Bercerita tentang seorang anak laki laki sederhana yang bernama Eric yang di tinggal kedua orang tuanya dari kecil, dan kini ia sudah beranjak SMA, dia tidak tau tentang percintaan, mampukah Eric mendapatkan cinta wanita idaman sekolah itu dan mendapatkan cinta pertamanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kazumifx, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Masalah
"Bella kamu baru kenapa sama Alvin? tanya Hana sang mama
"iyaa, dia kelas 12." ucap Bella
"akhir akhir ini, kamu sering di deketin cowo ya." ucap Robert sang ayah.
Mereka sedang makan malam sembari mengobrol. Di tambah lagi, sebenarnya Bella sudah beberapa kali di tembak oleh cowo cowo di sekolah, namun selalu ia tolak karena hanya mengincar kecantikan nya saja.
Dia melihat sosok Eric yang berbeda dengan laki laki lain, seperti biasa saja ketika melihat Bella, karena itu dia lebih mau berteman dengan Eric ketimbang laki laki lain.
Sementara Alvin dan 3 temannya yaitu Kevin, Wildan dan Noah sedang mengobrol di cafe
"lu tau, anak itu masih ngelunjak." ucap Alvino
"siapa? Sih anak sepeda itu?" ucap Wildan
"iya, masih berani beraninya dia deketin Bella, padahal udah gue larang keras." ucap Alvin mengepalkan tangannya.
"besok Minggu kan, kita coret sekolah ga sih terus cantumin nama dia." ucap Kevin.
"ide lama tapi baru sekarang." ucap Noah
"besok, kita lakuin." ucap Alvino
Ke esokan hari nya, Alvin dan 3 temannya sudah berkumpul di tempat yang sudah di janjikan, mereka pergi ke sekolah bersama dan masuk lewat jalan pintas di belakang sekolah.
Mereka sudah sampai di tempat dimana tembok itu akan di coret dengan tulisan 'aku benci orang orang di sekolah ini' lalu mencantumkan nama Eric.
Alvin sengaja memilih tempat yang sering di lewati semua siswa.
"sini biar gue aja yang coret." ucap Alvino
Setelah selesai menulis kata di tembok dan mencantumkan nama Eric, mereka cepat cepat pergi dari sekolah agar tidak ada yang melihatnya.
"rasain lu." ucap Alvin
Sementara di toko Eric, ia sedang santai karena pelanggan hari ini tidak cukup banyak. Perasaan nya mengganjal, firasatnya mengatakan akan ada sesuatu terjadi.
"perasaan kok gaenak gini ya." ucap Eric
"ah mungkin cuma perasaan biasa ini mah." ucap Eric yang lanjut bersih bersih meja pelanggan.
Hari sudah malam, Eric menuju tempat tidurnya untuk tidur karena besok harus sekolah, namun firasat nya masih aja menganggu nya sehingga ia tidak bisa tertidur di malam itu.
Hari sudah pagi dan Eric tidak tidur sama sekali, berjalan kaki sambil sempoyongan.
"parah banget sampe ga tidur, mana hari ini ujian semester 1 lagi." ucap Eric
"oy bro, mau ikut bareng ga " ucap Ari yang tiba tiba muncul menggunakan sepeda motor nya.
"ah makasih ri"
"hari ini ujian semester 1 kan, kok lu lemes gitu." tanya Ari
"hmmmm"
"lu kenapa kalo ada masalah bilang sama gue." ucap Ari
"hmmmmm"
"buset dah nih anak kek gaada jawaban yang lain apa." ucap Ari
Mereka sudah sampai di sekolah, saat masuk ke gerbang Eric mendapatkan tatapan sinis dari semua murid.
"kok dia masih berani ya datang ke sekolah"
"iya nih gatau malu"
"kalo gue sih malu tuh"
Semua murid berbisik dan melihat sinis ke arah Eric. Ari yang heran kenapa semua murid menatap Eric seperti itu, tiba tiba ada kepala sekolah datang menghampiri Eric dan Ari.
"tunggu sebentar, kamu Eric kan?." ucap kepala sekolah itu
"hmmm"
"woi kepala sekolah itu woi" ucap Ari yang menyenggol perut Eric menggunakan sikut.
"ah iya pak saya Eric, maaf barusan saya sedikit melamun." ucap Eric kaget.
"ikut bapak keruang kepsek "
Eric kaget karena tiba tiba ia disuruh ikut ke ruang kepsek, Ari yang masih menatap heran apa yang terjadi sebenarnya.
"woi ri, ikut gue lu" ucap salah satu teman kelas Ari
Temen sekelasnya Ari menunjukkan tulisan yang ada di tembok sekolah, Ari serentak kaget karena tulisan itu tercantum nama Eric, Ari sempat tidak mempercayai nya, namun bukti sudah ada karena alat yang digunakan untuk mencoret tembok itu ada di bangkunya Eric.
Kemaren, Wildan tidak langsung lari keluar bersama Alvino dan yang lain nya, ia kalah menghampiri kelas Eric dan menyimpan alat itu di bawah meja nya Eric, karena Wildan tau tempat duduk Eric.
"anu maaf pak, ada apa ya" ucap Eric
"kamu menulis tulisan ini kan di tembok sekolah" ucap kepala sekolah sembari melihatkan foto.
"heh?saya ga ngelakuin itu pak sumpah" ucap Eric yang kaget melihat foto tembok itu.
"jangan bohong"
"beneran pak, sumpah saya ga ngelakuin itu semuanya."
"kalo kamu ga jujur, kamu ga akan saya ikut buat ujian semester 1 ini"
"t-tapi pak,saya beneran ga ngelakuin itu." ucap Eric dengan nada pelan sambil menunduk.
"Eric, kamu bapa skors"
"pak? Saya beneran gatau pak"
"kamu boleh pulang, dan untuk selama ujian, kamu ga boleh ke sekolah " ucap kepala sekolah dengan tegas.
"tapi pak...."
"tidak ada tapi tapian, sekarang pulang lah dari pada kamu saya keluarkan dari sekolah ini"
Eric keluar dari ruangan kepala sekolah dengan perasaan yang hancur, ia tidak tau kesialan apa yang datang kepada dirinya. Di tambah lagi Bella yang kaget mendengar kabar tentang Eric.
Bella melihat ke arah jendela dan melihat Eric yang menggendong tas menuju keluar gerbang, ia ingin mengejar nya, namun ujian akan segera di mulai.
Jam istirahat pertama telah di mulai, Bella mengambil handphone nya dan menelpon Eric.
"angkat pliss Eric"
"halo bel?" ucap Eric di sebrang telepon
"halo Eric, hey tolong bilang kalo kamu ga ngelakuin ini semua " ucap Bella
"aku ga ngelakuin itu bel" ucap Eric dengan nada lemas.
"aku percaya sama kamu, aku tau kamu orangnya bukan kayak gitu"
"makasih bel, untuk sekarang biarin aku sendiri dulu." ucap Eric yang langsung mematikan telepon nya.
"Eric?halo Eric? Kok malah di matiin sih"
"bel udahlah ngapain ngurusin anak gajelas itu, ayo ke kantin." ucap Kiren
"iyaa bel, lagian kamu ini kenapa sih, suka ya sama cowo aneh itu, mending sama Alvin " ucap Cindy temen kelas nya Bella.
Alvin tiba di kelas nya Bella, seperti biasa, ia akan mengajak Bella untuk makan bersama.
"kak Alvin, ada apa kak" ucap Cindy
"saya kesini mau ngajak Bella ke kantin" ucap Alvino dengan senyuman nya
"maaf kak, saya ga laper jadi kak Alvin ke kantin sendiri aja" ucap Bella
"gitu ya, yaudah gapapa, nanti pulang saya anterin ya bel." ucap Alvino sembari berjalan keluar kelas.
"tuh kata aku juga apa bel, mending sama kak Alvin aja, udah ganteng perhatian lagi" ucap Cindy.
Bella yang tidak menghiraukan perkataan Cindy, ia hanya menunduk dan memegang handphone nya itu.
Ujian hari pertama sudah selesai, semua murid beres beres dan bersiap untuk pulang, saat semua murid bubar meninggalkan kelas, Alvino sudah menunggu di gerbang sekolah menggunakan sepeda motor nya. Hari ini Alvin. Memakai motor nya agar lebih dekat dengan Bella.
Bella menurut dan naik ke sepeda motor nya Alvin.
"kamu kenapa bel" ucap Alvino sembari mengemudikan motor nya.
"gapapa"
Saat ini, Eric sedang menenangkan pikiran nya dengan jalan jalan, secara tidak sengaja, Bella yang di kendarai Alvin melewati Eric, dan Bella melirik ke arah Eric begitupun Eric yang melirik ke arah Bella.