Seorang wanita masuk ke dalam novel yang ia sebut sampah, dirinya sangat tidak menyangka jika ia akan memerankan karakter utama yang sangat bodoh dan naif karena cinta.
oleh karena itu, dia bertekad untuk mengubah takdir dari tuan putri yang tubuhnya tengah ia tempati.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rini Wulandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lyra Emerald
" Anda adalah Lyra Emerald, Putri kerajaan Emerald,yang mulia." Ujar Tara.
Deg!.
Nita menutup mulutnya tak percaya,ia ternyata masuk ke dalam novel yang membuatnya kesal karena mengetahui akhir ceritanya.
Lyra memang seorang putri, namun dia adalah anak haram Baginda raja dengan seorang wanita yang telah meninggal ketika melahirkan Lyra ke dunia.
Lyra sedari kecil tak pernah mendapatkan perhatian dan kepedulian dari Baginda raja,ia selalu mengerjakan apapun sendiri karena tak ada pelayan yang mau melayaninya.
Namun barulah setelah beranjak remaja. Lyra mendapatkan seorang pelayan baru yang mau melayaninya dengan sepenuh hati, siapa lagi jika bukan Tara.
Putra mahkota yang merupakan kakak laki-laki Lyra tak pernah menunjukan sikap ingin dekat dengan Lyra sejak kecil, ketika Lyra mencoba mendekati sang kakak , dia malah didorong untuk menjauh.
Dan sejak saat itulah Lyra tak pernah lagi mencoba untuk bisa akrab dengan kakak bahkan ayahnya.
Lyra bahkan terima-terima saja ketika di perlakukan buruk oleh pelayan, bahkan ketika Tara ingin mengadukan para pelayan itu Lyra selalu menghalangi Tara, karena dia tak ingin dirinya di sebut hanya pencari perhatian.
' sungguh malang sekali kisah putri ini, dan sekarang aku malah menjadi dia.' Nita merasa begitu lemas mengetahui kenyataan nya.
' tunggu, ini belum awal cerita karena aku belum bertemu dengan bajinga* itu.' pikir Nita.
" Yang mulia, apa anda yakin jika anda baik-baik saja?." Ujar Tara yang merasa khawatir.
" Tenang saja Tara, saya baik-baik saja."
" Benarkah?, tidakkah anda mau saya panggilkan tabib kerajaan untuk memeriksa kondisi anda."
" Jangan!. Aku benar-benar dalam keadaan baik,mungkin aku hanya perlu beristirahat sebentar." Ucap Nita.
" Baik lah yang mulia, silahkan anda istirahat yang cukup . saya akan kembali mengerjakan pekerjaan saya." Pamit Tara.
Setelah Tara keluar dari kamarnya, Nita tengah berfikir dan merencanakan apa yang akan ia lakukan untuk kedepan nya, ia benar-benar tak mau jika harus dihukum mati karena ulah bajinga* itu.
" Baiklah Lyra, aku akan mengubah alur cerita yang sampah ini menjadi alur yang jauh lebih baik." Gumam Nita.
Untuk memudahkan pembaca, selanjutnya kita akan memanggil Nita dengan nama Lyra untuk seterusnya.
Sore harinya, Lyra yang lelah karena telah tiduran seharian memilih untuk membuka jendela dan menikmati angin sore yang menerpa wajahnya.
" Tak kusangka aku akan menjadi pengangguran seperti ini." Ucap Lyra.
Karena biasanya,saat di sore hari seperti ini. dia sedang macet-macetan dengan banyak orang yang naik kereta untuk pulang.
Lyra memutuskan untuk keluar dan jalan-jalan ke taman, dia begitu kagum melihat taman kerajaan yang begitu indah dan penuh dengan banyak jenis bunga.
" Yang mulia, anda sedang apa di sini. Bukankah anda harusnya beristirahat." Ujar tukang kebun.
" Aku bosan di kamar, jadi jalan-jalan saja di sekitar sini." Ucap Lyra.
" Saya sudah mendengar kejadian yang menimpa anda yang mulia, saya benar-benar minta maaf karena saya tidak bisa menolong anda." Ujar tukang kebun dengan perasaan bersalah.
" Tak apa paman,anda dan Tara kan sedang punya urusan yang lebih penting." Ucap Lyra.
Tukang kebun tersebut adalah ayah dari Tara, beberapa hari yang Lalu keduanya mendapatkan kabar jika ibu Tara jatuh sakit. Tanpa pikir panjang keduanya langsung mengajukan izin selama beberapa hari kepada kepala pelayan untuk bisa pulang ke rumah.
" Justru saya sangat berterimakasih karena anda dan Tara sudah selalu menjaga dan membela saya." Ucap Lyra.
" Anda adalah orang yang baik yang mulia putri, semoga kebahagiaan segera menghampiri anda." Ujar tukang kebun.
Lyra tersenyum sebagai balasan nya.
Like+komen nya bolehhh dong...