Aku Bisa Tanpamu

"jika masih kurang besar nanti ditambah lagi ya Pi," melihat kearah suaminya yang serius membaca buku.

"Bukan mi, ini saja sudah buat Dira bahagia banget."

"Dipakai dong."

"Diatas saja mi."

dira, sudah mulai mengikuti kursus hari ini, Fathir selalu menyempatkan diri untuk menjadi tukang ojek pribadi bagi dira,meski bayarnya selau membuat dira menjerit.

"Ay,kamu tidak pengen beli sesuatu gitu, perhiasan atau mobil, rumah baju."

"yang dilemari itu saja belum semua terpakai kak.buat apa beli.kalo rumah terserah kamu saja.oya kalo motor metik gimana, jadi kamu tidak perlu antar jemput aku."

"Gak ada, niat kamu sudah tidak baik.apa gunanya aku ay,"merangkul dira kesebuah tempat makan.

bertemu dengan beberapa teman Fathir dan makan bersama.

"cewek kamu cantik banget,"arya sahabatnya sejak SMU.

"carikan satu dong buat aku, sudah bosan dengan yang besar besar,"goda Arya.

"Oya aku kemarin ketemu dengan Lily dia masih nanyain kamu.makin menggoda saja dia sekarang."

"Jangan bahas itu Arya."

"Ok baiklah."

Aku ke toilet sebentar ya.fathir meninggalkan mereka berdua.

"kalian bertemu dimana?" banyak pertanyaan dari Arya membuat dira tidak nyaman tapi suaminya lama sekali di toilet, apa sih yang dia lakukan disana batin dira kesal

"kalo sudah bosan padanya,bisa hubungi aku.kami dari dulu sudah biasa bertukar pasangan."dira menghela nafas dan mengalihkan pandangan kesamping,dia mulai jengah pada omongan Arya.

"Kamu sudah pernah tidur dengan-nya, mata Arya lurus kewajah Dira."

"emangnya kenapa? Kamu tidak malu ya membahas urusan internal orang lain."

"Bukan begitu.aku hanya mengingatkan Fathir itu cinta mati pada Lily dari dulu.aku tidak yakin Fathir menyukai kamu dengan model seperti ini.dan satu lagi aku yakin kamu hanya dijadikan pelampiasan saja."Arya tertawa melihat dira yang tertunduk menahan tangisnya.

panggilan dari ponsel Fathir mengalihkan pandangan Dira dari pemuda didepannya.

"ya mi, dia lagi ke toilet.baik mi nanti aku sampaikan."

"coba deh kamu lihat galeri Fathir ada gak foto kamu atau semua foto lily."dira semakin geram, mendengar celotehan pemuda itu, memberanikan diri membuka galeri ponsel suaminya

benar saja ,disana banyak foto mereka berdua, mesra banget bahkan foto dirinya tidak satupun ada di sana.yang semakin membuat dira kesal ada foto mereka hanya menutupi tubuh dengan selimut sambil berpelukan.tawanya begitu lepas tidak saat bersamaku dingin, bicara saat hanya ada keperluan saja.

"Maaf ya lama,aku rela antri agar bisa belikan kamu ini,"Fathir menyerahkan semangkok ice cream durian kesukaan Dira.

"mami suruh kita cepat pulang."

"Ok,tapi setelah kamu menghabiskan makanan kamu."

Bantuin dira hendak menyuap Fathir tapi suaminya menggeleng.

"Aku tidak suka durian ay."

"Kami duluan ya,"mami pasti sudah menunggu dan mengajak Dira kembali.

"kalian cerita apa?"

"lily."fathir terdiam saat dira menyebut nama itu.

"ay apapun yang mereka katakan itu benar dia massa laluku.tapi kini kamu masa depan ku.kita sudah berjanji akan selalu bersama kan.jadi apapun yang mereka katakan jangan dimasukkan kedalam hati apa lagi sampai kamu cemburu."

Pernikahan mereka hampir memasuki tahun pertama.jarang sekali ada pertengkaran diantara mereka,dira memang masih berusia delapan belas tahun tapi bisa berpikiran dewasa.mau mengalah demi suami kutub nya.

Mertuanya beberapa kali menanyakan kenapa Dira belum juga hamil sampai sekarang.pertanyaan itu selalu membuat dira bersedih.

"Pi,aku itu pengen sekali punya cucu tapi kapan ya, atau kita cari saja lagi istri baru buat Fathir,toh uang bisa mengatur segalanya Pi."

"Jangan begitu mi tidak baik.papi tidak suka."

"Tapi aku kepengen punya cucu."

"Nanti kita bilang agar mereka bisa adopsi."

"Mami tidak setuju.mami mau cariin Fathir calon istri lagi."juragan hanya bisa menghela nafas mendengar perkataan istrinya.kenapa dia jadi egois seperti ini, padahal dia tau umur Dira juga masih rentan untuk hamil dan melahirkan.

Juragan mengadakan acara makan bersama merayakan anniversary pernikahan Fathir yang pertama.

Banyak relasi dan teman teman serta kolega juragan diundang tidak ketinggalan orang tua Dira juga sang abang.aini sedang hamil lima bulan membuat mami terlihat senang,dan selalu mengelus lembut perut Aini.

Tapi malam ini menjadi malam yang meninggalkan kesan tidak enak dihati Dira,Arya datang bersama lily.sambutan mami begitu hangat pada Lily bahkan lebih sering berbicara dengan gadis itu ketimbang dengan dira.

Fathir sering mencuri-curi pandang Dira tau,tapi selalu berusaha seperti yang suaminya katakan,dia masa lalu kamu masa depan ku.

"Selamat ya buat kalian, semoga langgeng sampai kakek nenek,"bergelayut manja dilengan Fathir.anehnya suaminya tidak ada niatan untuk menepis atau melepaskan tangan mantan dari lengannya.

Sampai acara berakhir mereka selalu bersama.rasa cemburu semakin membara hingga akhirnya Dira kembali kekamar mereka.dan menghempaskan tubuhnya di sana sampai akhirnya Fathir datang memeluk tubuh ramping rampingnya.

"aku kirain dikamar ibu tadi."

"Aku capek.sudah pulang semua ya,"

"sudah, tapi Lily menginap."dira semakin menekan perut dan berusaha tenang.dari pada dia tidak bisa tidur membayangkan semuanya dira memeluk dan kali ini dia lebih agresif dari biasanya.

"Kamu kenapa sayang,"Fathir mengelus kepala Dira.ini hari bahagia kita jangan isi hatimu dengan hal hal yang tidak baik,apa lagi menjadi beban buat kamu.

"Kenapa dia ada disini."

"Aku tidak tau ay"sepertinya mami yang mengundang"

"Kamu Masih sayang dia kan."fathir diam.

"memang tidak mudah bagiku melupakan dia tapi sekarang ada kamu di sini kan.jangan sampai kamu berpikir untuk yang tidak tidak ya,"mengecup bibir tipis dira.

Setelah makan bersama Dira berangkat kursus, sedangkan Lily masih disana.fathir juga berusaha menjaga perasaan Dira dengan mengabaikan Lily, sampai rela berjam jam menunggu istri nya sampai tertidur.

dira tersenyum sambil menyentuh wajah tampan didepannya.

"kirain pulang kak."

"Gak, dirumah kan ada Lily aku tidak mau istriku sedih gara gara ada tamu tidak diundang datang kerumah.kita jalan yuk kalo capek kita nginep di rumah ayah saja."dira semakin senang mendengar perkataan Fathir ini akan menjadi malam pertama mereka menginap disana.

Setelah memberi kabar kepada mami mereka tidak pulang, pasangan itu menghabiskan waktu berjalan jalan menuju tempat wisata.

"Ini buat kamu," saat mereka sedang bersantai mami memberikan sebuah sertifikat buat dira.sebuah rumah yang Dira tidak tau dimana tempatnya.

"Setelah kamu tandatangani itu akan jadi milik kamu itu hadiah anniversary kalian.jika ada waktu pergi lah lihat lihat ucap mami."

"Tapi mi!apa ini tidak berlebihan."

"Tidak.itu buat kamu."

Dira tidak tau sudah ada niat terselubung dari mertua perempuannya.dia berpikir semua wanita sama bisa diam saat diberi kemewahan.

"Rumahnya bagus kak, tidak mewah tapi punya halaman yang luas,ahh jadi pengen tinggal di sini,"Dira menatap kesekeliling rumah.halaman yang luas lebih menarik perhatian nya daripada isi dalam rumah itu sendiri.