NovelToon NovelToon
Fanatic Obsession

Fanatic Obsession

Status: sedang berlangsung
Genre:Percintaan Konglomerat / Wanita Karir / Karir / Dendam Kesumat / Menyembunyikan Identitas / Office Romance
Popularitas:10.8k
Nilai: 5
Nama Author: Janice SN

Stella adalah seorang aktris terkenal, baginya hidup ini terasa mudah saat begitu banyak penggemar yang mencintainya. Tetapi lama-lama salah satu penggemar membuat Stella tak merasa nyaman, dia selalu mengatakan bahwa Stella harus bersikap baik dan mematuhinya, jika tidak, kejadian tak diinginkan akan terjadi.

Lalu Stella mulai mencurigai seseorang, apakah orang itu akan tertangkap? Atau Stella malah terperangkap jauh dalam genggamannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Janice SN, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sepasang Mata Elang

Sehabis pulang dari lokasi syuting, Stella menggigit bibir bawahnya, perempuan itu merasa tertekan sendiri. Tadi di lokasi syuting terjadi keramaian karena katanya Austin tertabrak mobil dari penggemar. Mobil tersebut memiliki masalah sehingga tak sengaja menabrak Austin. Tapi yang membuat Stella merasa risau adalah apa kejadian itu memang bukan perbuatan orang gila itu? Jika iya, Stella sungguh merasa bersalah. Bagaimana jika nanti ada korban lagi karena tingkahnya ini? Stella memutuskan untuk memutar kemudi, dirinya harus melihat keadaan Austin.

Sesampainya di sana, ada begitu banyak orang, Stella memperhatikan sekitar, akhirnya dia menemukan Morgan yang sedang bermain ponsel.

"Bagaimana dengan keadaan Austin?"

Morgan menoleh, lelaki itu langsung sumringah saat melihat kedatangan Stella. "Dia sudah sadar, sebenarnya ini terlalu lebay, dia hanya terluka sedikit, tapi rumah sakit ini sudah seperti hari pemakaman saja."

Stella menendang kaki pria itu. "Jaga mulutmu itu! Jangan membuat masalah!"

"Tetapi sepertinya, kau yang akan mendapatkan masalah."

Stella mengerutkan keningnya. Apa maksudnya?

"Hai teman lama!"

Tubuh Stella tiba-tiba terasa kaku. Perempuan itu menahan kepalanya yang hendak menoleh, benar-benar masalah! Baru suara saja sudah membuat darahnya mendidih.

"Kau memang pembawa sial tahu?!"

Stella tak menjawab, perempuan itu pura-pura tak mendengar.

Bela yang kesal langsung berdiri di hadapan Stella. "Sudah kubilang menjauh dari orang-orang ku, kau itu pembawa sial! Kau bisa membuat hidup seseorang menderita!"

Morgan menyela. "Maaf jangan membuat masalah, oke? Ini rumah sakit."

Bela terkekeh sinis. "Seharusnya kau juga menjauh dari wanita ini, dia sungguh pembawa sial!"

Morgan merangkul pundak Stella. "Jangan menghina pacarku, dan dia bukan pembawa sial, takdirnya saja yang terlalu sial.."

Stella langsung menghempaskan tangan Morgan, perempuan itu menatap tajam pada Morgan. Sebenarnya lelaki ini membelanya atau menghinanya sih? Sungguh ketara. Stella langsung menoleh pada Bela yang masih berapi-api. "Aku memang pembawa sial, jadi menjauhlah dariku, atau hidupmu akan terkena sial!"

Setelah mendengar itu, Bela langsung menyingkir dari hadapan Stella.

"Kenapa bertindak sok keren? Biasanya kau akan membuat mereka menyesal karena menghinamu. Tetapi kenapa akhir-akhir ini, kau hanya bermain di mulut saja?" terang Morgan dengan wajah serius. Menurutnya, Stella yang sekarang terlalu santai, berbeda dengan Stella saat di masa putih abu-abu, gadis bar-bar yang selalu membuat semua orang tak mau berurusan dengannya.

"Karena sekarang, aku adalah seorang aktris. Aku ini panutan untuk para penggemarku."

Morgan menghela napas sebentar. "Ya aku tahu, tapi sikapmu ini terlalu berbeda, bahkan saat denganku saja, kau seperti berhati-hati. Sikap kau ini mulai aneh saat satu tahun yang lalu, saat kau memenangkan award pemeran utama wanita terbaik. Setelah hari itu, kau jadi berbeda, bahkan tak pernah lagi membintangi film romantis.." Sejujurnya Morgan tak ingin membahas ini, tapi dirinya terlalu penasaran, lelaki itu ingin mendengar jawaban langsung dari mulut Stella.

Stella terdiam sebentar. Ya, pertanyaan itu pasti akan terdengar dari sahabatnya. Tapi dirinya tak punya jawaban.

"Baiklah, jika kau tak mau menjawab. Ketika kau ingin mengeluhkan sesuatu, ada aku yang siap mendengarkan."

Stella tersenyum lebar. Walaupun dirinya tak terlalu percaya pada semua orang. Tetapi lain lagi jika menyangkut Morgan, lelaki itu sudah seperti saudara. Setelah itu, Morgan pergi ke toilet. Stella diam di depan ruangan Austin, perempuan itu tak berani untuk masuk ke dalam.

"Stella."

Lagi-lagi Stella malas untuk menoleh, karena dirinya tahu, suara itu milik siapa. Tapi perempuan itu tetap mengalihkan pandangan dan berusaha bersikap biasa saja.

Asta datang bersama seseorang. Orang itu tersenyum lebar ke arah Stella.

"Dia sepupuku, dia penggemarmu."

Mendengar kata 'penggemar' membuat tubuhnya terasa panas dingin, entahlah tiba-tiba tubuhnya bereaksi was-was, tapi untungnya, dirinya sudah terbiasa untuk berakting.

"Halo, salam kenal," kata Stella sampai mengulurkan tangannya.

Orang itu langsung menerima uluran tangan Stella dan mulai memperkenalkan diri. "Nama saya James, saya sangat menyukai Kakak semenjak debut, saya tak menyangka jika sepupuku mengenal aktris yang aku idolakan!"

Stella tersenyum senang. Tubuhnya kembali normal, ia tak lagi merasa waspada. "Terimakasih karena telah menyukaiku."

James terlihat sedikit sedih saat uluran tangannya terlepas, tapi lelaki itu tetap bersemangat. "Seharusnya saya yang berterima kasih karena Kakak telah dilahirkan di bumi. Terimakasih karena Kakak membuat hidupku terasa berwarna!"

Stella mengangguk, matanya menoleh pada Asta yang menatapnya juga. Pantas sepupunya tak tahu, dulu hubungannya juga disembunyikan..

Kemudian Stella kembali menoleh pada James yang mulai menceritakan awal mulanya ia menjadi penggemarnya.

***

Syuting tak libur, sekarang nafas Stella rasanya bisa habis saat ini juga. Begitu banyak adegan yang sangat menguras tenaga. Tapi untungnya selalu ada Lea yang senantiasa mengurusnya dengan baik.

"Sayang sekali aktor baru itu tidak datang, dia libur berapa hari? Tidak lama kan?"

Stella memutar matanya. "Tanyakan saja pada sekretarisnya."

"Tapi apa kau tidak merindukannya, Stella?" Lea bertanya dengan nada geli. Perempuan itu terkekeh kecil mengingat kejadian kemarin. Menurutnya, Stella dan Austin cocok!

Stella tak menjawab perkataan itu. Perempuan itu kembali syuting, saat ini dirinya harus bermain peran bersama Morgan, semoga saja tidak ada kejadian yang akan membuat dirinya tertawa.

"Action!"

Morgan memasang wajah yang amat sedih, pria itu memegang kedua tangan Stella dengan pandangan hampa. "Sedari awal kau milikku Serena, tidak ada yang boleh memilikimu selain aku, jika ada yang menghalangi, aku tak segan akan membuatnya tidak bisa bernafas lagi!"

Seperti dalam naskah, Stella terlihat merasa bersalah, perempuan itu menangis sesenggukan sambil berusaha mengeluarkan kata-kata. "A-aku bukan bukan milikmu, aku bukan boneka yang bisa kau genggam begitu saja.." Air mata Stella terus mengalir membasahi pipinya. Perempuan itu benar-benar terlihat seperti tokoh Serena yang sedang terpuruk dengan keadaan.

Morgan langsung memeluknya erat, memberi ketenangan dengan cara posesif. "Jika aku tak bisa memilikimu, maka orang lain pun tak akan pernah bisa.."

Kata-kata itu begitu terbayang di benak Stella, bahkan ketika membaca naskahnya pun, Stella merasa risau. Kata-katanya terlalu mirip dengan pesan dari seseorang yang selalu ia anggap memiliki kelainan, ya! Dia seseorang yang membuat hidupnya tak lagi tenang! Dia seseorang yang membuat hidupnya tidak lagi dalam kebebasan, semuanya terasa terkekang.

Morgan yang masih memeluk Stella keheranan, karena perempuan itu tak bereaksi apapun, seharusnya dalam naskah, tokoh Serena mendorongnya dan pergi begitu saja, tapi Stella malah terus memeluknya dengan erat. Tak ada pilihan lain, tangan Morgan mulai menyentuh lengan Stella.

Sebuah cubitan membuat Stella tersadar dari lamunannya, perempuan itu menatap sekitar yang semua pasang mata memperhatikannya. Lalu tanpa sengaja, sepasang mata elang menatapnya lekat, seolah ingin membunuhnya saat ini juga.

Stella menelan saliva kuat-kuat. Waktu terasa berjalan begitu lambat, tak seperti suara detak jantungnya.

1
Iren Nursathi
jangan lama up nya thor
Pena Ungu
Lanjut thor
Iren Nursathi
double up thor
Iren Nursathi
lanjut thor ceritanya bagus maraton up nya
Janice SN: sudah up kak, terimakasih sudah setia membaca 😁🙏
total 1 replies
With Kakak MPLS, Kak Bro Afan
Thor Gw Merasa Terhina Loh, Gw Juga Yatim!
With Kakak MPLS, Kak Bro Afan: Gpp Thor
Janice SN: maafinn, tapi sama, colab kita...
total 2 replies
zyila AQILA
Thor lanjut, jgn lama2
Iren Nursathi
lanjut nya jangan lama2 thor
zyila AQILA
sangat menegangkan
Elmon Elmon
Thanks thor 😊

semangat ya 😊
Elmon Elmon
keren
Elmon Elmon
lanjut dong
Janice SN: Sabar ya kak, bab nya masih direview🙏🙏 maaf atas keterlambatannya ya kak 😭🙏🙏
total 1 replies
Elmon Elmon
kapan lanjut thor?
zyila AQILA
lanjut thor
Elmon Elmon
makin seru
Elmon Elmon
lanjut
zyila AQILA
seru banget, beda dri yg lain,
lanjut lagi thor
Iren Nursathi
lanjutkan thor
Iren Nursathi
lanjut dong penasaran nih thor
Janice SN: Udah kak🤗🤗
total 1 replies
Iren Nursathi
lanjuuuuuuut thor
Janice SN: udah kak🤗
total 1 replies
Selfi Selfi
semangat kk...
lanjutkan



kita saling suport yukヾ(^-^)ノ
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!