NovelToon NovelToon
Jangan Sakiti Ibuku! (Anak Genius)

Jangan Sakiti Ibuku! (Anak Genius)

Status: tamat
Genre:Tamat / Lari Saat Hamil / One Night Stand / Single Mom / Anak Genius / Hamil di luar nikah
Popularitas:112.1k
Nilai: 5
Nama Author: IAS

" Meskipun Anda adalah ayah biologis saya, tapi Anda bukanlah ayah dalam kehidupan saya!" ucap Haneul Ahmad Syafi.

Seorang anak laki-laki berusia 7 tahun berkata tajam kepada pria dewasa yang mengenakan jas putih. Dia tahu bahwa pria itu adalah orang yang membuatnya dirinya ada di dunia ini sekaligus membuat sang ibu menderita selama bertahun-tahun.

Bagiamana pria itu meluluhkan hati putra dan wanita yang pernah ia buat menderita karena perbuatan jahatnya di masa lampau?

Akankan Haneul dan ibunya bisa menerima pria itu di kehidupan mereka, mengingat trauma yang dibuat pria itu cukup membuat sang ibu merasa menderita?

Yuuk baca, yang tidak suka di skip tidak apa-apa.
Terima kasih.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

JSI 03: Pertunjukan Haneul

" Oke, kamu hanya harus mengikuti not yang tertulis di kertas ya Han dan lakukan seperti saat latihan. Ingat itu, jangan gugup. Eomma yakin kamu bisa melakukan Engan baik."

Hyejin menggenggam erat tangan Haneul. Sambil terus mengucapkan doa dalam hati, Hyejin bolak-balik melihat arloji yang melingkar di tangan kanannya.

" Eomma, perasaan bukan aku deh yang gugup tapi Eomma. Tenang saja, aku sudah sering melakukannya, aku juga sudah sering berlatih dengan baik."

Malam ini adalah malam dimana Haneul akan tampil sebagai pembuka diacara teater musik di salah satu teater musik. Teater Bobino, atau dalam sejarahnya dikenal sebagai Les Foiles Bobino. Menurut informasinya Bobino merupakan teater aula musik yang telah menampilkan sebagian besar nama besar musik perancis abad 20. Maka dari itu, Hyejin memang sedikit gugup. Tapi Haneul tidak, bocah berusia 7 tahun itu sangat tenang dan santai.

" Haah, kamu ini. Iya, iya Eomma tahu. Jangan lupa berdoa sebelum naik ke atas panggung, oke."

" Iya Eomma, Han tidak akan lupa."

Tepat pukul 07.30 malam waktu negara P. Tidak ada kata sambutan memang untuk dimulainya teater musik tersebut karena Haneul memang lah menjadi pembukanya. Haneul sudah berada di sisi kiri panggung dengan sebutan piano besar. Dia duduk di sana, dan saat lampu menyorotnya, tangan Haneul mulai menari indah di atas tuts piano. Alunan musik mulai memenuhi ruangan teater, semua ikut hanyut dalam melodi yang Haneul mainkan.

Apalagi lagi yang Haneul mainkan adalah lagu milik Edith Piaf yang berjudul La Vie En Rose. Lagu yang dirilis di tahun 1945 tepatnya setelah perang berakhir ini menceritakan tentang cinta dan kebahagiaan yang dirasakan saat sedang jatuh cinta. Semua orang tentu tahu lagu tersebut karena menjadi referensi internasional.

Deeenggg

Tuts terakhir ditekan oleh Haneul, tanda permainan piano nya selesai. Ia lalu berdiri dan membungkuk kepada para penonton yang datang, riuh suara tepuk tangan memenuhi teater. Tatapan kagum jelas bisa Haneul rasakan. Ia pun kembali masuk ke dalam dan menghembuskan nafas lega.

Di bangku penonton, Hyejin sungguh terharu. Matanya berkaca-kaca melihat penampilan Haneul. Dia tahu putranya sangat suka bermusik. Bukan hanya piano saja yang Haneul kuasai. Gitar, biola dan drum adalah alat musik yang bisa Haneul mainkan dengan sangat baik.

Hyejin kemudian bangkit dari kursi nya dan pergi menuju belakang stage. Mereka tentu akan pulang setelah Haneul selesai melakukan penampilan. " Kerja bagus sayang, Eomma bangga padamu nak."

" Terimakasih Eomma. Apakah kita akan langsung pulang."

" Ehmm, bagaimana kalau kita makan di luar. Sebelum berangkat tadi kita hanya sediiikiiit sekali maknanya."

Ajakan Hyejin tentu saja langsung disetujui oleh Haneul. Sudah lama mereka tidak makan di luar bersama. Dua bulan ini Hyejin sedang banyak sekali pekerjaan, dan ketika sampai di rumah ia tampak sudah lelah. Sedangkan Haneul pun begitu, sanggarnya sedang mempersiapkan sebuah pertunjukan besar di teater musik Alahambra. Itu adalah salah satu teater musik yang cukup menjadi favorit Haneul, dan cita-citanya adalah pergi untuk tampil di sana. Maka dari itu Haneul juga sibuk dengan latihan.

Kedua ibu dan anak itu langsung pergi meninggalkan teater, mereka harus menunggu hingga acara di sana selesai. Karena pada dasarnya tugas Haneul adalah sebagai pembuka.

Di sisi lain, tepatnya di bangku penonton, seorang pria tampak tersihir dengan penampilan yang baru saja ia saksikan. Matanya bahkan belum beranjak dari atas panggung, padahal orang yang melakukan pertunjukan sudah tidak ada di sana.

" Sayang, bagus kan? Aku yakin kamu tidak akan menyesal datang ke mari."

" Apa kita pernah bertemu anak itu, mengapa aku merasa seperti mengenalnya?"

Abelia menatap Sailendra dengan tatapan penuh keheranan. Jelas saja tidak, mereka bahkan baru 2 hari berada di kota ini. Jadi mana mungkin pernah bertemu dengan anak yang baru saja menampilkan kepandaiannya memainkan piano.

Ya, bocah yang Sailendara lihat adalah Haneul. Ketika Haneul muncul, matanya langsung tertuju ke sana. Hatinya seperti tertusuk sebuah belati, sakit. Rasanya begitu sakit saat melihat bocah laki-laki itu. Ia sendiri tidak tahu kenapa tapi itulah yang ia rasakan, bahkan mata Sai mulai mengembun.

" Eeh, kamu nangis Sai?"

" Tidak, mungkin bocah itu mengingatkan ku terhadap pasien yang pernah ku operasi tapi ternyata tetap tidak bisa bertahan. Dan sepertinya liburan kita akhiri di sini. Aku sudah memberi tiket pesawat. Kita akan kembali ke tanah air besok pagi-pagi sekali. Tapi jika kamu masih ingin di sini, maka tinggallah. Aku tidak bisa terlalu lama meninggalkan pasien-pasienku."

Abilla tidak menjawab, dari awal dia sudah yakin bahwa semuanya tidak akan berjalan sesuai dengan apa yang ia harapkan. Inilah adalah ungkapan nyata dari ' ekspektasi tidak sesuai dengan realita', keinginan Abilla berlibur dengan tunangan di kota romantis adalah agar Sai bisa bersikap romantis juga terhadap dirinya, tapi semuanya hanyalah tinggal angan-angan saja. Sailendra Khalid Daneswara tetaplah datar seperti kanebo yang kering dan selalu teringat dengan pasiennya.

Sebenarnya Abilla memaklumi hal tersebut. Sai adalah pria berusia 34 tahun yang merupakan seorang dokter bedah toraks dan kardiovaskular. Bedah toraks dan kardiovaskular adalah tindakan medis berupa bedah pada dada ( Sumber: Wikipedia.org). Dan di Rumah Sakit Mitra Harapan, dokter bedah toraks masihlah sangat terbatas. Bahkan sekarang Sai pun masih mengambil gelar profesor agar bisa semakin ahli dalam bidang tersebut. Tapi Abilla juga wanita biasa yang kadang ingin dimanja, ia ingin sekali bisa menghabiskan waktu selayaknya pasangan pada umumnya.

" Bagaimana, kau mau tetap tinggal atau akan pulang. Kalau kau akan tetapi tinggal maka aku akan merescedul tiket pesawat milikmu," tanya Sai, saat ini keduanya sudah berad di depan pintu kamar yang mereka tinggali. Abilla di depan pintu kamar nya sendiri dan begitu pun juga Sai. Meeka tidak seperti apa yang kalian pikirkan ya, Sai tidak pernah setuju dengan ide tinggal bersama saat liburan begini meskipun mereka sudah menjadi tunangan.

" Haaah, aku akan tinggal. Masih banyak endorsment yang belum ku kerjakan di sini. Kau tahu kan bahwa aku di sini juga karena kerjaan."

" Oke, maka akan aku reschedul yakni di hari kau pulang. Besok aku akan langsung ke bandara. Jadi kau tidak perlu mengantarku. Tidurlah dengan nyaman."

Cekleek

Braaak

Dari suara pintu yang Abilla tutup, jelas sekali bahwa ia sangat kesal. Sai hanya menggeleng pelan lalu ikut masuk ke dalam kamar. Di kamar yang berbeda, Abilla melemparkan tasnya kemudian ia menangis tersedu. Ia menangis karena merasa lelah. Bertunangan sudah setahun dan siap untuk merencanakan pernikahan tapi Sai masih seperti itu dan tidak ada perubahannya sama sekali.

" Aku lelah, aku sungguh capek dengan kamu. Kamu sama sekali tidak bisa mengerti aku. Aku hanya ingin waktumu sebentar saja. Entahlah, jika begini apakah aku sanggup untuk melanjutkan apa yang sudah kita jalani selama ini. Hiks, aku sungguh lelah Sai hiks hiks hiks."

TBC

1
neni maharani
Alur cerita yang menarik❤️❤️
Tia H.
cerita ringan dan enak di baca tidak membosankan per part nya selalu ada penyelesaian dari part sebelumnya.
cerita ini sangat bagus bagus banget menurut ku. dan mengenai haneul yang dewasa padahal usia nya masih kecil itu di real juga ada jadi g heran kalau haneul punya pikiran sedewasa itu.
semangat berkarya kk othor 💪💪💪.
Tia H.
MasyaAllah kata2 abilla dan joon aku takjub sekali.
sangat2 bijak sekali.
Tia H.
Alhamdulillah eomma nya haneul menerima appa sai.
Tia H.
uuhhh gemes baperrr dah ah 🤩🤩.
Tia H.
duh aku jadi sedih ini.
Royhan
Luar biasa
Bunda Aish
Alhamdulillah akhirnya happy untuk semua
Bunda Aish
kesabaran mu berbuah manis ya Sai
Friska Tiara Utami
Yasa dari cerita yang mana ya? Aku lupa
Damar Pawitra IG@anns_indri: Halo Kak, Yasa di ceritq " Jangan Menangis Bunda" ya. bisa dicek disana.
terimakasih sudah membaca 🤗
total 1 replies
Tiwik
Luar biasa
Bunda Aish
ada aja yang jadi omongan tetangga julid sok tahu dan kepo dengan kehidupan orang lain, atau ada "kompornya nih?
𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕
𝒎𝒂𝒌𝒂𝒔𝒊𝒉 𝒕𝒉𝒐𝒓 𝒚𝒈 𝒖𝒅𝒂𝒉 𝒕𝒂𝒎𝒂𝒕𝒊𝒏 𝒄𝒆𝒓𝒊𝒕𝒂 𝒊𝒏𝒊 𝒘𝒂𝒍𝒂𝒖 𝒎𝒆𝒓𝒖𝒈𝒊𝒌𝒂𝒏 𝒂𝒖𝒕𝒉𝒐𝒓𝒏𝒚𝒂 🙏🙏🙏 𝒕𝒆𝒕𝒂𝒑 💪💪 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒃𝒆𝒓𝒌𝒂𝒓𝒚𝒂 𝒕𝒉𝒐𝒓
𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕
𝒂𝒌𝒉𝒊𝒓𝒏𝒚𝒂 𝑺𝒂𝒊 𝒖𝒏𝒃𝒐𝒙𝒊𝒏𝒈 𝒋𝒈 😅😅😅
Sugiharti Rusli
Alhamdulillah akhirnya Sai, Hyejin dan Haneul bisa membentuk keluarga yang lengkap,,,
Sugiharti Rusli
semoga lha pernikahan mereka samawa yah💝💝💝
Anne Rukpaida
Alhamdulillah... happy ending 😊 mksh Kaka author 🙏
Lukman Lukman
,💪🏻💪🏻💪🏻💪🏻🤧😘
Ika Surya Ningsih
alhamdulillah y k..
sukses slalu k
Cini Kudo
seru ceritanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!