Turnamen antara Zodiak Barat dan Timur di mulai, beberapa manusia terpilih mewakili Zodiaknya.
Berbagai intrik dilakukan demi mendapatkan 4 Mustika Naga, meskipun beberapa peserta tidak berminat mengikuti pertarungan itu, tetapi mau tak mau mereka harus terlibat karena situasi yang memaksa mereka turut terseret.
4 Mustika Naga, yang mewakili 4 elemen alam, yang di jaga 4 Naga, yaitu Naga Merah, Naga Hijau, Naga Biru, dan Naga Putih menjadi incaran semua Zodiak yang ada di dunia Astro-Geo.
Lalu apa maksud dari itu semua?
Ikuti saja Novel ini sampai tamat, Ok?!
Selamat Membaca.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tenth_Soldier, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aluna aka Jade Usagi (Yuètù)
Suatu hari Aluna bersama dua sahabatnya, pergi mengunjungi pasar malam. Waktu itu bulan sedang dalam phase purnama, namun tak semua orang terlalu memperhatikan hal itu.
"Luna, lihat lukisan-lukisan itu! sangat indah sekali bukan?!" seru Lea kepada Aluna. Aluna yang gemar melukis itu terpesona dengan lukisan warna-warni berbagai jenis bunga dan pemandangan.
"Ya ampun bagus sekali, padahal dari cat air lho ini?" celetuk Aluna, "Aku jadi bingung mau beli yang mana, semuanya sangat indah!"
"Yang ini saja Lun," kata Rangga menunjuk sebuah lukisan bunga yang ditaruh dalam sebuah vas.
"Atau yang ini?!" Lea ikut menunjuk lukisan bunga teratai dengan dua ikan koi di bawahnya.
"Dua-duanya bagus sih, tapi kenapa ya, aku terpikat dengan lukisan yang ini." Aluna menunjuk sebuah lukisan seekor kelinci putih yang menyembul di antara warna-warni bunga semak.
"Kelincinya imut ya," lanjutnya.
"He'em, harganya juga gak semahal yang lainnya," komentar Rangga.
Akhirnya Aluna pun membeli lukisan kelinci itu, dia sudah tak sabar memajang lukisan itu di kamarnya. Ketiga anak itu pun melanjutkan melihat gerai dan stan produk-produk lokal lainnya.
Dan sebelum malam semakin larut dengan berat hati mereka pun mengakhiri kunjungan mereka di pasar malam itu, Sedang purnama terlihat semakin sempurna menerangi jalan yang mereka lalui.
"Hampir saja jam sembilan malam," Luna menggumam ketika sudah sampai di depan rumahnya, " Terima kasih ya teman-teman, jangan sampai kesiangan besok pagi!"
"Selamat malam dan hati-hati di jalan kalian berdua." kata Aluna.
"Jangan khawatir Lun, biar aku antar Lea dulu pulang ke rumahnya." tukas Rangga.
"Ya iyalah masa ya iya dong!" sahut Lea.
"Sampai ketemu besok ya, Aluna," Lea pun berpamitan.
Singkat cerita Aluna, sudah berada di dalam kamarnya. Dia memajang lukisan yang baru dibelinya tadi di salah satu dinding kamarnya, dia sengaja memasang lukisan itu di sisi di mana dia bisa leluasa melihatnya sebelum terlelap tidur.
Malam itu sinar purnama menerobos masuk dalam kamarnya. Sambil terlentang di balik selimutnya Aluna mengamati lukisan kelinci itu yang membuatnya teringat akan almarhum mamanya.
Masih terkenang dalam ingatannya sewaktu kecil bersama mamanya di sebuah taman bunga dan melihat seekor kelinci putih sedang menggali tanah.
" Mama! Lihat kelinci itu menggali tanah!"
"Iya, sayang kelinci itu sedang membuat rumah di bawah semak-semak itu.
Mata Aluna semakin berat dan beberapa kali ia menguap, rasa kantuk mulai menghinggapinya.
Sinar purnama mulai merambat pada lukisan kelinci Aluna. Cahaya purnama membuat warna kelinci putih dalam lukisannya semakin berkilauan.
Dan Aluna pun mulai terlelap. Tak berapa lama dalam tidurnya Aluna bermimpi, dia bermimpi berada di padang bunga dan menjumpai seekor kelinci di balik semak-semak yang berbunga aneka warna.
Tapi Aluna merasa aneh dalam mimpi itu dia seperti berada di tempat nyata. Dia bisa mencium harumnya bunga-bunga di padang bunga itu. Dan...
Dan seekor kelinci putih yang muncul dari rimbunan bunga itu, memandangnya. Menghampirinya.
Aluna begitu gemas melihat kelinci putih yang imut itu, dia pun mengulurkan tangannya dan mendekati kelinci itu. Tapi sebelum tangannya sempat meraihnya.
Tiba-tiba, kelinci itu bersuara, "Aluna, jangan takut padaku..."
Aluna terkejut bukan main.
"Kau bisa bicara?!" tanya Aluna.
"Oh iya ini kan hanya mimpi," pikirnya kemudian.
"Aluna, dengarkan semua penjelasanku baik-baik," Kelinci putih itu pun mulai memberi penjelasan panjang lebar pada Aluna tentang 4 Mustika Naga, Mustika Keabadian, tentang pertarungan yang akan mereka lalui dan masih banyak lagi.
Aluna seakan tak percaya dengan apa yang didengar dan dilihatnya... sampai kemudian kelinci itu...
Bersambung...
NB: Tentang Aluna dan kehidupan suka dukanya bisa dibaca di Novel: KENANGAN MANIS ALUNA. Karya:Pramita Rosiani, [Recomended!]