Cerita ini mengisahkan tentang perjuangan pemuda berusia 15 tahun yang mempunyai bakat bermain pedang dan ilmu bela diri yang cukup tinggi dalam menyelamatkan desanya dari penindasan oknum tak bertanggung jawab. Setelah berhasil mendapatkan kebebasan untuk desanya, satu persatu fakta keluarganya terkuak. Dia juga menyadari bahwa Alavarez yang merupakan kepala keluarganya telah di sekap oleh oknum bernama Fikron untuk di jadikan tahanannya. Tidak ada yang tau dimana Fikron mengurung Alarez, bahkan Mijay dan Altan yang menyamar sebagai anak buah Fikron saja masih belum bisa menemukan keberadaan Alvarez. Zafer pemuda 15 tahun itu memutuskan untuk memulai misi penyelamatan Alvarez, dan bersiasat menghabisi rekan-rekan Fikron yang berada di Abu Dhabi dan Oman.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siska Tiara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
C25 : SALAH PAHAM
...𖣁 ࣪࣪ἨΛⱣⱣὙ ᖇ𝚬Λ𝐃𝐥ṆԌ 𖣁...
Perdebatan yang cukup panjang itu tetap membuat rektor kampus tidak mau menerima Jay. Jay yang tak punya cara lain, membius rektor kampus. Altan membantu Jay untuk memasukkannya ke dalam mobil lalu membawanya pergi. Zehra yang melihatnya terkejut dan segera ke parkiran untuk mengikuti mobil Jay. Sesampainya di markas Jay, mereka berdua membawa rektor kampus masuk ke dalam untuk di beri pelajaran.
"Hallu Umar. Rektor kampus bersama kami. Kau tau harus apa kan?" Ucap Jay dalam telfon tersebut. Umar mengangguk dan segera melakukan aksi penculikan terhadap istri dan anak rektor kampus. Umar tidak sendiri, dia di bantu oleh Naashir dan juga Athaar. Dalam rencana itu mereka memang di tugaskan Jay untuk bersiap-siap menangkap istri rektor dan anak rektor kampus yang masih bayi, jika rektor kampus menolak bekerja sama dengan Jay. Rektor kampus itu di ikat di sebuah kursi. Dan tak berselang lama. Istri maupun anak rektor itu juga sudah datang.
"Naashir, Athaar. Kalian berjaga di luar, " mereka berdua pergi keluar untuk berjaga-jaga.
"Sekarang apa rencana mu dik?" Tanya Veyna.
"Kita tunggu dia sadar, "
Zehra sudah sampai di markas itu. Dia sengaja memarkirkan mobilnya sedikit lebih jauh agar tidak ketahuan. Melihat adanya Naashir dan Athaar di luar membuat Zehra terpaksa memanjat pagar samping. Setelah berhasil melewati pagar tersebut, Zehra diam-diam mengintip dari kaca jendela. Dia sana dia melihat bukan hanya rektor kampus yang di sekap oleh Jay tapi juga ada istri maupun anak rektor kampus di sana.
Setelah cukup lama menunggu, akhirnya rektor kampus itu sadar. Seketika dia terkejut saat melihat istri dan anaknya juga berada di sana.
"MAU APA KALIAN? LEPASKAN ANAK DAN ISTRIKU, "
"Kau tidak mau anak dan istrimu dalam bahaya kan? Lalu kenapa kau tidak menerima ku untuk masuk di kampus itu?"
"Kau bisa masuk asal kau mau berlutut pada tuan Ghani, "
"Ck. Untuk apa?"
"Ku mohon mengertilah. Kampus itu sudah di pegang kendali olehnya. Tidak ada satu pun orang yang berani menentangnya, "
"Dengar kedatangan kami ke kota ini bukan sekedar ingin berkuliah. Tapi kami kesini untuk membebaskan para mahasiswa di kampus mu agar berhenti kecanduan pada obat-obatan terlarang. Selain itu juga kami ingin menyelamatkan kota ini dari kekuasaan Ghani maupun Carlos, "
"Kalian tidak akan bisa menghabisi mereka. Mereka adalah satu-satunya orang terkuat di kota ini, "
"Oh ya? Yang kuat hanya kekuasaannya saja. Jika kekuasaannya habis, emang dia masih kuat?"
"Tidak. Aku tidak akan pernah mau menerima mu di kampus ku. Jika tuan Ghani sampai tau dia akan menghancur universitas itu, " Jay kesal karena sudah di sekap pun rektor kampus ini masih tidak mau menerima nya di universitas itu. Jay meminta Umar untuk menyelesaikan anak dan istrinya. Umar lalu menodongkan pistol ke kepala istri rektor kampus, yang membuat Zehra terkejut sampai tak sengaja menjatuhkan vas bunga. Mendengar suara itu, Jay meminta Umar untuk mengeceknya.
"Siapa kau?" Ucap Umar saat melihat Zehra. Menyadari dirinya telah ketahuan, Zehra berusaha melarikan diri. Namun sial nya ia malah di kepung oleh Naashir dan Athaar yang ternyata juga mendengar suara pecahan vas bunga tadi. Mereka bertiga membawa Zehra ke hadapan Jay. Tentu kehadiran Zehra membuat Jay terkejut.
"Kau sedang apa di sini?" Tanya Jay yang menghampiri Zehra.
"Jangan mendekati ku, "
"Ada apa dengan mu?"
"Apa yang kau lakukan dengan rektor kampus kami? Dan kenapa kau ingin membunuh istri dan anaknya? Apa kau tidak punya hati, " Jay yang menyadari bahwa telah terjadi kesalahpahaman langsung membawa Zehra keluar dari markas mereka.
"Siapa dia?" Tanya Veyna.
"Istri kak Jay, " jawab Altan.
"Apa?"
"Em maksudku dia adik ipar nya paman Issam, "
...· . . · 𐙚· . . ·𐙚 · . . · 𐙚· . . ·𐙚 · . . · 𐙚· . . ·𐙚 · . . ·...
"Lepaskan tangan ku, " ucap Zehra yang menepis tangan Jay.
"Zehra tidak seharusnya kamu di sini, "
"Kenapa? Agar tindakan mu itu tidak aku ketahui begitu? Agar kau bisa berpura-pura seperti pria baik-baik dan mendekati keluarga ku. Ohh apa jangan-jangan kau mulai tertarik padaku kan?"
"Kau mendekati kakak ipar ku. Dan sekarang kau ingin masuk di kampus yang sama dengan ku agar bisa terus bertemu dengan ku. Bukan begitu? Ck. Cara mu sangat licik, "
"Apa maksud mu? Tertarik padamu? Kau bahkan bukan tipeku. Untuk apa aku membuang-buang waktu hanya untuk mengejar gadis seperti mu?"
"Dengar. Aku masih ada urusan yang harus aku selesaikan. Jika kau tidak pergi dari sini maka aku-"
"Maka apa? Kau ingin kau membunuhku? Silahkan saja jika kau berani, " Jay mulai mendekatinya perlahan-lahan yang membuat dirinya terkejut dan ikut perlahan mundur. "Jay kau mau apa?" Ucap Zehra yang mulai ketakutan saat Jay sudah semakin dekat dan kini memojokkannya di tembok. Hal tak yang di sangka Zehra adalah ketika wajah Jay mulai sedikit miring. Zehra mengepal tangannya dan memejamkan matanya. Dia pasrah jika Jay ingin melakukan sesuatu padanya. Namun rupanya, Jay hanya ingin mengambil daun kering yang tersangkut di helai rambut indah nya. Setelah menyadari bahwa Jay hanya ingin mengambil daun kering di rambutnya, Zehra membuka kedua matanya dan langsung mundur lebih jauh dari Jay.
"Apa kau mengira aku akan mencium mu?"
"Ti-tidak. Kau saja yang kepedean, " sahut Zehra. Jay kemudian mengeluarkan sebuah gelang dari saku celananya dan memberikan gelang itu pada Zehra.
"Ini gelang mu, "
"Woah. Makasih Jay. Aku tidak tau harus mencarinya di mana lagi kalau gelang ini sampai hilang, "
"Sama-sama, "
"Dengar. Aku tidak akan membunuh mereka. Aku hanya menjalankan tugas atas perintah kakak mu. Tidak ada tujuan lain. Aku mohon kau mengertilah, "
"Jadi ini atas perintah kakakku?"
"Iya, "
"Apa yang kalian rencanakan?"
"Aku akan menceritakannya nanti padamu. Tapi sekarang ada hal penting yang harus aku kerjakan, "
"Kau benar tidak ada niatan buruk?"
"TIdak Zehra. Aku bersumpah, "
"Baiklah. Aku akan pergi sekarang, " Zehra tersenyum lalu pergi meninggalkan Jay.
"Em Zehra, " panggil Jay.
"Ada apa Jay?"
"Jika kau tidak sibuk. Nanti malam kita bisa ketemu?"
"Ah tentu. Jam berapa? Biar aku tau kapan saatnya aku bersiap-siap, "
"Jam 8 malam, "
"Baiklah, " Zehra kemudian pergi ke mobilnya untuk segera pulang. Sementara Jay masuk ke dalam. Veyna memberitahu bahwa rektor itu siap memasukkannya di dalam kampus. Tapi sebagai imbalannya dia meminta keselamatan atas anak maupun istrinya. Jay menyetujui permintaan rektor kampus. Istri dan anak rektor kampus di kirim ke luar negeri dan di jaga oleh empat polisi khusus selama di luar negeri atas perintah Veyna.
