Chiara harus meninggal dunia bersama dengan bayi di dalam kandungannya dalam sebuah kecelakaan yang direncanakan oleh keluarganya dan suaminya sendiri. Setelah dia mengetahui rahasia besar yang mereka simpan selama ini.
Namun, siapa sangka Chiara malah terbangun di saat 3 tahun yang lalu, tepatnya di hari pernikahannya dengan Riko. Setelah hidup kembali karena mengulang waktu, Chia pun bertekad untuk membalas dendam dengan lari dari pernikahannya dengan Riko dan menikahi pria lain yang sama sekali tidak dikenalnya.
Dan sungguh tak terduga bahwa pria yang Chia nikahi adalah Glenn Alexander Agraham. Yang merupakan seorang Ceo perusahaan besar sekaligus Mafia yang terkenal dengan sikap kejamnya yang tak kenal ampun.
Akankah rencana balas dendam Chiara kepada keluarga dan suaminya berhasil? Ataukah dia malah jatuh cinta pada suami kontraknya? Ikuti kisah serunya hanya ada di Aplikasi Noveltoon atau Mangatoon .
Dengan judul ....
𝙋𝙚𝙧𝙣𝙞𝙠𝙖𝙝𝙖𝙣 𝘽𝙖𝙡𝙖𝙨 𝘿𝙚𝙣𝙙𝙖𝙢
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Phopo Nira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 03. Mengulang Waktu
Duaaarrr, ….
Bersamaan dengan perkataan terakhir Chia, mobilnya seketika meledak dan membakar habis semua yang ada di dalamnya termasuk tubuh Chia yang masih berada di dalam mobil itu. Semua orang berteriak histeris melihat kecelakaan tragis itu, apalagi melihat ada satu wanita yang berada di dalam salah satu mobil tersebut. Berbeda dengan Riko yang diam-diam tersenyum puas melihat kematian Chia yang secara tragis.
“Kita berhasil! Chia mungkin sudah berada di neraka saat ini.” Riko bahkan langsung mengirimkan pesan kepada Kira perihal kematian Chia.
...----------------...
“TIDAK!”
Suara teriakan Chia yang terbangun dari dari tidurnya mengejutkan semua orang di dalam ruangan yang tampak sangat mewah itu. Mereka bahkan menatap Chia dengan bingung, pasalnya pengantin yang sedang mereka rias itu tiba-tiba saja membuka mata dan berteriak.
Tanpa sadar tubuh Chia gemetar ketakutan, ingatan tentang kecelakaan mobil dan kematian tragisnya membuatnya tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri. Bahkan Chia sampai tidak menyadari keberadaan orang-orang yang menatapnya dengan bingung.
“Hiks, … Kenapa kalian semau melakukan ini padaku?”
“Kenapa?”
“Kenapa kalian membunuhku dan anakku?”
Chia terus bergumam sendiri sambil memeluk tubuhnya yang semakin bergetar ketakutan. Rasa sakit, kecewa, marah dan kehilangan serta terkhianati bercampur menjadi satu. Chia terus memeluk perutnya dimana anaknya pernah berada di dalam sana.
“Apakah kamu bermimpi buruk, Chia?” tanya seorang wanita paruh baya yang terasa tidak asing membuat Chia menolehkan tatapannya yang basah oleh air mata.
“Benar, ini pasti efek kelelahan karena kamu terlalu bersemangat menyiapkan pesta pernikahan hari ini,” imbuh wanita yang satunya.
“Para pembunuhku dan anakku!” batin Chia penuh dendam yang begitu membara.
Untuk sesaat Chia memang sempat terpaku melihat keberadaan Mita dan Kira di hadapannya dengan mengenakan gaun yang seingat Chia hanya di pakai saat pernikahannya dengan Riko di laksanakan. Bahkan keduanya tampak menunjukan kasih sayang palsu yang Chia dapatkan selama ini. Hingga Chia menyadari bahwa dirinya sedang mengenakan sebuah gaun pengantin yang dia gunakan untuk pernikahannya dengan Riko.
“Tunggu! Kenapa aku menggunakan gaun pengantin ini lagi? Bukankah aku sudah mati dalam kecelakaan yang di rencanakan oleh keluarga dan suamiku sendiri?” batin Chia yang masih berusaha mencerna semuanya.
“Sebenarnya apa yang terjadi?”
“Mengapa aku bisa berada di sini lagi?”
“Apakah aku sedang di perlihatkan tentang kenangan masa laluku sebelum rohku di kirim ke alam baka?”
“Bahkan para iblis berwujud manusia ini juga berada di sisiku sekarang?”
Chia terus melamun dan bertanya-tanya di dalam hatinya dengan apa yang sebenarnya sedang terjadi pada dirinya. Seharusnya dia memang sudah mati, karena rasa sakit dan panasnya api yang membakarnya dalam kecelakaan itu sangat jelas dia rasakan. Lalu kenapa Chia merasa apa yang di sekelilingnya sekarang adalah nyata.
“Chia, kenapa kau malah melamun?” Suara Kira menyadarkan Chia dari lamunannya dan melontarkan tatapan penuh kebencian pada dua wanita yang ikut merencanakan kematiannya itu.
“Lihatlah, kenapa kamu malah menangis di hari pernikahanmu! Jadinya, riasan wajahmu menjadi rusak begini.”
Mita berniat ingin membantu Chia menghapus sisa air mata dipipinya. Namun, Chia malah menepisnya dengan kasar bahkan tatapan matanya menunjukan sebuah kebencian yang begitu besar kepada Mita dan Kira. Siapa orang yang tidak akan membenci pembunuh dirinya dan juga calon anaknya yang tidak melakukan kesalahan apapun kepada mereka semua.
“Jangan sentuh aku dengan tangan kotormu itu!” ketus Chia dengan tatapan tajamnya.
“Chia, ada apa denganmu? Kenapa kau menepis tangan Mamah dengan kasar seperti ini?” tanya Kira yang tidak terima akan perlakuan Chia kepada Mamahnya.
“Kau yakin kalau wanita ini Mamahku juga?” Bukannya menjawab Chia malah semakin mengatakan hal yang membuat Mita dan Kira sangat terkejut.
“Apa maksudmu. Chia?”
“Kenapa kamu menjadi bersikap seperti ini pada Mamahmu sendiri?”
“Apakah kamu begitu tertekan dengan semua persiapan pernikahanmu dengan Riko? Tenang saja, hari ini semuanya akan berakhir dan kau akan resmi menjadi istrinya,” cecar Kira yang seolah sangat mendukung hubungan Chia dan Riko.
“Pernikahan?”
Chia dengan cepat meraih ponselnya yang berada di atas meja rias. Dia memeriksa hari, tanggal, bulan dan tahun yang tertera di layar ponselnya. Detik itu juga, Chia menyadari bahwa sepertinya dia sedang kembali pada hari pernikahannya yang terjadi tiga tahun yang lalu. Chia kembali memperhatikan sekelilingnya dengan seksama dan semuanya masih sama persis seperti dulu kecuali kejadian penolakannya tadi atas sentuhan Mita.
“Benarkah aku sedang mengulang waktu?”
“Apakah Tuhan sedang menunjukan keajaibannya padaku?”
“Benarkah Tuhan benar-benar telah mengabulkan doaku?”
“Memberiku kesempatan untuk membalas perbuatan kejam mereka dengan membuatku mengulang kembali waktu?”
Lagi-lagi berbagai pertanyaan muncul di benak Chia yang masih belum dapat mempercayai semua itu. Sementara itu, Mita dan Kira hanya memperhatikan sikap Chia yang semakin aneh setelah bangun dari tidurnya saat di rias tadi. Tampak Mita dan Kira saling melempar pandangan satu sama akan perubahan sikap Chia yang jauh dari Chia yang biasanya.
“Benarkah hari ini adalah hari pernikahanku?” tanya Chia entah kepada siapapun yang mau menjawabnya, karena dia ingin memastikannya sekali lagi.
“Apa kamu sudah melupakan hari yang paling kau tunggu-tunggu selama satu bulan ini?” Bukannya menjawab Kira malah seolah menyindir Chia secara halus, Chia yang begitu bersemangat untuk melangsungkan pertunangan dengan Riko atas perjodohan orang tuanya.
Chia mengabaikan perkataan Kira, lalu bergumam, “Aku harus memastikannya sendiri bahwa semua ini bukanlah sebuah mimpi!”
Untuk lebih memastikannya, Chia langsung meraih sebuah alat pencukur alis di depannya dan menggoreskan alat tersebut di pergelangan tangannya. Chia pun memekik kesakitan saat merasakan rasa sakit itu memang nyata dan begitu juga dengan semua yang terjadi. Lain halnya dengan Mamah Mita, Kira dan semua orang di sana yang terkejut dengan aksi nekad Chia.
“Akhh, …” pekik Chia saat rasa sakit dari luka goresan itu mulai dia rasakan.
“CHIA!?” seru Mita dan Kira yang terkejut dnegan aksi gila Chia, bahkan semua orang di dalam ruangan itu sama terkejutnya.
“Hahahaa, …” Chia lagi-lagi mengabaikan semua orang dan malah tertawa bahagia.
“Aku benar-benar kembali? Aku kembali mengulang waktu satu tahun yang lalu. Tuhan memberikan keajaibannya dan memberiku kesempatan untuk balas dendam pada orang-orang yang telah menyakitiku di masa lalu!” ungkap Chia dalam hatinya yang kini percaya bahwa dirinya memang telah mengulang waktunya, tapi disisi lain dia sangat bahagia karena Tuhan mengabulkan permintaannya.
“Chia, apa yang kamu lakukan? Mengapa kamu melukai tanganmu di hari pernikahanmu sendiri?” Pertanyaan dari Mita menyadarkan Chia bahwa bukan saatnya dia terlena dengan keajaiban yang Tuhan berikan padanya.
Bersambung, ....