NovelToon NovelToon
THE BROTHER'S SECRET DESIRE

THE BROTHER'S SECRET DESIRE

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Terlarang / Obsesi / Keluarga / Romansa / Pembantu / Bercocok tanam
Popularitas:868.9k
Nilai: 5
Nama Author: Mae_jer

Area khusus Dewasa

Di mansion kediaman keluarga Corris terdapat peraturan yang melarang para pelayan bertatapan mata dengan anak majikan, tiga kakak beradik berwajah tampan.

Ansel adalah anak sulung yang mengelola perusahaan fashion terbesar di Paris, terkenal paling menakutkan di antara kedua saudaranya. Basten, putra kedua yang merupakan jaksa terkenal. Memiliki sifat pendiam dan susah di tebak. Dan Pierre, putra bungsu yang sekarang masih berstatus sebagai mahasiswa tingkat akhir. Sifatnya sombong dan suka main perempuan.

Edelleanor yang tahun ini akan memasuki usia dua puluh tahun memasuki mansion itu sebagai pelayan. Sebenarnya Edel adalah seorang gadis keturunan Indonesia yang diculik dan di jual menjadi wanita penghibur.

Beruntung Edel berhasil kabur namun ia malah kecelakaan dan hilang ingatan, lalu berakhir sebagai pembantu di rumah keluarga Corris.

Saat Edell bertatapan dengan ketiga kakak beradik tersebut, permainan terlarang pun di mulai.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Aku akan memuaskanmu

Udara malam menusuk kulit Edel ketika tubuh mungilnya terhempas di bahu bidang Basten. Pandangan matanya berputar, terbalik oleh posisi yang tak lazim, sementara langkah mantap pria itu membawa mereka jauh dari keramaian pesta.

Bau wangi maskulin bercampur aroma anggur yang samar dari jas mahalnya menusuk inderanya. Setiap detik terasa panjang, seakan dunia di sekitarnya mengecil hanya menyisakan detak jantungnya dan derap sepatu berat di jalan berbatu itu.

"Lepaskan aku tuan muda ..."bisik Edel, suaranya tercekat, antara berani dan takut. Tangannya mengepal, meninju pelan punggung Basten, tapi sama sekali tak mengubah langkah tegap pria itu.

"Diam." nada suaranya tegas, tenang, jelas tidak ingin ada penolakan.

Edel meronta sedikit lebih keras.

"Kalau ada yang melihat, gimana?"

"Aku tidak peduli." Basten memotong, suaranya datar tapi penuh tekanan.

Tubuh Edel terasa ringan di bahu pria itu, seperti anak kecil yang mudah sekali ditundukkan. Basten berbelok, memasuki jalan setapak yang lebih sepi. Tanaman rambat yang tumbuh liar di pagar batu seolah jadi saksi bisu perjalanan itu. Edel bisa mendengar suara pesta masih samar di kejauhan, denting gelas, tawa, musik, semua terasa asing, seakan ia dipisahkan dari dunia normal dan dibawa ke ruang yang hanya ada ia dan pria itu.

Sesampainya di gedung kecil yang jauh lebih sunyi milik pria itu, Basten menurunkannya perlahan lalu mengunci pintu. Ia tidak ingin ada seorangpun mengganggu kebersamaannya dengan gadis ini. Gadis yang sudah dua hari tidak dia lihat namun rasanya seperti sudah lama sekali. Basten terus memikirkannya dua hari ini.

Edel hampir terjatuh karena kurang keseimbangan kalau saja tangannya tak cepat-cepat menahan pada dinding. Ia menggigit bibirnya dengan kepala tertunduk. Setelah dua hari hidup tenang tanpa gangguan, sekarang nasibnya kembali tidak aman.

Basten menatapnya dalam diam. Sorot matanya tajam, tapi di balik itu ada obsesi, ketertarikan, sekaligus kendali yang nyaris tak masuk akal. Pria itu melangkah mendekat perlahan, membuat Edel terdesak ke dinding.

"Kau tahu dua hari ini aku selalu memikirkanmu?" bisik Basten, suaranya rendah namun mengguncang hati Edel.

Gadis itu menahan napas. Jantungnya berdentum begitu keras seakan bisa terdengar jelas di ruang sunyi itu. Ia mendongak sedikit, menatap wajah pria itu dengan sorot mata ragu, takut sekaligus … bingung.

Basten mengangkat tangannya, menyentuh dagu Edel dengan lembut namun tegas, memaksa gadis itu mendongak penuh ke arahnya.

"Apa kau juga merindukanku?" pria itu berbisik di depan wajah Edel. Edel ingin menunduk tapi jemari Basten terus menahan dagunya, kepalanya sulit bergerak. Rindu? Entahlah. Dia memang sering memikirkan pria ini, tapi kalau di bilang rindu sepertinya tidak juga.

Basten tersenyum menyeringai melihat gadis itu memainkan bibirnya di sela-sela dia berpikir. Lalu Basten menunduk dan menyapu bibir Edel. Giginya menarik bibir bawah gadis itu pelan. Edel kaget tapi tidak meronta. tubuhnya kaku seketika saat bibir Basten menyapu lembut bibir bawahnya. Napasnya tercekat, matanya membelalak, namun suara yang keluar dari tenggorokannya hanya berupa helaan napas pendek, nyaris seperti keluhan. Jemarinya bergetar, mencengkeram kain jas Basten erat-erat, antara menolak dan mencari pegangan.

Berduaan dengan pria ini memang selalu tidak aman. Tapi dia sudah tidak bisa kabur. Dia sudah berada di markas laki-laki ini, dia hanya bisa pasrah di sentuh lagi. Basten menarik diri hanya sebentar, cukup untuk menatap wajah Edel yang memerah karena malu. Senyum samar itu kembali muncul di bibir pria itu, kemudian ia mengangkat tubuh Edel, kali ini tidak dia bawah di ruang bawah tanah, mereka masuk ke sebuah kamar yang ada di bagian belakang lantai itu. Memang ada sebuah kamar yang dia buat untuk dia beristirahat untuk melepaskan penat.

Kamar itu di lapisi oleh dinding yang sangat tebal dan sangat kedap suara. Mau berteriak sekuat apapun, tidak ada yang akan mendengar suara mereka. Pintunya terbuat dari besi. Pintu besi itu berderit pelan saat Basten menutupnya rapat, kemudian memutar kunci hingga terdengar suara klik yang dingin. Edel menelan ludahnya keras-keras.

Kamar itu terasa asing baginya. Gelap, hangat, namun terlalu sunyi hingga setiap tarikan napas terdengar jelas. Lampu gantung kecil menyinari ruangan seadanya, membuat bayangan panjang Basten jatuh menutupi Edel yang berdiri kaku di sudut.

Langkah Basten terdengar berat namun teratur. Ia menghampiri Edel tanpa tergesa, tapi justru itulah yang membuat jantung gadis itu semakin tak karuan. Setiap detik terasa seperti menit. Edel mundur satu langkah, tapi dinding kamar sudah membatasi geraknya. Tak ada lagi ruang untuk bersembunyi.

Basten berhenti tepat di hadapannya. Tatapannya menusuk, membuat Edel harus berpaling. Tangannya terangkat pelan, meraih wajah gadis itu, memaksanya menatap lagi.

"Malam ini, aku akan memuaskanmu, setelah itu mengajarimu bagaimana cara memuaskanku." bisiknya penuh sensual. Jantung Edel berpacu sangat cepat.

Edel terdiam, kata-kata pria itu membuat tubuhnya semakin kaku. Nafasnya bergetar, naik turun tak teratur, seolah paru-parunya tak mampu menampung udara dengan benar. Wajahnya panas, dadanya sesak saking gugupnya.

Basten menyentuh pipinya, jemarinya dingin namun menyalurkan kehangatan aneh yang membuat Edel merinding. Ia mendekat perlahan, menundukkan wajahnya hingga jarak mereka hanya sejengkal. Mata tajam itu tak pernah lepas dari sorot matanya, seakan menelanjangi isi kepala gadis itu.

"Kenapa kau bergetar begitu hebat?" tanya Basten pelan, senyum samar menghiasi bibirnya.

"Apakah karena takut … atau karena menantikan sentuhanku?

Edel terdiam. Bibirnya bergerak seolah hendak membantah, tapi tak ada suara keluar. Hanya helaan napas pendek yang terdengar. Tangannya berusaha menepis dada Basten, namun justru semakin erat ia terjebak dalam dekapan pria itu.

Basten menunduk, mencium keningnya perlahan, lalu turun menyapu pelipis dan akhirnya berhenti di bibir Edel. Ciuman itu dalam, penuh penekanan, membuat gadis itu kehilangan pijakan. Kakinya terasa lemah, hingga ia hanya bisa bertahan dengan mencengkeram kuat jas hitam yang membalut tubuh bidang itu.

Setiap gerakan bibir Basten terasa menguasai, mendikte ritme yang tak bisa ia lawan. Lidahnya menyapu lembut, menuntut, hingga Edel tanpa sadar mengeluarkan desahan lirih.

"Tubuhmu selalu jujur, sweety." bisiknya di sela-sela helaan napas.

Edel menunduk, wajahnya memerah hebat. Hatinya berteriak ingin membantah, tapi kata-katanya terhenti oleh genggaman Basten yang kembali mengangkat dagunya. Ia tak bisa bersembunyi dari tatapan itu.

Basten mengusap rambutnya pelan, lalu meraih pinggangnya, menariknya semakin rapat.

"Malam ini, kau akan belajar kalau bersamaku bukan sekadar ketakutan. Kau akan tahu,

Edel … bagaimana rasanya dimiliki sepenuhnya."

tangan pria itu mulai melucuti gaun pelayan yang dia kenakan.

1
*Septi*
semoga Ansel cepat diberi tahu siapa Edell sebenarnya dan hubungan dia dengan Basten..
sebelum perasaan dia lebih jauh ke Edell
*Septi*
tuh kan raja oke oke aja..
Daneen
Kapok lu lusinda
she
mantappp 🥰
ajeng ratna pradhita
bagus
Dwi Winarni Wina
Lady corris takut raja akan murka dan dihukum krn telah menghina dan merendahkan putri kesayangannya,Lady corris terpaksa berlutut dan meminta maaf sm putri fiora, tp aku yakin lady corris tidak ikhlas dan tulus meminta maafnya....

Keangkuhan dan kesombongan lady corris krn merasa seorang wanita bangsawan, makanya lady corris sebagai wanita bangsawan berikan contoh yg baik,tuan hatt sebagai suami gagal mendidik istri dgn baik...

Lusinda akan menyusun rencana baru lg akaan menyingkirkan putri fiora, raja memerintahkan tuan hart mencari semua bukti2 kuat lusinda pelakunya, siap2 aja lusinda dihukum penggal sm raja...
Nita Nita
tunggu pergerakan basten 🔥
Srie Handayantie
dan untuk nyonya lady masih kukuh kah kau tak menerima putri fiora dihatimu, jgn jadi jahat dan kau pun belum dapet hukuman dari raja nantii .
Srie Handayantie
mantepp tuh tuan hart tegas jgn mau dibawah kendali nynya lady, seengganya Ansel tidak makin terpuruk Krena hrus menerima paksaan perjodohan .
Ipehmom Rianrafa
lnjuut 💪💪💪
Miss Typo
sukurin tuh Lusinda sianida yg beracun, gak bisa bersama Ansel kan, orang kayak kamu tak pantas berdampingan dgn putra sulung Tuan Hart wkwk
lestari saja💕
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Cristella Tella
mntap
lestari saja💕
harus sigap edel....jangam lemot,hrs bisa melindungi diri sendiri.

dasar penjilat lusinda...
lestari saja💕
hAruskah ku bilang..kapookkkk loooo 😂😂pekerjaan bikan suatu hal yg membedakan manusia dari kemanusiaannya.
Aditya hp/ bunda Lia: bener ... tapi aku yakin dia bakalan kena hasut egonya tinggi menjulang sampe langit
total 1 replies
lestari saja💕
hemmm anda terlalu sombong nyonya....🤣🤣🤣🤣
Ilfa Yarni
mang enak lo ditolak Ansel pasti senang nih
Aditya hp/ bunda Lia: ansel seneng Ansel happy lusinda ngamoook auto dendam kesumat makin jadi ...
total 1 replies
Siti Amyati
kasihan semoga anak tiri ngga Thu diri kebongkar niat busuknya
Miss Typo
kapok sukurin kapok sukurin tuh Lady Corris, kau selalu menghina Edel alias Putri Fiora bahkan tadi menampar nya sangat kencang, awas Raja murka Putri kesayangan nya di perlakukan kayak gitu.

aku suka, suka bgt bab ini, kalau gak malam gini baca sambil bilang yes yes yes gak ditahan bisa kenceng suara ku, sayangnya dah mlm bacanya hehe

makasih author yg baik hati dan tidak sombong 🙏🫰
werenacopuys_
gak sabar ngeliat nyaa 😼
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!