NovelToon NovelToon
JANGAN KELUAR MAGRIB

JANGAN KELUAR MAGRIB

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Spiritual / Duda / Tumbal
Popularitas:256.2k
Nilai: 4.7
Nama Author: Desy kirana

Lintang yang baru pulang ke kampung halamannya setelah 2 tahun merantau ke kota menjadi baby sitter merasakan kampungnya sangat mencekam. Ia melihat sosok mahluk menyeramkan saat Maghrib karena tidak percaya dengan cerita Doni bahwa kampungnya sedang terjadi teror oleh hantu Seruni.
Siapa Seruni sebenarnya, mengapa ia meneror warga kampung Sedap Malam?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy kirana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3

Sekitar pukul 7 pagi Doni bersiap untuk mengantarkan Lintang menuju ke rumah orang tuanya. Lintang merasa takut keluar rumah karena di depan rumah Doni terdapat beberapa warga yang sedang menjemur kopi di halaman rumah mereka.

"Ada apa?" tanya Doni ketika keluar dari kamar, ia heran melihat Lintang yang berdiri di balik jendela. Lintang menatap Doni yang sudah rapih menggunakan jaket kulit dan juga celana jeans berwarna hitam. Lintang terpesona melihat ketampanan Doni, baru kali ini ia menyadari jika Doni ternyata sangat tampan. Karena tidak mendapatkan jawaban, Doni mengibaskan tangannya di depan wajah Lintang.

"Hei, kenapa diam saja. kenapa kau mengintip?" Tanya Doni penasaran dan mendekati Lintang, Doni mengungkung tubuh Lintang yang berada di belakang jendela dan ikut melihat ke luar melalui jendela.

"Emm, aku takut mereka berpikir buruk tentangku!" ucap Lintang sambil menahan nafasnya, jantungnya berdetak kencang karena wajahnya berada tepat di depan dada Doni. Ia bisa menghirup aroma maskulin dari parfum yang Doni pakai.

"Kalau begitu kau pakai jaket milikku ini, lalu memakai helm." Doni melepaskan jaket kulit miliknya dan memasangkan helm sport miliknya pada Lintang. Lintang menatap wajah tegas Doni yang ternyata sangat tampan jika di lihat dari dekat. Lintang benar-benar menahan nafasnya karena sangat gugup.

"Sudah, sekarang kita keluar." Doni mengajak Lintang keluar rumah dan membawa tas Lintang, ia menuju ruangan yang berada di sebelah rumahnya dan mengeluarkan motor sport miliknya.

"Mau berangkat Don,?" tanya salah seorang ibu yang sedang menggelar kopi di depan rumahnya. Doni menunggangi motornya dan menoleh kearah ibu tersebut.

" Iya bude, sekalian mau nganter temen pulang, kemarin mau pulang udah kesorean!" Ucap Doni sambil tersenyum. Matanya menatap kearah Lintang dan memberikan kode dengan kepalanya agar Lintang naik keatas motornya.

"Mari bude!" pamit Doni sambil melakukan motornya. "Ya, hati-hati." Seru wanita tua tersebut. Doni menganggukkan kepalanya dan melambaikan tangannya. Ia melajukan motornya menuju arah kerumah Lintang. Saat ada jalanan yang berlubang Doni tidak melihatnya dan mengerem mendadak hingga membuat Lingga tersentak dan memeluk pinggang Doni.

"Maaf, ada jalan berlubang aku nggak lihat." Jawab Doni sambil tersenyum, ia merasakan getaran yang aneh di dadanya ketika Lintang memeluknya tadi.

Setelah beberapa menit berkendara, Doni sudah sampai di depan kediaman orang tua Lintang. Lintang segera turun dari motor dan langsung berlari menuju kediaman orang tuanya.

"Bapak, ibuk!" Lintang mengetuk pintu kayu bercat putih tersebut namun tidak ada jawaban. Ia lalu duduk di kursi depan rumahnya karena lelah berdiri. Doni yang melihat Lintang dari atas motor tersenyum dan turun mendekati Lintang.

"Biasanya mereka sudah berangkat ke kebun untuk memetik kopi!" ucap Doni lalu duduk di sebelah Lintang. Lintang mengangguk membenarkan perkataan Doni.

"Iya kau benar, aku lupa kalau sekarang sedang musim kopi." Gumam Lintang pelan.

"Lintang, aku harus pergi bekerja sekarang. Kau tak apa kan jika aku tinggal sendirian?" Ucap Doni menatap Lintang di sebelahnya. Lintang mengangguk perlahan." Emm, nggak apa kok, kamu pergi aja." jawab Lintang meyakinkan Doni.

Doni masih duduk dan menatap Lintang, ia merasa khawatir. Doni tiba-tiba teringat sesuatu, ia mendelikkan matanya dan membuat Lintang heran. "Ada apa?" tanya Lintang penasaran.

"Lintang, aku baru ingat kemarin bapak mu bilang jika akan pergi ke desa sebelah, katanya anak dari kakak nya yang bernama Nilam menikah besok, jadi hari ini pagi-pagi sekali mereka berangkat kesana dan akan menginap, kemungkinan mereka akan pulang lusa." Ungkap Doni. Lintang memicingkan matanya.

"Benarkah yang kau katakan, mbak Nilam mau nikah? Jadi di rumah ini nggak ada orang dong." Lirih Lintang lemah dan menundukkan kepalanya.

Doni tersenyum melihat Lintang yang murung. "Mau aku antar ke sana?" Tawarnya. Lintang menggelengkan kepalanya lemah.

"Kau berangkat saja, nanti aku bisa kesana sendiri." jawab Lintang. Doni kembali tersenyum mendengar jawaban Lintang. "Oh ya, kau mau kesana naik apa? Kau tau perjalanan menuju kampung sebelah memakan waktu 2 jam dengan berjalan kaki, itupun jika melewati hutan di belakang sana. Kau tidak takut di makan hewan buas?"

Mendengar perkataan Doni Lintang menoleh dan menatap Doni yang tersenyum. "Nanti kau terlambat jika mengantarku kesana, lagi pula aku tidak terlalu akur dengan sepupuku itu. Aku tidak mau datang kesana, sebaiknya aku disini saja." ucap Lintang dengan helaan nafas panjang. Doni segera bangkit dari kursi dan menuju ke motornya.

"Baiklah jika kau ingin di bunuh oleh Seruni nanti malam, kau tunggu saja orang tuamu disini. kalau begitu aku pergi dulu. Kau lihat, di sekitar rumahmu tidak ada tetangga. Hanya ada rumahmu dan rumah kosong di sana." Ucap Doni sambil naik keatas motor nya. Ia memakai helm dan mulai menghidupkan mesin motornya. Lintang buru-buru bangkit dari kursi dan menahan tangan Doni.

"Aku harus bagaimana?" tanya Lintang dengan mata berkaca-kaca. Doni membuka kaca helmnya dan tersenyum. "Naik." Ucap Doni dengan gerakan kepalanya. Lintang masih terpaku dengan wajah menunduk dan air mata yang sudah tumpah.

"Hei, buruan naik, aku harus pergi bekerja." Titah Doni dengan nada tinggi karena Lintang hanya diam. Lintang tersentak dan langsung mengambil tasnya.

"Kita mau kemana?" Tanya Lintang ketika Doni mengendarai motornya menuju ke luar kampung.

"Kerja." jawab Doni singkat.

"Haah, aku ikut kamu kerja gitu?" Tanya Lintang penasaran. Doni memelankan laju motornya dan berbicara pada Lintang.

"Aku ada rapat penting pagi ini, kau tunggu aku di rumahku, malam ini aku harus lembur, jadi kita pulang besok pagi." terang Doni menjelaskan. Lintang hanya menghela nafasnya pelan.

"Kamu nggak mau macam-macamin aku kan." Tanya Lintang, jujur saja Lintang belum sepenuhnya mempercayai Doni karena mereka baru bertemu. Mendengar perkataan Lintang Doni tergelak.

"hahaha, memang ada tampang bajingan di wajahku ya?" tanya Doni sambil menghentikan laju motornya dan menolehkan wajahnya kebelakang. Lintang mengalihkan wajahnya kearah lain karena Doni menatapnya. Jantungnya berdegup karena di tatap oleh Doni. Doni tersenyum lalu kembali melajukan motornya.

.

Doni memarkirkan motornya di depan sebuah rumah mewah berlantai 2. Ia menarik tangan Lintang mengajaknya masuk. Seorang pelayan paruh baya membukakan pintu dan mengambil tas dari tangan Lintang.

"Aku harus pergi bekerja, kau tunggu di rumahku dulu ya. Kemungkinan aku tidak pulang malam ini, kau akan di temani bibik dan putrinya disini." Ucap Doni dengan tangannya masih menggandeng Lintang menuju lantai 2, ia membuka pintu sebuah kamar dan menunjukkannya pada Lintang.

"Kau istirahat saja di kamar ini. Aku pergi dulu." Kata Doni, lalu berpamitan untuk segera pergi. Lintang mengejar Doni yang akan menuruni tangga.

"Tunggu!" seru Lintang.

Mendengar seruan Lintang Doni menoleh dan menatap wanita bertubuh mungil tersebut.

"Ada apa?" Tanya Doni.

"Emm, kenapa nanti malam kau tidak pulang. Sebenarnya ini rumah siapa? Daan, kau bekerja sebagai apa?" tanya Lintang malu-malu. Doni tersenyum dan mendekati Lintang.

"Aku kan sudah katakan, banyak kerjaan yang harus aku kerjakan. Ini rumahku, dan aku seorang pemimpin perusahaan. Sudah jelas?" Ungkap Doni, ia tersenyum menatap Lintang yang terus tertunduk. Doni membelai pucuk kepala Lintang.

"Jika kau takut, aku akan usahakan pulang malam ini. Aku akan meminta bibik dan Rini menemanimu disini sampai aku pulang." Lintang menatap wajah Doni yang terlihat tulus, ia mengangguk dan tersenyum.

"Ya sudah, kau berangkat sekarang saja." Ucap Lintang.

1
Siti Masitoh
lintang kok bloon bangett..mo dinikahi Krn udh sering di garap kok gak mau..kan udh nikah bs tetep kuliah
aca
lintang murahan
aca
kn bner doni. pelakunya karena ingin membangkitkan arwah seruni
aca
doni pelakunya
aca
uda kuduga doni suami seruni
aca
doni suami nya seruni ya
aca
sok cantik lu lintang gadis kampung biasa nya gt
aca
sok sok an akirnya penakut/Curse//Curse//Curse/
Mamax Naura
waah cerita bgs seKali👍👍
Ira Resdiana
e lhah.. bukannya sdh tewas ya.. istrinya danu kan ya. ternyataaaaa...
Ira Resdiana
lintang ini pasti sasarannya..
Ira Resdiana
20T udh bukan 20M lg... hoooo... /Gosh/
Ira Resdiana
kirain mo icikiwir sambil nangis.. kan biasanya suka ga tau tempat, situasi dan kondisi /Shy/
Ira Resdiana
wkwkwkw emang sih.. pada akhirnya juga di kisah Pustu Tua andre ga kalah bejatnya sama doni
Ira Resdiana
kemaren katanya siap mati untuk mengungkap pembunuh istrinya...
Himawari
mngkinkah itu doni yg memakai jubah hitamm...
Poetri Ammor
makin seru
tse
ga dengerin omongnya intan sih...tp ko aku curiga jangan2 doni otak terornya dan lukisan di rumah doni itu lukisan seruni ya...
Ira Resdiana: akupun merasa kayak gt..
total 1 replies
Amara🍒⃞⃟🦅
Astaga thor ,aku bacanya universitas wikwikwik🤣
Aulia Zahra
LUCU BET ENDINGNYA. btw gmau buat cerita tentang Lutfhi kah???
Desy kirana: Nanti di pikirin usulnya ya kak😘😘
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!