Dion, seorang siswa kelas 10 yang ceria dan penuh semangat, telah lama jatuh cinta pada Clara, gadis pendiam yang selalu menolak setiap usaha pendekatannya. Setiap hari, Dion mencoba meraih hati Clara dengan candaan konyol dan perhatian yang tulus. Namun, setiap kali dia mendekat, Clara selalu menjauh, membuat Dion merasa seperti berjalan di tempat.
Setelah sekian lama berusaha tanpa hasil, Dion akhirnya memutuskan untuk berhenti. Ia tak ingin lagi menjadi beban dalam hidup Clara. Tanpa diduga, saat Dion menjauh, Clara mulai merasakan kehilangan yang tak pernah dia bayangkan sebelumnya. Kehadiran Dion yang dulu dianggapnya mengganggu, kini malah menjadi sesuatu yang dirindukan.
Di tengah kebingungan Clara dalam memahami perasaannya, Dion memilih menjaga jarak, meski hatinya masih menyimpan perasaan yang dalam untuk Clara. Akankah Clara mampu membuka diri dan mengakui bahwa ada sesuatu yang tumbuh di hatinya untuk Dion?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reito(HxA), isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
12. Raka
Hari-hari di SMA Gemilang semakin berwarna dengan kehadiran Raka, kakak kelas yang baru pindah dari kota lain. Raka adalah sosok yang menarik perhatian dengan ketampanan dan bakatnya di bidang olahraga. Dia menjadi bintang di lapangan basket, menguasai permainan dengan keahlian yang mengesankan. Sikapnya yang ramah dan percaya diri membuatnya cepat mendapatkan popularitas di antara siswa, dan tak lama kemudian, namanya selalu menjadi topik pembicaraan di kalangan teman-teman Clara dan Dion.
Di hari pertama Raka bergabung, dia tampil dalam pertandingan persahabatan. Semua orang terpesona saat dia melakukan slam dunk yang mengesankan. “Wah, Raka hebat banget!” seru Reza, mengagumi keahlian temannya itu. Dion hanya bisa tersenyum paksa, meski di dalam hati, rasa cemburu mulai menggerogoti.
Sejak saat itu, Raka tidak hanya menjadi bintang di lapangan, tetapi juga menjadi sahabat bagi banyak orang. Dia sering menghabiskan waktu di kantin, bercengkerama dengan teman-teman sekelasnya. Raka sangat pandai bergaul, membuatnya mudah didekati. “Clara, mau ikut duduk?” tanyanya suatu hari saat melihat Clara sendirian di meja. Senyumnya yang menawan dan nada suaranya yang ramah membuat Clara tidak bisa menolak.
Sejak saat itu, Raka berusaha untuk lebih dekat dengan Clara. Dia mulai mengajaknya berdiskusi tentang pelajaran, menawarkan bantuan saat Clara kesulitan. “Kalau butuh teman belajar, kabari aku ya,” katanya sambil tersenyum. Clara merasa senang, tetapi dia juga merasakan adanya ketegangan di antara Dion, yang sering memperhatikan mereka dari kejauhan.
Raka tidak hanya pintar, tetapi juga sangat perhatian. Suatu hari, dia melihat Clara kehausan setelah latihan basket. “Clara, kamu perlu minum ini,” katanya sambil memberikan botol air mineral. “Kamu harus menjaga kesehatanmu.” Clara tersenyum, merasa dihargai. Di dalam hatinya, dia mengakui bahwa Raka adalah sosok yang menyenangkan.
Namun, di balik semua perhatian Raka, Dion merasakan tekanan yang semakin berat. Dia tidak ingin merasa cemburu, tetapi melihat Clara dan Raka berinteraksi begitu akrab membuatnya gelisah. Raka tampaknya menyadari perasaan Dion, tetapi dia tetap berusaha menjaga sikapnya yang sopan. “Hey, Dion! Kapan kita bisa bermain basket bareng?” tanyanya suatu ketika, berusaha membangun hubungan baik.
Dion mengangguk, meski rasa cemburu masih menghantui pikirannya. “Kapan-kapan, mungkin setelah latihan,” jawabnya.
Seiring waktu, Raka semakin aktif berinteraksi dengan Clara. Dia sering mengundangnya untuk bergabung dalam kegiatan kelompok belajar. “Ayo, Clara! Kita bisa belajar bareng di perpustakaan. Aku butuh teman untuk mempersiapkan ujian,” ujarnya dengan semangat. Clara tidak bisa menolak tawaran tersebut, dan mereka mulai menghabiskan lebih banyak waktu bersama.
Raka juga memperlihatkan sifatnya yang humoris. Dia sering menghibur Clara dengan lelucon dan cerita lucu, membuat suasana di sekitar mereka menjadi lebih hidup. “Clara, tahu nggak kenapa ayam menyeberang jalan?” tanyanya suatu ketika, dan sebelum Clara menjawab, Raka melanjutkan dengan gaya komedian. “Karena dia mau ke sisi yang lebih baik!” Clara tertawa terbahak-bahak, merasa senang bisa berbagi momen-momen ringan seperti itu.
Di balik semua itu, Clara mulai merasakan ketertarikan yang tumbuh terhadap Raka. Namun, dia juga tidak bisa mengabaikan Dion, yang selalu ada di sampingnya. Dia merasa terjebak dalam kebingungan antara dua sosok yang sangat berbeda, tetapi keduanya memiliki perasaan yang mendalam.
Di akhir minggu, Raka mengundang Clara untuk datang menonton pertandingan basket yang akan datang. “Ayo, Clara! Aku ingin melihatmu di sana. Kita bisa merayakan kemenangan bareng,” katanya penuh semangat. Clara tidak bisa menolak ajakan itu, meski hatinya berdebar-debar memikirkan bagaimana Dion akan bereaksi.
Malam itu, saat Clara bersiap untuk pergi, dia merenung tentang pilihan yang harus diambil. Raka adalah sosok yang luar biasa, tetapi ada ikatan yang lebih dalam dengan Dion. Dia ingin mengklarifikasi perasaannya, tetapi situasi ini semakin rumit.
Ketika Clara tiba di sekolah untuk pertandingan, dia melihat Raka sudah menunggu di pinggir lapangan dengan senyuman lebar. “Kamu datang! Ayo, kita duduk di sini,” serunya. Clara merasa senang, tetapi di dalam hatinya, dia tidak bisa mengabaikan bayangan Dion yang juga hadir di pertandingan.
Pertandingan berlangsung seru, dan Raka menunjukkan kemampuannya di lapangan. Setiap kali dia mencetak poin, Clara bersorak gembira. Dia merasakan energi positif dari Raka, tetapi di sudut matanya, dia juga melihat Dion yang tampak lebih serius dari biasanya.
Setelah pertandingan, saat Raka merayakan kemenangan bersama tim, Clara merasakan momen-momen indah di sekelilingnya. Raka memberikan perhatian penuh padanya, sementara Dion berdiri di belakang, terjebak dalam pikirannya sendiri.
Dengan rasa bingung yang menggelayuti pikiran Clara, Chapter 12 diakhiri. Pertarungan batin antara cinta, persahabatan, dan ketertarikan semakin mendalam, meninggalkan pembaca penasaran tentang arah yang akan diambil Clara dan bagaimana Raka akan melanjutkan usaha menaklukkan hatinya.
To be continued...