Delanta Elman seorang pembisnis yang tidak peduli dengan pernikahan. Baginya kehidupan pernikahan begitu memuakkan dengan masa lalunya yang kelam. Delanta pernah menikah akan tetapi dia memilih menceraikan istrinya di sebabkan istri selingkuh dengan sahabatnya sendiri. Hal itu membuat Delanta menganggap bahwa wanita tidak berguna dalam hidupnya.
Sebuah peristiwa terjadi dan tidak terduga...
Penasaran, mari kita saksikan 🤭
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aloha_Zahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3 - Murka
🍃Jika menyukai tulisan ini like dan comment ya, thanks 🍃
Delan Elman masih sibuk dengan pekerjaannya, hingga dia melupakan keinginan nya untuk bertemu Alena.
Bahkan, makan pun dia tidak memiliki kesempatan. Tanpa sengaja pertemuan yang tidak sengaja pun terjadi di antara kedua nya.
Beberapa jam yang lalu.
Alena membujuk papa nya dan abang-abang nya dalam panggilan video, mereka semua kompak tidak memberi akses untuk Alena keluar dari rumah.
Hingga Alena melihatkan sisi lemah ketiga laki-laki yang sangat mencintainya.
📱"Jika kalian semua tidak mengabulkan permintaan ku, Alena akan langsung kabur saja," ucap Alena bernada kesal.
📱"Jangan suka mengancam begitu, kami semua sayang Alena, semua seperti itu karena kami sayang Alena makanya kami semua overprotektif dengan kamu," ucap Abang Al.
📱"Ya sudah, biar Abang El saja jemput Alena, mau pergi kemana? biar Abang tanggung jawab," ucap Abang El dengan tersenyum.
📱"Bagaimana dengan pekerjaan mu di cafe?" tanya papa.
📱"Ya berjalan seperti biasa papa, kami juga sudah breafing ," ucap Abang El.
📱"Bagaimana diizinkan ya? Abang El, aku siap-siap dulu ya, kita mall oke," ucap Alena langsung mematikan panggilan video.
Di saat bersamaan El di introgasi sama papa dan Abang Al.
📱"Jaga Alena dengan baik," ucap papa.
📱"Jangan sampai terjadi apapun, kalau sesuatu terjadi, Abang sendiri yang akan menggantung mu di tiang rumah," ucap Abang Al dengan nada mengancam.
📱"Iya-iya, aku off dulu, bye bye Abang Al dan papa," ucap El menutup panggilan nya.
Abang Al dan papa Alster pun melanjutkan aktivitas mereka masing-masing. Hingga keduanya berbicara di ruangan yang sama.
"Papa, apakah yakin El bisa menjaga Alena?" tanya Abang Al.
"Papa juga tidak yakin sih, tapi apa boleh buatkan? Alena juga ingin keluar, kita juga tidak bisa terus mengekang selalu di kamar," ucap papa Alster.
"Iya juga sih papa, yaa sudah Al kembali ke ruangan ya papa," ucap Abang Al.
"Oke," ucap papa.
Di tempat berbeda
Delan menyelesaikan tugasnya dan berkeliling mall, untuk melihat perputaran uang yang dihasilkannya. Delanta Elman yang memiliki mall tersebut sehingga banyak sekali wanita yang menginginkan nya setelah dia menjadi duda.
Akan tetapi Delan menolak mentah-mentah tawaran orang tua atau kakeknya untuk menikah kembali. Alasannya karena wanita merepotkan.
Saat Delan sedang asyik ngobrol dengan para pegawai di sebuah pakaian ternama, dia melihat sosok Alena bersama Abang El. Delan menatap dengan senyuman sinisnya.
"Jodoh selalu datang di waktu yang tak terduga," batin Delan.
El dan Alena berkeliling dengan gembiranya, seolah-olah Alena seperti anak kecil yang hanya melihat saja.
"Alena, adakah barang yang ingin kamu lihat dan beli?" tanya Abang El.
"Tidak ada, aku hanya ingin keliling dan bermain di tempat itu (menunjuk ke sebuah wahana permainan) dan juga melihat ke toko buku," jawab Alena.
"Baiklah, kita akan kesana, tapi tolong perlahan Alena nanti kamu nabrak seseorang," ucap Abang El mengingatkan.
Hal yang terduga pun terjadi, Alena menabrak Delanta Elman di saat itu keduanya saling terkejut. El langsung menemui adiknya Alena.
"Maafkan adik saya menabrak anda," ucap El menarik adiknya.
"Maaf ya om, Alena tidak sengaja," ucap Alena dengan wajah polos.
"Tidak masalah, El apakah ini adik kandung kamu?" tanya Delan.
El bingung dengan ucapan Delanta tersebut, sehingga dia pun bertanya.
"Anda siapa?" tanya El.
"Begini saja, apakah kalian berdua bersedia untuk kita bicara di restoran dan kita makan?" tanya Delan.
El melirik ke adiknya seperti sebuah kode.
"Boleh sih, tapi sebentar saja ya om," ucap Alena.
Mereka pun berjalan menuju restoran. Alena yang pura-pura polos langsung mengomel dengan dirinya sendiri.
"Aduh, bagaimana ini? om ini kan yang bertemu di kamar hotel yang ribut dengan istrinya, dan juga aku yang menghempaskan tubuhnya ke lantai," batin Alena.
Sesampainya mereka pun menyantap makanan tersebut. El dan Delan pun berbicara, sedangkan Alena lebih memilih diam.
"Bagaimana kabar anda Alena setelah beberapa bulan lamanya?" tanya Delan.
"Maksud anda apa? apakah anda mengenal adik saya sebelumnya? dan juga apakah kita saling mengenal," tanya El bingung.
"Saya kakak tingkat mu dulu, yang selalu kamu bantu, bertubuh besar dan gemuk, perkenalkan saya Delanta Elman," ucap Delan menyodorkan tangannya.
"Serius, pembisnis terkenal itu, wah ini sesuatu banget, saya bisa banyak belajar dengan anda," ucap El terpesona.
"Dengan senang hati saya akan membantu," ucap Delan.
Alena masih saja diam dan tidak memperdulikan keduanya berbicara, hingga Delan sendiri yang berbicara.
"Alena, apakah tidak adw yang ingin anda katakan pada saya?" tanya Delan menatap Alena yang membuang wajah.
Alena pun memasang wajah tersenyum dan menjawab.
"Haha, menjawab apa sih om? kita saja baru mengenal disini," ucap Alena tersenyum.
"Sebentar Alena, Abang ke toilet dulu ya, kebelet banget, Abang Delan tolong jaga adik saya," ucap El langsung pergi ke toilet.
"Ok bang," ucap Alena.
Alena pun langsung terdiam dan setelah menjawab abangnya dan tidak menjawab pertanyaan Delan. Delan hanya tersenyum dengan sikap pura-pura polos Alena. Di saat keduanya menikmati makanan dan minuman, datanglah mantan istri Delan.
"Oh ini pacar baru kamu ya!!, mantan suami," ucap Dea dengan intonasi tegas.
" Mengapa kamjmu ada disini?" tanya Delan.
"Saya ingin membalas dendam dengan anda, kenapa anda menghancurkan Alfin dengan perusahaan nya?" ucap Dea geram.
"Saya tidak ada urusannya dengan Alfin, dan juga harusnya kamu bertanya pada permasalahan yang sebenarnya," ucap Delan.
"Aku tidak akan diam begitu saja, hei wanita muda, jangan sampai kamu pacaran dengan duda seperti dia," ucap Dea menunjuk wajah Delan.
Alena diam saja dan tidak memperdulikan, Delan hanya tersenyum melihat sikap Alena yang acuh tak acuh.
"Anda berbicara dengan saya," ucap Alena.
"Haa, dasar ya kamu pikir Delan akan menikahi mu karena muda dan kamu pikir apakah Delan akan memberikan kamu hartanya, jangan pernah berpikir kalau bisa lari maka larilah sekarang," ucap Dea.
"Saya tidak tahu dengan anda, dan saya tidak ada urusan dengan anda maupun Om Delan," ucap Alena.
"Tunggu!!!, bukankah kamu wanita yang membawa makanan di kamar hotel beberapa bulan yang lalu," ucap Dea.
"Haha, ternyata kalian jatuh cinta pada pandangan pertama," ucap Dea tertawa.
"Dea!!! cukup," ucap Delan murka.
"Jawab," ucap Dea dengan penuh arahan pada Alena.
El yang melihat dari kejauhan ingin melihat apa yang akan dilakukan sang adik.
Saat itu juga Delan ingin memukul Dea, Alena pun memegang tangan Delan dan berkata.
"Om, jangan kotori tangan Om untuk memukul mantan istrimu, dan untuk anda saya pikir sebaiknya anda pergi, karena anda mempermalukan diri anda sendiri," ucap Alena berbicara di telinga Dea.
Dea pun langsung memandang sekeliling, dia pun pergi begitu saja dengan penuh kekesalan yang masih belum terselesaikan. Alena pun kembali duduk dan menyantap makanannya, seolah-olah tidak terjadi apapun.
Delan makin jatuh cinta dengan sikap wanita muda yang ada di hadapannya. El pun datang menuju tempat meja mereka makan.
Setelah selesai, El pamitan dengan Delan dan mereka menukar nomor ponsel masing-masing. Alena masih dengan sikap cueknya.
Di perjalanan....
🍃 Bersambung 🍃
"Luapkan emosi mu di tempat yang aman, jangan menyalahkan dirimu ataupun keadaan, tapi berpikir rasional dengan menggunakan logika jangan memakai emosi," Author- Aloha_Zahra.
🌹 untukmu thor