NovelToon NovelToon
Sepucuk Surat

Sepucuk Surat

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Tamat / Konflik etika / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Keluarga
Popularitas:34k
Nilai: 5
Nama Author: rahma qolayuby

"Patah hati yang menyakitkan itu, ketika kita menunggu ketidakpastian."

(Sinta Putri Adam)

---------------------------------------------------------------------------

Tidak ada cinta. Namun, anehnya ku sematkan dia di setiap doa ku.
Lucu bukan? tapi itulah kenyataannya.

Enam tahun, ku jaga hati untuk dia yang dulu datang dengan janji manis. Memberikan sepucuk surat cinta dan cincin sebagai tanda ikatan. Hingga hari, di mana berjalan dengan cepat, kami bertemu. Namun, enam jam aku menunggu seperti orang bodoh, dia tidak datang. Jika sudah begini kemana harapan itu pergi. Aku kecewa, sakit, dan merasa bodoh.

"Aku membenci mu Muhamad Farel Al-hakim."

"Aku membencimu."

Ikutin kisahnya yuk hu...

IG: Rahma Qolayuby

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rahma qolayuby, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3. Dua hari lagi?

... Saat Ini ...

Senyum indah menghiasi wajah Sinta. Kebahagiaan terlihat begitu jelas di wajahnya. Hari ini adalah hari di mana Sinta mendapatkan sertifikat resmi gelar seorang dokter.

Empat tahun kuliah kedokteran. Dua tahun masa percobaan di sebuah rumah sakit rekomendasi dari kampus. Kini, Sinta berhasil menjadi dokter spesialis bedah.

Cita-cita dengan penuh perjuangan dan keringat. Tidaklah mudah bagi Sinta hadapi. Apalagi satu-satunya menjadi sanggah bagi ke empat belas adiknya.

Sinta Putri Adam yang tumbuh di rumah Adam Hawa (Panti asuhan) bersama keempat belas anak yatim piatu lainnya. Semua sudah Sinta anggap sebagai adiknya sendiri.

Sinta menjadi patokan, panutan yang adik-adik contoh. Mereka semua menyayangi Sinta. Saling melindungi dan menjaga.

Dengan semangat Sinta membawa mobilnya meninggalkan rumah sakit tempat ia bekerja. Sebelum pulang, Sinta mampir ke sebuah restoran.

"Selamat sore, mba Sinta?"

Sapa tukang parkir yang sudah mengenal Sinta cukup lama. Sinta tersenyum pada mas parkir. Sinta memang gadis murah senyum dan baik pada siapapun.

"Sore, mas."

Sudah biasa Sinta memanggil tukang parkir dengan sebutan mas. Karena yang menjadi tukang parkir di sana usianya mungkin sepuluh tahun lebih tua dari Sinta.

Dulu mas parkir orang yang selalu mengamen dari satu tempat ke tempat lain. Dan pernah menyelamatkan Sinta dari korban pencopetan di ibu kota. Karena kebaikan dan ke jujuran mas parkir. Sinta merasa kasihan dan menawarkan pekerjaan pada mas parkir. Karena tidak punya ijazah, SD pun tidak tamat. Hanya dapat pekerjaan jadi tukang parkir saja. Namun, bukan sembarang tukang parkir saja. Mas parkir juga di percaya menjaga restoran dari pencurian dan hal lainnya. Bahkan mas Parkir juga tinggal di sana karena di sediakan kamar cukup untuk mas parkir dan satu adiknya. Yang sekarang bisa sekolah satu kelas dengan Aurora.

"Mas Hendra, Sinta kedalam dulu ya."

"Silahkan, mba."

Mas Hendra mengangguk sopan, walupun tubuhnya banyak tato. Namun, mas Hendra pemuda yang baik. Maklum, dulu salah pergaulan yang katanya gaya-gaya an.

Sinta di sambut hangat oleh para pekerja.

"Jus alpukat, lima belas bok makan dan juga jus jeruk lima, jus semangka dua, jus mangga lima dan ..., yang terakhir jus naga tiga."

"Mba Nani ingat saja he ..,"

"Iya dong, sudah hapal di luar kepala."

Sinta terkikik geli. Sudah biasa bagi Sinta dan para pekerja restoran Raja seakrab itu. Sinta yang tak pernah memandang rendah siapapun. Bagi Sinta, semuanya setara di mata Allah terlebih bedanya profesi pekerjaan.

Mba Nani pergi kebelakang guna memberitahukan kan pesanan Sinta. Semua para pekerja sudah tahu siapa Sinta bagi Raja. Begitupun jika ada anak-anak rumah Adam Hawa berkunjung ke sana.

Menunggu pesanannya datang, Sinta menikmati jus alpukat nya.

Rencananya Sinta memang mau mengadakan syukuran kecil atas keberhasilannya. Walau Sinta sedikit sedih karena Raja dan Amelia tidak bisa hadir lantaran ibu Amelia meninggal dunia.

Begitupun dengan Malik dan Aurel, karena anak ketiganya sakit jadi mereka juga tidak bisa datang. Sinta akan mengadakan acara syukuran bersama anak-anak saja.

Dua puluh menit, Sinta menunggu akhirnya pesanannya sudah selesai. Mba Nani menyuruh karyawan lain langsung memasukan pesanan Sinta kedalam mobil Sinta. Mas Hendra dengan sigap membantu juga. Sudah selesai semuanya Sinta bergegas pulang.

"Hati-hati, mba."

"Siap mas Hendra. Titip salam buat Nandini. Kalau ada waktu ajak Nandini ke Rumah Adam Hawa. Aurora pasti senang."

"Siap, mba. Waalaikumsalam, nanti saya sampaikan."

"Mari, mas. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh."

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh."

Sinta meninggalkan restoran langsung menuju rumah Adam Hawa.

Acara syukuran di lakukan malam dimana acaranya di pimpin oleh suami mba Mawar.

(Jangan lupa baca novel The Night moon ya. Karena nama-nama yang muncul, nama-nama dari novel the night moon. Biar paham dan gak pusing🙏)

Sudah selesai acara barulah semuanya makan-makan.

"Terimakasih mba Mawar sudah mau datang. Sinta senang banget."

"Sama-sama. Mba juga senang dan selamat Atas gelar dokternya."

"Mba bisa saja, Rehan kok gak di ajak?"

"Gak mau ikut. Rehan ikut dengan kakek nya."

Rehan putra dari Mawar yang sekarang usianya sudah menginjak tiga tahun.

Mereka berbincang-bincang ringan sambil menikmati hidangan.

Nikmat Tuhan yang mana yang kau dustakan. Sudah selesai semuanya Mawar dan suaminya pamit pulang.

"Selamat atas keberhasilan kakak."

Deg!

Sinta terkejut dan juga terharu akan kejutan yang di berikan anak-anak. Satu persatu mereka memberikan hadiah pada Sinta. Sinta begitu bahagia. Bahkan Sinta tidak bisa menggambarkan begitu bahagia dia.

"Besok jadi kan, kita jalan-jalan ke depan?"

Tanya Marsel mewakili anak-anak.

"Jadi dong, Kakak sudah membeli tiketnya."

Hore!

Semua bersorak gembira melihat tiket online yang sudah Sinta pesan.

Sinta memang sudah berjanji akan membawa anak-anak pergi berlibur.

"Karena besok kita akan menghabiskan waktu bersama. Adik-adik sekarang tidur ya."

"Siap, kak."

Semua anak-anak nampak kompak pergi ke kamar masing-masing. Karena anak-anak sudah semakin dewasa dua tahun lalu memang rumah Adam Hawa di renovasi. Supaya mereka mempunyai kamar masing-masing. Anak-anak sudah menginjak dewasa tentu mereka butuh privasi.

Keadaan rumah Adam Hawa mulai nampak sepi. Sinta masih betah duduk di ruang keluarga. Ruang di mana menjadi saksi bisu sebuah janji terucap.

"Dua hari lagi?"

Gumam Sinta mengingat dimana dua hari lagi tanggal yang di tentukan.

Sinta membuka buku catatannya, terselip sepucuk surat di sana. Surat yang terlihat mulai lecet akibat sering di baca. Bahkan warnanya juga sudah tidak secerah lagi. Hanya rangkaian tulisannya saja yang masih utuh. Entah tinta apa yang di pakai hingga enam tahun tulisan itu tidak berubah.

Dua hari lagi Sinta akan mengambil keputusan besar. Sebuah keputusan yang akan merubah kehidupan Sinta.

Nyatanya selama enam tahun Sinta menyelipkan satu nama dalam setiap bait doanya. Satu nama yang tak tahu maknanya apa. Tapi, Sinta selalu menempatkannya di tempat yang istimewa. Tidak ada ikatan yang mengikat mereka. Namun, sebuah komitmen telah Sinta pegang.

Sinta kembali membaca bait demi bait tulisan yang tertulis di sana. Entah kata apa yang tertulis di sana sampai membuat Sinta menutup rapat hatinya hanya demi menjaga untuk seorang Muhammad Farel Al-karim.

Laki-laki yang dengan berani datang mengklaim bahwa Sinta adalah miliknya.

Selama enam tahun Sinta benar-benar fokus pada kuliah dan pekerjaan nya. Dan waktu yang di tentukan telah tiba.

..."Entah berubah atau masih sama. Kami tidak saling bertemu namun kenapa sekuat ini. Dua hari lagi Aku akan menunggu kakak di sini. Di tempat di mana kakak datang."...

..."Angin selalu membawa namamu. Membuat aku cemburu tanpa memiliki. Entah bagaimana perjalan mu di sana. Menyebut namamu saja aku tak mampu. Kamu masih belum halal untukku. Namun, hati ini tak bisa bohong bahwa selama ini aku menjaga hatiku."...

Sinta menghentikan gerakan tangannya. Dadanya berdebar hebat entah karena apa. Apa karena pertemuan mereka yang sebentar lagi atau ada hal lain. Entahlah.

Bersambung ...

Jangan lupa Like, Hadiah, komen, dan Vote Terimakasih ....

Visual pemain ada di IG Author @rahmaqolayuby. Bisa di lihat juga di Tiktok Rahmaqolayuby

1
RithaMartinE
luar biasa
RithaMartinE
waah ...selamat ea . akhirnya nikah juga 🤗🤗
Rahma Qolayuby: terimakasih kakak.🥰
total 1 replies
RithaMartinE
mampir kak 😊
Rahma Qolayuby: terimakasih kak, semoga suka sama ceritanya ya🥰
total 1 replies
Yayuk Bunda Idza
nama anak2nya sama dengan nama anak2 q, anak pertama q juga bernama Hanifa dan kedua Habiba
Yayuk Bunda Idza: aamiin ya rabbal aalamiin
Rahma Qolayuby: wah kebetulan sekali bunda🥰🥰 semoga jadi anak Sholehah, yang bikin bunda bangga
total 2 replies
Sumar Sutinah
Luar biasa
Sumar Sutinah
srmangat farel, dn bangkitlah mingkin takdirmu sekarang d pertemukan lg
Rahma Qolayuby: Aamiin 🥰
total 1 replies
Sumar Sutinah
knp keluarga farrl g ada yg datang untuk sekedar minta maaf
Erni Fitriana
mampir
el- nick
ceritanya menarik
Rahma Qolayuby: terimakasih kakak🥰🥰
total 1 replies
Jumi Saddah
bagus👍👍👍👍👍
Rahma Qolayuby
Hahaha ..🤫🤫
Jumi Saddah
setelah ini nda lgi drama2 an ya,,,
Jumi Saddah
baru lihat ne lanjutan anak asuh adam,,,
nis_ma: kak maaf, ini kisahnya sambung-menyambung kah?
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!