NovelToon NovelToon
Midnight Rain

Midnight Rain

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Kaya Raya / Angst / Romansa / Roman-Angst Mafia
Popularitas:7.1k
Nilai: 5
Nama Author: AYZY

Pada mulanya, sebuah payung kecil yang melindunginya dari tetesan hujan, kini berubah menjadi sebuah sangkar. Kapankah ia akan terlepas dari itu semua?



Credits:

Cover from Naver

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AYZY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Why? 'Cause I Love You So Much

Sepersekian detik, pisau kecil yang ada di tangannya mendarat di atas pot bunga yang berada di sudut ruangan-tak jauh dari meja kami, pria yang ada di depanku itu yang melemparnya. Aku terdiam kaku di tempat, mendapati Andrew dengan wajah marah dan tanpa dosa hampir membuatku celaka. Dia melempar pisau itu dengan kecepatan tinggi, jika saja aku bergerak sedikit saja ke kanan, maka pisau itu sudah pasti akan mengenai tubuhku.

Karena tidak tahan melihat wajahnya yang menegang, aku menundukkan kepala, bersiap-siap untuk menerima apapun reaksinya, atau apapun yang akan dia lakukan padaku, aku sudah pasrah.

"Don't you dare say that again!" ucapnya penuh dengan penekanan.

Aku mendengar suara kursi yang berderit.

Saat, mendongakkan kepala, aku melihatnya berjalan dengan langkah lebar menuju pintu keluar. Aku tetap duduk terdiam di tempat saat orang-orang mulai berbisik-bisik sambil melihat ke arahku.

"Nona, Anda baik-baik saja?"

Tak lama kemudian, dua pelayan dengan seragam hitam putih datang sembari membawa troli mirip rak piring yang kosong. Salah satu di antara mereka datang untuk mengambil pisau yang tertancap di atas pot, dan yang lainnya membereskan piring dan gelas-gelas kosong yang berada di atas meja.

"Saya baik-baik saja," ucapku lirih. Sejujurnya aku tidak bisa mengendalikan perasaanku sekarang ini, aku merasa sangat bersalah padanya. Tapi kukira, itu adalah satu-satunya jalan keluar bagiku maupun dia mengenai hubungan ini yang sudah seperti di ujung tanduk.

"Apa ada yang perlu saya bantu, Nona?"

Aku segera menggelengkan kepala. "Tidak perlu, saya akan segera pergi!"

Pelayan wanita itu segera memundurkan tubuhnya ke belakang, memberiku sedikit akses untuk keluar.

"Kalau begitu, hati-hati di jalan, Nona!"

Aku menganggukkan kepala dan segera melangkahkan kaki secepat yang aku bisa.

Saat melewati beberapa meja, aku dapat mendengar suara mereka. Mereka bukanlah orang yang aku kenali, tapi dapat dipastikan bahwa mereka adalah orang-orang kaya di lihat dari cara berpakaian dan barang-barang yang mereka bawa.

"Dia kasihan sekali!"

"Apakah pria yang baru saja keluar tadi adalah kekasihnya, atau suaminya?"

"Kurasa gadis itu hanya kekasih rahasianya."

"Apa tadi kau tidak melihat pria itu melempar pisau?"

Aku sudah terbiasa mendengar hal-hal seperti itu sebelumnya saat aku pergi keluar bersama Andrew. Namun, pria itu tidak pernah mengetahuinya sama sekali, karena orang-orang cenderung tidak berani berbicara tentangku di depan Andrew.

Saat aku berhasil melewati pintu kaca, aku segera disambut oleh embusan angin yang sangat kencang. Itu adalah efek dari angin laut yang ada di depan sana. Di depan restoran berbintang lima ini, ada sebuah jalan beraspal mulus yang di seberangnya terdapat lautan lepas yang sangat luas. Beberapa pohon palm-palman tumbuh di sekitar area jalan tersebut.

Aku kembali berjalan saat angin kembali berembus, sontak aku mengeratkan mantel untuk menghalau cuaca dingin, yang seketika itu membuatku teringat padanya. Coat milik Andrew ini, bagaimana caraku supaya bisa mengembalikannya?

Dia pasti masih marah padaku. Kira-kira apa yang akan terjadi nantinya? Apakah dia tetap tidak akan mau melepaskanku?

Omong-omong, jarak restoran ini dengan rumahku cukup jauh, hampir delapan kilometer. Jika aku menggunakan Taxi, biayanya akan sangat mahal, sedangkan aku tidak membawa cukup uang. Oleh karena itu, sembari terus berjalan kaki, aku mulai membuka aplikasi peta di dalam ponsel untuk mencari halte terdekat.

Aku terus menggeser layar ponsel ke atas dan ke bawah untuk menelusuri jalur, untuk menemukan sebuah halte bus di tepi laut itu sebenarnya terdengar sangat mustahil. Kalaupun ada, itu pasti akan sangat jauh.

Seperti perkiraanku sebelumnya, di sini memang tidak ada halte. Aku menghela napas, kemudian mengedarkan pandang ke sepenjuru tempat. Sangat sepi, tidak ada satu orangpun yang terlihat berlalu lalang di depan restoran yang halamannya sangat luas ini, kecuali beberapa mobil yang berlalu lalang menuju basement dan sebaliknya.

Saat berjalan cukup lama, aku menemukan sebuah kursi lengkap dengan meja kecil yang kosong. Untuk sementara, aku memutuskan untuk beristirahat di sana sembari memikirkan langkah apa yang sebaiknya aku ambil.

Setelah mendapatkan posisi duduk yang nyaman, aku segera meletakkan tas selempang serta ponselku di atas meja kecil bercat putih. Karena tidak ada seorangpun yang berada di beranda restoran ini, aku segera mengangkat sebelah kakiku sedikit ke atas untuk melepas high heels yang aku kenakan. Ini adalah sepatu yang aku beli satu tahun yang lalu. Aku jarang memakainya, jadi sepatu ini masih sangat terlihat baru, meskipun ada beberapa bagian yang sudah lecet. Saat aku berhasil melepas kedua sepatu berhak tinggi itu, aku merasa sangat lega. Kedua sepatu itu membuat kakiku terasa sangat sakit, bahkan tumitku sampai mengalami pendarahan kecil di ujungnya. Hah ... aku tidak peduli, aku tidak punya waktu untuk mengobatinya karena terlalu bingung sekaligus khawatir. Aku sangat takut berada di sini seorang diri.

"Apa aku harus memesan Taxi?" gumamku pada diriku sendiri.

Sejujurnya, aku terlihat sangat mengenaskan malam ini. Duduk seorang diri dengan coat milik seorang pria yang melingkari tubuhku, sepasang sepatu berhak tinggi yang sudah terlepas, jika orang lain yang melihatnya, pasti mereka mengira aku sudah gila.

Setelah mempertimbangkan berbagai hal, aku memutuskan untuk pergi ke halte terdekat yang jaraknya hampir 2 km dari sini. Sebelum itu, aku menyempatkan diri untuk melihat pemandangan laut yang ada di depan sana. Laut itu tampak sedikit terang berkat cahaya lampu perkotaan dan cahaya bulan yang memantul di atasnya.

Di saat angan-anganku sedang terbang melayang bersamaan dengan bintang dan bulan yang ada di atas sana, aku merasakan ada sebuah tangan hangat yang menyentuh tumit kakiku. Aku terkejut setengah mati saat membuka mata dan melihat siapa yang saat ini tengah bersimpuh di depanku.

"Andrew?"

Dia sama sekali tidak mengangkat kepalanya dan fokus melakukan apa yang akan dia lakukan saat ini. Di sebelahnya, aku melihat sebuah kotak berisi obat-obatan yang entah datangnya dari mana. Apa dia baru saja membelikannya untukku?"

"Apa yang akan kau lakukan, sudah biar aku saja!"

Andrew menyentak tanganku saat aku hendak meraih botol air mineral yang hendak ia buka, sepertinya dia masih marah, jadi lebih baik aku diam dan membiarkan melakukan apapun yang dia mau.

Aku merasakan ada sesuatu yang dingin menyentuh tumit kakiku, Andrew baru saja menumpahkan isi botol air mineral tersebut di atas kakiku, menyebabkan luka lecet yang aku dapatkan terasa perih. Refleks aku memegang kedua bahunya yang bidang saat ia mulai menyentuh tumitku dengan jemari tangannya sendiri.

"Akh!"

"Shh, shut up!"

Aku mengatupkan mulutku dengan terpaksa. Apa dia tidak tahu betapa perihnya saat air dingin itu mengenai luka yang ada di kakiku?

Saat sudah selesai membersihkannya, dia mulai membuka botol antiseptik. Aku melihatnya merawat lukaku dengan telaten. Ini aneh, aku merasakan sesuatu yang aneh di dalam hatiku saat dia menyentuh kakiku seperti ini.

"Andrew, apa kau pergi untuk membawa obat untukku?"

Andrew tak menjawab. Dia justru mulai meraup kakiku dengan kencang dan meneteskan obat antiseptik di bagian yang lecet.

"Ah, Andrew pelan-pelan!" Aku meremas bahunya dengan sangat kencang, aku tidak terbiasa dengan pengobatan semacam ini meskipun itu adalah pertolongan pertama.

Aku memejamkan mata, mencoba untuk menahan rasa sakit yang melanda di sekitar kedua tumit kakiku saat ini.

"Ini hanya luka kecil," katanya dengan tenang.

Atau mungkin reaksiku saja yang terlalu berlebihan. Saat ia sudah selesai mengobati kakiku, ia membereskan obat tersebut kembali ke dalam kotak P3K. Kemudian, ia berdiri untuk meletakkan kotak tersebut di atas meja.

Aku segera memakai tas selempangku kembali dan meraih sepatuku yang tergeletak begitu saja di atas ubin keramik bewarna kelabu.

"Terimakasih, Andrew-"

Dia menolehkan kepalanya dan menatapku dengan raut wajah tak terbaca. Ia melihatku dari atas sampai bawah, membuatku merasa tidak nyaman.

"Aku akan pergi ke halte, dan terimakasih untuk makan malamnya hari ini!"

Entah kenapa, setelah mengatakannya aku merasa dia semakin kesal padaku. Rahangnya mengeras, ia sedikit mengerutkan keningnya menandakan bahwa dia memang benar-benar sedang tidak dalam kondisi yang baik.

Tiba-tiba saja Andrew menyerahkan kotak obat tersebut padaku dan berkata, "I'll take you!"

"Tidak perlu An-"

"To the bus stop, right? Where do you think I'll take you, huh?"

"Oh..." Aku mengangguk-anggukkan kepala, "jadi, soal yang tadi ...." Aku membelalakkan mata kemudian setelah sadar dengan apa yang telah aku katakan. Aku tidak sadar telah mengatakannya dan perkataan itu keluar begitu saja dari dalam mulutku.

Sontak, jantungku berdetak dengan sangat kencang. Aku takut, aku takut dia akan marah dan menyakitiku seperti yang dia lakukan padaku dulu. Aku terlalu takut saat ini bahkan untuk bergerak.

Saat menundukkan kepala, aku mendengar suara langkah sepatu yang berjalan mendekatiku. Tidak butuh waktu lama, Andrew sudah ada di hadapanku. Pria itu mencengkeram wajahku dengan jari-jemarinya yang panjang dan juga dingin. Aku dipaksa untuk mendongak untuk melihat wajahnya yang jauh lebih tinggi dariku. Cengkeramannya begitu kuat, hingga membuatku merasakan sakit dan pedih yang teramat sangat.

"Jika kau membenciku, katakan saja. Jangan mencari-cari alasan lain untuk mencoba pergi dariku!"

Mataku berkaca-kaca, aku tidak tahu mengapa aku begitu sangat rapuh mengenai perasaan.

"Kau tidak tahu apa yang aku rasakan, An ... Andrew, hiks!"

Sial, aku menangis. Aku tidak ingin begini, akan tetapi air mata bukanlah sesuatu yang mudah dikendalikan. Karena sudah terlanjur, aku meluapkan seluruh perasaanku begitu saja. Aku tidak mempedulikan lagi telapak kakiku yang kedinginan karena menyentuh ubin tanpa alas kaki, aku juga tidak mempedulikan orang-orang yang mulai melihat kondisiku saat ini.

"Why?" Andrew melepas tangannya, ia berkata setelah beberapa saat. Segera setelah itu, aku mengusap wajahku untuk menghapus air mata yang mengalir.

"Be-cause ..."

"What?"

"Cause I love you so much!!"

...CHAPTER END...

1
🌸Ar_Vi🌸
lanjuut..
N~ma
bagus banget ceritanya
AYZY: /Heart/
total 1 replies
N~ma
updatenya langsung double donk author
leann
bagus banget kak ceritanya 😭😭
leann
/Smile/
leann
kenapa tu bwang
leann
waduh waduh
chaeeryyy
lanjutt
Ayaya38
next
Asma'ul Khusnah
Kpan lagi update kak?
AYZY: sabar sabar, lagi nulis ini
total 1 replies
🌸Ar_Vi🌸
kamu bisa jadi lebih baik stella.. tujuan andrew supaya kamu bisa berdiri sendiri..
AYZY: /Facepalm//Grin//Scream/
total 1 replies
🌸Ar_Vi🌸
ahhh.. lamaaaa...
tapi sukaaa.. gimana dong..
boleh banyak2 dong up nya..
/Kiss//Kiss/
AYZY: sabar sabar sabar
total 1 replies
🌸Ar_Vi🌸
laaahh.. kok gitu.. di eksekusi langsung stella nya.. /Chuckle/
AYZY: gua yang deg degan /Drowsy/
total 1 replies
🌸Ar_Vi🌸
lanjuut..
🌸Ar_Vi🌸
rumit keknya ya thor..
saran aja nih.. kalau buat cerita misteri, updatenya sehari 3 x.. supaya pembacanya ga kentang.. /Chuckle//Kiss/
AYZY: lagi sakit kepala 😣😭
🌸Ar_Vi🌸: semangat kakak.. /Applaud/
total 3 replies
🌸Ar_Vi🌸
selowww banget ya ceritanya.../Bye-Bye/
AYZY: wkwk gimana, lanjut nggak
total 1 replies
AYZY
jika kamu tidak akan melakukan apa pun malam ini, bagaimana kalau kamu melakukan sesuatu untukku?
AYZY
kalau aku tak datang siapa yang bisa menggantikanku ya?
AYZY
sepanjang waktu aku menunggumu untuk memintaku ikut denganmu. karena aku hanya ingin mendengarnya darimu
AYZY
Aku baru saja bangun, ada apa?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!