NovelToon NovelToon
[Bukan] Muhalil

[Bukan] Muhalil

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengantin Pengganti / Cinta Seiring Waktu / Penyesalan Suami / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:35.3k
Nilai: 5
Nama Author: syitahfadilah

Kiara percaya cinta akan tumbuh seiring berjalannya waktu. Tapi ternyata, bermodalkan cinta saja tidaklah cukup. Pernikahan yang baru berjalan 1 tahun atas dasar perjodohan itu harus berakhir begitu saja setelah Erick menjatuhkan talak untuk yang ketiga kalinya. Alasannya selalu sama, hanya karena merasa tidak diperhatikan. Padahal, sebelum memutuskan menikah mereka sudah sepakat akan saling memahami profesi masing-masing.

3 bulan kemudian Erick kembali dengan sejuta penyesalan dan meminta rujuk. Kiara yang sejatinya masih mencintai sang mantan suami kembali memberikan kesempatan meski tahu jalan kembali kali ini harus melewati lika-liku yang rumit. Kiara harus menikah terlebih dahulu dengan laki-laki lain yang disebut muhalil.

Bagaimanakah perjalanan rumah tangga Kiara bersama suami muhalilnya dalam bayang-bayang Erick yang menanti mereka segera bercerai? Namun, siapa sangka dibalik pernikahan muhalil itu, ternyata tersimpan sebuah rahasia yang berusaha dibongkar oleh sang muhalil.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon syitahfadilah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 3. JANJI

"Ma, Papa kemana? Kok gak ikut makan malam?" Tanya Kiara yang baru saja datang ke ruang makan, melihat mama Flora hanya duduk seorang diri sambil bermain ponsel, nampaknya sedang berbalas pesan. Tidak biasanya mama Flora tak bersama papa Rangga.

"Papa lagi keluar, ketemu sama temannya. Mungkin sekalian makan malam di luar," jawab mama Flora seraya meletakkan ponselnya di atas meja makan. "Yuk, makan," ajaknya.

Kiara mengangguk lalu duduk di samping mamanya, "Ada urusan apa Papa sama temannya? Tumben banget Papa mau diajak ketemuan di luar," rupanya hal tersebut membuat Kiara penasaran, karena semenjak pensiun dari dunia bisnis, papa Rangga lebih suka menghabiskan waktu di rumah bersama istri tercinta. Jika ada undangan, papa Rangga tidak akan pergi bila tak bersama mama Flora.

"Kok heran gitu sih? Papa kamu itu mantan pebisnis yang hebat loh, rekan kerjanya banyak. Emang salah, kalau sekarang Papa kamu keluar ketemu temannya?" Tanya mama Flora.

Kiara menggeleng, "Ye enggak sih, cuma aku heran aja, Ma. Soalnya Papa kan paling malas keluar kalau gak sama Mama."

"Tadi Papa ngajakin Mama kok, cuma Mama gak mau ikut. Soalnya teman Papa laki-laki semua. Tahu sendiri Papa kamu itu gimana?" Mama Flora terkekeh pelan.

Kiara pun tersenyum. Begitulah papanya, katanya malas keluar kalau gak sama istri tercinta, tapi saat pulang pasti dengan wajah masam. Usut punya usut, papa Rangga kesal dengan mantan rekan-rekan kerjanya yang kesannya selalu ngeliatin mama Flora, cemburu katanya. Mama Flora gak boleh dilirik laki-laki selain dirinya, duh prosesi banget.

Mam Flora dan Kiara pun memulai makan, tak ada lagi obrolan diantara keduanya selain hanya dentingan sendok beradu dengan piring yang terdengar di ruangan itu.

Derap langkah kaki yang terdengar menuju ruang makan mengalihkan perhatian mama Flora dan Kiara. Kedua wanita berbeda generasi itu lantas tersenyum melihat kedatangan papa Rangga.

"Bentar banget pulangnya, Pa? Gak nyaman ya pergi sendirian gak bawa gandengan?" Kiara mengedipkan sebelah matanya menggoda papanya.

Papa Rangga menanggapinya dengan senyuman. Dia menarik kursi, duduk lalu membalikkan piring di hadapannya.

"Loh, Papa gak makan di luar sama teman Papa?" Tanya Kiara.

"Enggak," jawab papa Rangga singkat. "Selesai makan nanti, kita ngobrol di ruang keluarga. Ada yang mau Papa bicarakan denganmu," ujarnya.

Meski penasaran, Kiara memilih untuk tidak bertanya. Dia pun kembali melanjutkan makan, sementara mama Flora menyajikan makanan ke dalam piring suaminya.

Usai makan, kini mereka berkumpul di ruang keluarga.

Papa Rangga tampak beberapa kali menarik nafas kemudian akhirnya membuka suara, "Bilang pada Erick, segera bawa laki-laki yang akan menjadi suami muhalil kamu untuk bertemu Papa dan Mama."

Tatapan Kiara seketika terpaku pada papanya. Apa dia tidak salah dengar? Baru sore tadi papanya menentang keras rencana rujuknya bersama Erick, tapi malam ini papa Rangga justru ingin bertemu dengan laki-laki yang akan menjadi suami muhalilnya.

"Kia, apa kamu dengar Papa?"

Kiara tersentak, "I-ya, Pa, aku dengar." Jawabnya sedikit terbata. Rasanya tidak percaya kalau papanya bisa merubah keputusannya dalam waktu yang singkat.

"Baiklah, kalau bisa, besok bawa laki-laki itu ke sini. Papa tunggu," setelah mengatakan itu Papa Rangga beranjak dari tempat duduknya, begitupun dengan mama Flora. Sepasang suami istri itu melangkah bersama menuju kamar mereka dengan tangan saling bergandengan.

Kiara menatap kepergian kedua orangtuanya tanpa kedip. Masih antara percaya dan tidak, tapi sejatinya dia sangat merasa senang saat ini.

Bak anak gadis yang lagi kasmaran, Kiara berlari pelan menuju kamarnya sambil tersenyum. Tak sabar rasanya untuk menyampaikan kabar baik itu pada Erick.

"Mas, Papa setuju. Besok Papa ingin bertemu dengan laki-laki itu," ucap Kiara begitu sambungan teleponnya terhubung dengan Erick.

[Serius, Kia?] Tanya Erick memastikan.

"Serius, Mas." Jawab Kiara antusias. "Tapi, apa Mas Erick sudah menemukan laki-laki yang mau menikahi aku?" Tanyanya kemudian seiring senyumnya yang memudar.

[Kamu tenang saja, aku sudah mendapatkan laki-laki yang akan menjadi suami muhalil kamu. Besok kita bertiga bertemu di cafe dekat kantorku, baru setelah itu ke rumahmu.]

"Baiklah, Mas, kita ketemu besok." Kiara lalu memutuskan sambungan telponnya. Setelah menyimpan ponselnya di atas nakas, ia pun merebahkan tubuhnya di tempat tidur. Memejamkan mata, tak sabar menunggu malam berganti pagi.

.

.

.

Waktu menunjukkan pukul sembilan malam ketika motor Denis terparkir di depan sebuah rumah minimalis. Setelah turun dari motor dan melepas helm, dia pun berjalan menuju pintu rumah itu sambil membawa bungkusan berisi makanan.

Beberapa kali mengetuk, tak lama kemudian pintu rumah itupun terbuka, "Bang Denis," ucap seorang wanita terdengar parau. Matanya nampak sayu menatap Denis.

"Nih, Abang belikan Martabak kesukaan kamu." Ujar Denis seraya menyerahkan bungkusan yang dia bawa.

Wanita yang bernama Liana itupun mengambilnya, "Terima kasih, Bang." Ujarnya. Dia pun membuka pintu lebar-lebar agar Denis masuk.

"Shanum sudah tidur?" Tanya Denis sambil melangkah masuk.

"Sudah, Bang." Jawab Liana yang ikut melangkah di samping Denis.

Denis duduk di ruang tamu, sementara Liana ke dapur membuatkan minum untuk Denis. Tak lama kedua dia kembali dengan secangkir teh hangat beserta martabak pandan toping keju yang dibeli Denis.

Bertepatan dengan Denis yang tengah menyeruput teh hangat, terdengar ponselnya berdering. Dia pun meletakkan cangkir teh nya kembali merogoh saku jaketnya mengambil ponsel.

"Erick," gumamnya yang masih dapat didengar oleh Liana.

"Ada apa, Rick?" Tanyanya begitu menjawab panggilan itu. Bahkan dia sengaja menghidupkan speaker agar Liana juga dapat mendengarnya.

[Bang, besok jam 9 kita ketemu di cafe dekat kantorku, sama Kia juga. Setelah itu Abang harus menemui orang tua Kia.] Ujar Erick.

"Buru-buru sekali," ucap Denis sambil melirik Liana yang ekspresi wajahnya langsung berubah setelah mendengar apa yang disampaikan oleh Erick.

[Lebih cepat kan lebih bagus, Bang.]

"Hem, ya sudah besok kita ketemu."

[Terima kasih, karena Abang sudah mau membantuku menikahi Kiara. Berapapun yang Abang minta akan aku berikan,] ucap Erick.

Denis hanya menjawabnya dengan deheman, lalu mengakhiri panggilan itu. Dia menyimpan kembali ponselnya lalu meraih sebelah tangan Liana dan menggenggamnya erat.

"Abang janji, ini hanya sebentar. Setelah itu Shanum akan kembali berkumpul bersama Mama dan Papanya."

Liana hanya tersenyum tipis mendengarnya. Godaan terbesar seorang laki-laki adalah wanita, dia harus menyiapkan mental sekuat baja untuk menghadapi itu. Bahkan mungkin kata mengikhlaskan harus dia kedepankan lantaran skenario yang akan terjadi selanjutnya didukung penuh oleh kedua mertuanya. Dia bisa apa untuk itu?

"Abang mau lihat Shanum dulu," setelah melepas tangan Liana, Denis beranjak menuju kamar Liana. Kedua matanya berkaca-kaca saat membuka pintu kamar, melihat Shanum, gadis kecil berusia 5 tahun itu tidur seorang diri.

Dengan langkah pelan Denis berjalan menuju tempat tidur, dia duduk di tepi ranjang sambil memandangi Shanum.

"Shanum kangen Papa ya?" Gumam Denis sambil mencium pelan kening Shanum. "Sabar ya Sayang, sebentar lagi keluarga Shanum akan kembali utuh."

1
yellya
can't wait kak👍🏻👍🏻
Ainisha_Shanti
liana ajak lah erick bersatu dengan denis berserta keluarga kiara membongkar kejahatan papa nya erick, agar tiada lagi yang menindas mu berserta shanum
zian al abasy
ayo liana bntu abangmu mngungkap kbusukan handoko dn alek..bingung brpihak siapa erik jg korban liana shanum kiara riwehhh euyyyy..😇😇😇😇🤔🤔
Nurlinda: berpihak sama author ny saja 🤭
total 1 replies
Ilfa Yarni
ayo Liana bantu abngmu jg suamimu agar lepas dr masalah ini dankm jg sudah membantu Kiara jg lho
Adelia Rahma
ada kia.. masalah yang sangat besar
Nurlinda: 🤫🤫🤭🤭🤭
total 1 replies
Dwi Rustiana
ayo babang Denis sat set das des gitu bongkar kebusukan Handoko cs biar g semakin banyak korban
Nurlinda: Savage 😂🙈
Dwi Rustiana: double kill dong 😂😂😂
total 3 replies
Heri Wibowo
sungguh menyedihkan nasib Liana
Eva Karmita
lanjut dong 🙏😁
Nurlinda: lanjut gak y 🙈
total 1 replies
Aditya HP/bunda lia
kayaknya Erick bukan anak kandung mereka deh .... jadi ingat alm adikku namanya juga Erick 😭😭
Nurlinda: Al-fatihah untuk adiknya, kak. peluk jauh ❤️
total 1 replies
zian al abasy
nah bguslh azka pun pham dn mndukung denis..ayo bruan brtindak ksian liana gmna y ad d posisi liana shanum.tau lh udh jamannya wanita skrng bdoh" gmpng d bodohi sprti kiara pinter jd dokter tp bdoh gk bs mnilai ataupun mlhat gelagat psngan.tau ahh lap.brhrap denis azka brtindk cept
☠ᵏᵋᶜᶟ༄༅⃟𝐐𝐌ɪ𝐌ɪ🧡ɪᴍᴏᴇᴛᴛᵗⓂ
mengsad benerrrr nasibmu Erick.
mungkinkah Erick bukan anak kandungnya Handoko ??
☠ᵏᵋᶜᶟ༄༅⃟𝐐𝐌ɪ𝐌ɪ🧡ɪᴍᴏᴇᴛᴛᵗⓂ
wa'alaikumsalaam warahmatullaahi wabarakaatuh
☠ᵏᵋᶜᶟ༄༅⃟𝐐𝐌ɪ𝐌ɪ🧡ɪᴍᴏᴇᴛᴛᵗⓂ
alhamdulillaah selamat ya kk 🤗🥰
Adelia Rahma
ayolah kia buka matamu lihatlah Erick tidak benar ² cinta ma kamu..dia cuma di perdaya oleh ayah nya untuk mengambil perusahaan papamu kia..
Nanik Arifin
Ayo cepat bongkar kebusukan Handoko & istri ! Erick berhak bahagia bersama Liana + shanum
Dwi Rustiana
mohon kerjasamanya ya babang Azka untung membongkar kebusukan kadal buntung and the gank didepan Kiara langsung biar ngreog sekalian g cinta buta lagi
Akhmad Soimun: kakak yg tega membulu dombakan Erick siee🥺🥺🥺🤣🤣
Nurlinda: sesayang itu sama Erick 🙈🙈🙈
total 5 replies
Eva Karmita
benar yg dikatakan bang Azka kalau mas Denis lambat Azka yg maju untuk menyelesaikan dan membongkar kebusukan keluarga Erick 🔥💪🥰
Nurlinda: waduh, suami lumpuh. Suami laknat bisanya aku kak 😂🙈🙈
Akhmad Soimun: riquest bikinin novel suami lumpuh dunk kakk,
total 6 replies
Ilfa Yarni
mulai terkuak nih apa yg akan dikatakan Denis PD liana
Heri Wibowo
Erik ternyata dijadikan boneka oleh bapaknya
Ervina Ard
Hehe.. bnr kan komen bab 9
Ga jauh2 dari itu 😀
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!