Ranti gadis berusia 20 tahun, memiliki otak cerdas dan juga ceplas ceplos ketika sedang berbicara, sejak kecila dia memiliki kehidupan yang sangat tidak beruntung. Karna terlahir dari keluarga amat sangat miskin, bahkan Ranti tidak bisa melanjutkan kuliahnya karna harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, setiap hari Ranti selalu berhayal akan menjadi wanita kaya dan memiliki suami Ceo seperti di novel novel yang ia baca setiap pulang kerja, pasti hidupnya akan sangat bahagia.
Dan apa jadinya jika ternyata hayalan Ranti terwujud, dia masuk ke raga istri Ceo, namun sayangnya dirinya tidak pernah mendapat cinta dari suaminya, karna suaminya yang masih mencintai mendiang kekasihnya.
Apa yang akan di lakukan oleh Ranti, apakah dia akan menyerah ?, atau akan berjuang untuk mendapat cinta suaminya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zakiya el Fahira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2
Kini Ranti sudah kembali ke atas brangkar, dia sudah bisa menerima takdirnya yang menempati raga milik Roseline.
'' Huh,, tidak rugi juga sih masuk di raga Roseline, mana dia cantik bet dah '' gumam Ranti senyam senyum sendiri, di tambah dia tahu jika suami Roseline seorang pria kaya yang tidak pelit uang pada Roseline, sudah pasti nanti dia akan sangat bahagia.
'' Ini nih,, yang di sebut hayalan jadi kenyataan, tapi sayangnya tidak di cintai suami '' gumam Ranti tapi tak membuatnya merasa cemas, karna dia tidak perduli meskipun suami Roseline tidak mencintai raga yang di tempatinya, asalkan transferan lancar pikirnya.
Ceklek
Ranti atau Roseline menoleh saat pintu ruang rawatnya di buka, dan melihat pria muda yang berpakaian khas dokter masuk ke ruangannya dengan langkah sedikit lebar.
'' Rose, kamu sudah sadar '' ucap pria itu memegang kedua bahu Ranti atau Roseline.
(Aku ganti jadi Roseline ya, agar tidak bingung )
'' I,, iya dokter, saya sudah sadar '' jawab Roseline sedikit kaku, karna terpana akan ketampanan pria di depannya.
" Astaga naga ,,,, tampan sekali dokter ini " batin Roseline menatap tanpa kedip pria di depannya.
Sedangkan pria yang di panggil dokter oleh Roseline itu terkejut, pasalnya ini pertama kalinya Roseline memanggilnya dokter, karna biasanya selalu memanggil namanya Aiden tanpa embel embel dokter.
'' Rose, kamu tidak ingat aku siapa? '' tanya Aiden.
Roseline menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.
Aiden menghela nafasnya. '' Berbaringlah, aku akan memeriksa kondisi kamu '' ujar Aiden dan Roseline langsung berbaring.
'' Roseline, namaku Aiden, aku sahabat suamimu '' ucap Aiden yang mendiagnosis jika Roseline mengalami amnesia karna benturan di kepalanya.
'' Apa!!, lo sahabat suami gue !! '' pekik Roseline membuat Aiden terkejut.
'' Kamu bicara apa Rose, lo, gue itu apa ?'' tanya Aiden yang mana membuat Roseline gugup, pasalnya sekarang dia di luar Negri, sedangkan perkataan yang ia ucapkan adalah bahasa asal Negaranya Indonesia.
" Astaga Ranti, sekarang loe harus terbiasa bicara dengan bahasa Negara sini, jangan sampai mereka curiga " batin Roseline merutuki kebodohannya.
Dan untung saja jiwa Ranti adalah gadis yang memiliki otak cerdas, jadi tidak membuatnya kesulitan untuk berbicara menggunakan bahasa Negara yang ia tempati saat ini.
'' Tidak, tidak bicara apa apa '' tukas Roseline.
Aiden menghela nafasnya. '' Ya sudah kamu istirahat saja, aku akan memberi kabar pada orang di mansion kamu, jika kamu sudah sadar '' ucap Aiden yang di angguki oleh Roseline.
Roseline bernafas lega , setelah Aiden keluar dari ruang rawatnya.
'' Huh,, ''
'' Njirrr,,, sahabat suami Roseline ini tampan juga ya '' gumam Roseline.
'' Jadi penasaran deh, suami Roseline setampan apa '' gumamnya lagi sembari mencoba membayangkan wajah suami Roseline, namun sedetik kemudian Roseline langsung menggelengkan kepalanya.
'' Tidak tidak,,, percuma punya suami tampan, kalau tidak sayang istri, untung saja kata Roseline suaminya tidak pelit prihal uang, jadi setidaknya masih lumayan dah '' gumam Roseline lagi.
Roseline tersenyum sendiri, karna sudah tidak sabar untuk memegang uang banyak di tangannya, tanpa harus bekerja siang dan malam yang mana membuatnya kelelahan setiap hari.
Sedangkan di pesisir pantai berdiri seorang pria yang memiliki tubuh gagah perkasa, dengan otot otot tangannya yang terlihat menonjol dari balik lengan kemejanya, pria itu tengah menghisap nikotin di sela sela jarinya, dengan mata elangnya yang terus menatap lurus ke arah air laut.
'' Tuan William, Nona Roseline sudah sadar '' ucap seorang pria yang berdiri tak jauh darinya.
'' Hem '' sahut pria itu acuh, bahkan terdengar seperti tidak perduli sama sekali dengan kabar yang ia dengar.
William adalah suami Roseline, keduanya menikah sudah sejak delapan bulan yang lalu, namun selama menikah William sama sekali tidak pernah perduli dengan Roseline, karna bagi William memberikan jatah bulanan pada Roseline itu sudah cukup.
Karna sampai saat ini hati William masih di penuhi dengan nama tunangannya Audry, yang entah sekarang masih hidup atau sudah mati, karna sudah berbagai cara William lakukan untuk mencari tubuh Audry yang menjadi korban tenggelamnya kapal pesiar, namun hingga sampai berbulan bulan lamanya tidak membuahkan hasil apapun.
Dan kini yang bisa William lakukan saat merasakan rindu pada Audry, maka dia akan berdiam diri di pesisir pantai, entah itu pagi, siang, sore, ataupun malam, jika rasa rindu itu sudah tiba maka William akan pergi ke pantai seperti malam ini.
Bahkan kabar tentang istrinya yang sudah siuman sejak beberapa hari lalu tidak sadarkan diri, tidak mampu mengecoh rasa rindu William pada Audry.
Tepat jam satu malam William memutuskan untuk pulang.
'' Bagaimana keadaan wanita itu ?'' tanya William yang entah kenapa tiba tiba penasaran tentang Roseline, padahal sebelum sebelumnya William sama sekali tidak perduli apapun tentang Roseline, bahkan saat mendapat kabar jika Roseline mengalami kecelakaan tunggal pun William sangat acuh, dan memilih melanjutkan perjalanannya ke luar negri, untuk melihat bisnis yang di bangunnya di luar negri.
'' Tuan Aiden bilang, Nona Roseline mengalami amnesia '' jawab pria yang sedang mengemudi, yang tak lain adalah asisten sekaligus orang kepercayaan William, yang bernama Hans.
William sedikit tersentak mendengar jika Roseline mengalami amnesia. '' Ck, apa benar dia amnesia '' gumam William yang sama sekali tidak percaya, karna selama ini yang ia tahu, Roseline akan melakukan berbagai cara untuk mencari perhatiannya, bahkan William mengira kecelakaan yang di alami oleh Roseline hanyalah rekayasa yang di buat oleh Roseline sendiri untuk mendapatkan perhatiannya.
'' Ke rumah sakit '' ucap William datar.
Hans terkejut dia tidak percaya mendengar Tuannya meminta pergi ke rumah sakit, padahal Hans sudah menebak jika Tuannya pasti tidak akan perduli dengan apapun yang di katakannya tentang Nona Mudanya, namun siapa yang mengira kini Tuannya meminta pergi ke rumah sakit.
'' Baik Tuan ''
Hans segera membelokkan kemudinya menuju rumah sakit besar kota, rumah sakit milik keluarga Aiden, yang kini di pimpin oleh Aiden sendiri.
Tak butuh waktu lama kini William sudah tiba di rumah sakit, dia segera masuk dan menuju ke ruangan tempat dimana ruang kerja Aiden berada.
Kedatangan William di rumah sakit tak begitu membuat suasana heboh, mungkin di karnakan hari sudah larut malam, jadi keadaan rumah sakit tidak seramai di siang hari, hanya ada beberapa petugas yang sedang piket yang berlalu lalang.
Ceklek
Aiden yang sedang membaca data data pasien mendongak, dan melihat sahabatnya dengan wajah datarnya melangkah ke arahnya lalu duduk tepat di sebrang meja kerjanya.
'' Aku kira siapa masuk ke ruanganku malam malam begini '' ujar Aiden menutup map yang di pegangnya lalu di letakkannya ke dalam laci di bawah meja.
'' Kamu yakin wanita itu amnesia ?'' tanya William tanpa basa basi.
Kini Aiden tahu alasan kedatangan sahabatnya yang tidak seperti biasanya. Karna sejak dulu William tidak pernah menemuinya di rumah sakit, William hanya akan menelfonnya jika sesuatu terjadi dengannya ataupun keluarganya termasuk Audry.
'' Kamu meragukan kemampuanku ?'' tanya Aiden balik.
'' Ck, tinggal jawab saja '' decak William.
'' Benar, benturan di kepalanya, yang membuatnya amnesia '' tukas Aiden.
'' Jadi dia tidak ingat apapun '' ujar William dengan ekspresi datarnya.
'' Hem, benar, dia hanya ingat jika namanya Roseline itu saja '' sahut Aiden.
William menyunggingkan senyumnya amat sangat tipis. '' Baguslah, setidaknya dia tidak membuatku muak '' tukas William lalu berdiri dari duduknya dan melenggang pergi begitu saja.
Aiden hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat sikap sahabatnya, yang sama sekali tidak perduli dengan kondisi istrinya.