MINIMAL KOMEN LAHHHH...
Arshlan, seorang murid dari SMA Tanah Abang yang ditemukan tak sadarkan diri dengan kepala yg pecah disebuah gang sempit dekat dg sekolahnya. dan ternyata yg telah menyerangnya ialah sahabatnya sendiri.
Usai kejadian itu terjadi sang sahabat bersama keluarganya menghilang dari kota dan diduga kabur dari kejaran polisi.
Saat Arshlan di larikan ke rumah sakit dokter telah mengusahakan untuk menyelamatkan nya, tetapi takdir berkata lain.
Ingin tahu lanjutannya?
yuk baca bersama di "Novel SYSTEM PENGUASA DAN BALAS DENDAM" karya Scorpio hanya di Noveltoon-Mangatoon
NOTE: NOVEL INI ADALAH LANJUTAN DARI AKUN PERTAMA KU YAITU "0701:)"
JADI KALAU ADA NOVEL YG SAMA SELAIN DI AKUN INI DAN "0701:)" ITU ADALAH JIPLAKAN DAN AKAN TERKENA SANKSI!!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Scorpion's, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3 :"Rumah Baru"
'Tok..tok..tok..'
"Permisi pak." ucap Arshlan sambil mengetuk pintu.
"Siapa?... Oh ternyata nak Arshlan, ada apa ya nak?" ucap seorang wanita paruh baya yang merupakan istri dari pak RW.
"Iya Bu. Pak RW nya apakah ada?" tanya Arshlan sopan.
"Ohh ada, kamu masuk dulu saja duduk di dalam." ucap wanita itu mempersilahkan Arshlan masuk.
Setelah menunggu beberapa saat, muncullah seorang pria paruh baya yg tersenyum ramah lalu duduk di depan Arshlan.
"Ku kira siapa, memang ada apa nak?. Apakah sudah waktunya membayar SPP sekolah?" tanya pria itu ramah. Ya sebenarnya selama ia di tinggal oleh kedua orangtuanya pak RW ini lah yg membiayai sekolahnya.
Bahkan Arshlan dulu sempat di ajak tinggal satu rumah dengannya, tetapi karena pak RW memiliki anak perempuan ia menolak ajakan pak RW.
"Tidak pak, sebenarnya saya berniat pindah karena saya baru saja mendapat rezeki banyak. Jadi saya mau pamit ke bapak sekalian saya mau memberi sedikit buah tangan." ucap Arshlan sambil menyodorkan kantung kertas di sampingnya.
"Kenapa kok repot repot begini, lagi pula bapak juga nggak keberatan kamu ada di sini kok." ucap pak RW menolak pemberian Arshlan.
"Tolong di terima pak, ini hanya sedikit hal yg bisa saya beri ke bapak. Lagipula kalaupun saya pindah saya janji sesekali mengunjungi bapak di sini." ucap Arshlan sedikit memaksa.
Karena paksaan dari Arshlan, pak RW pun akhirnya menerima kantung kertas itu dan terlihatlah si ibu RW yg datang sambil membawa dua gelas minuman.
"Ada apa pak?" tanya si ibu RW setelah menyodorkan kedua gelas berisi minuman hangat.
"Ini, katanya Arshlan mau pindah jadi minta izin dulu ke kita." ucap pak RW menjelaskan sambil meminum minuman yg dibawa oleh istrinya.
"Loh memang nya kenapa?, kalau ada masalah ngomong aja ke ibuk atau bapak. Kamu itu udah ibu anggap anak sendiri loh Arshlan." tanya ibu RW sedikit terkejut.
Mendengar penuturan ibu RW, hati Arshlan terasa hangat, karena setelah sepeninggal kedua orangtuanya pak RW dan ibu RW itu lah yg telah membantu serta menerimanya seperti anaknya sendiri.
"Tidak ada masalah kok bu, lagian Arshlan malah habis mendapat rezeki jadi Arshlan berniat pindah rumah yg sekiranya dekat dengan kota agar bisa mencari pekerjaan lebih mudah setelah lulus SMA" ucap Arshlan menjelaskan.
Arshlan serta kedua orang paruh baya itu akhirnya berbincang bincang hingga beberapa saat, setelah itu Arshlan pun di antar ke gubuk yg sebelumnya ia tinggali untuk mengemasi beberapa barangnya yg di anggap penting.
"Motormu bagus nak." Ucap pak RW setelah melihat motor yg di gunakan Arshlan.
"Syukur pak, ini salah satu rezeki yang saya dapat pak." ucap Arshlan menerangkan. Melihat Arshlan yg tidak berniat menceritakan asal usul rezeki yg dibicarakan pak RW pun hanya diam saja karena ia faham sifat Arshlan yg dikenal tidak neko neko (tidak macam macam) itu.
Setelah berpamitan Arshlan pun segera menuju perumahan Krystal untuk melihat rumah yg ia dapat dari system.
Setelah berkendara cukup jauh terlihatlah sebuah gerbang putih dg hiasan kaca berbentuk Krystal, dan di sampingnya jug terlihat tulisan bertuliskan 'Perumahan Krystal' Tetapi saat ia berniat untuk masuk ia di hadang oleh penjaga di sana.
"Berhenti, jika ingin masuk kamu harus ada izin dari salah satu pemilik rumah elit di sini." Ucap penjaga itu tegas.
"Sistem, tolong pindahkan kartu pengenal ku ke saku." gumam Arshlan dimana pria di hadapannya tidak bisa mendengar nya.
"Oh baiklah paman, sebentar" ucap Arshlan sambil merogoh saku bajunya dan ia pun mengeluarkan kartu emas berlogo Krystal putih dimana di bagian tengahnya samar samar terlihat angka satu.
Melihat kartu di tangan Arshlan, penjaga itu terlihat terkejut dan sesaat kemudian terlihat wajahnya ketakutan.
"Mohon maaf Tuan muda, saya yang bodoh karena tidak tahu jika anda adalah pemilik rumah termewah di perumahan ini."ucap penjaga itu meminta maaf dan terlihat takut.
"Tidak mengapa paman, toh itu juga tugas anda. Lagipula ini juga pertama kali nya saya ke sini karena rumah itu juga baru aku beli." ucap Arshlan menenangkan penjaga itu yang terlihat takut.
"Oh iya paman rumah nomor satu ada dimana ya?" tanya Arshlan
"Rumah anda merupakan rumah elit terbaik di perumahan ini jadi memiliki jalan khusus. Anda silahkan ikuti jalan arah kiri ini , rumah pertama yg merupakan rumah terluas dan termewah adalah tujuan anda." ucap penjaga itu mengarahkan.
"Oh baiklah paman , terimakasih saya pamit dulu."
"Iya tuan muda, silahkan." ucap penjaga itu sambil agak membungkuk.
Setelah berpamitan,Arshlan pun mengendarai motornya menuju arah yg ditunjukkan oleh penjaga gerbang tadi. Dan setelah berkendara beberapa menit terlihatlah sebuah bangunan megah berlantai tiga di hadapannya.
"Wah wah wah. Benarkah ini kalau ini rumahku?" tanya Arshlan saat melihat rumah di hadapannya yg terlihat mewah itu.
Setelah melihat lihat sekeliling, Arshlan pun mendekat ke arah scanning yg tersedia di depan gerbang dan Arshlan pun mengeluarkan kartu yg ia dapatkan dari sistem tadi lalu menempelkannya ke arah alat scan itu.
Setelah Arshlan menempelkan kartu nya, gerbang rumah di depannya pun mulai terbuka secara otomatis dan tanpa fikir panjang Arshlan pun langsung masuk dan menuju ke arah garasi.
Setelah memasukkan motornya, Arshlan pun berjalan menuju pintu utama. "Sistem, apa sandi rumahku?" tanya Arshlan saat melihat di bagian pintu terdapat sistem pertahanan berupa sandi masuk.
"Ding. Sandi rumah adalah 3-5-4-1-7-0-9 Tuan." jawab sistem. Arshlan pun mengetik sandi rumah yg telah di sebutkan oleh sistem.
'Cklak. Ting..' suara pintu terbuka dan dentingan bel rumah. Saat Arshlan memandang bagian dalam, ia pun terpesona melihat ruangan yg terlihat sedikit mewah tapi elegan yg terpampang di hadapannya.
"Sungguh elegan sekali rumah ini. Aku mengira ngira harganya setidaknya puluhan juta hanya untuk perabotan dan beberapa hiasan di ruangan ini." Ucap Arshlan berdecak kagum sambil terus melihat lihat di sekitarnya.
Setelah ia puas melihat lantai pertama, iapun berjalan menuju tangga untuk mencapai lantai ke dua. Di sana terdapat 2 kamar utama, satu bar kecil beserta beberapa permainan seperti ball pool, dll. Disana juga tersedia perpustakaan mini, tempat bersantai dan juga di bagian luar terlihat sebuah kolam. Ya kolam yg terdapat di lantai dua.
"Hei, apakah ini bercanda. Bagaimana bisa terdapat kolam renang di lantai dua, aku tidak bisa membayangkan si arsitek bisa memikirkan hal luar biasa seperti ini." ucap Arshlan kagum.
Setelah beberapa menit kemudian, Arshlan pun berjalan ke arah salah satu kamar utama yg sangat mewah dan membuka pintu kamar itu lalu memasukinya.
Setelah memasuki kamar nya, sekali lagi Arshlan dibuat kagum karena kemewahan nya bak kamar seorang Raja. Dibagian pojok kamar pun terlihat sebuah lemari kaca yg di dalamnya tersedia bermacam merk jam tangan serta sepatu ber merk mahal yg jika di kira kira harganya mencapai jutaan.
Setelah puas mengagumi kemewahan kamar serta melihat jam yg telah menunjukkan waktu sore, Arshlan pun memilih untuk membersihkan diri di kamar mandi.
Setelah mandi dan dalam keadaan masih menggunakan baju mandi Arshlan pun berbaring di atas kasur sambil menatap langit-langit seraya bergumam.
"Ayah, Ibu jika saja engkau bisa menikmati apa yang anakmu ini nikmati, sungguh aku akan benar benar merasa sangat bahagia.
Ayah..Ibu... Aku merindukanmu..." lirih Arshlan sambil menitikkan air mata nya serta menutup kedua matanya.
Sekilas Arshlan merasakan desiran angin lembut yg seolah membelai kedua pipinya, dan ia merasakan rasa yang sangat ia rindukan sejak ibunya meninggal. Belaian kasih sayang seorang Ibu......
jangan tidur yooo...!!!