Salim tetap keras kepala dan mulai menanam kebenciannya pada orang Chinese walaupun tanpa sebab yang jelas seperti dia menolak Okta menikah dengan Gracia.

"Itu yang buat opa ngga bisa maafin diri opa ke omamu Okta" ucap Salim merasa kesalahannya tak dapat dimaafkan

"Opa sebenarnya baik tapi dengan adanya kejadian itu buat opa gelap mata, sebenarnya ngga semua orang Chinese begitu opa. Contohnya Gracia, bukannya aku mau mendukung dia tapi memang diantara kita ada yang baik dan yang jahat tergantung kita menyikapinya opa" jawab Okta setelah mencerna apa yang telah Salim ceritakan

Salim berusaha untuk memahami apa yang Okta katakan, "Iya ta, opa minta maaf yah"

"Iya opa, Okta udah maafin opa" balas Okta yang telah memaafkan Salima

"Tapi opa pengin tanya sesuatu sama kamu"

"Apa itu opa?"

"Selama ini kamu bahagia ngga?" Tanya Salim

"Maksud opa?"

"Dengan apa yang opa berikan ke kamu itu buat kamu bahagia ngga?" Tanya Salim kembali

"Tentu saja aku bahagia opa" jawab Okta merasa semua yang Salim berikan membuatnya bahagia

"Ota jawab jujur menurut hatimu jangan buat opa merasa bersalah kembali" Salim merasa jawaban Okta hanya untuk membuatnya senang

"Jujur opa, Okta sedikit tak bahagia dengan opa ingin menjodohkan seseorang padaku. Aku ingin menjalin hubungan secara sehat tanpa ada campur tangan bisnis atau apapun itu" akhirnya Okta jujur tentang apa yang Salim lakukan sebelumnya

"Aku dan Gracia itu murni saling mencintai walaupun kamu berbeda tetapi kami saling melengkapi" lanjut Okta menjelaskan hubungannya

Mendengar itu Salim merasa lega dengan apa yang selalu dipertanyakan di dirinya, "Alhamdulillah ta akhirnya kamu jujur"

"Iya opa, tapi kenapa opa tanya seperti itu?" Tanya Okta merasa ada sesuatu pada Salim

"Opa sempat bertanya dengan Gracia" jawab Salim yang sebelumnya bertemu dengan Gracia

Sontak Okta terkejut, "Gracia? Opa membicarakan apa? Opa mengancamnya?"

"Rencananya seperti itu, tetapi setelah mendengar ucapannya dan mendapatkan jawaban darimu membuat opa sedikit sadar atas kesalahan opa" jawab Salim yang semula ingin menjauhkan Gracia dari Okta namun Gracia membalikkannya

"Jadi?"

Salim menatap cucunya dan menepuk pundaknya, "Opa merestui mu ta"

Mendengar restu dari opanya, Okta langsung memeluknya, "Alhamdulillah masih opa, opa memang orang tua terbaikku"

Setelah beberapa saat mereka melonggarkan pelukannya, "Sama-sama tapi dengan satu syarat"

"Apa itu opa?"

"Lanjutkan perusahan opa"

"Kok gitu opa, kan ada kak Hanna" balas Okta yang masih adanya Hanna di keluarganya

"Bukannya opa meremehkan kakakmu tapi dengan kondisinya seperti itu opa kurang yakin jika Hanna melanjutkan perusahaan" ucap Salim merasa dengan masalah Hanna yang membuatnya ragu

"Tapi kak Hanna sanggup kok opa" Okta membela kakaknya

"Opa percaya itu tapi perasaan opa seperti berkata lain, coba kamu tanyakan itu ke Hanna apakah dia mau melanjutkan atau menyudahinya" saran Salim

"Baik opa, nanti Ota tanyakan tapi makasih udah ngasih restunya" ucap Okta yang kembali berterimakasih atas restunya

"Sama-sama, semoga kalian hidup bahagia yah" balas Salim

"Siap opa"

Okta sangat bersyukur karena Salim akhirnya dapat merestui hubungannya dengan Gracia serta atas bantuan Gracia juga. Sekarang dia memiliki tantangan baru yaitu meyakinkan keluarga Gracia untuk merestui mereka.

*

Menurut Gracia dengan dia mengucapkan seperti itu pada pria yang dia sebelumnya temui akan berdampak pada Okta yang dapat dengan mudah mendapatkan restui oleh opanya. Dan sekarang dirinya sedang bimbang dengan bagaimana mengutarakan perasaannya pada orangtuanya yang notabene sangat religius.

"Duhh gimana yah" gumam Gracia

Saat sedang memikirkan itu, seseorang menepuk pundak Gracia dan sontak membuatnya terkejut dan membuyarkan lamunannya.

"Astaga ci bikin kaget aja" Gracia terkejut akan itu yang ternyata itu Shani

"Kamu itu dari jauh ngelamun Mulu" balas Shani yang sedari tadi melihat Gracia melamun

"Ya gitu deh ci"

"Kenapa lagi sama Okta?" Dugaan Shani

Sontak Gracia terkejut, "Kok..."

"Ya masalah kamu kalo ngga cuman Okta ya kerjaan kan" ucap Shani yang mengenal Gracia jika seperti itu hanya Okta atau kerjaannya saja

"Iya sih" Gracia mengiyakan dugaan Shani

"Kalo dari kerjaan kamu ngelamun ngga gini banget, pasti Okta"

"Gitu deh ci" Gracia menghela nafasnya

"Emang kenapa? Masih belum dapet?" Tanya Shani

"Keknya ci, sebelumnya aku ketemu sama orang itu minta jauhin Okta" jawab Gracia tentang kejadian sebelumnya

"Kok bisa?!" Shani terkejut akan itu

"Katanya sih gitu tapi aku nolak"

"Katanya apa?"

"Katanya minta jauhin gitu sama mau ngasih cek sesuai yang aku minta" jawab Gracia mengingat itu

"Lah kenapa ngga ngomong 100M gitu" canda Shani

"Enak aja" kesal Gracia pada Shani yang bercanda padanya

"Kan lumayan pensiun dini hahaha" tawa Shani

"Kalo gitu sama aja aku khianati Okta dong" balas Gracia jika itu terjadi

"Ngga lah, justru kamu ambil uangnya tapi tetep berhubungan sama Okta" ucap Shani yang sebenarnya masuk akal namun itu tak terjadi

"Iya juga sih tapi ngga gitu dong" elak Gracia

"Hahaha bercanda kok gre, terus gimana?" Tanya Shani kembali

"Ya aku bilang ngga mau dan coba tanyakan ke Okta nya" jawab Gracia merasa itu ucapan yang baik untuk Salim

"Hmm ada bagusnya juga sih, berarti tunggu waktu aja" saran Shani

Gracia menganggukkan kepalanya, "Iya ci"

"Terus keluarga kamu?" Tanya Shani kembali

"Itu dia masalahnya, sebelumnya aku punya sodara nikah beda agama dan mereka sering berantem" jawab Gracia yang baru menyadari rintangan selanjutnya

"Lahh bukannya itu wajar yah?"

"Kalo menurut aku sih masih wajar tapi keluarganya sering ngaitin sama beda agama itu makanya sering diingetin sama yang lain" balas Gracia yang sering mendengar cerita tentang saudaranya itu

"Sulit yah, tapi kamu udah ngenalin sama ortu kamu?" Tanya Shani

"Sempet sih tapi aku takut sama reaksi mereka kalo aku mau nikah sama Okta" jawab Gracia

"Kamu tenang aja yang penting nanti kamu bisa jelasin" Shani berusaha menenangkannya

Gracia terdiam sejenak memikirkan apa yang dikatakan oleh Shani.

*

Beberapa hari kemudian Gracia mengajak Okta ke rumahnya untuk meminta restu, sebelumnya Gracia sempat membahasnya walaupun dia tak menyebutkan bahwa pria yang akan dinikahinyanitu Okta.

Sesampainya di rumah, Okta sedikit gugup karena memang ini cukup sulit untuk menyakinkan kedua orangtuanya apalagi berbeda keyakinan. Menyadari itu Gracia memegang tangan Okta.

"Kamu tenang aja yah biar aku yang jelasin ke mereka nanti kamu jawab aja seperlunya aja" ucap Gracia agar Okta dapat tenang menghadapi di depannya

Okta hanya menganggukkan kepalanya dan melangkah menuju rumah Gracia. Pada saat di depan rumah, Gracia dikejutkan dengan adik-adiknya yaitu Christy dan Zee yang sudah menunggunya.

"Cici udah pulang" sapa Christy

"Hehehe iya de" balas Gracia memeluk kedua adiknya

Mereka berdua kemudian duduk di ruang tamu dan datanglah ayahnya bersama mereka. "Jadi dia pria yang kamu maksud ci?"

"Iya yah" jawab Gracia

"Jadi kerjaan kamu apa?" Tanya ayahnya

Okta mulai menjelaskan pekerjaannya dan beberapa proyek yang akan dia jalankan. Mendengar penjelasan dari Okta, ayah dari Gracia terkejut karena dia juga ada di dalam proyek itu.

"Lah kamu cucunya opa Salim?" Tanya ayahnya kembali

"Iya om" jawab Okta namun dengan ekspresi kebingungan

Menyadari itu ayahnya Gracia teringat dengan Salim, "Astaga, kalo itu on kenal"

"Om kenal dengan opa saya?" Tanya Okta

"Sebelumnya kami pernah kerjasama tapi ada salah satu bawahan om yang berbuat nakal jadi sempat tertunda, namun entah kamu atau opamu lanjutkan proyek itu" jawab ayahnya Gracia menjelaskan bagaimana dirinya mengenal Salim

Okta berpikir sejenak apakah kasus ini yang membuat Salim tersinggung hingga menghindari proyek bersama orang Chinese.

"Jujur om bangga sama kamu Okta walaupun kamu cucu dari Salim" ayahnya menepuk pundaknya

"Terimakasih om" Okta merasa bangga dengan itu

"Jadi bener ci ini orangnya?" Tanya ayahnya pada Gracia

Gracia menganggukkan kepalanya, "Iya yah"

"Sebenarnya ayah menyetujui tapi ada satu hal yang mengganjal"

"Apa itu yah?"

"Kalian berbeda keyakinan" ucap ayahnya Gracia yang masih meragukan hal itu

Mendengar itu Okta ingin menjelaskan namun disela oleh Gracia. "Ayah tenang aja, aku tetap sama keyakinan aku begitupun Okta jadi ngga ada masalah"

"Tapi jika kalian memiliki anak?" Tanya ayahnya tentang kedepannya

"Biar kami saja yang memikirkan om, saya yakin anak kita akan memiliki dengan bijak" jawab Okta tentang itu

Ayahnya Gracia berpikir sejenak dan kemudian mamahnya datang membawa suguhan pada mereka.

"Ehh ini toh orangnya ci?" Tanya mamahnya ikut bersama mereka

Gracia menganggukkan kepalanya, "Iya mah"

"Halo Tante saya Okta" Okta memperkenalkan dirinya

"Dia cucunya Salim mah" sahut ayahnya

Mendengar kata Salim mamahnya juga mengingatnya, "Ohh pak Salim, mamah kenal juga"

"Tante kenal juga?" Okta kebingungan

"Sebenarnya mamah temenan sama anaknya gitu" jawab mamahnya Gracia

"Berarti..."

"Ehh jangan-jangan kamu anaknya Ayana yah" dugaan mamahnya Gracia

Okta menganggukkan kepalanya, "Iya Tante, jadi Tante temenan sama mamahku?"

"Berarti bener, iya Okta dulu kita satu sekolah namun dia kuliah ngga tau kemana sampe dapet kabar kalo mamahmu udah ngga ada" jawab mamahnya Gracia menjelaskan pertemanannya dengan mamahnya Okta

"Iya Tan gpp itu udah lama juga" balas Okta

"Udah besar aja kamu yah ta, Tante sempat denger kamu ikut pak Salim"

"Iya Tan"

"Jadi gimana mah?" Tanya ayahnya Gracia tentang restunya

"Kalo mamah sih gpp yah" jawab mamahnya yang merasa Okta pantas dengan anaknya

"Ok kalo gitu saya dan mamahnya setuju tapi tetep jaga keyakinan kalian yah, walaupun kedepannya entah ada perbedaan kalian yang harus selesaikan" ucap ayahnya merestui hubungan mereka berdua

Sontak Okta senang dengan itu, "Baik om Tante"

"Ehh kamu ini udah mau nikah juga masih gitu manggilnya" elak ayahnya yang Okta masih memanggil mereka dengan om-tante

"Iya yah mah" kekeh Okta

"Nah gitu dong"

Okta sangat senang mendapatkan restu dari kedua orang tua Gracia walaupun itu membuatnya sedikit menjaga imannya serta Gracia juga.

*

Setelah pertemuan itu Okta dan Gracia bersiap untuk menyiapkan pernikahan mereka serta diikuti oleh Vino dan Shani juga disana.

"Gimana ci?" Tanya Gracia

"Cocok gre tapi kamu agak gendutan yah" jawab Shani merasa Gracia sedikit berisi

"Masa sih ci?" Gracia kebingungan

"Iya gre, coba kurusin dikit yah" saran Shani

"Iya ci"

Di lain tempat, "Lo kalo milih jas jangan terlalu pres ta"

"Ngga ada lagi Vin" Okta tak memiliki pilihan lain

"Ya yang lain lah" saran Vino

"Tapi menurut gw ini cocok buat gw" bela Okta merasa pilihan tepat

"Itu mah buat Lo" elak Vino

"Ini aja tuh pas"

"Tapi Vin..."

"Lo kebanyakan tapi, udah coba dulu" Vino memberikan pilihannya pada Okta

Okta masuk ke dalam bilik kembali dan keluar menggunakan stelan yang Vino berikan.

"Nah kan cocok, gw bilang apa" Vino bangga dengan pilihannya

"Iya sih"

"Udah ini aja, habis ini ke katering sama lokasi"

Okta menganggukkan kepalanya dan mereka berempat menuju katering makanan untuk menyicipi makanan dan jajanan yang akan mereka sajikan pada tamu serta lokasi akad nikah mereka juga.

Disela-sela melihat lokasi, Gracia terpikirkan sesuatu. "Ehh kalian nikahnya kapan sih?"

"Ehh iya lupa" Shani terlupa akan itu dan memberikan undangan pernikahannya

Okta dan Gracia terkejut akan tanggalnya, "Lah bulan depan dong"

"Iya gre, aku sama kakak ngga mau terlalu lama takut kakak banyak projek" balas Shani

"Iya gre ta" sahut Vino

"Cepet bet Lo bro"

"Namanya juga nikah, kalo ngga diiket banyak yang ngincer" canda Vino

"Emang aku apaan kak?" Kesal Shani mendengar ucapan Vino

"Nikah kan sebuah ikatan" jawab Vino

"Halah alasan aja itu ci" ejek Gracia

Setelah memberikan undangan dan melihat lokasi, mereka makan bersama untuk terakhir sebelum status mereka berubah menjadi 2 pasang suami istri.

***

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!