Cerita romansa mantan kekasih yang masih terhubung meski hubungan keduanya telah kandas. Akankah kebersamaan mereka sejalan atau hanya kenangan? Akankah berakhir di pernikahan atau datang sebagai tamu undangan?
Inilah cerita tentang kisah klise Regan dan Nahla. Dua manusia yang dipertemukan di bumi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itsmeriseee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Beralih peran
Keduanya memilih diam menikmati perjalanan. Regan menyetir dengan santai di iringi lagu dari Mahen berjudul pura-pura lupa.
Nahla menghembuskan napas pelan saat lagu tersebut di putar. Menatap jendela melihat rintik hujan membasahi kaca. Mobil berhenti di lampu merah, Nahla melirik Regan yang sedang fokus menatap layar handphone-nya. Sepertinya hanya Nahla yang merasa canggung disini. Regan terlihat seperti biasa seolah tidak pernah terjadi apa-apa di antara keduanya.
...Pernah aku jatuh hati...
...Padamu sepenuh hati...
...Hidup pun akan kuberi...
...Apapun kan ku lakui...
Mungkin untuk Regan, kisah mereka hanya sebatas cinta monyet yang tidak perlu berlarut-larut hanyut dalam kenangan. Benar, hanya saja tidak untuk Nahla.
...Tapi tak pernah ku bermimpi...
...Kau tinggalkan aku pergi...
...Tanpa tahu rasa ini...
...Ingin rasa ku membenci...
Ingin sekali Nahla bersikap seperti itu. Pura-pura lupa pada keadaan dari pada Nahla bermain sendiri di dalamnya.
...Tiba tiba kamu datang...
...Saat kau telah dengan dia...
...Semakin hancur hatiku...
...Jangan datang lagi cinta...
...Bagaimana aku bisa lupa...
...Padahal kau tahu keadaannya...
...Kau bukanlah untukku...
Nahla memilih untuk memejamkan mata menyandarkan kepala ke jendela. Merasakan mobil kembali berjalan. Matanya terbuka sedikit melihat suara lembut Regan mengayun di telinga. Ternyata laki-laki itu sedang menjawab telpon.
...Jangan lagi rindu cinta...
...Ku tak mau ada yang terluka...
...Bahagiakan dia aku tak apa...
...Biar aku yang pura pura lupa...
Tidak lama percakapan itu terdengar, Regan mengakhiri sambungan telpon kemudian meletakkan handphone agar fokus menyentir. Namun sialnya mata Nahla melihat wallpaper handphone Regan.
Segera Nahla membuang wajahnya. Tubuhnya bergetar. Meski hanya sekilas, Nahla bisa melihat dalam foto tersebut Regan bersama seorang perempuan, keduanya tampak bahagia.
Sakit. Nahla menggigit bibir bawahnya perih. Nahla mulai tidak nyaman, namun harus terjebak lagi di lampu merah.
"Kenapa? Mau ke toilet?" Tanya Regan melihat Nahla gelisah di tempat duduknya.
"Nggak, dingin aja."
"Ac mobil nggak gue nyalain," Regan memeriksa sekali lagi. "Emang cuacanya lagi hujan,"
Nahla mengangguk. "Masih lama?"
"Lumayan, sekitar dua puluh menit lagi." Regan kembali mengemudi. "Lo mau cari sarapan?"
"Nggak. Gue mau cepat sampai ke kosan aja," Bahkan Nahla tidak sadar ada foto keduanya tergantung di dekat kaca mobil depan.
Regan mengangguk. Tidak ada percakapan lagi sampai akhirnya tiba di tempat tujuan. Keduanya keluar bersamaan. Nahla melihat sekeliling, hujan sudah redah, sinar matahari mulai terlihat meski hanya sedikit.
Ada sebuah bangunan dua tingkat yang di kelilingi pagar hitam dengan banner di atasnya Kosan Anes. Bangunannya bagus dan terawat menurut Nahla, meski sedikit jauh tapi lingkungannya tidak seram seperti yang Regan katakan. Dan juga banyak orang berjualan di depan gang, tempat yang strategis.
Regan menyerahkan koper Nahla. "Mau gue antar sampai ke dalam? Cowok boleh masuk?"
"Nggak, sampai sini aja," Nahla tersenyum kecil.
Regan mengangguk. "Kalau gitu gue pulang, kalau ada apa-apa lo bisa telpon gue,"
"Jarak rumah lo dari sini jauh?"
"Sekitar empat puluh lima menit, tapi gue nggak tinggal di rumah. Lo keluar gang terus lihat gedung tepat di depan universitas, itu apartemen gue."
"Kita beda kelas,"
Keduanya tertawa renyah. "Beda, gue kan dua tahun lebih tua dari lo."
"Itu maksudnya,"
"Ya udah, gue pulang," Kata Regan mengetuk pelan kepala Nahla. "Kalau mau main ke apartemen kasih tau aja, nanti gue jemput."
"Nggak." Bantah Nahla cepat.
"Mulai kotor pikiran lo," Regan tertawa geli. "Soalnya banyak banget cucian di apartemen, kali aja lo berminat atau secara sukarela gitu,"
"Dih," Keduanya tertawa. "Sana pergi, thanks," Nahla melambaikan tangan.
"Gue boleh saran nggak?" Tanya Regan sebelum masuk ke mobil.
"Apa?"
"Pakaian lo terlalu terbuka, gue nggak suka lihatnya. Jangan buat pikiran cowok berkelana, Na. Iya kalau mereka nggak punya niat jahat. Jangan pancing sesuatu yang lo nggak tahu. Gue bilang ini karena kita sudah seperti keluarga."
"Keluarga?" Nahla mengerutkan kening. Menunggu jawaban Regan.
"Em, lo udah gue anggap adik gue sendiri."
ceritain aja ttg persiapan pernikahan mereka serta ujian² nya/Good/
Bikin penasaran aja
Giliran up paling cuma 2 bab doang, eehh vakum lagi 2 bulan 🤭🤭