Jika di kehidupan sebelumnya Rania sangat mencintai suaminya, maka di kehidupan kali ini Rania akan mengabaikan suaminya.
Suami di kehidupan sebelumnya yang di rumor kan menjalin hubungan dengan seorang pria.
Akibat rumor yang terus berkembang tersebut lah Rania harus mengalami kecelakaan hingga meninggal di tempat dan kemudian mengulang kehidupan nya kembali ketiga tahun sebelumnya.
yukk jangan lupa di baca sampe tamat yaaa📍📍📍
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Devi chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3. Sesuatu yang Salah
"Bagaimana kabar anda, Nona Rania?" tanya Mr. George yang kini tengah duduk berhadapan dengan Rania di sebuah resto elit yang telah Rania reservasi.
"Kabar saya sangat baik paman George. Anda sendiri mengetahui dengan baik jika berkaitan dengan saya kan, paman? Bagaimana kabar perusahaan mendiang papa yang paman kelola di Belanda?" Tanya Rania dengan memainkan gelas yang berisi penuh dengan jus jeruk.
"Semua masih aman, Nona. Sesuai amanat mendiang Tuan Lim, nasib perusahaan akan saya alihkan sepenuhnya kepada Nona jika Nona Rania sudah siap sepenuhnya. Namun perusahaan tidak boleh Anda jual apa pun yang terjadi," jawab George tangan kanan orang kepercayaan mendiang papa Rania.
Jika dulu Rania menjual perusahaan mendiang papanya dengan cuma-cuma hanya demi Suga, namun berbeda dengan sekarang.
Dirinya tak ingin terpuruk seorang diri tanpa ada yang membantu seperti di kehidupan masa depan kelam yang pernah di laluinya.
"Baiklah, paman. Saya sesekali akan bertolak ke Belanda jika memang sangat di butuhkan perusahaan. Namun jangan terlalu mendadak untuk penjadwalan karena penerbangan Indonesia menuju ke Belanda memerlukan banyak waktu. Untuk meeting sehari-hari kita lakukan saja memalui online," balas Rania dengan sangat yakin.
Dikehidupan kali ini, Rania ingin melakukan hal-hal baik sebisa mungkin.
"Oh ya paman, jika suatu hari terjadi sesuatu terhadapku ... bolehkah saya meminta tolong kepada paman selaku orang kepercayaan mendiang keluarga kami?" tanya Rania yang kini menatap sendu paman yang sedari kecil menjaganya tersebut.
"Apa pun yang Nona inginkan, saya akan berusaha sekuat tenaga untuk mengabulkan nya," jawab Paman George dengan menatap aneh Nona mudanya tersebut.
"Jika terjadi sesuatu denganku, tolong bawalah anak ku kelak untuk kembali ke negara asal mendiang papaku. Jadikan dia sebagai pewaris ku dan jangan sampai anakku jatuh ke tangan orang yang salah," pinta Rania dengan menahan air matanya agar hatinya tidak semakin tersakiti mengingat bagaimana kehidupan anak yang telah di tinggalkan nya.
"Baiklah Nona, jaga kesehatan dan diri Nona. Jika terjadi sesuatu katakan saja kepada saya tanpa sungkan sedikit pun. Saya akan tetap memberikan pengawal bayangan kepada Nona dan jangan pernah menolaknya lagi," jawab Paman George dengan di balas Rania dengan anggukan kecil.
Setelah pertemuan keduanya, Rania segera bergegas kembali ke mansion milik suaminya tersebut.
Memindahkan barang-barang miliknya yang ada di dalam kamar pribadi Suga ke kamar yang lain.
"Nyonya, bagaimana jika Tuan Suga marah kalau mengetahui Nyonya kini telah memilih berpisah ranjang bahkan kamar?" Tanya Miura pelayan pribadi Rania di kediaman suaminya tersebut.
"Sudahlah nanti biarkan diriku yang menangani nya jika memang Suga tidak memperbolehkan nya. Toh juga Suga sangat sibuk. Aku hanya ingin berganti suasana saja, Miura. Aku hanya ingin memberinya ruang privasi, begitu juga dengan ku. Kembali lah, aku lelah seharian dan sedang tidak ingin di ganggu oleh siapa pun," jawab Rania dengan memberikan perintah kepada pelayan pribadi nya agar segera keluar dari dalam kamar barunya tersebut.
Sejujurnya Rania memilih untuk memiliki kamar pribadi sendiri karena dirinya takut jika berada di dalam satu kamar yang sama dengan Suga di saat suaminya tersebut kembali dalam keadaan mabuk.
Di kehidupan nya yang dulu, Suga akan menggila jika dalam keadaan mabuk. Suaminya tersebut akan terus meracau jika dirinya adalah pria normal dan terus menggaulinya sepanjang malam akibat rumor yang beredar hingga Rania kerap jatuh pingsan karena tidak tahan menghadapi kegilaan suaminya tersebut.
"Cepatlah berikan aku anak agar mereka semua tidak terus meremehkanku dan ini semua adalah akibat yang harus kamu tanggung bersama karena perbuatanmu yang gila itu! Berikan aku anak-anak yang banyak," racau Suga di kehidupan yang pernah di laluinya dengan melampiaskan segalanya terhadap Rania.
Rania yang kala itu begitu tergila-gila dengan Suga hanya mampu pasrah walaupun rasanya sudah tidak lagi mampu hanya untuk sekedar bangun di pagi harinya.
"Betapa bodohnya aku yang dulu," ucap Rania dengan segera mengunci pintu kamar yang kini dirinya tempati.
Merebahkan tubuhnya diatas kasur yang begitu empuk yang tak lama kemudian dirinya pun jatuh ke dalam tidurnya.
Disisi lain, Suga yang telah tiba dimansion segera kembali ke kamar pribadinya. Membersihkan diri dan segera menuju ke ruang kerja.
Menilik beberapa berkas namun pikiran nya terasa ada sesuatu yang salah.
"Apa yang salah ya?" Gumam Suga sambil terus membaca beberapa email penting yang masuk.
Hingga pekerjaan nya selesai ia tangani pun dirinya masih tidak mampu mengingat sesuatu yang salah tersebut.
"Sudah larut malam. Sebaiknya aku lekas mengistirahatkan tubuhku," ujar Suga dengan segera kembali ke kamar tidurnya.
"Lelah sekali hari ini," ucap Suga sebelum dirinya benar-benar tertidur seorang diri.