Arrabella terbangun dan statusnya sudah menjadi istri seorang pria. Yang Ella tahu, dia menghadiri acara pernikahan sahabatnya, tapi dia tidak mengingat kejadian selanjutnya sama sekali.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon author Yura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 3
"Aku tidak...."
"Pergi! Jangan pernah mendekati ataupun masuk kedalam ruangan ini lagi!" Jason mendorong tubuh Ella hingga gadis itu terjatuh.
Ella ketakutan melihat kemarahan Jason. Tiba-tiba Ine datang dan langsung memarahi Ella.
"Kau...! Sudah ku katakan untuk jangan mendekati ruangan ini. Kenapa kau nekat masuk kedalamnya?!"
Ella menatap bingung Ine. "Bukankah tadi kau yang–"
"Sudah, jangan membantah! Sekarang ikut aku, budak!" seru Ine.
Ine langsung menarik paksa Ella pergi dari sana. Ini memang sudah di rencanakan nya. Dia begitu iri melihat Ella yang mendapatkan perlakuan berbeda dari Jason. Apalagi kamar yang Ella tempati adalah kamar yang begitu besar dan mewah, padahal Ella hanya seorang budak saja.
Jason yang melihat Ine menarik Ella dengan kasar hanya diam saja. Dia terlalu sensitif ketika barang-barang miliknya ada yang menyentuh tanpa seizinnya.
***
Di ruangan lainnya, Ine mendorong tubuh Ella hingga Ella terjatuh. Ella ingin melawan, perlakuan Ine yang buruk padanya. Namun, saat ini tubuhnya terasa begitu lemah. Ella belum makan sejak pagi.
"Kau itu hanya seorang budak, jangan pernah berpikir kau bisa menjadi seorang ratu. Kau itu bahkan lebih rendah dariku!" Ine tersenyum sinis.
'dia pelayan di rumah ini, tapi sikapnya benar-benar melebihi seorang atasan. Bahkan pelayan di rumahku saja tak seangkuh dia,' gumam Ella dalam hati.
Tiba-tiba matanya berkunang-kunang, tangannya gemetar menahan rasa lapar yang sejak tadi melandanya.
Dengan teganya, Ine langsung pergi dan mengunci Ella di dalam ruangan yang mirip dengan gudang itu. Ine tertawa puas melihat penderitaan Ella.
Jason memasuki bathroom dan mengguyur tubuhnya dengan air dingin untuk mendinginkan otaknya. Dia memejamkan matanya sejenak, merasakan tetesan air yang menerpa kepalanya. Tiba-tiba bayangan ketika dirinya mendorong Ella kembali terlintas.
Jason segera menyelesaikan acara mandinya. Pria itu mengganti pakaiannya dengan pakaian santai. Dia duduk sebentar di tempat tidurnya dan meraih laci di sebelah tempat tidurnya untuk membukanya.
Jason mengambil sesuatu dari sana. Sebuah pigura foto yang selalu di simpan nya. Pigura itu selalu ia pandangi sebelum dirinya tidur.
"Lexa, sebenarnya kau pergi kemana? Kau tahu dengan baik jika aku sangat sulit hidup tanpamu," ucap Jason. Dia lalu kembali menaruh foto itu kedalam laci kembali.
Alexa adalah kekasih Jason yang menghilang tepat di hari pertunangannya dulu. Jason sudah mencari kemanapun, namun dia tak menemukan jejak kekasihnya itu. Sampai saat ini, Jason masih berharap jika suatu saat Alexa akan kembali.
Jason kembali teringat dengan Ella. Dia pergi ke kamar Ella. Jason akan memperingati Ella kembali agar gadis itu tak menyentuh apapun miliknya.
Jason langsung menerobos masuk dan memanggil nama Ella dengan suara memenuhi kamar Ella. Namun sang pemilik kamar tak di temukannya.
"Kemana gadis itu pergi? Jangan-jangan dia mencoba kabur dariku?" Jason langsung turun kebawah dan memanggil seluruh pelayan.
"Kalian cepat cari dimana Ella berada!" titah Jason ketika para pelayan sudah berkumpul. Jason juga menyuruh penjaga yang ada di gerbang rumah agar lebih jeli lagi.
"Baik, Tuan." Para pelayan itu langsung mencari dimana Ella berada. Sementara Ine langsung menghampiri Jason. Dia ingin memberitahu Jason jika dia mengunci Ella di gudang. Ine yakin Jason akan sangat senang, karena yang Ine tahu, Jason begitu membenci Ella.
Jason heran melihat Ine yang malah tetap berada di sana dan tidak melakukan perintahnya.
"Kenapa masih disini, Ine? Cepat cari dimana Ella sekarang!"
"Anda tidak perlu khawatir, Tuan. Saya tahu dimana budak itu saat ini," ucap Ine.
Jason mengerutkan keningnya. "Budak?"
"Ya, Tuan. Bukankah Ella hanyalah seorang budak? Saya tahu dimana dia sekarang," ucap Ine lagi.
Jason tak pernah mengatakan kepada para pelayan jika Ella adalah budak. Dan itu membuat Jason heran pada Ine yang mengatakan Ella adalah budak.
"Tunjukkan dimana dia sekarang!"
Ine tersenyum dan segera menunjukkan dimana Ella berada.
Jason mengerutkan keningnya ketika Ine mengajaknya ke gudang rumahnya. "Kenapa Kau malah mengajakku kemari, Ine? Aku menyuruhmu untuk menunjukkan dimana Ella saat ini, apa kau mau main-main denganku?!"
"Saya tidak berani, Tuan. Budak itu memang berada di sini Tuan. Saya sudah menguncinya di gudang karena dia sudah membuat Tuan Jason marah tadi." Ine menjelaskan.
Jason langsung menatap tajam Ine. "Berani sekali kau melakukannya tanpa persetujuan dariku!" bentak Jason. "Cepat buka pintunya!"
"Ba-baik, Tuan." Ine tidak tahu apa yang salah. Bukankah Ella hanyalah seorang budak?, begitulah yang ada di pikiran Ine.
Dengan tangan gemetar, Ine segera membuka pintu gudang itu.
Ketika pintu terbuka, Ella sudah tergeletak dengan begitu lemah di atas lantai. Jason terkejut melihatnya, begitu juga dengan Ine. Ine teringat jika Ella belum makan seharian.
Jason langsung menghampiri Ella dan mengangkat tubuh Ella segera, membawanya kedalam kamarnya.
"Sial! Kenapa kau begitu merepotkan ku?" Jason menggerutu. Dia melihat bibir Ella yang begitu pucat.
Jason langsung menghubungi dokter untuk segera datang.
Jason juga memberikan hukuman pada Ine karena sudah berbuat seenaknya tanpa persetujuan darinya. Jason ingin memecat Ine, namun mengingat Ine adalah anak dari almarhum pengasuhnya dulu, Jason mengurungkannya.
***
Dokter datang dengan cepat dan memeriksa kondisi Ella. Setelah pemeriksaan, dokter memberikan diagnosis bahwa Ella mengalami kelelahan dan dehidrasi akibat tidak makan dan minum sejak pagi.
"Dia membutuhkan istirahat dan nutrisi yang cukup. Pastikan dia mendapatkan makanan yang baik dan cukup minum," ucap dokter.
Jason mendengarkan dengan serius. Meskipun dia masih merasa kesal pada Ella, namun melihat kondisi gadis itu membuatnya merasa khawatir.
Setelah dokter pergi, Jason menginstruksikan para pelayan untuk memberikan makanan dan minuman yang baik kepada Ella. Dia tetap memantau dari kejauhan.
Ella tersadar pelan. Dia merasa pusing dan melihat sekeliling yang begitu asing. Kemudian, dia menyadari bahwa dia berada di kamar yang sangat mewah. Pikirannya melayang pada kejadian sebelumnya.
"Apa yang terjadi?" gumam Ella. Dia meraba kepalanya yang masih terasa pusing. "Kenapa aku di sini?"
Jason masuk ke kamar dengan wajah serius. "Kau telah membuatku khawatir. Bagaimana bisa kau tidak makan seharian?"
Ella menatap Jason dengan tatapan kosong. "Apa yang terjadi padaku? Mengapa aku di sini?"
Jason menarik nafas dalam-dalam. "Kau telah kelelahan dan dehidrasi. Dokter sudah memeriksamu. Sekarang, makanlah."
Ella masih merasa bingung, tapi dia mengikuti perintah Jason. Dia makan dengan lambat, merasakan setiap gigitan makanan yang masuk ke mulutnya. Tubuhnya terasa lelah, tapi perasaan lapar yang memenuhi perutnya membuatnya terus makan.
Setelah selesai makan, Jason kembali menatap serius pada Ella. "Kau harus mematuhi peraturan di rumah ini. Jangan membuatku khawatir lagi."
Ella menunduk, merasa tidak punya pilihan. "Aku tidak tahu apa yang terjadi. Semuanya begitu cepat."
Jason mengangguk. "Kau masih perlu beradaptasi dengan keadaan ini. Tapi ingat, kau adalah istriku sekarang. Jangan mencoba melawan atau melarikan diri."
Ella merasa tertekan dengan pernyataan Jason. Dia merenung sejenak, mencoba mencari cara untuk mengatasi situasi yang sulit ini.
Beberapa hari berlalu, Ella terus menjalani kehidupannya di rumah Jason. Dia melakukan tugas-tugas rumah tangga dan menuruti setiap perintah Jason. Meskipun begitu, dia terus mencari cara untuk keluar dari situasi ini.
Suatu malam, ketika Jason sedang bekerja di kantornya, Ella mencoba membuka pintu kamarnya yang selalu terkunci. Dia meraba-raba laci tempat Jason menyimpan kunci, dan dengan hati-hati, dia berhasil membukanya.
Ella keluar dari kamarnya dan berjalan pelan menuju pintu depan. Dia berharap bisa keluar dari rumah ini tanpa diketahui Jason atau pelayan lainnya.
Namun, ketika Ella mencapai pintu depan, tiba-tiba Ine muncul dari kegelapan. "Kau mau ke mana, budak?"
Ella terkejut dan panik. "Aku hanya ingin berjalan-jalan sebentar di luar."
"Ini adalah rumah Tuan Jason, bukan tempatmu untuk berjalan-jalan seenaknya. Kembalilah ke kamarmu!" Ine mengancam.
Ella merasa frustasi. Upaya untuk kabur kali ini gagal. Dia kembali ke kamarnya dengan langkah lesu.
Jason yang tiba-tiba muncul di koridor melihat kejadian tersebut. "Apa yang kau lakukan, Ella?"
Ella menatap Jason dengan ketakutan. "Aku hanya ingin berjalan-jalan sebentar di luar, Tuan."
Jason menghela nafas. "Kau tidak bisa keluar begitu saja. Ingat, aturannya harus diikuti. Jangan membuatku mengambil tindakan lebih keras."
Ella menunduk, merasa semakin terjebak dalam situasi yang sulit ini. Dia merindukan kebebasannya, tapi tampaknya tidak ada jalan keluar yang mudah.